Anda di halaman 1dari 5

‫‪PENJELASAN TENTANG IMAN, ISLAM, DAN IHSAN.

‬‬

‫‪Diajukan Sebagai Tugas Akhir‬‬

‫‪Oleh:‬‬

‫)‪Lubabul Amir Zain (NIM: 1893044084‬‬

‫‪A. HADITS‬‬

‫صلَّى هللاُ‬ ‫س ْو ِل هللاِ َ‬ ‫س ِع ْندَ َر ُ‬ ‫عن عمر ابن الخطاب رضي هللا عنه قال بَ ْينَ َما نَحْ ُن ُجلُ ْو ٌ‬
‫علَ ْي ِه‬
‫ش ْع ِر‪ ,‬الَ ي َُرى َ‬ ‫س َوا ِد ال َّ‬
‫ش ِد ْيدُ َ‬
‫ب َ‬‫اض الثِِّيَا ِ‬ ‫ش ِد ْيدُ بَيَ ِ‬ ‫علَ ْينَا َر ُج ٌل َ‬ ‫سلَّم ذَاتَ يَ ْو ٍم ِإ ْذ َ‬
‫طلَ َع َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫َ‬
‫سلَّم‪ ,‬فأ َ ْسنَدَ ُر ْكبَت َ ْي ِه ِإلَى‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي َ‬ ‫س ِإلَى النَّبِ ِِّ‬‫سفَ ِر َوالَ يَ ْع ِرفُهُ ِمنَّا أ َ َحدٌ‪َ ,‬حتَّى َجلَ َ‬
‫أَث َ ُر ال َّ‬
‫صلَّى‬ ‫اإل ْسالَ ِم‪ ,‬فَقَا َل َر ُ‬
‫س ْو ُل هللاِ َ‬ ‫علَى فَ ِخذَ ْي ِه‪َ ,‬و قَا َل ‪َ :‬يا ُم َح َّمدُ أ َ ْخ ِب ْرنِ ْي َ‬
‫ع ِن ِ‬ ‫ُر ْك َبت َ ْي ِه‪َ ,‬و َو َ‬
‫ض َع َكفَّ ْي ِه َ‬
‫صالَة َ‪,‬‬ ‫سلَّم ‪ :‬ا َ ِإل ْسالَ ُم أ َ ْن ت َ ْش َهدَ أ َ ْن الَ ِإ لَهَ ِإالَّ هللاُ َو أَ َّن ُم َح َّمدًا َر ُ‬
‫س ْو ُل هللاِ‪َ ,‬وت ُ ِق ْي ُم ال َّ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫هللاُ َ‬
‫صدَ ْقتُ ‪َ .‬ف َع ِج ْبنَا‬ ‫س ِب ْيالً‪ .‬قَا َل ‪َ :‬‬
‫طعْتَ ِإلَ ْي ِه َ‬ ‫ضانَ ‪َ ,‬وت َ ُح َّج ْالبَيْتَ ِإ ِن ا ْست َ َ‬ ‫ص ْو َم َر َم َ‬ ‫ي َّ‬
‫الز َكاة َ‪َ ,‬وت َ ُ‬ ‫َوتُؤْ تِ َ‬
‫ان‪َ ,‬قا َل ‪ :‬أ َ ْن ِباهللِ‪َ ,‬و َمالَئِ َكتِ ِه‪َ ,‬و ُكت ُ ِب ِه‪َ ,‬و ُر ُ‬
‫س ِل ِه‪,‬‬ ‫اإل ْي َم ِ‬
‫ع ِن ِ‬ ‫ص ِدِّقُهُ‪ .‬قَا َل ‪َ :‬فأ َ ْخ ِب ْرنِ ْي َ‬
‫َلهُ َي ْسئَلُهُ َويُ َ‬
‫ان‪َ ,‬قا َل ‪:‬‬ ‫س ِ‬
‫اإلحْ َ‬ ‫ع ِن ِ‬ ‫اآلخ ِر‪َ ,‬و تُؤْ ِمنَ ِب ْالقَد ِْر َخي ِْر ِه َو ش ِ َِّرهِ‪ .‬قَا َل ‪َ :‬‬
‫صدَ ْقتَ ‪ .‬قَا َل ‪ :‬فَأ َ ْخ ِب ْرنِ ْي َ‬ ‫َو ْال َي ْو ِم ِ‬
‫ع ِة َقا َل ‪َ :‬ما‬ ‫سا َ‬ ‫ع ِن ال َّ‬ ‫أ َ ْن ت َ ْعبُدَ هللاَ َكأَنَّكَ ت ََراهُ فَإ ِ ْن َل ْم ت َ ُك ْن ت ََراهُ فَإِنَّهُ َي َراكَ ‪ .‬قَا َل ‪ :‬فَأ َ ْخ ِب ْر ِن ْي َ‬
‫ارا ِت َها‪ ,‬قَا َل ‪ :‬أ َ ْن ت َ ِلدَ األ َ َمةُ َربَّت َ َها‪َ ,‬وأ َ ْن‬
‫ع ْن أ َ َم َ‬
‫سا ِئ ِل‪ .‬قَا َل ‪ :‬فَأ َ ْخ ِب ْرنِ ْي َ‬ ‫ْال َمسْؤُ ْو ُل َ‬
‫ع ْن َها بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ ال َّ‬
‫طلَقَ ‪ ,‬فَلَ ِبثْتُ َم ِليًّا‪ ,‬ث ُ َّم قَا َل ‪َ :‬يا‬ ‫ان‪ ,‬ثم ا َ ْن َ‬ ‫ط َاولُ ْونَ ِف ْي ْالبُ ْن َي ِ‬‫اء َيت َ َ‬
‫ش ِ‬ ‫ت ََرى ْال ُحفَاة َ ْالعُ َراة َ ْال َعالَةَ ِر َ‬
‫عا َء ال َّ‬
‫س ْولُهُ أ َ ْعلَ ُم‪ .‬قَا َل ‪ :‬فَإِنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل أَت َا ُك ْم يُ َع ِلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‪َ .‬ر َواهُ‬‫سا ِئل؟ قُ ْلتُ ‪ :‬هللاُ َو َر ُ‬ ‫ي َم ِن ال َّ‬ ‫ع َم ُر‪ ,‬أَتَد ِْر ْ‬
‫ُ‬
‫ُم ْس ِل ٌم (أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري بن كعب بن ربيعة بن عامر بن‬
‫صعصعة بن سلمة بن األكوح النيسابوري ‪ :‬صحيح مسلم ‪ :‬الجزء األول ‪ :‬دار الفكر ‪:‬‬
‫بيروت ‪ :‬لبنان ‪ :‬ص ‪)28-27 :‬‬

‫)‪Artinya: “Umar Ibn Khattab berkata: Pada suatu hari kami (sahabat‬‬
‫‪duduk dekat dengan Rasulullah Saw. tiba-tiba datang seorang lelaki dengan‬‬
‫‪mengenakan pakaian putih dan rambutnya hitam. Tidak nampak bekas‬‬
‫‪penempuhan perjalanan. Dan salah satu dari kami tidak ada yang mengenalinya.‬‬
‫‪Hingga akhirnya ia duduk di hadapan nabi Shollallahu Alaihi Wasallam‬‬
‫‪kemudian lututnya disandarkan di hadapan lutut nabi dan meletakkan kedua‬‬

‫‪1‬‬
tangan di atas kedua paha nabi. Dan lelaki tersebut berkata: “Wahai Muhammad
kabari aku tentang Islam”. Kemudian beliau bersabda: “Islam ialah ketika
engkau mengucapkan asyhadu an laa ilaha illa allah wa anna muhammadan
rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan engkau mendirikan sholat dan
menunaikan zakat dan berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji jika
mampu selama perjalanan”. Lelaki tersebut berkata: “Engkau benar”. Maka
kami heran dengan lelaki tersebut yang bertanya dan membenarkannya. Dia
berkata: “Kemudian kabari aku tentang iman”. Beliau bersabda: “Ketika engkau
iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, dan hari
akhir, dan mengimani adanya qodar beserta positif dan negatifnya”. Dia berkata:
“Engkau benar”. Dia berkata: “Kemudian kabari aku tentang ihsan”. Beliau
bersabda: “Ketika engkau menyembah Allah seakan-akan dirimu melihat-Nya
padahal kamu tidak melihat-Nya. Maka sesungguhnya Dia melihat”. Dia berkata:
“Kemudian beritahu aku tentang hari kiamat”. Beliau bersabda: “Yang tanya
lebih tahu daripada yang ditanyain”. Dia berkata: “Beritahu kepdaku tentang
tanda-tandanya”. Beliau bersabda: “ Jika seorang budak wanita melahirkan
tuannya, jika engkau melihat orang yant kakinya telanjang, tanpa memakai baju
serta pengembala kambing telah saling berlomba-lomba mendirikan bangunan
megah menjulang tinggi.” Kemudai lelaki itu pergi. Aku pun terdiam, sehingga
nabi bertanya kepadaku: “Wahai Umar. Apakah engkau tahu siapa yang
bertanya tadi ?”. Aku menjawab: “Allah beserta rasul-Nya lebih mengetahui”.
Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang untuk mengajari kalian”.
(Riwayat Muslim)

B. TAKHRIJ HADITS

Hadits ini secara lengkap diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 8, dan
diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (I/27,28,51,52), Abu Dawud (no. 4695), at Tirmidzi
(no.2610), an Nasaa-i (VIII/97), Ibnu Majah (no. 63), Ibnu Mandah dalam al Iman (1,14),
ath Thoyalisi (no. 21), Ibnu Hibban (168,173), al Aajurri dalam asy Syari’ah (II/no.205,
206, 207, 208), Abu Ya’la (242), al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no.2), al Marwazi
dalam Ta’zhim Qadris Shalat (no.363-367), ‘Abdullah bin Ahmad dalam as Sunnah

2
(no.901,908), al Bukhari dalam Khalqu Af’aalil ‘Ibaad (190), Ibnu Khuzaimah (no.2504)
dari sahabat Ibnu ‘Umar dari bapaknya ‘Umar bin Khaththab.

Hadits ini mempunyai syawahid (penguat) dari lima orang sahabat. Mereka
disebutkan oleh al Hafizh Ibnu Hajar al ‘Asqalani dalam Fathul Baari (I/115-116), yaitu :

1. Abu Dzar al Ghifari (HR Abu Dawud dan Nasaa-i).


2. Ibnu ‘Umar (HR Ahmad, Thabrani, Abu Nu’aim).
3. Anas (HR Bukhari dalam kitab Khalqu Af’aalil Ibaad).
4. Jarir bin ‘Abdullah al Bajali (HR Abu ‘Awanah).
5. Ibnu ‘Abbas dan Abu Amir al ‘Asy’ari (HR Ahmad, sanadnya hasan)

C. PENJELASAN TENTANG HADITS

1. Definisi Ihsan

Ihsan adalah ikhlas dan penuh perhatian. Artinya, sepenuhnya ikhlas untuk
beribadah hanya kepada Allah dengan penuh perhatian, sehingga seolah-olah engkau
melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu seperti itu, maka ingatlah bahwa Allah senantiasa
melihatmu dan mengetahui apapun yang ada pada dirimu.

Sabda Rasulullah ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendefinisikan kata


ihsan “engkau menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan seterusnya”
mengisyaratkan, bahwa seorang hamba menyembah Allah dalam keadaan seperti itu.
Berarti, ia merasakan kedekatan Allah dan ia berada di depan Allah seolah-olah melihat-
Nya. Hal ini menimbulkan rasa takut, segan dan mengagungkan Allah, seperti dalam
riwayat Abu Hurairah: “Hendaknya engkau takut kepada Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya”.

Ibadah seperti ini juga menghasilkan ketulusan dalam beribadah, dan berusaha
keras untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.

Tentang sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam “Jika engkau tidak dapat
melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu”, ada yang mengatakan, sabda tersebut
merupakan penjelasanan bagi sabda sebelumnya. Bahwa jika seorang hamba
diperintahkan merasa diawasi Allah dalam ibadah dan merasakan kedekatan Allah
dengan hamba-Nya hingga hamba tersebut seolah-olah melihat-Nya, maka bisa jadi hal
tersebut baginya. Untuk itu, hamba tersebut menggunakan imannya, bahwa Allah melihat

3
dirinya, mengetahui rahasianya, mengetahui yang diperlihatkannya, batinnya, luarnya,
dan tidak ada sedikit pun dari dirinya yang tidak diketahui-Nya. Jika hamba tersebut
menempatkan diri dengan posisi seperti ini, maka mudah bagi hamba tersebut untuk
beranjak ke posisi kedua, yaitu terus-menerus melihat kedekatan Allah dengan hambaNya
dan kebersamaan Allah dengan hamba-Nya, hingga hamba tersebut seperti melihat-Nya.

2. Definisi Iman

Iman itu berupa pembenaran hati artinya hati menerima semua ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah Saw. Pengakuan dengan lisan artinya mengucapkan dua kalimat
syahadat asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.
Sedangkan perbuatan dengan anggota badan artinya amal hati yang berupa keyakinan-
keyakinan dan beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan melakukan ibadah-
ibadah sesuai dengan kemampuannya.

Dan salah satu pokok penting dari aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah ialah
keyakinan bahwa iman itu bertambah dan berkurang. Hal ini telah ditunjukkan oleh dalil-
dalil dari kitab maupun Sunnah. Salah satu dalil dari kitab yaitu firman Allah ta’ala yang
berarti: “Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.”
(QS. Al Fath [48] : 4).

Dalil dari sunnah diantaranya adalah sabda Nabi tentang sosok kaum perempuan,
”Tidaklah aku melihat suatu kaum yang kurang akal dan agamanya dan lebih cepat
membuat hilang akal pada diri seorang lelaki yang kuat daripada kalian ini (kaum
perempuan).” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Maka ayat di atas menunjukkan penetapan bahwa iman itu bisa bertambah,
sedangkan di dalam hadits tersebut terdapat penetapan tentang berkurangnya agama.
Sehingga masing-masing dalil ini menunjukkan adanya pertambahan iman. Dan secara
otomatis hal itu juga mengandung penetapan bisa berkurangnya iman, begitu pula
sebaliknya. Sebab pertambahan dan pengurangan adalah dua hal yang tidak bisa dipisah-
pisahkan. Tidak masuk akal keberadaan salah satunya tanpa diiringi oleh yang lainnya.

4
3. Definisi Islam

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang
berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari
kata aslama ini. Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan
bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (Salama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat
disimpulkan Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di
akhirat (alam kehidupan setelah kematian).

Anda mungkin juga menyukai