Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TOPIK, TEMA, DAN JUDUL KARANGAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dosen Pengampu : Rio IrawanSaputra, M. Pd

Disusun Oleh :
1. Meutia Faradilla (51119070)

2. Puni Anjung Megasatri (51119105)

3. Regy Junyarto Yahya (51119111)

UNIVERSITAS SERANG RAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK DAN ILMU
HUKUM
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pokok Pembahasan
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik
2.1.1 Pengertian Topik
2.1.2 Sumber Topik
2.1.3 Pembatasan Topik
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik
2.1.5 Cara Membuat Topik
2.1.6 Tujuan Penulisan
2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan
2.3 Kerangka Karangan
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
3.1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang TOPIK TEMA DAN JUDUL
KARANGAN ini dengan baik meskipun banyak sekali kekurangan didalamnya
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai TOPIK, TEMA DAN JUDUL KARANGAN. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan,
saya mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Serang, 19 Desember 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ketika mempelajari bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita akan di hadapkan dengan
istilah topik, tema ataupun judul ketika membuat sebuah karangan ataupun sejenisnya. adanya
tema atau topik suatu karang merupakan hal yang sangat di perlukan untuk kerangka tulisan
awal sebelum memulai menulis. Ini dikarenakan topik atau tema ini merupakan acuan untuk
menuangkan isi pikiran atau ide menjadi sebuah tulisan. Adanya topik atau tema ini juga
berguna untuk mencegah sebuah tulisan yang dibuat melenceng dari apa yang diingikan dan
menghasilkan sebuah karang yang diinginkan oleh penulis.
Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena
dengan judul yang menarik maka pembaca akan merasa penasaran dan tentunya ingin
membaca isi dari karangan tersebut. Atau dapat kita katakan juga, dengan adanya judul maka
secara tidak langsung karanga tersebut akan jadi menarik bagi pembaca untuk mengetahui apa
isi karanga tersebut. Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam hal ini tema, topik dan judul
maka sangatlah penting untuk mencapai sebuah karangan atau tulisan yang baik dan pastinya
menarik.

1.2 Pokok Pembahasan


1. apa pengertian topik?
2. Bagaimana membuat sebuah topik yang baik?
3. Apa pengertian tema?
4. Apakah yang dimaksud dengan kerangka karangan itu?
5. Apa saja pola sebuah karangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan judul karangan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan judul karangan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Topik
2.1.1 Pengertian Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat. Ini dapat diartikan
bahwa topik merupakan sesuatu hal yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok
pembicaraan ataupun pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang digarap
menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan
ditulis? Atau hendak menulis tentang apa? Atau topik merupakan suatu contoh dari
pembicaraan atau apapun yang akan menjadi landasan dalam penulisan sebuah artikel. Adapun
syarat sebuah topik adalah harus menarik perhatian dan tentunya bermanfaat unutk penulis dan
pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real, dll.
Jika kita akan membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu memilih dan
menetapkan topik dan judulnya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat
umum dan belum terurai, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran
dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan
permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Bertumpu dari penjelasan diatas, maka dapat kita ketahui persamaan juga perbedaan
antara topik dengan judul. Topik dapat menjadi judul karangan, topik juga dapat menjadi
payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya.
Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih
terarah.
Contoh jika dalam menggarap karya ilmiah seperti skripsi, judul memang ditetapkan
pada awal proses penulisannya, yaitu pada waktu pengajuan outline. Akan tetapi kita perlu tahu
bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemilihan topik. Pada jenis
karangan lain sesudah karangan selesai, serta dapat diganti-ganti sepanjang hal itu relevan
dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.

2.1.2 Sumber Topik


Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan hendak menulis apa,
rasanya semua yang ada itu menarik dan kebanyakan sudah ditulis oleh orang lain, namun
sebenarnya masih banyak hal yang dapat dijadika topik tulisan. Untuk membantu menentukan
topik, menurut Wayne N. Thompsondalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat
menentukan sumber topik dengan cara sebagai berikut:
1. Pengalaman pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu

2. Hobi dan keterampilan


a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3. Pengalaman pekerjaan atau profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran sekolah atau kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi, dll.
b. Hasil pengamatan pribadi
6. Peristiwa hangat atau pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial dan masyarakat
d. Problem pribadi
8. Kilasan biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-oarang berjasa
9. Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan
10. Minat khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus

2.1.3 Pembatasan Topik


Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa penulis sudah memilih
apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti
Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,
2. Cukup menarik untuk dibahas,
3. Dikenal dengan baik,
4. Bahannya mudah diperoleh dan
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah langkahnya sebagai
berikut:
1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih bisa
diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai di peroleh topik yang
sangat khusus.
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak demikian
dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.

2.1.4 Kriteria Topik yang Baik


Pada tahap ini tentu saja kita sudah menentukan topik yang akan dikembangkan menjadi
satu karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk
dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan?
Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur:
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang penulisnya.
Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat anda.
Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya. Selain itu, jika
anda menarik menuliskannya tentu akan membuat anda semangat untuk mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca.
Percuma saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk
membacanya. Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang
pengetahuannya, akan tetapi jika anda menulis sesuaut yang baru, eksotis, menyodorkan
alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat emosional, dan hal
eksotis ini akan menarik orang untuk membacanya.
4. Topik harus dapat di tunjang dengan referensi lain.
Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan anda sendiri, untuk
itu, sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya.
Topik yang terlalu luas akan menyulitkan anda sendiri dan akan menyita banyak waktu anda.
Lagi pula pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan anda akan
bertele-tele.

2.1.5 Cara Membuat Topik


Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar
mengetahui pokok permasalahannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya
topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu aspek untuk
diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut adalah cara untuk
mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya:
a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia: Jakarta lebih terbatas dari pulau
Jawa. Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia merdeka” lebih sempit menjadi “Jakarta sebelum
Indonesia merdeka”.
b. Menurut waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia” dipersempit menjadi “seni patung
pada zaman kerajaan Hindu”.
c. Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan Muda-mudi”
dapat dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya krisis moral di kalangan muda-mudi”.
d. Munurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama,
kesenian, dll. Karangan tentang “usaha pemerintah dalam bidang ekonomi” di perkhusus
menjadi “kebijaksanaan diregulasi di bidang ekonomi selama ganti”.
e. Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi terhadap kaum
tani di Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh siaran televisi di Boyolali”.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan; objek
formal ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya: “kesussastraan Indonesian (objek
material) di tinjau dari sudut gaya bahasanya (objek formal). Kepemimpinan di tinjau dari
sudut pembentukan kader-kader baru; keluarga berencana di tinjau dari segi Agama.

2.1.6 Tujuan Penulisan


Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan.
Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan tertentu. Pada dasarnya
tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
bersifat informatif. Adapun Tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Topik : Pentingnya Menjaga Perdamaian
Judul : Damai itu Indah
Tujuan umum : Argumentasi
Tujuan Khusus:
a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan kenyamanan dalam
kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi lebih indah.
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.

2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang telah diuraikan
atau sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh
penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah
tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.
Tema yang Baik
1. Tema menarik perhatian penulis,
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus
mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan di dorong
terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis tersebut sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal atau diketahui dengan baik,


Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.
Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga
mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya, sehingga
pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai
pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latarbelakang masalah
tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat di peroleh


Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar kita
atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya
kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya


Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan


Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu
hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan sebuah rumah tema merupakan
fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya
disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk
menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami
oleh pembaca dengan mudah. Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat
membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline).
Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam
suatu kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
Topik : upaya mengatasi tawuran antar pelajar
Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!
2. Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3. Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.
Tema : Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata tanggungjawab
aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua para pelajar.
Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait.
Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat
yang bergama yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita
semua adalah makhluk hidup haruslah hidup damai dan berdampingan.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak
melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih
mudah membuat suatu karangan yang efektif.

2.3 Kerangka Karangan


2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara gagasan-gagasan yang
ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan
membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis
membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu
bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi
dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut outline, sementara kerangka
yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut sebagai outline final.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti
berikut:
a. Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya,
b. Membatasi pengarang menuliskan karangannya,
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah ditetapkan,
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya, juga menata detail karangan, dan
e. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur
suatu karangan.
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan
Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka kalimat.
1. Kerangka topik
Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka
topik. Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului dengan tanda-
tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (.) tidak
diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat
resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran
yang lebih luas daripada yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai
pada akhir setiap kalimat yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub bab.
2. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah
selesai, kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan.
Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk
gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih
dominan, tidaklah dipantang mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk
penulisan judul-judul sub bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan antara
gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa
huruf dan angka. Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya angka
romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga
kerangka yang hanya menggunakan angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang,
misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam
karangan yang benar-benar seperti skripsi, thesis, disertasi dan buku.

2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan


Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka karangan,
yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan
berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua
dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir
manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
a. Pola alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1. Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang
seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di pakai untuk
mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah
tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Sumatera
A. Banjir di Sumatera Selatan
1. Daerah Lahat
2. Daerah Pendopo
B. Banjir di Sumatera Utara
1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
C. Banjir di.....

2. Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian, baik
yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah
memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat
divariasikan dengan susunan terbalik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.

Topik : Riwayat Hidup Gus Dur


1. Jati diri Gus Dur
2. Pendidikan Gus Dur
3. Karier Gus Dur
4. Akhir Hidup Gus Dur
Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat
diperluas menjadi empat alinea; dapat di perlias menjadi empat Bab; bahkan bisa dibuat
menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.

b. Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara
berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada
sudut pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan
masalah dan umum-khusus.

1. Contoh urutan klimaks


Topik : Kejatuhan Soeharto
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di Dalam Masyarakat
iii. Kerusuhsn Sosial di Mana-mana
iv. Tuntutan Reformasi Menggema
v. Kejatuhan yang Tragis

2. Contoh urutan sebab-akibat


Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di tanah tinggi
2. Penyebab kebakaran
3. Kerugian yang di derita masyarakat dan pemerintah
4. Rencana rehabilitasi fisik

3. Contoh urutan pemecahan masalah


Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
2.1. Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakainya
2.2.Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
2.2.1. Gangguan kesehatan masyarakat
2.2.2. Gangguan kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan Saran

4. Contoh urutan umum-khusus


Topik : Komunikasi Lisan
1. Komunikasi dan bahasa
a. Bahasa lisan
b. Bahasa tuis
2. Komunikasi lisan dan perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1. Olah vokal
2. Volume dan nada suara
b. Kemampuan akting
1. Mimik muka
2. Gerakan anggota tubuh
3. Praktik komunikasi lisan

BAB III
PENUTUP

3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
Dengan menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan karangan
yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan judul yang
mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambahan bagi
sebuah karangan tersebut.
Menentukan judul yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan
sampai bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah yang sudah di tentukan dalam
perumusan sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah topik, tema dan judul yang tepat
wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena
membantu dalam penulisannya agar tertata dan sesuai dengan yang diingikan dari awal
penulisannya.
Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh penulis
minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema yang menarik perhatian
penulis, tema yang di kenal atau di ketahui dengan baik, bahan-bahannya dapat di peroleh,
tema dibatasi ruang lingkup. Dan judul yang baik adalah harus relevan, harus provokatif dan
harus singkat.

Anda mungkin juga menyukai