Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EDUKASI DIET HIPERTENSI (EDISI) TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI


MOJO RW 03 & RW 07 TAHUN 2019

Amelia Arsiti Munawaroh1*, Widya Hary Cahyati2, Deni Uji Julianti3


1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*Email: ameliaarsiti@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Berdasarkan data Riskesdas (2018), prevalensi hipertensi hasil


pengukuran pada usia ≥15 tahun di Kabupaten Semarang sebesar 6,29 %. Selain
itu, berdasarkan hasil Riskesdasdes (2019) di Kelurahan Susukan, Kecamatan
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, diperoleh kasus hipertensi sebanyak 4 orang
(31,5%) dari total sampel 130 orang. Survei yang dilakukan untuk memperdalam
penyebab hipertensi di Kelurahan Susukan, Mojo RW 03 dan RW 07 didapatkan
hasil bahwa salah satu penyebab hipertensi di Mojo yaitu kurangnya pengetahuan
tentang buah yang menurunkan hipertensi. Oleh karena itu diperlukan edukasi
mengenai buah yang dapat menurunkan hipertensi dan diet hipertensi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi diet hipertensi
terhadap tingkat pengetahuan lansia penderita hipertensi di Mojo RW 03 dan RW
07.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pra-eksperimental dengan
menggunakan rancangan One Group Pre test – Post test Design. Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi yang mengikuti kegiatan Bina
Keluarga Lansia sebanyak 20 responden. Instrumen penyuluhan menggunakan
media leaflet. Data dianalisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan
uji Wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian terhadap 20 responden dengan analisis univariat telah
teridentifikasi rata-rata nilai pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi
yaitu 58,3345. Sedangkan rata-rata nilai pengetahuan responden setelah diberikan
intervensi yaitu 87,9170. Selain itu, berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan
hasil P value 0,00 < 0,05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan pemberian
edukasi diet hipertensti terhadap tingkat pengetahuan lansia penderita hipertensi.
Pembahasan: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian edukasi diet hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia penderita
hipertensi. Terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi berupa
edukasi diet hipertensi.
Kata kunci: Edukasi, Hipertensi, Diet Hipertensi
ABSTRACT
Introduction: Based on Riskesdas data (2018), the prevalence of hypertension
measured by age 15 years in Semarang Regency is 6.29%. In addition, based on the
results of Riskesdasdes (2019) in Susukan Village, Ungaran Timur District,
Semarang Regency, hypertension cases were obtained as many as 4 people (31.5%)
from a total sample of 130 people. A survey conducted to deepen the causes of
hypertension in Kelurahan Susukan, Mojo RW 03 and RW 07 found that one of the
causes of hypertension in Mojo was a lack of knowledge about the fruits that reduce
hypertension. Therefore education is needed about the fruits that can reduce
hypertension and hypertension diet. The purpose of this study was to determine the
effect of hypertension diet education on the level of knowledge of elderly patients
with hypertension in Mojo RW 03 and RW 07.
Method: This research is a type of Pre-experimental research using One Group Pre-
Test-Post-Test Design. The sample in this study was the elderly with hypertension
who participated in the activities of the Elderly Family Development of 20
respondents. The extension instrument uses leaflet media. Data were analyzed
univariate and bivariate. Bivariate analysis using the Wilcoxon test.
Results: The results of research on 20 respondents with univariate analysis have
identified the average value of respondents' knowledge before being given an
intervention that is 58.33345. While the average value of respondents' knowledge
after being given an intervention is 87.9170. In addition, based on the Wilcoxon
test results obtained P value 0.00 <0.05, which means that there is a significant
influence in the provision of hypertenatal diet education on the level of knowledge
of elderly people with hypertension.
Discussion: From these results it can be concluded that there is an effect of
providing hypertension diet education on the level of knowledge of elderly people
with hypertension. An increase in knowledge after being given an intervention in
the form of hypertension diet education.
Keywords: Education, Hypertension, Hypertension Diet.
PENDAHULUAN

Penyakit hipertensi merupakan penyakit degeneratif dan menjadi salah satu


masalah kesehatan dunia. Penyakit hipertensi menjadi masalah kesehatan yang
penting karena merupakan penyumbang utama angka kesakitan dan angka kematian
di dunia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Penyakit hipertensi ditandai dengan tekanan
darah yang tinggi diatas normal dan bersifat kronis. Hal tersebut menyebabkan
jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi tubuh (Situmorang, 2015).

Selain itu, hipertensi juga disebut sebagai silent killer dikarenakan kondisi
yang dialami penderita umunya tanpa gejala dan kemudian baru memiliki makna
saat sudah mencapai tingkat kerusakan yang parah. Insiden hipertensi meningkat
seiring bertambahnya usia. Bahaya hipertensi yang tidak dapat dikendalikan dapat
menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti penyakit jantung koroner, stroke,
ginjal dan gangguan penglihatan. Kematian akibat hipertensi menduduki peringkat
atas daripada penyebab-penyebab lainnya (Bambang, 2011).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015, di seluruh


dunia sekitar 1,13 Miliar orang menderita tekanan darah tinggi, dan diperkirakan
pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 1,5 Miliar orang yang terdiagnosa
tekanan darah tinggi serta diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal
akibat tekanan darah tinggi dan komplikasinya. Di Indonesia, berdasarkan data
Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi hasil pengukuran pada usia ≥18 tahun
sebesar 34,1%, hasil prevalensi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan data
Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 25,8 %. Prevalensi tersebut mengalami
peningkatan sebesar 8,3 %.

Di Provinsi Jawa Tengah, kejadian hipertensi pada usia ≥15tahun di


Kabupaten Semarang menyumbang angka sebanyak 6,29 % di Jawa Tengah pada
tahun 2018, disaat rata-rata angka kejadian hipertensi sebanyak 5,2 % (Dinas
Kesehatan Jawa Tengah, 2018). Selain itu, berdasarkan hasil Riskesdasdes di
Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, diperoleh
kasus hipertensi sebanyak 41 orang (31,5%) dari total sampel 130. Salah satu daerah
di Kelurahan Susukan yaitu Mojo RW 03 dan RW 07. Dari hasil survei untuk
memperdalam penyebab hipertensi di Mojo RW 03 dan RW 07, didapatkan hasil
bahwa penyebab hipertensi di Mojo yaitu kurangnya pengetahuan tentang buah
yang menurunkan hipertensi, kurangnya pengetahuan pentingnya olahraga,
rendahnya sikap pentingnya membedakan menu makanan antara penderita
hipertensi dan tidak hipertensi, tingginya perilaku mengkonsumsi makanan yang
beresiko menyebabkan hipertensi, rendahnya perilaku memeriksakan tekanan darah
ke dokter secara rutin.

Dari hasil tersebut, prioritas penyebabnya yaitu rendahnya pengetahuan


pentingnya olahraga, dan rendahnya pengetahuan tentang buah yang menurunkan
hipertensi. Pengetahuan sangat mempengaruhi pasien hipertensi dalam manajemen
hipertensi. Namun banyak pasien yang belum mengetahui tentang hipertensi. Selain
itu, pengetahuan tentang diet hipertensi juga kurang, padahal pengaturan diet
hipertensi sangat membantu dalam mencegah lonjakan tekanan darah bahkan
mengurangi tekanan darah penderita hipertensi. Perilaku diet hipertensi yang
direkomendasikan oleh DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) untuk
penderita hipertensi adalah diet rendah garam, diet rendah kolestrol dan lemak
jenuh, diet rendah kalori, meningkatkan makanan yang mengandung serat dan
tinggi kalium, mengurangi berat badan jika obesitas, tidak merokok, mengurangi
minuman yang mengandung alkohol, dan melakukan aktifitas fisik (Firmawati,dkk,
2011). Diet hipertensi harus disertai prinsip makanan harus beraneka ragam dan
jenis komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita (Hasballah &
Tahlil, 2017).

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian edukasi diet hipertensi terhadap tingkat
pengetahuan lansia penderita hipertensi di Mojo RW 03 dan RW 07, Kelurahan
Susukan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pra-eksperimental dengan


menggunakan rancangan One Group Pre test – Post test Design . Penelitian ini
dilakukan pada lansia yang menderita hipertensi di Mojo RW 03 dan RW 07,
Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur. Instrumen penyuluhan
menggunakan media leaflet. Sedangkan fokus penelitian ini adalah pengetahuan
lansia penderita hipertensi di Mojo RW 03 dan RW 07.

Penelitian ini dilakukan pada tanggl 10 November 2019 – 11 November


2019. Populasi dalam penelitian ini adalah Penderita hipertensi di Mojo RW 03 dan
RW 07, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur. Teknik pengambilan
sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang. Pengumpulan
data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yatiu pengetahuan
responden yang diperoleh melalui kuesioner dengan teknik wawancara. Sedangkan
data sekunder didapatkan dari data Riskesdasdes tahun 2019 Kelurahan Susukan.

Analisis data pada intervensi ini menggunakan analisis data univariat


(persentase) dan bivariat (uji Wilcoxon). Analisis univariat digunakan untuk
mengidentifikasi mean (rata-rata) dan median (nilai tengah). Sedangkan analisis
bivariat dari hasil normalitas data pada pretest dan postest digunakan untuk melihat
distribusi data dan melihat ada tidaknya pengaruh pemberian intervensi.
HASIL
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik responden sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 4 20 %

2. Perempuan 16 80 %
Jumlah 20 100 %
Responden dalam intervensi ini diikuti oleh 20 responden lansia yang
menderita hipertensi. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 respondenn, sedangkan responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 responden.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Umur (Tahun) Jumlah Persentase
1. < 68 8 40 %
2. 68-75 10 50 %
3. >75 2 10 %
Jumlah 20 100 %
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang memiliki
kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 68 – 75 tahun berjumlah 10
orang (50%) dan yang kelompok umur terkecil adalah kelompok umur >75
tahun yaitu 2 orang (10%).

Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi


rata-rata nilai pengetahuan lansia penderita hipertensi di Mojo RW 03 dan RW 07,
Kelurahan Susukan. Hasil penelitian terhadap 20 responden dengan analisis
univariat telah teridentifikasi rata-rata nilai pengetahuan responden sebelum
diberikan intervensi 58,3345. Sedangkan untuk distribusi rata-rata nilai
pengetahuan responden setelah diberikan intervensi edukasi diet hipertensi yaitu
87,9170.

Tabel 3.3 Hasil Uji Statistik Rata-rata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum
dan Sesudah EDISI

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre Test 20 33.33 83.33 58.3345 14.80902


Post Test 20 75.00 100.00 87.9170 7.87223

Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
intervensi Edukasi Diet Hipertensi (EDISI) kepada lansia penderita hipertensi di
Mojo RW 03 dan RW 07..

Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Data Tests of Normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre Test .263 20 .001 .893 20 .031


Post Test .233 20 .006 .887 20 .024

Nilai sig. pada tabel Shapiro-Wilk pada nilai pretest dan postest adalah <
0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi tidak normal. Maka
selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.
Tabel 3.5 Hasil Uji Wilcoxon

Test Statisticsb
Post Test -
Pre Test
Z -3.837a
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel diatas diketahui P value 0,00 < 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan
sesudah diberikan edukasi diet hipertensi. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan edukasi mengenai
diet hipertensi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil intervensi Edukais Diet Hipertensi (EDISI) kepada lansia


penderita hipertensi di RW 03 dan RW 07, didapatkan hasil bahwa edukasi diet
hipertensi berpengaruh meningkatkan pengetahuan lansia penderita hipertensi
mengenai diet hipertensi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pre test dan post
test yang menunjukkan terdapat peningkatan skor dari sebelum dan sesudah
pemberian intervensi. Dengan meningkatnya pengetahuan lansia penderita
hipertensi diharapkan lansia tersebut dapat melakukan tindakan diet hipertensi
sesuai pengetahuan yang diberikan sehingga dapat mencegah lonjakan tekanan
darah bahkan mengurangi tekanan darah penderita hipertensi. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Soekidjo Notoadmojo (2015) bahwa seseorang
melakukan perilku atau tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan dan sikap
yang dimilikinya. Perilaku atau tindakan yang dilandasi pengetahuan lebih baik
dibandingkan tindakan tanpa didasari pengetahuan karena semakin tinggi
pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula kesadaran seseorang untuk
berperan serta.

Berdasarkan hasil analisis data univariat, didapatkan hasil rata-rata pretest


adalah sebesar 58,3345. Sedangkan nilai rata-rata posttest atau setelah diberikan
intervensi edukasi diet hipertensi yaitu 87,9170. Uji normalitas data diketahui
bahwa data tidak berdistribusi normal karena nilai pengetahuan menunjukkan p
(pretest) 0,031 <0,05 dan nilai p (posttest) 0,024 < 0,05. Karena data tidak
terdistribusi normal maka analisis yang digunakan adalah uji alternatif dari uji t
berpasangan yaitu menggunakan uji non parametik berupa uji Wilcoxon. Dari hasil
uji Wilcoxon didapatkan hasil bahwa sig (2-tailed) 0,000. Hal ini berarti p value
0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
edukasi diet hipertensi kepada lansia penderita hipertensi karena pengetahuan
penderita hipertensi menjadi bertambah setelah diberikan edukasi diet hipertensi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh


pemberian edukasi diet hipertensi kepada lansia penderita hipertensi karena terjadi
peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi berupa edukasi diet
hipertensi.

Saran bagi bidan desa, lurah, kepala dusun, kader lansia dan keluarga lansia
terkait keberlanjutan program intervensi adalah dengan memberikan edukasi terkait
masalah kesehatan disetiap pertemuan Bina Keluarga Lansia (BKL) agar lansia di
Mojo RW 03 dan RW 07 dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2018. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang:
Dinas Kesehatan Jawa Tengah.

Firmawati, E., Rasyida, Z., & Santosa, T. 2011. Pengaruh Blog Edukatif Tentang
Hipertensi Terhadap Pengetahuan Tentang Hipertensi dan Perilaku Diet
Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Wirobrajan.
Yogyakarta, 99–108.

Hasballah, K., & Tahlil, T. 2017. Pengetahuan , Sikap , Dan Perilaku Diet Hipertensi
Lansia Di Aceh Selatan Knowledge , Attitude , and Behavior about Hypertension
Diet among Elderly in South Aceh.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2018. Riskesdas 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan.

Notoatmojo, S. 2015. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai