Anda di halaman 1dari 8

2019

TUGAS ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI


KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH:

 Dyandra Maharani (19711109)


 Karina Laurencia (19711014)
 Shinta Fricilia (19711080)

DOSEN PEMBIMBING:

Hanindyalaila Pienrasmi, M.A.

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

2019/2020
Sosiologi Media

A. Media Sebagai Agen Perubahan


Media atau yang lebih dikenal dengan media massa merupakan alat
yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Terbagi ke dalam dua
kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang
dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan
majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi criteria media
massa adalah radio, televisi, film, media online (internet). Fungsi media
massa adalah memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan
membujuk.
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agen
perubahan (agent of change) atau sebagai institusi pelopor perubahan. Ini
adalah paradigma utama media massa. Menurut Bungin, dalam
menjalankan paradigmanya media massa berperan :
1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai
media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat
mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan
menjadi masyarakat yang maju.
2. Media massa juga manjadi media informasi, yaitu media yang
setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan
informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media
massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi
masyarakat yang kaya dengan informasi. Selain itu informasi yang
banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai
masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai
kemampuannya.
3. Media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media
massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat
menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong
agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral
dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga
berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang
justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya
Secara lebih spesifik peran media massa saat ini lebih menyentuh
persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat secara aktual, seperti:
1. Harus lebih spesifik dan proporsional dalam melihat sebuah
persoalan sehingga mampu menjadi media edukasi dan informasi
sebagaimana diharapkan oleh masyarakat.
2. Dalam memotret realitas media massa harus fokus pada realitas
masyarakat, bukan pada potret kekuasaan yang ada dimasyarakat
itu, sehingga informasi tidak menjadi propaganda kekuasaan,
potret figure kekuasaan.
3. Sebagai lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah
kepentingan pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai
lembaga produksi, sehingga kasus-kasus pengaburan berita dan
iklan tidak harus terjadi dan merugikan masyarakat.
4. Media massa juga harus menjadi early warning system, hal ini
terkait dengan peran media massa sebagai media informasi, dimana
lingkungan saat ini menjadi sumber ancaman. Media massa
menjadi sebuah sistem dalam sistem besar peringatan terhadap
ancaman lingkungan, bukan hanya menginformasikan informasi
setelah terjadi bahaya dari lingkungan itu.
5. Dalam hal menghadapi ancaman masyarakat yang lebih besar
seperti terorisme, seharusnya media massa lebih banyak menyoroti
aspek fundamental pada terorisme seperti mengapa terorisme itu
terjadi bukan hanya pada aksi-aksi terorisme.
Media massa dapat memotivasi kita agar bebas berkomunikasi
karena media massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat,
yaitu sebagai media edukasi. Selain itu media massa juga menjadi media
informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan berbagai informasi
kepada masyarakat. Terakhir media massa sebagai media hiburan,
mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia
bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga
berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru
merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
Karena tidak ada sesuatu pun / seorang pun yang dapat menahan
laju perkembangan teknologi informasi bahkan keberadaan internet telah
menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of
information. Informasi dapat mengalir dengan deras dari atau ke luar
negara lain, karena batasan antar negara tidak dikenal dalam dunia maya.
Bahkan di dunia pengguna terbanyak android (seluler yang lebih progresif
mengadopsi internet) adalah Indonesia. Kebebasan dalam berkomunikasi
telah menjadi life style, contoh buruknya ialah dalam hal menghadapi
ancaman masyarakat yang lebih besar seperti terorisme, seharusnya media
massa lebih banyak menyoroti aspek fundamental pada terorisme seperti
mengapa terorisme itu terjadi bukan hanya pada aksi-aksi terorismenya
saja atau hanya pada aksi-aksi pemberantasan terorisme itu sendiri yang
menampilkan adegan-adegan kekerasan, radikal, sadisme yang sering
disiarkan media-media TV.
Kebebasan berkomunikasi membuat masyarakat semakin terbuka
dan jujur akan informasi yang mereka miliki, masyarakat dapat
berpatisipasi dengan berbagai kemampuannya, terbukanya kesempatan
untuk mengekspresikan ide-ide, kepercayaan, pandangan-pandangan
mengenai dunia, memungkinkan terjadinya pengamatan yang seksama
oleh publik secara independen terhadap pemerintah maupun pihak penentu
kebijakan publik, hal ini berkenaan dengan fungsi pengawasan dan
kritisasi pihak pers. Terlaksananya pembaharuan dan perubahan
kebudayaan dan masyarakat secara berkelanjutan. Pada intinya masyarakat
akan menjadi masyarakat yang kaya akan informasi serta akan menjadi
masyarakat yang informatif.
B. Media Sebagai Sarana Sosialisasi
Kehadiran media massa di tengah masyarakat memiliki peranan
penting dalam proses sosialisasi. Istilah sosialisasi luas sekali artinya,
menurut Defleur dan Rokeach (1987), sosialisasi dapat dilihat sebagai
suatu rangka pertukaran komunikasi yang kompleks, berjangka panjang
dan multidimensional, antara individu dengan berbagai agen masyarakat
yang menghasilkan persiapan individu tersebut untuk hidup disuatu
lingkungan sosiokultural. Proses sosialisasi juga dapat diartikan sebagai
proses belajar nilai dan norma.
Pihak-pihak yang berperan dalam proses seseorang belajar nilai
dan norma tadi disebut agen sosialisasi. Agen sosialisasi adalah institusi
sosial, tempat orang belajar mengenai wilayah kehidupan yang mereka
sendiri tidak terlibat langsung. Maksudnya tanpa mengalami langsung
sesuatu hal, kita bisa mempelajari sesuatu dari pihak lain, misalnya kita
memahami tentang nasionalisme sewaktu perjuangan kemerdekaan, kita
memahami itu hasil dari proses sosialisasi yang dilakukan agen sosialisasi.
Media massa sebagai institusi sosial menjadi salah satu kebutuhan
yang utama dalam kehidupan bersama di setiap masyarakat, yaitu
kebutuhan akan sarana menyampaikan atau menyebar luaskan informasi
kepada sesama anggota masyarakat. Media massa juga diakui berpengaruh
untuk sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma bagi anggota masyarakat.
Media massa adalah saluran atau komponen komunikasi massa,
dimana komunikasi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
1. Komunikator terlembagakan
2. Peran bersifat umum
3. Komunikasinya bersifat anonim dan heterogen
4. Media massa menimbulkan keserempakan
5. Komunikasi massa lebih mengutamakan unsur isi
6. Komunikasi massa bersifat satu arah sehingga feedbacknya bersifat
tertunda (delayed)
Di tengah-tengah masyarakat media massa dianggap sesuatu yang
dapat menimbulkan efek yang kuat, terarah, segera, dan langsung. Dalam
komunikasi massa pernyataan tersebut diatas kita kenal dengan model
jarum hipodemik.
Dalam model jarum hipodemik, komunikan dianggap pasif (tidak
berdaya). Artinya, komunikan menerima begitu saja pesan-pesan yang
diberikan oleh media massa tanpa ada pertimbangan atau pemikiran-
pemikiran terlebih dahulu. Jika dihubungkan dengan model tersebut,
media massa sebagai agen sosialosasi memiliki kekuatan besar untuk
menyosialisasikan individu kepada rasa moral dan sosial, misalnya
simpati, kasihan, kepada para korban kekerasan, perang, kecelakaan,
bencana, dan ketidak adilan sosial. Namun asumsi tersebut tidak berlaku
absolut karena pada kenyataan nya sikap masyarakat terhadap media,
belum meratanya pendidikan dan akses terhadap media massa cukup
berpengaruh pada proses sosialisasi yang dilakukan oleh media massa.
Proses sosialisasi berlangsung terus menerus. Sejumlah norma
misalnya tentang tata cara makan telah ditanamkan sejak usia dini,
sedangkan mengenai hal lain, seperti konsep berumah tangga, baru
diberika ketika seseorang telah menginjak dewasa. Beberapa bagian dari
sosialisasi yang komplek itu diberika oleh media massa sebagai agen
sosialisasi, baik disengaja maupun tidak, dengan sadar ataupun tidak sadar.
Lebih lanjut dikatakan bahwa media massa khususnya televisi
merupakan sarana utama dimana kita belajar tentang masyarakat dan
kultur (Gerbner, Gross, Morgan, dan Signorell, 1980; Signorielli,1980;
Signorielli dan Morgan, 1989) melalui kontak dengan televisi (dan media
lain) kita belajar tentang dunia, orang-orang, nilai-nilai serta adat
kebiasaan.
Proses belajar nilai-nilai serta adat kebiasaan tersebut yang sering
dikelompokan menjadi yang formal dan informal. Dalam masyarakat
modern, media massa bertambah penting sebagai agen sosialisasi baik
formal maupun informal, sosialisasi yang formal adalah proses yang
dilalui secara berstruktur. Seperti sekolah, pelatihan, pengalaman kerja,
dan sebagainya. Sedangkan yang diperoleh dari pergaulan, keluarga,
pengalaman pribadi merupakan sosialisasi yang informal.
Proses sosialisasi yang dilakukan oleh media massa baik formal
maupun informal akan menghasilkan efek yang besar di tengah
masyarakat.
Fungsi media massa atau efek yang diharapkan dalam proses sosialisasi
tersebut ialah masyarakan dapat belajar tentang nilai-nilai atau norma yang
berlaku di lingkungan masing-masing. Gunanya agar setiap anggota
masyarakat tahu bagaimana berbuat dan berperilaku ditengah masyarakat.
Keadaan ini memungkinkn tegaknya ketertiban sosial karena orang
berperilaku menurut pedoman yang telah mereka peroleh lewat proses
sosialisasi tadi.
Sosialisasi juga merupakan dasar atau basis bagi kelangsungan
suatu masyarakat sebagai suatu sistem yang berkesinambungan dan stabil.
Setiap orang pasti mengalami proses hidup bermasyarakat, artinya hidup
bersama sama dengan orang-orang lain yang ada disekitarnya. Dalam
proses sosialisasi yang dilakukan media massa tiap orang belajar tentang
berbagai nilai dan norma kehidupan. Melalui proses itu seseorang menjadi
tahu tentang apa yang boleh dan tidak boleh, serta apa yang seharusnya
dan seyogianya tidak dilakukan dalam hidup ditengah masyarakat untuk
tegaknya ketertiban sosial.
Akan tetapi selain efek yang diharapkan dari proses sosialisasi
yang dilakukan media massa, terdapat pula efek yang tidak diharapkan.
Dell Fleur (1970) menunjukan bahwa media masa dianggap bertanggung
jawab mengenai terjadinya lima gejala dalam masyarakat, yaitu :
1. Membuat selera budaya masyarakat menjadi rendah
2. Menaikan tingkat kenakalan
3. Ikut menyumbang kerusakan moral secara umum
4. Menjinakan massa untuk kepentingan politik
5. Menekan kreatifitas
Selain efek diatas, sistem pemerintah yang dianut akan akan
mempengaruhi isi media tersebut. Isi media yang disiarkan media massa di
negara yang menganut sistem komunis sudah pasti akan menyosialisasikan
bagian dari doktrin partai yaitu nilai-nilai partai. Dan itu merupakan efek
yang tidak diharapkan karena telah menjadikan media massa tidak
memiliki kebebasan untuk menyosialisasikan nilai-nilai yang lain.
Media massa memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat untuk
menyosialisasikan berbagai nilai-nilai dan norma. Demikian besarnya
peran media massa dalam kehidupan sehingga orang pada umumnya
sepakat bahwa cukup banyak hal-hal yang menjadi prilaku masyarakat
yang bersumber dari media massa. Berbagai hal yang diperoleh dari media
massa itu bahkan menjadi sebagian dari nilai-nilai yang berlaku pada diri
seseorang. Karena itu media massa disebut sebagai salah satu sarana
sosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai