PENDAHULUAN
Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari
kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain
itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian
bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Untuk itu perawatan
selama masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
(Saifuddin et al, 2002).
Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan
kebidanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam
tindakan kebidanan seperti uapaya pelayanan kehamilan, persalinan, masa
nifas dan perawatan bayi baru lahir. Oleh karena itu sebagai peran mahasiswa
kebidanan, perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan kebidanan yang salah
1
satunya adalah harus dapat mengintegrasikan model konseptual khususnya
pemberian asuhan kebidanan ibu nifas (Mansyur,dkk,2014:2).
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas
fisiologis dengan menggunakan manajemen kebidanan
1.1.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian kepada kasus nifas fisiologis
b. Mampu merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas
fisiologis
c. Mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu
nifas fisiologis
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa
dan masalah pada ibu nifas fisiologis
e. Mampu melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan
sebelumnya.
1.2 Metode Pengumpulan Data.
Manajemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang
diteliti, metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini
dapat digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar
periksa atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-
hal yang telah di teliti.
c. Studi dokumentasi
Yaitu merupakan cara pengumpulan data dengan melihat data dan
riwayat ibu direkam medic.
d. Pemeriksaan Fisik
2
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada
klien secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
untuk mendapatkan data yang objektif
e. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-
buku, makalah dan dari internet.
Halaman Judul.
Lembar Pengesahan.
BAB I PENDAHULUAN.
1.2 Tujuan.
2.1.Konsep Teori.
3
2.2. Tinjauan Asuhan Kebidanan Ibu pada Masa Nifas.
BAB IV PEMBAHASAN.
BAB V PENUTUP.
5.1 Kesimpulan.
5.2 Saran.
DAFTAR PUSTAKA.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam
hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
(Suliastyawati, 2009:5).
6
2.1.3 Kebijakan Program Nasional Nifas.
7
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi yang baru lahir selama 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai
ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.
(Sulistyawati, 2009:6)
8
2.1.4 Perubahan Fisiologi dalam Masa Nifas.
A. Uterus.
1. Involusi rahim.
9
Jika sampai 2 minggu setelah melahirkan uterus belum
juga masuk panggul perlu dicurigai adanya
subinvolusi. Subinvolusi adalah kegagalan uterus
untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab
yang paling sering adalah tertahanya fragmen plasenta,
infeksi dan perdarahan lanjut. Jika terjadi subinvolusi
dengan kecurigaan infeksi diberikan antibiotika. (
Maryunani, 2009)
b) Atrofi jaringan.
10
c) Efek oksitosin (kontraksi).
2. Afterpain
Dalam minggu pertama sesudah bayi lahir, mungkin
ibu mengalami kram/ mulas pada abdomen yang
berlangsung sebentar, mirip sekali dengan dengan
kram waktu menstruasi, keadaan ini desebut afterpain,
yang ditimbulkan oleh karena kontraksi uterus pada
waktu mendorong gumpalan darah dan jaringan yang
11
terkumpul didalam uterus. Kram/ mulas akan lebih
terasa lagi pada saat menyusui bayi oleh karena
stimulasi putting susu menimbulkan aksi reflex pada
uterus. ( Maryunani, 2009 )
5. Lokhia.
12
Pada bagian pertama masa nifas biasanya keluar
dari vagina yang dinamakan “lochia”. Lokhia tidak lain
dari pada sekret luka, yang berasal dari luka dalam
rahim trutama luka plasenta (UNPAD, 1983: 321)
13
plasenta.
(Yanti,dkk, 2014:58).
6. Perubahan ligamen.
B. Serviks.
14
dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada
pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh
robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir
belakang dari serviks (UNPAD, 1983:317).
D. Perineum.
15
lebih kendor dari pada keadaan sebelum hamil (Mansyur,
2014:61).
A. Nafsu makan.
B. Motilitas.
C. Pengosongan usus.
16
1. Pemberian diet/makanan yang mengandung serat.
(Yanti,dkk, 2014:59)
A. Hemostatis internal.
17
B. Keseimbangan asam basa tubuh.
(Yanti,dkk, 2014:60)
18
abdominis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis
tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.
B. Kulit abdomen.
C. Strie.
D. Perubahan ligamen.
E. Simpisis pubis.
19
tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak
di tempat tidur atupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis
dapat dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah
beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada
yang menetap.
20
Nyeri pelvis posterior ditunjukkan untuk rasa nyeri
dan disfungsi area sendi sakroiliaka. Gejala ini timbul
sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi simfisis
pubis yang ditandai nyeri di atas sendi sakroiliaka pada
bagian otot penumbuh berat badan serta timbul pada saat
membalikan tubuh di tempat tidur. Nyeri ini dapat
menyebar ke bokong dan paha posterior.
e. Diatasis rekti.
21
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus
abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat setinggi umbilikus
(Nobe, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap
linea alba serta akibat peregangan mekanis dinding
abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multiparitas, bayi
besar, polihidramnion, kelemahan otot abdomen dan
postur yang salah. Selain itu juga disebabkan gangguan
kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga ibu dan
anak mengalami diastasis.
22
umum dalam kehamilan dan pasca partum adalah
inkontinensia stres.
(Yanti,dkk, 2014:62).
A. Hormon plasenta
23
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga ke-7 postpartum
dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post
partum.
B. Hormon pituitary
D. Hormon oksitosin.
24
dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi
uteri.
(Yanti,dkk, 2014:66)
A. Suhu badan.
B. Nadi.
C. Tekanan darah.
25
Tekanan darah biasanya tisak berubah.
Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada ssat postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi postpartum.
D. Pernapasan.
(Sulistyawati, 2009:80).
A. Volume darah.
26
Tiga perubahan fisiologi pascapartum yang terjadi pada
wanita antaralain sebagi berikut:
B. Curah jantung.
27
hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat
dari volume darah. Volume plasenta dan tingkat volume
darah uyang berubah-ubah akan dipengaruhi oleh status
gizi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa
postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada
kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit
dan hemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7 postpartum
dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.
(Vivian,dkk, 2011:60)
(Yanti,dkk, 2014:69)
28
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.
(Sulistyawati, 2009:87)
29
d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan
bayi, misalnya menggendong, memandikan , memasang
popok, dan sebagainya.
e. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak
mahir dalam melakukan hal-hal tersebut.
g. Pada tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk
memberikan bimbingan cara perawatan bayi, namun harus
selalu diperhatikan teknik bimbingannya, jangan sampai
menyinggung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak
nyaman karena ia sangat sensitif. Hindari kata “jangan begitu”
atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu karena hal itu akan
sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus
asa untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
(Sulistyawati, 2009:87)
30
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan
aspirasi.
4. Pengaruh budaya.
1. Energi.
31
600 kkal. Sementara ibu, kalori yang dihabiskan untuk
menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi
berlangsung selama lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat
badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan
harus ditinggalkan (Sulistyawati, 2009:97).
2. Protein.
32
2. Zat besi 20 mg 30-60 mg
3. Vitamin C 100 mg 40 mg
(Sulistyawati, 2009:97).
33
1. Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500
kalori.
(Sulistyawati, 2009:100).
(Yanti, 2014:82).
34
anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan
sebagainya (Yanti, 2014:82).
1. Miksi.
2. Defekasi.
35
2. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ibu selesai
membersihkan daerah kemaluannya.
(Sulistyawati, 2009:102).
2.1.6.5 Istirahat.
36
2.1.6.6 Seksual.
37
infeksi, atau perdarahan
38
Pada saat pemulangan, wanita yang melahirkan normal dan
sedang dalam masa nifas dapat mengerjakan banyak kegiatan.
Termasuk mandi, mengemudi, dan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga. Wanita yang melahirkan normal pervaginam 2
kali lebih mungkin memperoleh kembali energi normalnya
pada waktu ini dibanding mereka yang melahirkan dengan SC.
1. Gizi
39
membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan pada
ibu untuk membersihkan vulva setiap kali buang air
kecil atau besar.
5. Pemberian ASI.
40
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi
mudah dicerna memberi perlindungan terhadap infeksi,
selalu segar, bersih, dan siap untuk diminum.
a. Hubungan seks.
41
ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu
darah merah berhenti dan ibu tidak merasa
nyeri aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b. Keluarga Berencana.
42
4) Sebelum menggunakan metode KB hal-hal
berikut sebaiknya dijelaskan dahulu pada ibu:
c) Kekurangannya.
d) Efek samping.
43
a. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau
selaput ketuban tertahan). Penatalaksanaan Hemorargi Post
Partum Atonik :
44
9) Jika ada indikasi bahwa mungkin terjadi infeksi yang
diikuti dengan demam, menggigil, lochea berbau
busuk, segera berikan antibiotic berspektrum luas.
3) Suhu
4) Denyut nadi
5) Tekanan darah
9) Pengeluaran urin
45
c. Terbentuknya luka pada uterus (setelah section caesaria,
rupture uterus).
46
menggunakan peralatan termasuk section sesarea, episiotomi).
Penatalaksanaan Hemorargi Post Partum Traumatik :
c. Pasang infus IV, NaCl atau RL, jika pasien mengalami syok.
g. Jahit robekan.
47
disebabkan oleh dehidrasi , demam karena ASI , pembengkakan
payudara , infeksi pernafasan. ( Maryunani , 2009 ).
1. Vulvitis
pada luka bekas episiotomy atau luka perineum jaringan
sekitarnya membengkak , tepi luka menjadi merah dan bengkak,
jahitan mudah lepas , luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mengeluarkan pus.
2. Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina
atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan
kemerahan , terjadi ulkus . penyebaran dapat terjadi , tetapi [ada
umumnya infeksi tinggal terbatas.
3. Servitis
Infeksi serviks sering juga terjadi , akan tetapi biasanya tidak
menimbukan banyak gejala. Luka serviks yang dalam , luasdan
langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi
yang menjalar ke parametrium.
Penanganan kasus ini merupakan pemeberian antibiotic ,
roboratia, pemantauan vital sign, serta in take out pasien. (
makanan dan cairan) ( Sulistyawati , 2009 : 183 )
4. Endometritis
Jenis infeksi ini biasanya yang paling sering terjadi . kuman
kuman memasuki endometrium , biasanya pada luka bekas
implantasi plasenta dalam waktu singkat mengikutsertakan
seluruh endometrium.
5. Septicemia
Kuman kuman dari uterus langsung masuk ke dalam peredaran
darah umum dan menyebabkan infeksi umum . adanya
septicemia dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman
kuman dari darah.
6. Pyemia
48
Terdapat tromboflrbitis dahulu pada vena vena di uterus dan
sinus sinus pada bekas implantasi plasenta . tromboflebitis ini
ke vena uterine, dari tempat tempat thrombus ini embolus kecil
yang berisi kuman dilepaskan masuk ke dalam peredaran darah
yang mengakibatkan abses pada tempat yang dialiri darah. (
Sulistyawati, 2009: 184 )
7. Infeksi pada Payudara
Penatalaksanaan:
pada bayi.
49
2) Menyangga payudara dengan BH yang
menyokong.
b. Masttitis.
Gejala mastitis:
50
1) Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot
seperti flu.
Penatalaksanaan:
b.Sangga payudara.
c. Kompres dingin.
51
h.Pertimbangkan pemberian antibiotik
antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala
berkurang.
(Taufan Nugroho,2014:236)
52
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih
berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti
bahwa beberapa galur E.Coli memiliki pili yang meningkatkan
virulensinya. Pada masa nifas dini, senstivitas kandung kemih
terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun
akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal.
Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang
akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi
yang lebar. Laserasi periuretra atau hematoma dinding vagina.
Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan
terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan
distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi
untuk mengeluarkan air yang sering menyebabkan infeksi
saluran kemih (Taufan Nugroho,2014:237).
53
Selama masa nifas dapat terbentuk trhombus sementara
pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi
dan mungkin lebih sering mengalaminya.
Faktor predisposisi:
a. Obesitas
e. Anemia maternal
g. Endometritis
h. Varicostitis
Manifestasi:
Faktor penyebab:
54
1) Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan
bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita
selama hamil dan melhairkan.
55
a) Nama klien: digunakan untuk membedakan antar klien
yang satu dengan yang lain.
b) Umur: untuk mengetahui masa reproduksi klien berisiko
tinggi atau tidak, <16 tahun atau >35 tahun.
c) Suku bangsa atau bangsa: untuk menentukan adat istiadat
dan budayanya.
d) Agama: untuk menentukan bagaimana kita memberikan
dukungan kepada ibu selama memberikan asuhan.
e) Pekerjaan: pekerjaan ibu yang berat dapat
mengakibatkan ibu kelelahan secara tidak langsung dapat
menyebabkan involusi dan laktasi terganggu sehingga
masa nifas jadi terganggu pada ibu nifas normal.
f) Alamat: untuk mengetahui keadaan lingkungan dan
tempat tinggal (Marmi,2014).
B. Anamnesa
a) Tanggal/jam: untuk mengetahui kapan klien datang dan
mendapat pelayanan.
b) Keluhan: untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu
setelah melahirkan.
c) Riwayat kehamilan dan persalinan: untuk mengetahui
apakah klien melahirkan secara spontan atau SC. Pada
ibu nifas normal pasien melahirkan spontan.
d) Riwayat persalinan:
a. Jenis persalinan: spontan atau SC, Pada ibu nifas
normal pasien melahirkan spontan.
b. Komplikasi dalam persalinan: untuk mengetahui
selama persalinan normal atau tidak.
c. Plasenta dilahirkan secara spontan atau tidak,
dilahirkan lengkap atau tidak, ada kelainan atau tidak,
ada sisa plasenta atau tidak.
d. Tali pusat: normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.
56
e. Perineum: untuk mengetahui apakah ada robekan atau
tidak. Pada nifas normal bisa ada robekan bisa juga
dilakukan episiotomi.
f. Perdarahan: untuk mengetahui jumlah darah yang
dikeluarkan pada kala I,II,III selama proses
persalinan, pada nifas normal perdarahan tidak boleh
lebih dari 500 cc.
g. Proses persalinan
Bayi: tanggal lahir untuk mengetahui usia bayi, BB
dan PB untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak
(normalnya >2500 gr, BBLR <2500 gr, makrosomi
>4000 gr), apgar score baik 7-10, bayi normal atau
ada cacat bawaan, air ketuban normal atau tidak
(normalnya putih keruh sebanyak 500-1000 cc)
(Marmi,2014).
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
a) Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan ibu secara
umum nifas normal biasanya baik.
b) Keadaan emosional: untuk mengetahui apakah keadaan
emosional stabil atau tidak dan apakah terjadi
postpartum blues (depresi) pada klien. Pada ibu nifas
normal keadaan emosional stabil.
c) Tanda vital:
Suhu : 36,5-37,5oC
Nafas normal : 16-20 x/menit
Nadi normal : 80-100 x/menit
TD normal : 120/80 mmHg
d) Pemeriksaan fisik:
a. Mata : kelopak mata ada edema atau tidak,
konjungtiva merah muda atau pucat, sklera putih
atau tidak.
57
b. Mulut dan gigi : lidah bersih atau kotor, gigi karies
atau tidak.
c. Leher : ada pembesaran kelanjar thyroid atau tidak,
ada pembesaran kelenjar getah bening atau tidak.
d. Dada : irama jantung tertur atau tidak, paru-paru ada
ronchi dan wheezing atau tidak.
e. Punggung dan pinggang : posisi tulang belakang
normal atau tidak, jika tidak normal ditemukan
lordosis, CVAT ada atau tidak nyeri ketuk
(normalnya tidak ada).
f. Abdomen : ada bekas luka operasi atau tidak,
konsistensi keras atau tidak, ada benjolan atau tidak.
Ada pembesaran pada liver atau tidak.
g. Uterus : untuk mengetahui TFU, bagaimana
kontraksi uterus, konsistensi uterus, posisi uterus.
Pada ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi baik, konsistensi keras dan posisi uterus di
tengah.
h. Pengeluaran lochea : untuk mengetahui warna,
jumlah, bau konsistensi lochea pada umumnya ada
kelainan atau tidak.
i. Perineum : untuk mengetahui kebersihan, ada bekas
jahitan atau tidak, juga tentang jahitan perineum
klien.
j. Kandung kemih : untuk mengetahui kandung kemih
teraba atau tidak (normalnya tidak teraba).
k. Ekstremitas atas dan bawah : ada edema atau tidak,
ada kekakuan otot dan sendi atau tidak, ada
kemerahan atau tidak, ada varices atau tidak, reflek
patella kanan dan kiri +/+ atau tidak, reflek lutut
negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat
58
syaraf, tanda hooman +/+ bila tidak ditemukan rasa
nyeri (Marmi,2014).
D. Uji diagnostik
a) Darah : pemeriksaan Hb, Hb normal pada ibu nifas 11
gr%.
b) Golongan darah untuk tranfusi darah apabila terjadi
komplikasi (Marmi,2014).
2) Langkah II : Intrepetasi Data.
Melakukan identifikasi secara benar terhadap diagnosa, masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan intrepetasi yang benar atas data
yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosa atau
masalah yang spesifik (Rukiyah,2011).
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan, yaitu:
a. Diakui dan telah disahkan profesi.
b. Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.
c. Memiliki ciri khas kebidanan.
d. Didukung oleh clinical judment dalam praktik kebidanan.
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
Contoh :
a. Diagnosis kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
oleh bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
1. Pada 24 jam post partum: diagnose meliputi Para ke
berapa, dan Abortus berapa kali, post partum berapa
jam diikuti dengan kondisi klinis dan permasalahan
yang dihadapi klien. Dapat di tuliskan :
P..A..Nifas…jam dengan(sesuai dengan diagnose klinis
atau masalah yang menyertai)
2. Setelah 24 jam post partum dan masa nifas : diagnose
meliputi Para ke berapa, dan Abortus berapa kali nifas
59
hari keberapa diikuti dengan kondisi klien dan
permasalahan yang dihadapi klien. Dapat di tuliskan: P..
A.. Nifas…hari ke.. dengan…(sesuai dengan diagnose
klinis dan masalah yang menyertai)
(Siti Romlah, 2018)
b. Masalah
Perasaan cemas bukan termasuk dalam suatu kategori
diagnosis, tetapi memerlukan asuhan untuk mengurangi rasa
cemasnya tersebut. Diagnose kebidanan adalah diagnosis yang
ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
(Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, 2011)
Kategori Gambaran
- perdarahan hebat
- tidak bisa berkemih
- panas tinggi
Nifas dengan penyulit - ibu mengalami seperti : abses
payudara, demam lebih dua hari,
tromboflebitis ( kaki pucat dan
bengkak).
- Fundus uteri tetap tinggi, kontraksi
lembek
60
(Direktorat Jenderal Perawatan Medik Departemen Kesehatan
RI.2003)
3) Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang telah
diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan
(Rukiyah,2011)
a. Diagnosis: P1001 Postpartum 6 jam dengan Gangguan
Perkemihan
b.Masalah: Ibu takut untuk mengeluarkan Urin
c. Diagnosis potensial: Kandung kemih teraba penuh
d.Masalah potensial: Gangguan Pengeluaran Urin
e. Antisipasi diagnosis/masalah potensial: Pemasangan Kateter
4) Langkah IV: Mengidentifikasi Kebutuhan yang Memerlukan.
Penanganan Segera.
Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan
atau dokter atau alat untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi klien
(Rukiyah,2011).
5) Langkah V: Merencanakan Asuhan Kebidanan.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan
temuan dan langkah sebelumnya (Rukiyah,2011). Asuhan bagi
wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan dan setiap rencana harus sudah disetujui oleh
kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan
dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan
rencana tersebut . Rencana asuhan dan rasional pada nifas normal
meliputi terapi dan asuhan, pendidikan kesehatan, konseling,
kolaborasi (bila diperlukan), rujukan (bila diperlukan), tindak
lanjut (Marmi,2014).
Tabel Perencanaan Asuhan pada Ibu Nifas
61
Kategori Kegiatan
62
dagu kedada tahan satu hitungan
sampai 5
5) Rileks dan ulangi 10 kali
A. Latihan memperkuat tonus otot vagina
(latihan Kegel)
a. Kerutkan otot vagina dan anus
seperti menahan kencing dan
buang air besar dan tahan sampai
hitungan 5
b. Kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali
c. Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan, setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5
kali lebih banyak
d. Pada minggu ke 6 setelah
persalinan ibu harus mengerjakan
setiap gerakan sebanyak 30 kali
Nutrisi 1. Anjurkan makan dengan menu makanan
seimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup memperoleh
tambahan 500 kalori setiap hari
2. Minum sedikitnya 2 liter setiap hari
3. Tablet zat besi diminum minimal hingga 40
hari pasca persalinan
Menyusui Bantu dan bombing agar dapat menyusui dan bayi
mendapatkan ASI yang cukup
63
3. Bila putting susu lecet ketika menyusui
oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu, tetap menyusui dimulai
dari putting yang tidak lecet.
4. Bila lecet berat istirahatkan selama 24 jam,
ASI dikeluarkan dan diberikan dengan sendok
atau cangkir
5. Bila nyeri dapat diberikan parasetamol kepada
ibu satu tablet
6. Apabila payudara bengkak akibat bendungan
ASI lakukan:
A. Pengompresan payudara dengan air
hangat
B. Urut dari arah pangkal menuju putting
susu
C. Keluarkan ASI sebagian agar payudara
menjadi lunak
D. Letakkankain basah dingin pada payudara
setelah menyusui
Senggama 1. Secara fisik aman untuk memulai koitus
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya kedalam
vagina tanpa terasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ibu merasakan aman untuk
memulai melakukan koitus kapan saja ibu
siap
2. Banyak budaya yang mempuyai tradisi
menunda koitus sampai waktu tertentu
misalnya, setlah 40 hari atau 6 minggu pasca
persalinan. Keputusan tergantung pada
pasangan yang bersangkutan.
Keluarga Berencana 1. Idealnya Pasangan harus menunggu minimal 2
64
tahun sebelum ibu hamil
2. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan,
bagaimana merencanakan keluarganya
3. Bidan membantu merencanakan kelurga dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak di inginkan
Meskipun beberapa metode KB mengandung
resiko, penggunaan Kontrasepsi lebih aman
terutama apabila sudah haid lagi.
Sebelum menggunakan metode KB, jelaskan
terlebih dahulu hal hal berikut:
1. Bagaiman metode ini dapat mencegah
kehamilan dan efektivitasnya
2. Kelebihan atau keuntugannya
3. Kekurangan
4. Efek samping
5. Cara menggunakannya
6. Untuk ibu yang dapat menyusui penuh,
beritahu prinsip prinsip KB dengan amenorea
laktasi aman selama 6 bulan
Jika seorang ibu telah memilih metode KB
tertentu, sebaiknya ada pertemuan dengannya
dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada
yang ingin ditanyakan dan apakah metode
tersebut telah bekerja dengan baik
65
7) Langkah VII: Evaluasi.
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan dan
merencakan kembali yang belum terencana (Rukiyah,2011).
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu asuhan, bidan
mengacu pada pertimbangan antara lain:
a. Tujuan asuhan kebidanan.
b. Efektivitas tindakan untuk mngatasi masalah.
c. Hasil asuhan (Sulistyawati,2009).
2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP.
a. S (Data Subjektif)
Ibu masih merasakan nyeri pada luka jahitan bekas operasi seksio
sesarea
b. O (Data Objektif)
K/U baik, Kesadaran composmentis, Tekanan Darah: 120/80
mmHg, Nad7i 88 x/menit, Pernafasan 20 x/menit, Suhu 36,5oC,
Payudara kolostrum dan ASI sudah keluar, areola dan puting susu
bersih, Abdomen kontraksi baik, TFU 3 jari di bawah pusat,
abdomen terdapat luka bekas jahitan, keadaan jahitan basah, Tidak
ada tanda Infeksi, Lochea sanguilenta
c. A (Analisa / Assesment)
P1001 Postpartum hari ke 3
d. (Penatalaksanaan)
1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui
kondisinya saat ini.
2. Mengajari ibu cara menjaga personal hygine terutama pada
daerah genetalia , ibu dapat mengerti dan dapat mengulangi
yang diajarkan
3. Mengajari ibu perawatan payudara ketika masa nifas, ibu dapat
mengikuti dan dapat mengulangi langkah langkah dengan baik
4. Mengajari ibu tentang posisi menyusui yang baik dan benar,
ibu dapat mengikuti langkah dan dapat mengulangi sendiri
dengan benar .
66
5. Memfasilitasi ibu dan bayi untuk mendorong pemeberian ASI ,
bayi menyusu dengan posisi yang benar dapat menghisap dan
menelan ASI.
6. Menginformasikan tentang nutrisi dan cairan yang dibutuhkan
ibu ketika masa nifas, ibu dapat mengulangi yang di jelaskan
dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisinya.
7. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga mengenai
pencegah perdarahan karena atonia uteri dan tanda bahaya
masa nifas , ibu dan keluarga paham dan dapat mengulangi
informasi yang telah disampaikan
8. Menginformasikan kepada ibu agar merencanakan KB yang
akan di gunakan setelah masa nifas, ibu dapat mengerti dan
akan merencanakan KB apa yang nanti akan ibu gunakan
9. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
nifas yang ke 2 pada hari ke 6, ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang .
67
2.2.3 Bagan dan Alur berfikir Varney dan Dokumentasisian secara SOAP.
Proses Manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kebidanan
68
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114
I. Pengkajian
Tanggal : Jam :
No. RM :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
Cara Masuk :
69
A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama :
....................................................................................... .....................................
............................................................................................................................
………………………………………………………………………………….
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Riwayat menstruasi
Usia manarche :
Jumlah darah haid :
HPHT :
Keluhan saat haid :
Lama haid :
Flour albus :
TP :
Keluhan haid :
Dismenorhoe Spoting
Menorrhagia
Premenstrual syndrome Dll..........
70
P ................ A ............. Hidup ..................
Keadaan
Tgl,th Tempat Umur Jenis Penolong Anak anak
No Penyulit
partus partus kehamilan persalinan persalinan JK/BB sekarang
71
......................................................................................................................
6. Status pernikahan : ya/tidak
Nikah.............kali, nikah usia..............tahun, lama
menikah....................tahun
7. Riwayat psiko sosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap nifas ini
.................................................................................................................
................................................................................................................
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
.................................................................................................................
.................................................................................................................
- Dukungan keluarga
.................................................................................................................
...............................................................................................................
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
.................................................................................................................
.................................................................................................................
- Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
- Kebiasaan hidup sehat
.................................................................................................................
.................................................................................................................
- Beban kerja sehari
.................................................................................................................
.................................................................................................................
- Tempat dan penolong persalinan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
- Penghasilan keluarga
.................................................................................................................
.................................................................................................................
72
8. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : .......................................
Lama : ...................bulan/tahun
Komplikasi dari KB : ...................................
Rencana KB selanjutnya : ....................
9. Riwayat Ginekologi :
Infertilitas Infeksi virus PMS
Endometriosis Polip serviks Kanker
kandungan
Opersai kandungan Perkosaan DUB
dll
73
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Selera : Ikterik/tidak
Pandangan Kabur/ tidak Adanya pemandangan dua/
tidak
- Rahang, gigi, gusi : normal/tidak, gusi berdaarah/tidak
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis / tidak, adanya
pembesaran kelenjar thyroid/tidak.
- Dada : aerola hiperpigmentasi Tumor
Kolostrum/ ASI Konsistensi : lunak / keras
kebersihan : bersih / tidak
Puting susu : menonjol/masuk ke dalam, elastis/ kaku
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi
74
b. TFU : .............................., Kontraksi Uterus :
Baik/lembek
Diastesis rectus abdomonis : +/-, ............................
Kandung kemih : Kosong/ penuh
Vulva Vagina : Lochea.............................., Bau +/-
Jumlah pengeluaran :
Terakhir ganti pembalut jam :
Luka Jalan lahir : Ruptur/Episiotomi, bengkak/tidak, bersih/kotor,
luka jahitan bertaut/tidak, basah/kering
Tanda-tanda Reeda (Red, Echimosis, Edema, Discharge, Aproximal)
Ekstremitas : Tromboflebitis (ada/tidak,
berapa lama....................)
4. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG :
- USG :
- Foto thorak :
- EKG :
C. ANALISIS/INTERPRETASI DATA
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : ....................... Jam : .................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
75
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
Kediri,............................
.................................................... ......................................................
NIP. NI NIM.
Dosen Pembimbing
76
BAB 1V
PEMBAHASAN
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
78