Anda di halaman 1dari 7

a.

Penyakit Crohn
b. Level 1
c. Sistem gastrointestinal
d. Jenis kelamin
Insidensi penyakit crohn pada laki-laki memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan
perempuan (1,1-1,8:1).
e. Usia
Insidensi penyakit crohn lebih banyak pada usia 15-30 atau >60 tahun
f. Etiologi
Genetic yaitu adanya mutasi gen yang menyebabkan gangguan pada pembentukan kolagen
tipe 1
g. Faktor risiko
 Riwayat merokok
 Kontrasepsi oral
 Appendectomy
 Kembar monozigot
 Kembar dizigot
h. Gejala
Gejala terkait kerusakan saluran cerna dapat berupa:
 Diare atau konstipasi
 Perdarahan rektal dengan pergerakan usus
 Tenesmus
 Nyeri atau kram perut
 Mual muntah.
Gejala umum terkait crohn’s disease pada beberapa kasus berupa demam, hilang nafsu
makan, penurunan berat badan, kelelahan, keringat malam, dan pertumbuhan terhambat

Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC


Diare kronik ++ ++
Hematokhezia ++ +
Nyeri perut + ++
Keterangan: ++ Sering; + Kadang; +/- Jarang; 0 Tidak ada

i. Tanda
Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC
Massa abdomen 0 ++
Fistulasi +/- ++
Stenosis/striktur + ++
Keterlibatan usus halus +/- ++
Keterlibatan rectum 95% 50%
Ekstra-intestinal + +
Megatoksik kolon + +/-
Keterangan: ++ Sering; + Kadang; +/- Jarang; 0 Tidak ada

Patologis Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC


Lesi bersifat segmental (ada 0 ++
skip area)
Lesi bersifat transmural +/- +/++
Granuloma 0 50%
Fibrosis + ++
Fistulasi +/- ++
Predileksi anatomik: Ileo- +/- ++
caecal
Rektum + +/-
Keterangan : ++ Sering; + Kadang; +/- Jarang; 0 Tidak ada

j. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Kolonoskopi
Temuan Kolonoskopi Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC

Lesi Inflamasi (hiperemia,


ulserasi, dll)
 Bersifat kontinyu +++ +
 Adanya skip area (ada 0 +++
mukosa normal
diantara lesi)
 Keterlibatan rectum +++ +
 Lesi mudah berdasar +++ +
 Cobblestone + +++
appereance (CSA) atau
pseudopolip

Sifat ulkus
 Terdapat pada mukosa +++ +
yang inflamasi
 Keterlibatan ileum 0 ++++
 Lesi ulkus bersifat + ++++
diskrit

bentuk ulkus
 Diameter > 1 cm + +++
 Dalam + +++
 Bentuk linier + +++
(longitudinal)
 Aphtoid 0 ++++
Keterangan : 0 = Tidak ada; ++++sangat diagnostik (karakteristik)

2. Pemeriksaan histo-patologi.
Gambaran untuk PC adanya granuloma tuberkuloid (terdapat pada 20-40% kasus)
merupakan hal yang karakteristik disamping adanya infiltrasi sel makrofag dan limfosit
di lamina propria serta ulserasi yang dalam. Temuan molekular displasia pada mukosa
dapat dihubungkan dengan adenoma atau carcinoma, yang merupakan hasil provokasi
keradangan kronik pada IBD.

k. Dafpus
 Setiati S,Idrus A, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setyohadi B, Syam AF, Dkk. Buku
ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6.Jakarta:Internal Publishing; 2014.
 Longo DL, Fauci AS. Harisson: gastroenterologi & hepatologi. Jakarta: EGC; 2013.3.
 Kelompok Studi Inflammatory Bowel Disease Infonesia. Konsensus nasional
penatalaksanaan inflammatory bowel disease. 2011
a. Kolitis Ulseratif
b. Level 1
c. Sistem gastrointestinal
d. Jenis kelamin
e. Usia
Insidensi penyakit antara usia 15 dan 35 tahun, penyakit ini telah dilaporkan terjadi pada
setiap dekade kehidupan.
f. Etiologi
Penyebab kolitis ulseratif tetap tidak diketahui, gambaran tertentu penyakit ini telah
menunjukkan beberapa kemungkinan penting. Hal ini meliputi faktor-faktor pencetus
seperti familial atau genetik, infeksi, imunologik dan psikologik.
g. Faktor risiko
1. Faktor familial/genetic
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam.
2. Faktor Infeksi
Sifat radang kronik penyakit ini telah mendukung suatu pencarian terus menerus untuk
kemungkinan penyebab infeksi.
3. Faktor imunologik
Pada 60-70% pasien dengan kolitis ulseratif, ditemukan adanya p-ANCA (perinuclear
anti-neutrophilic cytoplasmic antibodies). Walaupun p-ANCA tidak terlibat dalam
patogenesis penyakit kolitis ulseratif, namun ia dikaitkan dengan alel HLA-DR2, di
mana pasien dengan p-ANCA negatif lebih cenderung menjadi HLA-DR4 positif.
4. Faktor psikologik
Sehubungan dengan adanya stres psikologis mayor misalnya kehilangan seorang
anggota keluarganya. Telah dikatakan bahwa pasien penyakit radang usus memiliki
kepribadian yang khas yang membuat mereka menjadi rentan terhadap stres emosi yang
sebaliknya dapat merangsang atau mengeksaserbasi gejalanya.
5. Faktor lingkungan
6. Ada hubungan terbalik antara operasi apendiktomi dan penyakit kolitis ulseratif
berdasarkan analisis bahwa insiden penyakit kolitis ulseratif menurun secara signifikan
pada pasien yang menjalani operasi apendiktomi pada dekade ke-3. Beberapa
penelitian sekarang menunjukkan penurunan risiko penyakit kolitis ulseratif di antara
perokok dibandingkan dengan yang bukan perokok. Analisis meta menunjukkan risiko
penyakit kolitis ulseratif pada perokok sebanyak 40% dibandingkan dengan yang
bukan perokok
h. Gejala
Gejala terkait kerusakan saluran cerna dapat berupa:
 Diare atau konstipasi
 Perdarahan rektal dengan pergerakan usus
 Tenesmus
 Nyeri atau kram perut
 Mual muntah.

Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC


Diare kronik ++ ++
Hematokhezia ++ +
Nyeri perut + ++
Keterangan: ++ Sering; + Kadang; +/- Jarang; 0 Tidak ada

i. Tanda
Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC
Massa abdomen 0 ++
Fistulasi +/- ++
Stenosis/striktur + ++
Keterlibatan usus halus +/- ++
Keterlibatan rectum 95% 50%
Ekstra-intestinal + +
Megatoksik kolon + +/-
Keterangan: ++ Sering; + Kadang; +/- Jarang; 0 Tidak ada

Patologis Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC


Lesi bersifat segmental (ada 0 ++
skip area)
Lesi bersifat transmural +/- +/++
Granuloma 0 50%
Fibrosis + ++
Fistulasi +/- ++
Predileksi anatomik: Ileo- +/- ++
caecal
Rektum + +/-
Keterangan : ++ Sering; + Kadang; +/- Jarang; 0 Tidak ada

j. Pemeriksaan penunjang
3. Pemeriksaan Kolonoskopi
Temuan Kolonoskopi Kolitis ulseratif / Ku Penyakit Crohn / PC

Lesi Inflamasi (hiperemia,


ulserasi, dll)
 Bersifat kontinyu +++ +
 Adanya skip area (ada 0 +++
mukosa normal
diantara lesi)
 Keterlibatan rectum +++ +
 Lesi mudah berdasar +++ +
+ +++
 Cobblestone
appereance (CSA) atau
pseudopolip

Sifat ulkus
 Terdapat pada mukosa +++ +
yang inflamasi
 Keterlibatan ileum 0 ++++
 Lesi ulkus bersifat + ++++
diskrit

bentuk ulkus
 Diameter > 1 cm + +++
 Dalam + +++
 Bentuk linier + +++
(longitudinal)
 Aphtoid 0 ++++
Keterangan : 0 = Tidak ada; ++++sangat diagnostik (karakteristik)

4. Pemeriksaan histo-patologi.
Gambaran untuk KU adalah adanya abses kripti, distorsi kripti, infiltrasi sel MN
(mononukleus) dan PMN (polimorfonukleus) di lamina propria.
Temuan molekular displasia pada mukosa dapat dihubungkan dengan adenoma atau
carcinoma, yang merupakan hasil provokasi keradangan kronik pada IBD.

k. Dafpus
 Jugde TA, Lichtenstein GR. Inflammatory Bowel Disease. In: Friedman SL, McQuaid
KR, Grendell JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2nd
ed. International ed.: McGraw-Hill; 2003. p. 108-30.
 Glickman RM. Penyakit Radang Usus (Kolitis Ulseratif dan penyakit Crohn). Dalam:
Asdie AH, editor. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 4. Edisi ke-
13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000. hal. 1577-91. Kelompok Studi
Inflammatory Bowel Disease Infonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan
inflammatory bowel disease. 2011

Anda mungkin juga menyukai