Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

PERTEMUAN 2

Dosen Pembimbing : Dra. Warida, M.Kes


Asisten Laboratorium : Fira Kuswandari, S.Si
Nama : Novia Risky Rahayu
NIM : P3.73.34.1.16.102
Kelompok B

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

2016
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

I. Hari/Tanggal : Kamis, 15 September 2016

II. Materi : Pengenalan Alat-alat Gelas

III. Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengetahui nama dan fungsi


alat-alat laboratorium.
2. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan, cara
pemeliharaan, dan cara membersihkan beberapa
alat laboratorium
3. Mengembangkan keterampilan (pengamatan,
pencatatan data, penggunaan alat, dan pembuatan
alat sederhana)
IV. Dasar Teori

Praktik di laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains. Dalam


memulai praktik di laboratorium kita harus mengenal dan memahami cara
pengunaan semua peralatan dasar yang biasanya digunakan dalam laboratorium
kimia beserta menerapkan di laboratorium. Praktikum di laboratorium merupakan
sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kongrutif dan
psikomotorik mahasiswa, serta wajib bekerja sama antar mahasiswa. Melalui
praktikum di laboratorium sangat membantu mahasiswa dalam memahami teori
yang diperoleh dalam perkuliahan.
Laboratorium merupakan tempat yang memiliki bermacam-macam alat yang
digunakan untuk penelitian, dari yang sederhana sampai kepada alat yang cukup
besar. Alat-alat di laboratorium ada yang terbuat dari kaca, plastik, karet,
kuarsa,platina, logam, dan lain-lain. Alat tersebut ada yang berfungsi sebagai
wadah, alat bantu, dan lain-lain.
Dalam praktikum di laboratorium, kebersihan adalah salah satu hal yang
penting. Dimana, data yang dihasilkan menjadi tidak akurat, jika percobaan
dilakukan di tempat yang terkontaminasi. Selain itu, dalam hal kerapian juga
hendaknya mencakup pemeliharaan peralatan laboratorium.
Di dalam laboratorium supaya tidak terjadi kecelakaan dan kesalahan dalam
praktikum, maka perlu adanya aturan dan persiapan teknik keja serta pengenalan
alat dan bahan yang ada di laboratorium. Serta hal yang utama adalah berhati-hati
dalam melaksanakan praktikum.
V. Alat dan Bahan

1. Labu iodium 6. Corong pisah 11. Corong kaca


2. Botol timbang 7. Gelas ukur 12. Labu ukur
3. Buret 8. Beaker glass 13. Batang pengaduk
4. Porselein 9. Gelas arloji
5. Piknometer 10. Labu erlenmeyer
VI. Cara Kerja
1. Nama alat: Labu iodium (Iodium Determination
Flask)
Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan
atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.

Kapasitas ukuran: 100 hingga 500 ml

Cara Penggunaan : 1. Masukkan larutan/cairan yang


akan direaksikan ke dalam labu
iodium.
2. Tutup labu dengan hati-hati
hingga tidak terdapat
gelembung udara di dalamnya.
3. Kemudian lakukan titrasi
dengan pengocokan kuat.

2. Nama alat: Botol timbang (Wlighting Bottles)


Fungsi : Untuk menimbang sampel atau
contoh, pengeringan bahan, atau
penetapan susut pengeringan bahan.

Kapasitas ukuran: 15 hingga 80 ml

Cara Penggunaan:
3. Nama alat: Buret
Fungsi : Untuk
Kapasitas ukuran: 1 hingga 100 ml

Cara Penggunaan:

4. Nama alat: Porselein


Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan
atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Kapasitas ukuran:

Cara Penggunaan:

5. Nama alat: Piknometer

Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan


atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Kapasitas ukuran:

Cara Penggunaan:
6. Nama alat: Corong pisah

Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan


atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Ukuran :

Cara Penggunaan :

7. Nama alat: Gelas ukur

Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan


atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Ukuran :

Cara Penggunaan :

8. Nama alat: Beaker glass


Fungsi : Sebagai wadah larutan yang masih
memerlukan pekerjaan lain, tempat
melarutkan zat, tempat memanaskan,
menguapkan larutan/air, untuk bejana
titrasi dengan menggunakan bantuan
pengaduk magnetik dan sebagainya.
Kapasitas ukuran: 5 hingga 6000 ml
Cara Penggunaan:

9. Nama alat: Gelas arloji


Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan
atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Ukuran :

Cara Penggunaan :

10. Nama alat: Labu Erlenmeyer


Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan
atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Ukuran :

Cara Penggunaan :

11. Nama alat: Corong kaca


Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan
atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Ukuran :

Cara Penggunaan :
12. Nama alat: Labu ukur
Fungsi : Untuk membuat larutan dengan
volume yang tepat/teliti,
mengencerkan atau mengambil larutan
dengan teliti.
Kapasitas ukuran : 5 hingga 2000 ml

Cara Penggunaan :

13. Nama alat: Batang pengaduk


Fungsi : Untuk menempatkan cairan/larutan
atau air yang bergunakan untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan
demikian tidak ada iodium hasil reaksi
yang hilang karena menguap.
Ukuran :

Cara Penggunaan :

VII. Cara Memelihara Alat-alat Laboratorium


1.Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih
dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor
karena dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2.Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia
kembalikan pada lemari yang telah tersedia.
3.Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja
tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit.
4.Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung
reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan
kembali.
5.Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang
memerlukan perbaikan.
6.Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam
kondisi buruk.
7.Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar
menjaga kestabilan alat tersebut.
8.Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat
tersebut tidak di gunakan kembali.

VIII. Cara Membersihkan Alat-alat Laboratorium

– Larutan yang larut air


Untuk larutan yang larut dalam air (misalnya natrium klorida atau larutan
sukrosa). Bilas 3-4 kali dengan air deionisasi kemudian simpan peralatan gelas
tadi.

– Larutan yang tidak larut air


Untuk larutan yang tidak larut air (misalnya, larutan dalam heksana atau
kloroform). Bilas 2-3 kali dengan etanol atau aseton, bilas 3-4 kali dengan air
deionisasi, lalu simpan. Dalam beberapa situasi pelarut lain perlu digunakan
untuk bilasan awal.

– Asam Kuat
Asam kuat (misalnya, konsentrat HCl atau H2SO4). Di dalam lemari asam,
dengan hati-hati bilas peralatan gelas air keran yang banyak.Lalu bilas 3-4 kali
dengan air deionisasi, kemudian simpan peralatan gelas tadi.

– Basa Kuat
Untuk basa kuat (misalnya, 6M NaOH atau konsentrat NH4OH). Di bawah
lemari asam, dengan hati-hati bilas peralatan gelas dengan air keran yang
banyak. Bilas 3-4 kali dengan air deionisasi, lalu simpan peralatan gelas tadi.

– Asam Lemah
Asam lemah (misalnya, larutan asam asetat atau pengenceran asam kuat seperti
0,1 M atau 1M HCl atau H2SO4). Bilas 3-4 kali dengan air deionisasi sebelum
menyimpannya.

– Basa Lemah
Basa lemah (misalnya, 0,1 M dan 1M NaOH atau NH4OH). Bilas bersih dengan
air keran untuk menghilangkan dasarnya, kemudian bilas 3-4 kali dengan air
deionisasi sebelum menyimpannya.
Mencuci Peralatan Gelas Spesial

– Peralatan gelas yang digunakan untuk Praktek Kimia Organik


Bilas peraltan gelas dengan pelarut yang sesuai. Gunakan air deionisasi untuk isi
larutan yang larut dalam air. Gunakan etanol larutan yang larut dalam etanol,
dilanjutkan oleh bilasan air deionisasi. Bilas dengan pelarut lain yang diperlukan,
diikuti oleh etanol dan air deionisasi. Jika gelas perlu digosok, gosok dengan sikat
menggunakan air sabun panas/hangat, bilas dengan air keran, dilanjutkan oleh
bilasan dengan air deionisasi.

– Buret
Cuci dengan air sabun panas, bilas dengan air keran, kemudian bilas 3-4 kali
dengan air deionisasi. Pastikan pembilasan harus bersih. Burets harus benar-benar
bersih jika akan digunakan untuk praktek analisa kuantitatif.

– Pipet dan Labu Ukur


Dalam beberapa kasus, kita mungkin perlu untuk merendam peralatan gelas ini
dengan air sabun untuk satu malam. Bersihkan pipet dan labu ukur menggunakan
air sabun bersuhu hangat. {eralatan gelas ini mungkin perlu digosok dengan kuas.
Bilas dengan air keran diikuti oleh 3-4 kali bilasan dengan air deionisasi.

Mengeringkan atau Tidak Mengeringkan Peralatan Gelas

– Tidak Mengeringkan
Tidak disarankan untuk mengeringkan gelas dengan tisu atau dengan tekanan
udara (seperti dengan hairdryer) karena hal ini dapat menimbulkan kotoran yang
dapat mencemari larutan. Biasanya kita dapat membiarkan gelas kering dengan
sendirinya.

– Membilas dengan Pereaksi


Jika air bisa mempengaruhi konsentrasi larutan akhir yang akan kita buat nantinya,
bisa kita membilas peralatan gelas itu 3 kali dengan larutan tertentu .

– Mengeringkan Peralatan gelas


Jika peralatan gelas akan digunakan segera setelah dicuci dan harus kering, bilas 2-
3 kali dengan aseton. Ini akan menghilangkan air dan akan menguap dengan cepat.
Meskipun bukan ide yang bagus untuk meniup udara ke dalam gelas untuk
mengeringkannya, kadang-kadang kita dapat menerapkan metode vakum untuk
menguapkan pelarut.
IX. Kesimpulan
1. Setelah melakukan praktikum, praktikan dapat mengetahui nama-nama dan
fungsi alat-alat laboratorium.
2. Setiap jenis zat kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda, misalnya
asam yang bersifat korosif tehadap benda di sekitarnya, selain itu zat kimia
memiliki fungsi yang sama.
3. Setelah melakukan praktikum, praktikan dapat mengetahui
cara penggunaan beberapa alat laboratorium, cara memelihara, dan cara
membersihkan alat-alat laboratorium.

Bekasi, 15 September 2016

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Praktikan

(Dra. Warida, M.Kes) (Fira Kuswandari, S.Si) (Novia Risky Rahayu)

Anda mungkin juga menyukai