Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan bagian penting dari perjalanan sebuah umat, bangsa, negara, maupun
individu. Keberadaan sejarah merupakan bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Oleh karena
itu tanpa mengetahui sejarah, maka proses kehidupan tidak akan dapat diketahui. Melalui sejarah
pulalah manusia dapat mengambil banyak pelajaran dari proses kehidupan suatu umat, bangsa,
negara dan sebagainya. Diantara pelajaran penting yang dapat diambil dari sejarah adalah
mengambil sesuatu yang baikdari suatu umat, bangsa dan negara, untuk senantiasa dilestarikan
dan dikembangkan.sedangkan terhadap hal-hal yang tidak baik, sedapat mungkin ditinggalkan
dan dihindari.

Melalui sejarah kita dapat mengetahui betapa umat Islam pernah mencapai suatu kejayaan
yang diakui oleh dunia internasioal. Pada saat itu banyak orang-orang non muslim yang belajar
kepada ilmuwan Muslim, baik secara langsung maupun tidak. Banyak karya-karya tokoh
ilmuwan Muslim yang dipakai sebagai referensi ilmuwan Eropa sampai hampir tujuh abad,
misalnya karya Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, al-Hawarizmi dan sebagainya.
Kejayaan itu tentu tidak dapat dicapai begitu saja, tanpa adanya suatu sebab yaitu usaha
maksimal dari para ilmuwan Muslim.

Setelah kita mengetahui betapa pentingnya sejarah maka dalam makalah ini akan membahas
pengertian sejarah, hakikat sejarah, karakteristik sejarah dan implikasinya dalam pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian sejarah?

2. Bagaimana hakekat sejarah?

3. Bagaimana karakteristik sejarah?

4. Bagaimana implikasi sejarah dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?

5. Bagaimana definisi sejarah kebudayaan Islam?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk memahami pengertian sejarah

2. Untuk memahami hakekat sejarah

3. Untuk mengetahui karakteristik sejarah

4. Untuk mengetahui implikasi sejarah dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam

5. Untuk mengetahui definisi sejarah kebudayaan Islam


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah

Kata sejarah berasal dari kata dalam bahasa arab syajarah, yang berarti pohon. Syajarah
an-Nasab berarti pohon silsilah. Kata ini memberikan gambaran peradaban manusia dengan
pohon, yang tumbuh berasal dari biji kecil dan berkembang menjadi pohon yang rindang dan
berkesinambungan.1

Kata syajarah tampaknya sulit untuk digunakan sebagai penisbatan makna sejarah. Kata
dalam bahasa arab yang sering digunakan untuk makna sejarah adalah tarikh, qishah, hikayah,
dan riwayah. Kata tarikh adalah bentuk mufrad dari jama’ tawarikh. Kata tarikh berasal dari kata
kerja ‘arrakha-yu’arrikhu, kataba tarikhan, berarti menulis, mencatat sejarah. Kata qishah adalah
bentuk mufrod dari lafadz qashash berarti cerita. Hikayat berarti juga cerita/ceritera atau juga
dalam bahasa Indonesia disebut hikayat. Adapun riwayah berasal dari kata rawa-yarwi berarti
meriwayatkan atau menceritakan, menyampaikan.

Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirdjo dalam bukunya Pendekatan Ilmu Sosial
dalam Metodologi Sejarah, membagi pengertian sejarah pada pengertian subjektif dan objektif.

Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan yang disusun penulis sebagai
suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan yang mencakup fakta-
fakta yang dirangkai untuk menggambarkan gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Disebut
subjektif tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur dari isi subjek (pengarang, penulis).
Karena pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran dari pengarang
sehingga memuat sifat-sifatnya, gaya bahasanya, struktur pemikirannya, pandangannya dan lain-
lain.

1
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2014,
hlm. 20
Sejarah dalam arti objektif adalah kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah
dalam aktualitasnya. Kejadian tersebut sekali terjadi dan tidak dapat diulang lagi.2

Sejarah menurut pandangan seorang sarjana Muslim Muhammad bin Ibrahim al-Iji adalah
suatu ilmu mengenai alam yang diciptakan oleh Allah SWT yang mengandung ruang lingkup
masa dan peristiwa yang menjadi objeknya ialah makhluk itu sendiri terutama manusia dan
kesan daripada aktivitas-aktivitas manusia tersebut melahirkan maklumat dan peristiwa.
Tujuannya untuk mengkaji kedudukan individu-individu yang terkenal di dunia ini. Faedahnya
yang paling utama ialah untuk mengakui hasil penciptaan Allah SWT dengan kewujudan alam
ini. Sedangkan sejarah menurut pandangan sarjana Barat A. Marwick membagi pengertian
sejarah menjadi tiga. Pertama, sejarah merupakan keseluruhan masa lalu seperti sebenarnya
berlaku. Kedua, sejarah merupakan usaha manusia mengurai dan mentafsir masa lalu, dan ketiga,
sebagai kajian yang sistematik terhadap masa lalu untuk suatu disiplin ilmu.3

Simpulan dari beberapa uraian di atas adalah bahwa sejarah merujuk kepada setidak-
setidaknya dua konsep yang berbeda, yaitu: pertama,sejarah yang tersusun dari serangkaian
peristiwa masa lampau dan keseluruhan pengalaman manusia. Konsep ini memberikan
pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Maka harus dipahami sebagai aktualitas
atau sebagai peristiwa itu sendiri. Kedua,sejarah sebagai suatu cara yang dengan fakta-fakta
diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan analisis. Konsep ini menunjukkan pengertian sejarah yang
subjektif, sebab peristiwa masa lampau telah menjadi kisah.

B. Hakekat Sejarah

Kata sejarah dalam bahasa Indonesia memiliki kesamaan filsofis dengan kata syajarah dalam
bahasa Arab yang berarti pohon. Pohon merupakan gambaran suatu rangkaian geneologi, yaitu
pohon keluarga yang mempunyai keterkaitan erat antara akar,batang, cabang ranting, dan daun
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm. 14

3
Mubasyaroh, Sejarah Dakwah, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 9-12
serta buah. Keseluruhan elemen pohon ini memiliki keterkaitan erat, kendatipun yang sering
dilihat oleh manusia pada umumnya hanya batang pohon saja, atu buahnya saja, akan tetapi
adanya pohon dan buah tidak terlepas dari peran akar. Itulah filosofi sejarah, yang mempunyai
keterkaitan erat antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Deskripsi tentang
aktivitas manusia yan terus menerus baik dalam bentuk individu maupun kelompok. Dari dua
pengertian tersebut menunjukkan bahwa evinisi pertama lebih bernuansa filosofis yang
berkaitan dengan hakikat sesuatu, sedangkan definisi kedua lebih operasional. Menurut Prof.
Nourozzama ash-Shiddiqie,

Sejarah adalah peristiwa masa lampau yang tidak sekedar informasi tentang terjadinya
peristiwa, tetapi juga mmberikan interprestasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat kepada
hukum sebab-akibat. Dengan adanya interpretasi ini, maka sejarah sangat terbuka apabila
dikemukakan bukti-bukti baru. Definisi ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sayyid
Quttub, bahwa sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa dan pengertian mengenai hubungan-
hubungan nyata dan tidak nyat yang menjalin seluruh bagian serta memberikan dinamisme
dalam waktu dan tempat.

Jadi sejarah bukan sekedar catatan bagi orang-orang yang lahir dan orang-orang yang mati
dan sekedar mengungkap kehidupan para penguasa dan biografi para pahlawan, akan tetapi
sejarah juga merupakan suatu ilmu yang membentangkan perkembangan masyarakat, yaitu suatu
proses yang panjang sekali. Sejarah berbeda dengan hikayat, legenda, kisah dan sebagainya.
Sejarah harus dapat dibuktikan kebenarannya dan logis.oleh karena itu, cerita yang tidak masuk
akal apalagi tidak dapat dibuktikan kebenarannya, maka tidak dapat dikategorikan sebagai
sejarah.4

C. Karakteristik

Karakteristik sejarah yang paling mendasar adalah:

1. Sifat Peristiwa

Sifat peristiwa sejarah menyangkut hakekat dan makna peristiwa serta keunikan peristiwa.

4
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang;2009, hlm. 5-6
a. Hakekat dan Makna Peristiwa

Peristiwa yang menjadi obyek kajian ilmu sejarah hanya peristiwa yang menyangkut kehidupan
manusia secara langsung, dan memiliki signifikansi (arti atau makna penting) serta besar
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia secara luas. Hal itu berarti, sejarah adalah ilmu
tentang manusia, tepatnya ilmu tentang pengalaman dan kiprah manusia di masa lampau.

b. Keunikan Peristiwa

Selain hakekat dan makna peristiwa, studi sejarah juga ditujukan pada keunian peristiwa.
Keunikan itu mungkin menyangkut individu, institusi, situasi bahkan mungkin juga ide.
Keunikan unsur-unsur peristiwa itu menjadi bahan pertanyaan, mengapa? (why). Oleh karena itu,
keunikan peristiwa merupakan salah satu alasan bagi pemilihan topik penelitian sejarah.

2. Perspektif Waktu

Penelitian dan penulisan sejarah mengacu pada periodisasi (pembabakan waktu). Peristiwa yang
dikaji harus jelas ruang-lingkup temporalnya.

3. Sifat Fakta

Penulisan sejarah harus berdasarkan fakta. Fakta sejarah adalah hasil seleksi atas sifat fakta (kuat
atau lemah).5

D. Implikasi Terhadap Pembelajaran SKI

Sejarah termasuk dalam kategori ilmu humaniora, yaitu disiplin ilmu yang membahas hal-
hal yang berhubungan dengan manusia dan masyarakat. Adapun implikasi sejarah pada
pembelajaran SKI adalah:

1. Implikasi terhadap bahan ajar

Bahan atau materi sejarah yang dipelajari siswa dari pembelajaran sejarah hendaknya
menguraikan suatu peristiwa sejarah tidak saja mengungkapkan pengetahuan tentang apa, siapa,
dan di mana, tetapi lebih ditujukan mengetahui mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi,
alasan-alasan yang mendasari suatu peristiwa.
5
Rusydi Suliaman, Op.Cit., hlm. 24
Keterbatasan materi sejarah seperti yang diharapkan dari buku-buku teks Sejarah
Kebudayaan Islam yang ada saat ini membutuhkan kreatifitas guru SKI untuk mengaplikasikan
pemahamannya mengenai wawasan dan kesadaran sejarah dalam meramu materi pembelajaran
sejarah dengan menggali dan mengangkat ke permukaan aspk-aspek kejiwaan dari peristiwa
sejarah yang akan dipelajari siswa. Bahan-bahan sejarah yang bisa dikembangkan selain buku-
buku teks yang dianggap konvensional adalah:

a. Narasi. Bahan-bahan ajar itu bisa berupa kemampuan bercerita yang dimiliki oleh guru.

b. Gambar dan Peta. Gambar menjadi media yang mewakili ketidakhadiran bukti-bukti sejarah
dan itu akan mengantarkan siswa untuk mempelajari peristiwa sejarah itu.

c. Dokumen dan Benda Sejarah. Salah satu bukti-bukti sejarah itu adalah dokumen dan benda-
benda yang masih tersisa.

d. Tempat Bersejarah. Dengan melakukan kunjungan ke tempat bersejarah, inilah media yang
sangat konkrit dan bisa dirasakan siswa secara langsung.

2. Implikasi terhadap proses pembelajaran

Pembelajaran sejarah yang baik dilakukan dengan cara yang seimbang. Artinya, kedua
unsur atau dimensinya, pristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa. Fakta dan
peristiwa sejarah penting untuk dihadirkan kepada siswa. Contoh, metode inquiry sebagai cara
berfikir sejarah bisa diterapkan pada saat pembelajaran sejarah sekaligus membimbing siswa
untuk menguasai keterampilan.

Beberapa metode yang bisa dipakai untuk mempelajari sejarah adalah belajar berbasis
masalah. Siswa dihadapkan pada situasi sejarah yang bermasalah, seperti mengubur anak
perempuan hidup-hidup pada masa pra islam. Implikasi lain dari hakikat sejarah terhadap
pembelajaran adalah pergeseran posisi guru dan siswa.

Implikasi berikutnya dari strategi pembelajaran yang bervariasi ini adalah pelaksanaan
penilaian kelas dari pelajaran sejarah kebudayaan islam. Penilaian belajar siswa harus
dilaksanakan dengan cara bervariasi juga. Adapun karakteristik mata pelajaran sejarah adalah
sebagai berikut:

a. Sejarah terkait dengan masa lampau

b. Sejarah bersifat kronologis

c. Ada tiga unsur penting dalam sejarah, yakni manusia, ruang dan waktu

d. Perspektif waktu merupakan dimensi yang sangat penting dalam sejarah

e. Dalam sejarah ada prinsip sebab-akibat

f. Sejarah pada hakikatnya adalah dinamis

Tujuan pembelajaran sejarah bisa dibedakan menjadi tiga :

a. Mampu memahami sejarah kebudayaan islam

b. Siswa memiliki wawasan sejarah

c. Siswa memiliki kesadaran sejarah6

E. Definisi Sejarah Kebudayaan Islam


Definisi Sejarah Kebudayaan Islam dapat dijelaskan dalam tiga (3) kata yang masing-
masing memiliki arti, yaitu sejarah, kebudayaan, dan Islam. Sejarah merupakan bagian dari ilmu
sosial yang mempelajari tentang peristiwa masa lampau. Kuntowijoyo (2005) menyatakan
bahwa, “istilah sejarah memiliki pelafalan dan sekaligus pengertian dengan istilah kata syajarah
yang berarti pohon atau syajara yang berarti terjadi. Kedua kata dalam bahasa Arab inilah yang
kemudian dilafalkan sebagai sejarah dalam bahasa Indonesia” .
Berkaitan dengan istilah kata syajarah yang berarti pohon, maka lazimnya sebuah pohon akan
memiliki akar dan cabang. Diinspirasikan dari keadaan pohon seperti itulah dikembangkan
pengertian dasar dari sejarah, bahwa kata syajarah dikonotasikan terhadap pengertian sejarah
sebagai (1) suatu urutan asal-usul keturunan yang berkesinambungan, sejak jauh sebelum buyut,
lalu secara berturut-turut diteruskan oleh buyut, kakek, ayah, hingga sampai pada keberadaannya
sekarang ini; (2) suatu silsilah keturunan yang bercabang-cabang, sejak orang tua, anak, cicit,
6
http://pai.stai-aljawami.ac.id/index.php/course/implikasi-hakekat-sejarah-terhadap-ski
dan seterusnya; (3) pertumbuhan dan perkembangan dari peristiwa yang satu menuju peristiwa
yang lain secara berkesinambungan (kontinuitas) sesuai dengan garis waktu. Lebih lanjut,
Abdillah (2012) juga mengemukakan bahwa:
Kata syajarah yang diambil menjadi sejarah, mengalami perluasan makna sebagai: apa
yang telah terjadi atau kisah dari semua yang telah terjadi, dan uraian ilmiah tentang hal yang
telah terjadi. Dalam bahasa Arab untuk pengertian sejarah digunakan tarikh, yang mengandung
arti penggalan, waktu, zaman, kurun zaman, perhitungan tahun (hlm. 13).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa sejarah menyangkut waktu dan
peristiwa. Oleh karena itu, masalah waktu memegang peranan penting dalam memahami satu
peristiwa. Hal ini membuat para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat
periodisasi. Mengenai sejarah di negeri barat, Rochmat (2009) mengemukakan bahwa:
Kata yang paling umum dipergunakan di negeri Barat untuk sejarah adalah kata seperti dalam
bahasa Inggris history. Kata ini sebenarnya berasal dari bahasa Yunani Kuno historia yang
berarti inquiry (penelitian), interview (wawancara), interogasi dari seorang saksi mata, dan
laporan mengenai hasil tindakan- tindakan itu; witness (saksi mata), judge (seorang hakim), dan
seorang yang tahu .
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa sejarah terdiri dari pengamatan langsung,
penelitian, dan laporan hasil penelitian. Sesuatu yang terjadi di masa lalu tidak dapat disebut
sejarah dengan begitu saja apabila tidak ada catatan yang valid mengenai peristiwa itu. Mengenai
arti sejarah, dapat dikaji dari dua segi, pertama dari arti istilahnya dan kedua dari makna dasar
yang terkandung dalam istilah sejarah itu.
Sejarah selalu berarti sejarahnya manusia. Peristiwa atau kejadian alam di masa lampau
seperti proses terjadinya bumi tidak termasuk pengertian sejarah. Pengertian sejarah sebagai
peristiwa ini menyangkut makna dasar sejarah adalah peristiwa, kejadian, aktivitas manusia yang
telah terjadi di masa lampau. Sejarah secara garis besar merupakan suatu penggambaran atau
rekonstruksi peristiwa, kisah maupun cerita yang benar-benar terjadi pada masa lalu (Supardan,
2011). Sejarah merupakan kajian yang sangat penting. Bahkan, Hasan (1999) menyatakan
bahwa, “....di Indonesia sendiri, sejarah merupakan wahana pendidikan yang tertua dibandingkan
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, baik pada masa sebelum maupun sesudah kemerdekaan”.
Kebudayaan merupakan hasil karya-cipta (pengolahan, pengerahan, dan pengarahan
terhadap alam) oleh manusia dengan kekuatan jiwa dan raganya yang menyatakan diri dalam
berbagai kehidupan dan penghidupan manusia sebagai balasan atas segala tantangan, tuntutan,
dan dorongan dari dalam diri manusia menuju arah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan
manusia (Anshari, 1980). Mengenai istilah kebudayaan, Mahfud berpendapat bahwa:
Kebudayaan merupakan wadah tempat hakikat manusia mengembangkan diri. Kebudayaan lahir
dari olah akal budi, jiwa atau hati nurani manusia. Bentuk kebudayaan tersebut selalu
mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang diyakini, yang dirasa, dan diharapkan memberikan
kebaikan dalam hidup. Oleh karena itu, kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan
tersebut juga disebut peradaban. Kebudayaan atau peradaban yang dipengaruhi oleh nilai-nilai
ajaran Islam disebut kebudayaan atau peradaban Islam.
Pengertian kebudayaan dapat disimpulkan sebagai suatu wadah bagi manusia untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang diyakini sehingga terc
http://lagibelajargoblog.blogspot.com/2014/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html?
m=1Rasulullah SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sepanjang masa dan
setiap tempat. Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur‟an sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah
SWT sebelumnya. Islam sebagai diin, meliputi agama dan kebudayaan. Jadi agama Islam dan
kebudayaan Islam adalah diin yang berasaskan Al- Qur‟an, Sunnah, dan Ijtihad.
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata arab “Al-Hadharah Al-Islamiyyah”. Kata ini juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah kebudayaan Islam. Kebudayaan dalam
bahasa Arab adalah Al-Tsaqafah, di Indonesia sebagaimana juga yang ada di Arab dan Barat,
masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata ini “kebudayaan (Arab: Al-Tsaqafah, Inggris:
Culture), dan “peradaban” (Arab: Al- Hadharah, Inggris: Civilization). Kebudayaan adalah
bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, kebudayaan lebih direfleksikan
dalam bentuk seni, sastra, religi (agama) dan moral, sedangkan peradaban terefleksikan dalam
bentuk politik, ekonomi, dan teknologi.
Mahfud (2011: 186-192) mengemukakan ciri-ciri dan nilai-nilai kebudayaan Islam. Adapun ciri-
ciri kebudayaan Islam sebagai berikut:
1) Bernafaskan tauhid, karena tauhid menjadi prinsip pokok Islam.
2) Hasil pemikiran dan pengolahannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan
membahagiakan umat manusia.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan Islam adalah sebagai berikut:
1) Berorientasi pada pengabdian dan kebenaran Ilahi, karena itu seluruh kegiatan manusia
dalam kehidupan ini harus berorientasi pada pengabdian kepada Allah SWT.
2) Berpikir kritis dan inovatif. Berpikir kritis merupakan berpikir secara objektif dan
analitis, sedangkan berpikir inovatif adalah berpikir untuk menemukan pikiran-pikiran
baru. Dengan berpikir kritis dan

inovatif inilah seseorang akan lebih maju dan telah mengantarkan kemajuan intelektual Islam
pada masa keemasannya.
3) Bekerja keras. Manusia adalah makhluk yang diciptakan secara sempurna dengan
menganugerahkan akal dan budi. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berusaha meraih
kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.
4) Bersikap terbuka, berarti mau menerima masukan dari siapapun. Kemajuan akan mudah
dicapai dengan sikap terbuka, manfaatkan pemikiran, kemajuan yang dicapai orang lain,
sepanjang tetap sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang ditetapkan Allah SWT.
5) Jujur, kejujuran akan membimbing manusia dalam proses penemuan kebenaran dan
mengemukakan kebenaran secara objektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya kesalahan-
kesalahan yang merugikan.
6) Adil, merupakan tindakan yang menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil menunjukkan
sikap yang professional dalam mengambil keputusan dalam berbagai persoalan yang berkaitan
dengan banyak pihak.
7) Ikhlas, berarti murni, bersih dari segala unsur yang mengotori atau mencemari niat seseorang
untuk berbuat sesuatu sebagai wujud pengabdian ketaatan kepada Allah SWT.
Menurut Hasimy, “Sejarah Kebudayaan Islam adalah kemajuan politik atau kekuasaan
Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan
ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat”. Sedangkan menurut Nata,
Sejarah Kebudayaan Islam yaitu:
Peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh- sungguh terjadi yang seluruhnya
berkaitan dengan agama Islam. Diantara cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah
proses pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh- tokoh yang melakukan
pengembangan dan penyebaran agama Islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang
dicapai oleh umat Islam dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan agama
dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya.
Sejarah Kebudayaan Islam adalah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Agama Islam yang
tidak dapat dipisahkan. Ini adalah kenyataan yang selama ini dilupakan orang. Sejarah
Kebudayaan Islam haruslah ditulis oleh orang yang memiliki pengetahuan Agama Islam, baik
itu Al-Qur‟an, Hadits, Fiqh, Tauhid, Tarikh Tasyri‟ Islami, dan lainnya.

F. Analisa

Sejarah disebut dengan syajarah yang berarti pohon dan keturunan, maksudnya disaat kita
membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon dari yang terkecil sampai berkembang menjadi
besar, maka hal tersebut sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti
peristiwa pemerintahan keluarga raja di masa lampau.

Secara umum pengertian sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-peninggalan tersebut
adalah sumber sejarah. Sejarah dapat juga diartikan sebagai cabang ilmu yang mengkaji secara
sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat
dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau.

Sejarah merupakan bagian penting dari perjalanan sebuah umat, bangsa, Negara, maupun
individu. Keberadaan sejarah merupakan bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Oleh karena
itu tanpa mengetahui sejarah, maka proses kehidupan tidak akan dapat diketahui. Melalui sejarah
pulalah manusia dapat mengambil banyak pelajaran dari proses kehidupan suatu umat, bangsa,
Negara dan sebagainya.

Implikasi terhadap bahan ajar dibutuhkan kreatifitas guru untuk memilih dan
memprsiapkan bahan selain buku ajar, yang bisa membantu siswa menikmati dengan tidak
meninggalkan unsure manfaatnya. Prinsip dari pemenuhan bahan ajar itu adalah terletak pada
pengaruhnya, apakah dia bisa menjadi jembatan sejarah yang bisa dilalui oleh siswa untuk
sampai pada tempat peristiwa bersejarah itu terjadi. Gruru kelas bisa menulis sendiri dengan cara
memodifikasi buku teks sedemikan rupa sampai bisa membangkitkan imajinasi anak untuk
memasuki dunia sejarah.

Sedangkan implikasi terhadap pembelajaran SKI, dengan menggunakan metode inquiry


siswa dan guru tidak belajar materi sejarah, tapi inti sejarah. Siswa ikut mempelajari dan
memahami cara kerja ilmiah untuk mencari kebenaran itu artinya bahwa siswa sudah terlibat
membangun pengetahuannya. Hal ini juga menimbulkan kesadaran ilmiah bahwa pengetahuan
itu mengandung proses dinamis, bukan fakta statis.

Salah satu karakter yang melekat dengan sejarah adalah sifatnya yang lampau. Sifat ini bisa
tidak mengundang siswa untuk mempelajarinya, karena orientasi mereka adalah dunia masa
depan. Bahkan, sjarah bisa menjadi beban tersendiri yang menghambat perkembangan siswa
kalau tidak diphami scara kritis. Siswa harus dimotivasi bahwa pengetahuan sejarah adalah
modal besar untuk mengarungi masa kini dan menyongsong masa depan. Sejarah adalah modal
untuk mengembangkan kehidupan pribadi dan sosial.

Dengan pengetahuan sejarah, siswa mempunyai kunci untuk melihat apa yang dapat
dilakukan di masa depan dengan bercermin pada sejarah. Untuk meningkatkan manfaat
pengetahuan sejarah, dibutuhkn pembelajaran yang bisa menghubungkan peristiwa masa lalu
engan masa depan. Pembelajaran ini bisa diwujudkan dengan cara kontekstualisasi fakta dan
nilai-nilai sejarah, pembelajaran kontekstual dibutuhkan untuk menimbulkan pentingnya makna
sejarah sebagai modal untuk membangun masa depan.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Sejarah merujuk kepada setidak-setidaknya dua konsep yang berbeda, yaitu: pertama,sejarah
yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau dan keseluruhan pengalaman
manusia. Konsep ini memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau.
Maka harus dipahami sebagai aktualitas atau sebagai peristiwa itu sendiri. Kedua,sejarah
sebagai suatu cara yang dengan fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan analisis.
Konsep ini menunjukkan pengertian sejarah yang subjektif, sebab peristiwa masa lampau
telah menjadi kisah.

2. Sejarah bukan sekedar catatan bagi orang-orang yang lahir dan orang-orang yang mati dan
sekedar mengungkap kehidupan para penguasa dan biografi para pahlawan, akan tetapi
sejarah juga merupakan suatu ilmu yang membentangkan perkembangan masyarakat, yaitu
suatu proses yang panjang sekali. Sejarah harus dapat dibuktikan kebenaannya dan logis.
Karakteristik sejarah yang mendasar dapat dilihat dari sifat peristiwa yang meliputi hakekat
dan makna peristiwa serta keunikan peristiwa, perspektif waktu dan sifat fakta.

3. Implikasi terhadap bahan ajar meliputi narasi, gambar dan peta, dokumen dan benda
sejarah, dan tempat bersejarah. Sedangkan implikasi terhadap pembelajaran Pembelajaran
sejarah yang baik dilakukan dengan cara yang seimbang. Artinya, kedua unsur atau
dimensinya, pristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa. Fakta dan
peristiwa sejarah penting untuk dihadirkan kepada mahasiswa.

B. SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam mengetahui tentang Sejarah
Kebudayaan Islam dan implikasinya terhadap pembelajaran di sekolah serta dapat bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008


Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang;2009

Mubasyaroh, Sejarah Dakwah, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010

Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta:2014

http://pai.stai-aljawami.ac.id/index.php/course/implikasi-hakekat-sejarah-terhadap-ski(diakses
pada tanggal 27 November 2019 pukul 19.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai