Oleh:
FITRI YULIANI
NIM : 1815301408
2. Manfaat Perencanaan
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi
memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:
1) Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya
2) Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
4) Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahana yang diperlukan
5) Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
4. Ciri-ciri Perencanaan
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus diperhatikan yaitu :
a. Bagian dari sistem administrasi
b. Dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
c. Berorientasi pada masa depan
d. mampu menyelesaikan masalah
e. Mempunyai tujuan
f. Bersifat mampu kelola
5. Unsur Pokok Perencanaan
Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi
kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu:
1) Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari
menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan
prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan .Unsur
masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum di sebutkan apabila
tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar yang ditetapkan ,serta jika dana
yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan
kesehatan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a. Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
Modal bergerak (working capital): uang, giro
Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.
3). Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang tidak
termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
b. Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
dimiliki dan yang diterapkan.
c. Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
Input manajemen juga terdiri dari:
Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten
Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
Material :materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja
Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program
2) Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun
fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua
metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yakni tindakan medis dan tindakan non
medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang di
tetapkan, maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Dalam proses terdapat :
Perencanaan ( P1 )
Pengorganisasian ( P2 )
Penggerakan dan pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian ( P3)
a) Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan kebutuhan
dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).
Contoh :
o Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
o Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
b) Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-golongkan, dan
mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan
pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau sinkronisasi semua
kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.
Contoh :
o Puskesmas
o Puskesmas Pembantu
o Polindes dan Pembantu
o Balai Desa
c) Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di
antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan
kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh
o Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
o Supervisi
o Stratifikasi Puskesmas
o Survey
3) Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan,
output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Dalam kebidanan dikenal
pelayanan kebidanan. Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan
Penampilan daat dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis pelayanan
kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara umum di sebutkan
apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Cakupan Kegiatan Program :Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima
layanan kebidanan ( memerator ), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran program kebidanan.( Denominator ) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan ( mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb ). Contoh : Untuk BPS :
Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai
provider
d) Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS,
Puskesmas dsb ) yang tersedia.
e.) Out come ( Impact)
Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu program,
perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.
6. Langkah-langkah Perencanaan
Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasanatau
cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan
mempunyai beberapa langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan
sebuah perencanaan terdiri dari:
1) Analisis situasi
Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini
dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji
laporan lembaga lain(data sekunder)yang data nya dibutuhkan, observasi, dan wawancara. Agar
mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf sebuah organisasi atau
mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu
antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan ilmu statistik.
Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang bertujuan untuk identifikasi
masalah. Yang dihasilkan dari proses analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan
berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati serta
potensi organisasi yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Dari penjelasan di atas,
langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan berbagai jenis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyrakat yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan.
Data yang diperlukan untuk menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:
a. Data tentang penyakit dan kejadian sakit
Untuk menyusun perencanaan kesehatan, analisis situasi diarahkan untuk menghimpun
data tentang masalah kesehatan masyarakat. Untuk menjelaskan masalah kesehatan masyarakat
yang sedang diamati, data penyakit yang tercatat pada catatan surveilan harus diolah lagi dengan
pendekatan epidemiologi dan informasinya disajikan dengan menggunakan statistik. Dengan
memproses data penyakit menggunakan pendekatan epidemiologi akan diketahui wilayah mana
saja penyakit atau masalah kesehatan masyarakat tersebut berkembang, kapan terjadinya, siapa
saja kelompok penduduk di wilayah tersebut yang menderita penyakit tersebut, apa saja faktor
yang terkait dengan penyakit yang sudah berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
b. Data kependudukan
Data kependudukan yang perlu dihimpun yang ada kaitannya dengan penyakit yang
sedang diamati adalah jumlah dan distribusi penduduk per wilayah, per jenis kelamin, dan per
kelompok umur, dan tingkat kepadatan penduduknya. Vital statistik tentang kelahiran, kematian
akibat penyakit tersebut.
c. Data potensi organisasi kesehatan
Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan kesehatan adalah jumlah
RS (kapasitas tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/para medis yang dimiliki. Data
ini akan bermanfaat jika tim perencana ingin mengadakan kerjasama dengan lembaga lain yang
juga menyediakan pelayanan kesehatan. Analisis situasi juga dilakukan untuk menganalisis
potensi dan kelemahan organisasi (pelaksana program). Manfaat semaksimal mungkin potensi
organisasi dan lingkungan sosial yang ada di suatu wilayah, tetapi waspadai kelemahan yang
mungkin akan menjadi kendala atau menghambat pelaksanaan kegiatan program di lapangan.
d. Keadaan lingkungan dan geografi
Data ini dikaitkan dengan perkembangan penyakit atau masalah kesehatan yang diamati
di masayrakat. Data lingkungan desa dan tempat-tempat umum di wilayah tersebut yang perlu
dicatat adalah sekolah, pasar, tempat ibadah, sumber air, dan mutu air minum yang digunakan
oleh masyarakat, sistem pembuangan air limbah/sampah, jamban keluarga. Data ini dikaji untuk
mengetahui keterkaitan nya dengan perkembangan berbagai vektor dari penyakit yang sedang
diamati di suatu wilayah.
e. Data sarana dan prasarana
Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia di suatu wilayah juga
mendapat perhatian tim perencana. Data ini penting diketahui pada saat tim menyusun rencana
pebgembangan program kesehatan yang membutuhkan informasi tentang mobilitas penduduk,
pengiriman data dan logistik, supervisi, kemudian rujukan pasien dan sebagainya.
Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan dijadikan informasi.
Berbagai jenis informasi yang sudah dihimpun dibahas bersama dengan program terkait,
dikoordinasikan, diintegrasikan, dan ditukar dengan program lainnya sehingga semua informasi
yang terkait akan menjadi pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk menyusun
perencanaan terpadu.
Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari catatan rutin organisasi
kesehatan( kegiatan surveilan program puskesmas atau dinkes kabupaten/kota) atau dapat
diambil dari sektor lainnya yang ada di desa, kantor kecamatan, atau kantor dinkes
kabupaten/kota. Dari laporan kegiatan program puskesmas atau dinkes kesehatan kabupaten/kota
akan diperoleh data tentang jenis dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga
kesehatan, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk sektor kesehatan.
Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang kependudukan, data sosial
ekonomi, data geografi dan dat organisasi sosial kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus
dipilah-pilah lagi agar diketahui mana informasi potensi dan kelemahan organisasi dan mana
yang mungkin menjadi peluang dan ancaman pada saat pelaksanaan program.
2) Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih lanjut
menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat dijadikan informasi tentang distribusi di
suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu.
Informasi lain yang perlu dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang maslah
kesehatan masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya.
Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan tentang bagaimana
puskesmas akan mengembangkan program intervensi.
Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses identifikasi masalah, mulai dari
langkah awal mengkaji berbagai masalah kesehatan yang berkembang di wilayah kerja
puskesmas, potensi puskesmas untuk mengatasinya, sejauh mana bantuan dari dinkes yang dapat
diperoleh.
Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji suatu masalah
kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya (lingkungan dan perilaku masyarakat). Yang
perlu dibedakan adalah masalah program (input,proses,output, efek) dan yang mana masalah
kesehatan masyarakat(outcome/dampak dari sebuah sistem). Berikut ini adalah contoh enam
pertanyaan kritis yang diajukan untuk mengindentifikasi masalah kesehatan.
Apa jenis masalah kesehatan yang dihadapi (what is the problem)
Apa faktor-faktor penyebabnya ( why the problem does exist)
Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita (who is most
affected by the problem)
f. Kapan masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)
g. Setelah keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab program akan dapat
menyusun rumusan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi. Untuk
menyusun langkah-langkah penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan
penting yang perlu dirumuskan yaitu : “Apa kemungkinan dampak (akibat) yang muncul
apabila masalah kesehatan tersebut tidak terpecahkan (What kind of impact will be
happen) dan apa kegiatan program yang bisa dikembangkan untuk menagatasi (what plan
of action should be taken).
3) Menentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan tujuan program.
Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria di atas akan
semakin mudah menyusun tujuan program. Sebelum rencana kerja operasional disusun, beberapa
pertanyaan berikut ini wajib dipahami oleh tim perencana :
a. Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-how many)?
b. Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan ( potensi organisasi-how
many)?
c. Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga pertanyaan tersebut di atas
akan bermanfaat untuk :
Menetapkan langkah-langkah operasional program
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat smart : spesifik,(jelas
sasarannya, dan mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable(dapat diukur kemajuannya),
appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi atau
sebagainya), realistik (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang
tersedia), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan program sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).
Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun tujuan program.
Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan program
dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan program.
Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan kemampuan
organisasi, dan dapat diukut.
Tujuan penting untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil akhir.
Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya) dan hasil
akhir yang akan dicapai pada akhir kegiatan program (deadline). Di tingkat pelaksana,
tujuan program kesehatan dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional (jelas besarnya
sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang organisasi, semakin umum rumusan
tujuannya.
Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program. Kegiatan
untuk mencapai tujuan program. Kegiatan untuk mencapai tujuan dikembangkan dari
beberapa program terkait.
Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah dan
mungkin terjadi di masa depan sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target
operasionalnya ditetapkan.
4) Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji kembali hambatan dan
kelemahan program yang pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau
mewaspadai timbulnya hambatan serupa.
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi kendala dan
hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program dilaksanakan. Jenis
hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan ke dalam :
a. Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi kerja staf rendah,
pengetahuan dan keterampilan kurang, staf belum mampu mengembangkan partisifasi
masyarakat setempat. Peralatan sterilisasi belum tersedia atau dana untuk membeli peralatan
tersebut tidak dialokasikan. Arus informasi tentang pelaksanaan program sangat lamban karena
data yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat dan diolah secara manual. Laporan
kegiatan program tidak dimanfaatkan untuk menyusun rencana kegiatan program sehingga
terperangkap pada rutinitasme; laporan kegiatan program dibuata asal jadi saja, laporan ada
tetapi kegiatan sering tidak dilakukan,supervisi lemah. Jumlah dana operasional masih kurang,
waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan untuk menyusun rencana kerja. Semua jenis hambatan
ini sebenarnya harus dilakukan pada saat melakukan analisis situasi.
b. Hambatan yang terjadi pada lingkungan
Hambatan geografis(jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat pendidikan
masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (masih banyak
tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya). Semua kendala dan hambatan yang bersumber pada
lngkungan seperti ini sebaiknaya dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-
sakit masyarakat. Perilaku masyarakat yang kurang partisipatif merupakan kendala utama
pelaksanaan program. Di satu sisi, keadaan lingkungan ini tidak selalu dianggap sebagai kendala
tetapi dijadikan sebuah tantangan yang perlu diantisipasi atau diatasi agar tidak menjadi
hambatan dalam pelaksanaan program. Masalah rendahnya pendidikan, rendah nya pendapatan,
jalan rusak, kurang air minum adalah kendala yang seharusnya ditangani oleh sektor lain(
pendidikan, pembangunan ekonomi, PU, dan PDAM).
Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut
Susun daftra hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para
pelaksana,peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim,dan peran serta
masyarakat.
Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dianggap sebagai
tantangan untuk dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak dapat
dihilangkan.
Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi tetap waspada
dengan berbagai hambatan dan kendala di lapangan. Alternatif kegiatan yang dipilih
untuk mencapai tujuan program dan sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan
kendala di lapangan diharapkan akan memberikan hasil yang lebih optimal sehingga
pelaksanaan manajemen program di lapangan lebih efektif, efisien dan rasional.
5) Menyusun Rencana Kerja Operasional(RKO)
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dahulu
sebelum rencana kerja operasional disusun. Jika tidak, program yang akan dilaksanakan akan
terhambat oleh faktor organisasi. Faktor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta
masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga penting dikaji sebagai bagian dari strategi
pengembangan program di lapangan.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target yang
ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan rencana kerja operasional.
Format rencana kerja operasional yang lengkap terdiri dari :
Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa program ini dilaksanakan-
why)
Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama yang akan dipecahkan,
dituangkan dalam bentu ktujuan yang ingin dicapai. Latar belakang RKO berisi penjelasan
terhadap pertanyaan mengapa kegiatan program penting dilaksanakan. Informasi ini sudah
dikumpulkan pada langkah analisis situasi
Tujuan (apa yang ingin dicapai-what)
Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk mengukur keberhasilan program,
misalnya: untuk program penanggulangan diare perlu ditetapkan tujuan dengan target yang jelas
yaitu turunnya kejadian diare sampai 30% dalam kurun waktu 3 tahun di kalangan masyarakat
desa.
Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
program termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan kendala yang mungkin muncul
selama kegaiatan berlangsung.
Pelaksana dan sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaram kegiatan
program-who)
Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan staf yang akan
melaksanakan rencana kegiatan tersebut. Pada bagian ini perlu ada penjelasan tentang jumlah
dan jenis kualifikasi (jenis keterampilannya) yang perlu dimiliki. Demikian pula dengan uraian
tugasnya, sasaran kegiatan program dan jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan
menerima pelayanan kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan) misalnya dibutuhkan
kader aktif dan tiga petugas lapangan yang bertugas melakukan supervisi.
Sumber daya pendukung (what kind of support)
Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang diperlukan dan yang
sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa dana yang diperlukan, berapa
besar alokasinya untuk setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak
diduga.
Tempat (di mana kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan akan dilaksanakan-where)
Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan program,. Hal ini penting
untuk dijelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kapan dimulai dan kapan
berakhirnya. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya dibagi dalam bulan. Kegiatan bulanan
dibagi ke dalam fase mingguan atau harian.
Dari penjelasan tentang fungsi perencanaan di atas, perencanaan mengandung lima unsur penting
yaitu :
Unsur tujuan. Tujuan perencanaan harus jelas dirumuskan sesuai dengan hierarkinya.
Tujuan operasional harus mengikuti kaidah penyusunan sebuah tujuan.
Unsur kebijakan. Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin dalam strategi yang
disusun oleh pimpinan untuk mencapai tujuan program.perencanan
Unsur prosedur. Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur setiap
kegiatan. Pembagian tugas dan hubungan kerja akan tercermin dalam unsur perencanaan
ini.
Unsur kemajuan/progress. Di dalam perencanaan harus ditulis dengan jelas target atau
standar keberhasilan program yang dipakai untuk melakukan evaluasi keberhasilan
kegiatan.
Unsur program. Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan perencanaan.
Untuk membuat RKO kita harus mengetahui:
Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
What: Apa tujuan yang ingin dicapai
How : Bagaimana cara mengerjakannya
Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas
What kind of support : Sumber daya pendukung
Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan.
Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas
sektor walaupun lintas program yang terkait ).
2. Organizing ( pengorganisasian)
Pengertian organizing (pengorganisasian) disebutkan oleh beberapa pakar adalah :
Organizing adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif
antara masing-masing orang sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan
memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi
lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan dari sasaran(G.R. Terry)
Organizing adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah
bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan
pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja
diantara satuan organisasi atau para pejabatnya (Ensiklopedia administrasi)
Dengan melihat definisi organizing yang dikemukakan oleh kedua pakar di atas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan
b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan, prosedur, metode,
strategi peraturan
c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang diusahakan untuk
dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.
4.Unsur-unsur Pengorganisasian
Dilihat dari beberapa batasan pengorganisasian di atas dapat dilihat beberapa unsur
pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang dimaksud jika disederhanakan dapat
dibedakan atas 3 macam yaitu :
1) Hal yang diorganisasikan ada dua macam:
a. Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam rencana
sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu, yang secara keseluruhan diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana
Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan
personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga
setiap kegiatan ada tanggung jawabnya.
2) Proses pengorganisasian
Proses yang dimaksud disini adalah yang menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga
pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan penagturan yang sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab pelaksanaanya.
3) Hasil pengorganisasian
Adalah terbentuk suatu wadah, yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan
yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegitan
tersebut.
6. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada enam langkah dalam menyusun fungsi pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat fungsi
perencanaan.
2. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan
visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada. Dari sini
akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai
dengan kegiatan pokok.
3. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis. Pembagian tugas
pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh
staf.
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas pendukung
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan dukungan alat-
lat kerja adalah salah satu contohnya.
5. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang dianggap
mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer personalia pada
saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan melaksanakan tugas-tugas
tertentu organisasi.
6. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang
dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti
puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan
kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan.
Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan kewenangan
mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan
wilayah kerjanya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas
dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua
penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
C. Analisis SWOT
2. Unsur-unsur SWOT
a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya
internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal. Misalnya
: kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat, nama baik organisasi terkenal,
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih, anggota yang pekerja keras,
memiliki jaringan organisasi yang luas, dan lainnya.
b. Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal
organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal terlaksana. Misalnya
; kekurangan dana, memiliki orang-orang baru yang belum terampil, belum memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota kurang kreatif dan malas, tidak
adanya teknologi dan sebagainya.
c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif,yang dapat dan
mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Misalnya ; Kebutuhan lingkungan
sesuai dengan tujuan organisasi, masyarakat lagi membutuhkan perubahan, tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang bagus, belum adanya organisasi lain
yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi dana yang berkaitan dengan isu yang
dibawa oleh organisasi dan lainnya.
d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat
pergerakan organisasi. Misalnya : masyarakat sedang dalam kondisi apatis dan pesimis
terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak dilakukan oleh
organisasi lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing, isu yang dibawa oleh
organisasi sudah basi dan lainnya
Dalam teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Analisis Internal
Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya dibandingkan para pesaingnya.
Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial,
kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang
dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh bidan pesaing.
Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan
kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara
tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan yang dimaksud ialah keterbatasan
atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan
kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak
dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
2) Analisis Eksternal
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari bidan lain. Peluang dan
terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar
modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan baru bemunculan. Peluang
pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana bidan dapat beroperasi secara
menguntungkan.
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan
atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan
menyebabkan kemerosotan kedudukan seorang bidan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan
pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi yang bersangkutan baik untuk masa
sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa
perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja
yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para
stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal
maupun eksternal.
Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi bidan dalam perencanaan
Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah mengalami
proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan
perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan
kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan
kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat
peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada
akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang
memberikan andil terhadap kualitas mutu pelayanan atau salah satu komponennya sambil
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.
Analisis SWOT dapat dibagi dalam lima langkah:
1. Menyiapkan sesi SWOT.
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
3. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
4. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
5. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.
4. Threats (ancaman)
Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko
lebih tingginya angka kematian ibu.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti pendarahan,
keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.
Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.
7. Diagram SWOT
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Diversifikasi yakni
membuat strategi yang berbeda (lain dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan
internal, sehingga dimasa yang akan datang memungkinkan terciptanya peluang.
Kuadaran III : Organisasi medapatkan peluang (eksternal) yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus organisasi ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal organisasi sehingga dapat merebut peluang dari luar
tersebut dengan baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang digunakan yakni
mempertahankan diri untuk membangun kekuatan internal dan meminimalisir kelemahan.
9. Matriks SWOT
Yang anda lakukan selanjutnya yakni mendata seluruh indikasi organisasi secara jelas,
sehingga memudahkan dalam mencari strategi yang tepat dan efektif. Untuk memudahkan
menganalisis gunakanlah matriks SWOT. Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-
faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Analisis ini dalam dunia kedokteran dimisalkan sebagai sebuah alat diagnosa
untuk mendeteksi dan menemukan jenis penyakit pada pasien, dengan cara menampung/mendata
terlebih dahulu keluhan-keluhan yang diutarakan pasien.
Dalam menyajikan matrik SWOT, Kekuatan (Strengths) harus didata oleh pelaku
organisasi. Dengan kata lain menampung seluruh kekuatan lembaga atau organisasi yang
mencakup SDM, kantor atau sekretariat, jaringan dan sarana prasarana yang dimiliki. Kelemahan
(Weaknesses) juga mencakup yang kelemahan-kelemahan internal organisasi yang demikian itu.
Sehingga Strengths dan Weaknesseses adalah kondisi internal lembaga yang dirasakan atau
ditemukan saat ini. Setelah itu pikirkan dan lihatlah di luar organisasi (lingkungan masyarakat
dan sekitarrnya) begitu banyak Kesempatan (Opportunities), segera anda tuliskan lalu data
potensi eksternal itu. Adapun kondisi eksternal yang mengusik eksistensi lembaga anda berupa
Ancaman (Threats) juga perlu anda data. Untuk memudahkan anda dalam pendataan, anda dapat
menggunakan tabel diagnosis SWOT.
Setelah melakukan pendataan dan mendeteksi potensi internal dan eksternal organisasi,
berikutnya adalah membuat matriks SWOT. Dalam membuat matriks SWOT, seluruh data dari
tabel diagnosis ditransfer kedalam bentuk matriks SWOT, untuk dicarikan strategi yang tepat.
Setelah anda memasukan data ke matriks SWOT, maka selanjutnya adalah menentukan
strategi dengan mempertimbangkan berbagai indikasi yang telah anda data. Adapun strategi-
strategi tersebut, yakni :
Strategi OS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Inilah yang merupakan strategi agresif positif yaitu menyerang penuh
inisiatif dan terencana. Datalah program atau kegiatan yang akan dilaksanakan, kapan
waktunya dan dimana dilaksanakan, sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara
terencana dan terukur. Dalam strategi SO, organisasi mengejar peluang-peluang dari luar
dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.
Strategi OW adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan dalam organisasi. Dalam hal ini perlu dirancang
strategi turn around yaitu strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang anda harus
mundur satu atau dua langkah ke belakang untuk maju melangkah jauh ke depan. Peluang
eksternal yang besar penting untuk diraih, namun permasalahan internal atau kelemahan
yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk dicarikan solusi, sehingga capaian
peluang yang besar tadi perlu diturunkan skalanya sedikit. Dalam hal ini kelemahan-
kelemahan organisasi perlu diperbaiki dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang
tersebut.
Strategi TS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki
organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah
strategi diversifikasi atau strategi perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman
yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana, untuk itu
pahamilah bahwa organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang bersifat
independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman tersebut.
Mulailah mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk mengurangi ancaman
dari luar.
sStrategi TW adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Karena dalam kondisi ini, organisasi anda sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa
kondisi internal sedangan ancaman dari luar juga menyerang. Bila anda tidak mengambil
strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan eksistensi
organisasi kedepan, Yang perlu anda lakukan adalah bersama seluruh elemen organisasi
merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan organisasi, dan menghindar
dari ancaman eksternal.
Secara garis besar dalam penentuan strategi, yakni jika kelemahan organisasi besar,
walaupun ada peluang ataupun ancaman, maka yang perlu dilakukan adalah mengadakan
konsolidasi internal. konsolidasi internal bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-
kelemahan organisasi, seperti SDM, infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu
menghadapi ancaman serta menangkap peluang dari eksternal.
Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang besar, maka
organisasi dapat membuat strategi dengan perencanaan yang matang, sistematis dan terukur
dengan memanfaatkan sumber daya potensial organisasi, untuk bergerak menuju tujuang
organisasi. Hal ini dilakukan agar dapat menekan ancaman dari luar, serta menangkap peluang
yang ada.