Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA

PANITIA FARMASI DAN TERAPI

LOGO RS X

RUMAH SAKIT X
Jl. .......
MEDAN – INDONESIA
2016
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KERJA PANITIA FARMASI DAN TERAPI
RUMAH SAKIT X

I. PENDAHULUAN
Pelayanan rumah sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit
merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang
bermutu. Untuk itu pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan famasi, mengharuskan adanya
perubahan pelayanan dari paradigma lama drug oriented ke paradigma baru patient oriented
dengan filosofi Pharmaceutical Care (Pelayanan Kefarmasian). Praktek pelayanan
kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi ,
mencegah dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.

II. LATAR BELAKANG


Saat ini kenyataanya sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum mampu melakukan
kegiatan pelayanan farmasi yang bersifat patient oriented, mengingat beberapa kendala
antara lain kemampuan tenaga farmasi , terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit
akan fungsi farmasi rumah sakit dan kebijakan manajemen rumah sakit, terbatasnya
kemampuan pihak pihak terkait tentang pelayanan farmasi rumah sakit, sehingga pelayanan
farmasi rumah sakit masih bersifat konvensional yang hanya berorientasi pada produk yaitu
sebatas penyediaan dan pendistribusian. Oleh sebab itu Panitia Farmasi dan Terapi yang
merupakan suatu organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis
dengan staf farmasi , sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi
yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan
lainnya, menerbitkan kebijakan kebijakan yang berkenaan dengan perbekalan farmasi
dilengkapi dengan pengetahuan kepada staf medis dan perawat dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit terhadap pasien.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi di rumah sakit
Tujuan Khusus :
1. Menerbitkan kebijakan kebijakan mengenai pemilihan obat , penggunaan obat serta
evaluasinya
2. Melengkapi staf professional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok :
Meningkatkan mutu pelayanan farmasi dengan membina hubungan kerja antara para staf
medis dengan staf farmasi dalam rumah sakit yang sasarannya berhubungan dengan
penggunaan obat.
Rincian kegiatan antara lain :
1. Memberikan rekomendasi pada Direktur RS untuk mencapai budaya pengelolaan dan
penggunaan obat secara rasional.
2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah sakit,
pedoman penggunaan antibiotika dan lain lain.
3. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat terhadap
pihak pihak yang terkait.
4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan memberikan umpan
balik atas hasil pengkajian tersebut.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya.
b. Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang
diusulkan oleh anggota staf medis.
c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam
kategori khusus.
d. Membantu unit farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan kebijakan
dan peraturan peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan
peraturan yang berlaku secara lokal maupun secara nasional.
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji berkas
rekam medis dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.
f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan
perawat.
VI. SASARAN
Semua staf medis, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya yang berhubungan dengan
penggunaan obat.
VII. SKEDUL ( JADWAL ) PELAKSANAAN KEGIATAN
Bulan Keterangan
No Rincian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat Koordinasi Fasilitator : apoteker
2 Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya Fasilitator : apoteker
Pada setiap batas
waktu yang ditentukan
3 Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis Fasilitator : apoteker
obat yang diusulkan oleh anggota staf medis
4 Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang Fasilitator : apoteker
termasuk dalam kategori khusus

5 Membantu unit farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan Fasilitator : apoteker
kebijakan dan peraturan peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit
sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun secara nasional

6 Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan Fasilitator : apoteker
mengkaji berkas rekam medis dibandingkan dengan standar diagnosa dan
terapi.

7 Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat Fasilitator : apoteker

8 Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf Fasilitator : apoteker
medis dan perawat
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan penerimaan semua informasi yang diberikan
oleh Ka. Unit Farmasi RS berkaitan dengan pengelolaan dan penggunaan obat di rumah
sakit.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Ka. Unit Farmasi selaku sekretaris panitia farmasi dan terapi akan menganalisis laporan
yang berkaitan dengan penggunaan dan pengelolaan obat yang menjadi pokok
pembahasan dalam rapat koordinasi.
2. Ka. Unit Farmasi selaku sekretaris panitia farmasi dan terapi mencatat dan melaporkan
hasil pembahasan dalam rapat koordinasi dan diteruskan ke Direktur rumah sakit untuk
rekomendasi tindak lanjut.

Medan, Desember 2015


Ka. Panitia Farmasi dan Terapi
Rumah Sakit X

( dr.)

Anda mungkin juga menyukai