Anda di halaman 1dari 15

MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.

1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

Kapitalisasi Tubuh Perempuan


(Sebuah Perspektif Ekofeminisme Islam)

Shinta Nurani
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email : nuraitushinta@gmail.com

Abstract: The female‟s body is something that very dangerous if it is not


controlled. Different views of stereotypes and negative labels are given to
women. In fact, women serve as commodities and a capitalist political
instrument through beauty and sexuality often addressed to women and occur
under the hegemony and dominance of certain rulers who are to control
commodities and politicization over the female‟s body. The correlation of
female's body control with their environment raises a women's movement in
need of religion in which all activities and movements of women must be based
on several alternatives of life ethics that must be held like having to cover
„aurat‟, while working in a safe environment, and others. If the respectable
women are able to survive and understand the feminine authenticity of the self
as a counterweight to the masculinity that has been produced in general and
all areas of public life.

Keywords: Female Body, Capitalization, Islamic Eco-feminism

Abstrak: Tubuh perempuan merupakan sesuatu yang sangat berbahaya jika


tidak dikendalikan. Berbagai pandangan stereotipe dan label negatif diberikan
kepada perempuan. Bahkan, perempuan dijadikan sebagai komoditas dan
instrumen politik kapitalis melalui kecantikan dan seksualitas yang sering
dialamatkan kepada perempuan dan terjadi secara bersamaan di bawah
hegemoni dan dominasi kekuasaan tertentu yang berupaya untuk
mengendalikan dan mengontrol komoditas dan politisasi atas tubuh
perempuan. Korelasi pengendalian tubuh perempuan dengan lingkungannya
ini memunculkan gerakan perempuan yang bersifat religius yang mana segala
aktivitas dan gerak-gerik perempuan harus melangkah berdasarkan beberapa
alternatif etika hidup yang harus dipegang seperti harus menutup aurat, ketika
bekerja dalam lingkungan yang aman, dan lainnya. Jika para perempuan
terhormat tersebut mampu menggali dan memahami otentisitas dirinya yang
feminin sebagai penyeimbang maskulinitas yang terlanjur mendominasi
perpolitikan pada khususnya dan semua bidang kehidupan umumnya.

Kata Kunci: Tubuh Perempuan, Kapitalisasi, Ekofeminisme Islam

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 66


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

1. Pendahuluan َ‫أَ ْي َمبوٍُ َُّه أَ َِ اىخَّببِ ِؼيهَ َغي ِْش أَُْ ىِّ ْا ِإلسْ بَ ِت ِمه‬
Perempuan dan segala tabiatnya
َّ‫ظٍَشَُا َػي‬ ْ َ‫اى ِّش َجب ِه أَ َِ اىطِّ ْف ِو اىَّ ِزيهَ ىَ ْم ي‬
merupakan sesuatu yang unik dan menarik.
Konstruksi yang telah terbentuk sejak Nabi ‫ث اىىِّ َغآ ِء ََالَيَضْ ِش ْبهَ بِؤَسْ ُجيِ ٍِ َّه ىِيُ ْؼيَ َم‬ ِ ‫ػَُْ َسا‬
Adam, melalui Hawa, perempuan dianggap ‫َمبي ُْخ ِفيهَ ِمه ِصيىَ ِخ ٍِ َّه ََحُُبُُا إِىَّ هللاِ َج ِميؼًب‬
sebagai penggoda, perusak, penyebab
manusia yang asalnya berada di surga
َ‫أَيًَُّ ْاى ُم ْؤ ِمىُُنَ ىَ َؼيَّ ُن ْم حُ ْفيِحُُن‬
“Katakanlah (wahai Nabi Muhammad)
menjadi terlempar ke bumi, dan lainnya.
kepada wanita- wanita mukminah,
Inilah pandangan stereotipe yang sering
„Hendaklah mereka menahan pandangan
dialamatkan kepada perempuan. Apalagi,
mereka, dan memelihara kemaluan mereka
perempuan dengan tubuhnya yang sarat
dan janganlah mereka menampakkan
akan intrik dan polemik digunakan sebagai
hiasan (pakaian, atau bagian tubuh)
komoditas dan instrumen politik kapitalis
mereka kecuali yang (biasa) nampak
yang memang tidak bisa dilepaskan dari
darinya dan hendaklah mereka
anggapan tubuh perempuan sebagai
menutupkan kerudung mereka ke dada
sesuatu yang sangat berbahaya bila tidak
mereka” (QS. an-Nur [24]: 31).
dikendalikan. Perempuan sebagai pemilik
Berdasarkan ayat di atas, dinisbatkan
tubuh terkadang berada dalam
kepada perempuan untuk menjaga dan
ketidakberdayaannya untuk mengontrol
mengendalikan tubuhnya sesuai dengan
dan memberikan kuasa penuh atas
batas aurat yang dimaksudkan agar tidak
tubuhnya sendiri. Konsekuensinya,
menimbulkan dampak negatif yang
perempuan dengan begitu mudahnya
menimpa pada dirinya dan lingkungannya.
dilabeli bukan sebagai perempuan baik-
Persoalan mengenai tubuh perempuan dan
baik hanya karena ketidakberdayaannya
lingkungannya di bumi yang mengalami
mengontrol kuasa atas tubuhnya.
penindasan melalui kapitalisasi dan
Dalam ketidakberdayaannya,
politisasi tubuh ini terjadi secara
perempuan akhirnya membuat serangkaian
bersamaan di bawah hegemoni dan
kebijakan ekstrim dengan aksi nyata yang
dominasi kekuasaan tertentu yang
dilakukan untuk menunjukkan
berupaya untuk mengendalikan dan
eksistensinya dengan melibatkan dirinya
mengontrol komoditas atas tubuh
sebagai produk komoditas lingkungan
perempuan. Korelasi pengendalian tubuh
(bumi). Perempuan seakan melupakan
perempuan dengan lingkungannya menjadi
kodratnya melalui tubuhnya sebagai
sangat menarik jika ditelisik dari persektif
makhluk terbaik yang sangat berperan
ekofeminisme Islam sebagai area yang
dalam lingkungannya sehingga agama
menjadi persentuhan pertama tubuh
melalui teks normatif al-Qur‟an dan al-
perempuan dan secara integral
hadits memberikan batas kebolehan
(Rohmaniyah, 2014: 66) dapat
perempuan menampilkan tubuhnya dengan
memperkokoh kemungkinan-kemungkinan
yang disebut aurat sebagaimana dalam
gerakan perempuan yang bersifat religius.
ayat-Nya:
‫بس ٌِ َّه‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ث يَ ْغضُضْ هَ ِم ْه أَ ْب‬ ِ ‫ََقُو ىِّ ْي ُم ْؤ ِمىَب‬ 2. Pembahasan
‫ِصيىَخٍَ َُّه‬ َ ‫ظهَ فُش‬
َ‫َُجٍ َُّه ََالَيُ ْب ِذيه‬ ْ َ‫ََيَحْ ف‬ 2.1. Tubuh Perempuan: Kecantikan dan
َّ‫إِالَّ َمبظَ ٍَ َش ِم ْىٍَب ََ ْىيَضْ ِش ْبهَ ِب ُخ ُم ِش ٌِ َّه َػي‬ Seksualitas
ََْ‫ُجيُُ ِب ٍِ َّه ََالَيُ ْب ِذيهَ ِصيىَخٍَ َُّه إِالَّ ىِبُؼُُىَخِ ٍِ َّه أ‬
Tubuh menjadi representasi
eksistensi manusia. Dengan adanya tubuh,
ََْ‫َءابَآئِ ٍِ َّه أََْ َءابَآ ِء بُؼُُىَخِ ٍِ َّه أََْ أَ ْبىَآئِ ٍِ َّه أ‬ kita dapat mengetahui perbedaan ras, suku
‫أَ ْبىَآ ِء بُؼُُىَخِ ٍِ َّه أََْ إِ ْخ َُاوِ ٍِ َّه أََْ بَىِي إِ ْخ َُاوِ ٍِ َّه‬ bangsa, kondisi fisik yang ada di berbagai
‫ج‬ ْ ‫أََْ بَىِي أَ َخ َُاحِ ٍِ َّه أََْ وِ َغآئِ ٍِ َّه أََْ َمب َميَ َن‬ belahan dunia dengan memperhatikan
bentuk manusia secara fisik. Bentuk tubuh

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 67


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

manusia dipengaruhi oleh iklim rumit dan lebih kompleks berbeda dengan
demografis tempat mereka tinggal, mulai tubuh laki-laki yang relatif tetap dan
dari warna kulit, tinggi badan, bentuk bola terintegrasi.
mata, warna rambut, bentuk hidung, dan Apa yang digunakan oleh tubuh
lainnya. Tubuh tidak hanya memiliki dalam kehidupan sosial menunjukkan citra
fungsi organik tubuh fisik semata, tetapi penampilan bagi seseorang, citra
juga memiliki sebuah nilai dan menjadi penampilan tersebut dapat menaikkan atau
identitas sosial tersendiri bagi pemiliknya menurunkan nilai jual atau tukar seseorang
terutama tubuh perempuan. Ada dua hal seiring dengan dimiliki atau tidaknya citra-
yang menjadi menarik terhadap kajian citra tertentu yang dianggap bernilai dan
tubuh dan perempuan. Pertama, tubuh memiliki identitas dalam kehidupan sosial
termasuk dalam ranah seksualitas dan (Mochtar, 2009). Tubuh perempuan juga
perempuan tetapi kemudian mengalami memiliki identitas dalam kehidupan
paradoks dan ironi. Saat ini perempuan sosialnya, jika tubuh perempuan memiliki
masih belum sepenuhnya menerima hak aspek-aspek yang mempunyai nilai tinggi
yang seharusnya ia dapatkan sehingga dalam budaya konsumen, seperti
terdapat pihak lain baik dalam bentuk menampilkan citra seksi, muda, sehat, dan
individu, kelompok, norma bahkan aturan cantik, maka dengan sendirinya ia
mengikat yang mempunyai kewenangan memiliki nilai jual atau tukar tinggi yang
untuk memberikan makna, mengikat dalam membawanya pada kelas sosial tertentu
aturan, bahkan melakukan kontrol penuh atau sebuah identitas tertentu dalam
atas tubuh perempuan. Kedua, saat ini masyarakat. Ini berarti tubuh adalah
konstruksi atau pemaknaan perempuan realitas politik dan penuh dengan strategi
baik dalam ranah publik maupun privat politik. Tubuh menjadi subjek yang
menjadikan perempuan pada posisi mewakili rasio, pengalaman, pengetahuan,
subordinat sehingga menyebabkan dan kesadaran. Banyak objek yang
kerentanan sosial baik secara fisik, memaknai dan menjadikan tubuh
reproduksi dan eksistensi perempuan. perempuan menjadi ranah yang sangat
Menurut Synnott (2007: 52), dalam eksploitatif. Konsep Bourdieu tentang
tubuh perempuan kontemporer, arti tubuh “body capital” sebagai bagian dari modal,
dapat diidentifikasi dalam beberapa ciri. yaitu bahwa aset-aset fisik tubuh dapat
Pertama, tubuh merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai modal yang dapat
komunal, dengan bagian-bagian yang dapat ditukar untuk mendapatkan keuntungan
digonta-ganti, jantung, pankres, ginjal, (Bourdieu dalam Lee, 2006). Oleh karena
kornea, dan sumsum tulang dapat itu, banyak usaha yang dilakukan
ditransplantasikan sendiri-sendiri atau seseorang untuk memperbaiki penampilan
dalam kombinasi yang beragam. Kedua, agar mencapai citra tubuh yang diharapkan
tubuh yang direkayasa, dalam dunia dalam kehidupan sosial.
kedokteran tentang penciptaan suatu Tubuh perempuan kaitannya dengan
genetika, sel-sel reproduksi, batas kuman, representasi tidak hanya dilihat secara
dan pengkloningan manusia. Ketiga, tubuh biologis yang terdiri dari bagian tertentu
dipilih sebagai sebuah teknologi seperti dada, paha, pinggul, mata, hidung,
reproduksi baru, termasuk fertilisasi in mata, bibir, perut, dan lain sebagainya
vitro, inseminasi buatan, ibu pengganti, namun juga dilihat secara sosial. Beauvoir
pembekuan embrio, dan penelitian atas dalam Barker (2005) mengungkapkan
kandungan buatan. Tubuh menjadi suatu bahwa tubuh bukanlah suatu benda, tubuh
hal penting yang mempengaruhi kehidupan adalah suatu situasi dan cengkeraman kita
seseorang terutama perempuan. Menurut terhadap dunia sosial dan sketsa kita
Candraningrum (2015: 85), hal ini karena terhadap dunia sosial. Bagian tubuh dan
tubuh perempuan dapat dikatakan lebih atribut tubuh sesungguhnya bersifat sosial.

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 68


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

Usia, gender, dan warna kulit menjadi massa merupakan wujud dari bentuk
identitas sosial dan konsep diri. Tubuh stereotipe dan komoditas. Dari pengaruh
menjadi suatu hal penting yang media massa dan berbagai sarana yang ada
mempengaruhi kehidupan sosial seperti di dalamnya dapat memengaruhi laki-laki
memperhatikan kecantikan, kegemukan, dan perempuan dalam menampilkan
wajah, dan seks yang menjadi berpengaruh kecantikan dan ketampanannya, sekaligus
untuk bekerja atau berteman. Tubuh mempengaruhi penilaian masyarakat
menampung sebuah wilayah yang luas dari terhadap apa yang disebut cantik dan
makna yang terus menerus berubah. Ia tampan. Iklan-iklan dalam media massa
menjadi unsur pokok identitas personal dan melahirkan standar tubuh perempuan ideal
sosial (Raditya, 2014). dengan fantasi perempuan sebagai model-
Berbicara tentang tubuh perempuan, model iklan yang harus berpenampilan
pasti berkaitan erat dengan kecantikan dan cantik dan seksi (Murwani, 2010: 10).
seksualitas. Dalam hal kecantikan pada Pencitraan kecantikan tersebut dilakukan
manusia, biasanya pembicaraan hanya sedemikian rupa dan umumnya perempuan
berhubungan dengan perempuan. Hal ini membenarkan tentang penilaian tubuhnya
karena perempuan memiliki kecantikan yang ditentukan oleh lingkungan sosial dan
dan kemampuan menampilkannya serta budaya di luar dirinya.
memiliki perhatian yang lebih besar Tubuh sekarang berada dalam
daripada laki-laki. Ini adalah naluri yang tekanan modernitas. Tubuh menjadi titik
dianugerahkan Allah secara khusus kepada sentral dari mesin produksi, promosi,
perempuan. Laki-laki cenderung mencari distribusi, dan konsumsi kapitalisme.
kecantikan kemudian mengekspresikannya Politisasi tubuh perempuan yang disebut
sedangkan perempuan lebih cenderung cantik, ditampilkan oleh media dengan
menampakkannya pada diri mereka merepresentasikan definisi umum tentang
sendiri. Dalam Surat al-Waqi‟ah [56] ayat kriteria kecantikan perempuan melalui
22, menyebutkan bahwa pasangan- tubuh yang langsing, kurus, tinggi
pasangan surgawi dilukiskan laksana lu‟lu‟ semampai, kulit mulus dan putih. Kriteria
al-maknun (Shihab, 2005: 63-70), yakni ini terkadang menjadikan perempuan harus
kebeningan dan kecemerlangan mata rela menahan dirinya dari makan dan
mereka, laksana mutiara yang tersimpan minum serta berolahraga yang sangat
baik sehingga tidak disentuh oleh sedikit melelahkan, bahkan perempuan rela
kekeruhan apapun, atau keterpeliharaan menghabiskan biaya yang cukup fantastis
diri mereka sebagaimana laksana mutiara untuk mendapatkan predikat sebagai
yang tersimpan baik akibat tidak pernah perempuan yang cantik. Tubuh juga
tersentuh oleh siapapun sebelumnya. dijadikan metakomoditi yaitu komoditi
Apalagi pada masa modern- untuk menjual komoditi lain, melalui peran
kontemporer sekarang ini, parameter sentralnya dalam sistem promosi
kecantikan tubuh perempuan lebih banyak kapitalisme (cover girl). Selain itu, tubuh
ditentukan oleh media massa. Peran media juga menjadi sasaran utama dari konsumsi
massa yang mestinya menjadi sarana bagi (Piliang, 2004: 116), yakni dengan
pencerdasan publik dan emansipasi menciptakan berbagai kebutuhan yang
perempuan menjadi terabaikan atau malah berkaitan dengan tubuh (body building),
dengan sengaja diabaikan. Media massa operasi plastik dan lain-lain yang
lebih sering memanfaatkan perempuan dan terealisasi dalam media massa.
terus menerus memproduksi serta Bukan hanya cantik, tubuh
melanggengkan budaya patriarki yang perempuan telah dibatasi pada fungsi-
merugikan kaum perempuan. Menurut Tri fungsi yang berhubungan dengan
Hastuti (2003: 120) banyaknya perempuan biologisnya (Wadud, 1999: 42). Bahkan,
muncul sebagai bintang iklan di media tubuh perempuan juga diproduksi sebagai

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 69


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

komoditi dengan mengeksplorasi berbagai terancam eksistensinya karena berangkat


potensi-potensi hasrat dan libidonya untuk dari filsafat dan logika akosentrisme yang
dipertukarkan sebagai komoditi (video banyak menekankan dominasi, manipulasi
girl) yang sarat dengan seksualitas dan eksploitasi. Candraningrum (2015:
sehingga dapat menimbulkan pandangan 252) menyatakan bahwa manusia dalam
stereotipe atau bahkan menjerumuskan keberdayaannya banyak yang telah dididik
perempuan ke dalam tindakan tidak untuk saling menjegal, menghegemoni,
senonoh yang dialamatkan kepadanya dan saling jarah. Hampir sama dengan
ketika perempuan tidak mampu hukum rimba (homo homini lupus) yang
mengontrol kuasa atas tubuhnya sediri. Hal mana siapapun yang kuat, yang
tersebut karena tubuh perempuan yang mengeksploitasi berarti dialah penguasa
tidak dikendalikan oleh pemiliknya sendiri dan berhak atas segala sesuatunya.
akan meningkatkan hasrat libido laki-laki Pemahaman ini juga berakar dari pengaruh
untuk mendekati perbuatan zina seksual. filsafat Yunani klasik tentang doktrin
Bahkan, kecenderungan untuk melakukan dualisme yang radikal yaitu hubungan
tindakan seksualitas kepada tubuh keterpisahan jiwa dan tubuh yang menjadi
perempuan sudah marak terjadi sejak masa hubungan superior dan inferior (Rahman,
Nabi Muhammad SAW. Para laki-laki 1989: 12). Tubuh atau materi diposisikan
masyarakat Yatsrib (Karim, 2007: 59) inferior terhadap jiwa; dan tubuh dianggap
misalnya, sedemikian kuatnya untuk sebagai akar dari kejahatan moral.
menodai dan memperkosa tubuh Pandangan ini kemudian mempengaruhi
perempuan sehingga mendorong mereka dan membentuk hierarki sosial di mana
untuk melanggar teks-teks suci agama superioritas jiwa atas tubuh disepadankan
yang secara gamblang sangat jelas tersebut dengan dominasi kaum laki-laki atas
dalam al-Qur‟an dan al-hadits. perempuan, majikan atas budak, bangsa
Tubuh perempuan dengan segala Yunani atas kaum Barbar, dan seterusnya.
aspek ketubuhan yang dimilikinya Dominasi suatu kaum atas kaum yang lain
dianggap sebagai sumber dan pengundang menjadi sesuatu yang lumrah.
nafsu birahi. Bahkan perempuan seakan Kemudian, Radford Ruether
disepadankan dengan nafsu itu sendiri (Peeters, 1993: 113-114) mengaitkan krisis
sehingga siapapun yang berada dekat ekologi yang terjadi dengan krisis
dengannya akan berada dalam zona yang kebertubuhan perempuan dengan segala
berbahaya. Atas stigma tersebut, jika ada yang melingkupinya dalam hierarki sosial.
kejadian yang merugikan perempuan, Ketika memahami kisah penciptaan dalam
seperti dilecehkan, diganggu atau teks kitab suci, kelumrahan ini juga
mendapat berbagai perlakuan tidak membentuk pandangan superioritas
terhormat dari laki-laki, seringkali yang manusia untuk mendominasi alam semesta.
disalahkan bukan laki-laki, melainkan Radford Ruether menyerukan untuk
pihak perempuan yang sesungguhnya mengubah hierarki hubungan antara laki-
adalah korban. Stigma yang sering laki dan perempuan, manusia dan alam
digunakan untuk perempuan adalah semesta ke arah yang lebih setara, karena
sebagai sumber fitnah, yaitu sumber keduanya memiliki saling ketergantungan
godaan dan nafsu terendah manusia yang dan saling mempengaruhi (biofeedback).
tidak lain adalah “libido seksual”. Selanjutnya, ekofeminisme
mengajarkan pendekatan yang bertumpu
2.2. Ekuivalensi Tubuh Perempuan dan pada sifat-sifat feminin seperti rela
Ekologi Islam berkorban, penuh kasih sayang, dan lemah
Tatanan dan sistem ekologis terhadap lembut. Apabila sifat ini dikedepankan
tubuh perempuan disejajarkan dengan maka akan dapat merubah dunia. Hal ini
sistem ekologis atas alam yang sama-sama berarti meskipun perempuan bekerja di

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 70


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

ranah publik apabila hanya menonjolkan Bahkan, dalam wacana modernitas


pada sisi maskulinitas, maka perempuan globalisasi ini, tubuh khususnya tubuh
terjebak dalam aksi yang juga mendukung perempuan menempati posisi utama yang
jiwa maskulin. Ekofeminis paling sentral (Jones, 2009: 180) karena
menggambarkan bahwa energi feminitas secara khusus tubuh perempuan diamati
sangat berpotensi dalam menjaga dan dikendalikan sedemikian rupa dengan
kelestarian lingkungan hidup, kelestarian ketat sebagai sarana komoditas produksi.
planet bumi dengan sangat baik. Tubuh perempuan diawasi sedemikian
Sedangkan teori ekofeminisme adalah teori rupa, semata-mata untuk memenuhi
yang melihat individu secara lebih standar kriteria wacana yang beredar di
komprehensif, yaitu sebagai makhluk yang masyarakat. Pengawasan ini sering disebut
terikat yang berinteraksi dengan panoptisisme (Sarup, 2008: 102).
lingkungannya (Megawangi, 1999: 188- Kepedulian pada tubuh perempuan berarti
189). Kualitas kepedulian, kesatuan, peduli pula dengan kelangsungan masa
pemeliharaan, dan cinta ini adalah kualitas depan manusia. Apalagi perempuan dalam
feminin. Para feminis yang dipengaruhi posisinya yang dilabeli sebagai pendorong
oleh pola pikir ini berpendapat bahwa atau stimulan bagi terjadinya konflik
perempuan secara intrinsik dianugerahi sosial. Hal tersebut dikaitkan dengan
kapasitas untuk merasakan kesadaran akan pelabelan karakter negatif terhadap
keterikatan dirinya dengan alam. perempuan, seperti perempuan dianggap
Atas dasar itu, pentingnya relasi sebagai penggoda bagi laki-laki dan dunia.
antara tubuh perempuan dengan ekologi Bahkan argumentasi ini diperkuat oleh
feminisme yang lahir dari rahim tradisi hadits:
kritik menghadirkan perspekif yang َّ َّّ‫صي‬
ًِ ‫هللاُ َػيَ ْي‬ َ ِ‫هللا‬ َّ ‫ػ َْه َجببِ ٍش أَ َّن َسعُُ َه‬
َ َ‫ََ َعيَّ َم َسأَِ ا ْم َشأَةً فَؤَحَّ ا ْم َشأَحًَُ َص ْيى‬
menegaskan bahwa bumi sebagai sosok ibu
pertiwi (feminimitas) yang harus ‫ب ََ ٌِ َي‬
diselamatkan sedemikian rupa dari َّ‫ضّ َحب َجخًَُ ثُ َّم َخ َش َج إِى‬ َ َ‫حَ ْم َؼظُ َمىِيئَتً ىٍََب فَق‬
ancaman kerusakan yang dilakukan oleh ‫أَصْ َحببِ ًِ فَقَب َه إِ َّن ْاى َمشْ أَةَ حُ ْقبِ ُو فِي صُُ َس ِة‬
korporasi yang didukung lembaga
keuangan internasional dan pemerintah. ‫َش ْيطَب ٍن ََحُ ْذبِ ُش ِفي صُُ َس ِة َش ْيطَب ٍن فَئ ِ َرا‬
Perempuan adalah tangan pertama (first ‫ل يَ ُش ُّد‬َ ِ‫ث أَ ٌْيًَُ فَئ ِ َّن َرى‬ ِ ْ‫ص َش أَ َح ُذ ُم ُم ا ْم َشأَةً فَ ْييَؤ‬
َ ‫أَ ْب‬
hand) yang bersentuhan dengan sumber ًِ ‫َمب فِي وَ ْف ِغ‬
daya alam karena itulah perempuan yang “Rasululullah melihat seorang perempuan
kemudian menjadi kelompok yang lebih lalu Beliau pulang ke isterinya, dan
rentan terhadap resiko dan dampak melakukan keinginannya. Setelah itu,
kerusakan lingkungan hidup. Modal tubuh Beliau menyampaikan kepada Sahabat
yang dimaksud adalah sebuah investasi bahwa perempuan depannya dalam bentuk
yang dimiliki oleh perempuan sebagai syetan dan belakang dalam bentuk syetan
eksistensi dirinya sendiri. Synnott (2007: jika kamu melihat perempuan pulanglah ke
49) menegaskan bahwa tubuh adalah isterimu, karena itu dapat menghilangkan
eksisistensi diri dan diri adalah keberadaan sesuatu yang ada pada dirimu”. (HR. At-
tubuh it.u sendiri. Tubuh merupakan Tirmidzi).
sesuatu yang aneh, mampu menampung Selain itu beberapa karakter buruk
sebuah wilayah yang sangat luas dari lain yang dialamatkan kepada perempuan
makna yang terus berubah. Tubuh juga seperti emosi yang tidak stabil sehingga
menjadi unsur pokok identitas personal dan dianggap akan berdampak pada
sosial sekalipun prasangka dan ketidakjernihan dalam membuat keputusan
diskriminasi baik pro ataupun kontra penting, ditambah lagi sifat lemah yang
tumbuh bersama dalam satu tubuh. bersumber dari dalam fisik perempuan itu
sendiri, sehingga makin memperkuat

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 71


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

alasan untuk membatasi ruang gerak ٍ ََ ‫ل اىىِّ َغآ ُء ِمه بَ ْؼ ُذ ََآلأَن حَبَ َّذ َه بِ ٍِ َّه ِم ْه أَ ْص‬
َُْ‫اج ََى‬ َ َ‫الَّيَ ِحوُّ ى‬
perempuan agar terhindar dari kekacauan ‫ج يَ ِميىُلَ ََ َمبنَ هللاُ َػيَّ ُم ِّو‬ ْ ‫ل ُح ْغىٍُ َُّه إِالَّ َمب َميَ َن‬ َ َ‫أَ ْػ َجب‬
dan yang terpenting supaya kemuliaan ‫َّ ٍء َّسقِيبًب‬ْ ‫ش‬
agama tetap terpelihara (Muhammad, ”Tidak halal bagimu menikahi wanita-
2013: 167-169). wanita sesudah itu dan tidak boleh (pula)
Dalam ekologi Islam yang tercermin mengganti mereka dengan istri-istri (yang
melalui teks kitab suci al-Qur‟an, tubuh lain), meskipun kecantikan mereka
perempuan termasuk sakral untuk menarik hatimu, kecuali wanita-wanita
dilindungi dengan berbagai daya dan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan
upayanya agar terhindar dari berbagai Allah Maha mengawasi segala sesuatu.”
tindakan tangan-tangan yang tidak (QS.Al Ahzab [33]: 52).
bertanggungjawab. Hal ini karena tubuh Dalam ayat ini, Allah melarang dan
perempuan amat lekat relasinya dengan mengharamkan Rasulullah untuk
keindahan yang menjadikan lawan menceraikan istri-istrinya dan mengganti
jenisnya terpikat, terpana, dan tergoda istri-istri tersebut dengan menikahi
karena kecantikan tubuh perempuan untuk perempuan lain, meskipun Rasulullah
melakukan hal-hal yang tidak semestinya tertarik pada kecantikan perempuan lain
dilakukan. Allah SWT memberikan aba- itu. Namun, Allah menghalalkan budak-
aba dan peringatannya dalam beberapa budak perempuan yang memang dimiliki
ayat-Nya, yaitu sebagai berikut: oleh Rasulullah. Ayat ini, menekankan
‫ل أَجْ َغب ُمٍُ ْم ََإِن يَقُُىُُا حَ ْغ َم ْغ ىِقَُْ ىِ ٍِ ْم‬ َ ُ‫ََإِ َرا َسأَ ْيخٍَُ ْم حُ ْؼ ِجب‬ bahwa larangan menceraikan istri untuk
ْ َ ‫َمؤَوٍَُّ ْم ُخ ُشبٌ ُّم َغىَّ َذةٌ يَحْ َغبُُنَ ُم َّو‬
َُّ‫ص ْي َح ٍت َػيَ ْي ٍِ ْم ٌُ ُم اى َؼ ُذ‬ menikahi perempuan lain hanya karena
َ‫فَبحْ َزسْ ٌُ ْم قَبحَيٍَُ ُم هللاُ أَوَّّ ي ُْؤفَ ُنُن‬ kecantikan tubuh yang dimiliki perempuan
”Dan apabila kamu melihat mereka, tersebut. Sedangkan hamba sahaya
tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu dihalalkan oleh Allah karena memang pada
kagum. Dan jika mereka berkata, kamu saat itu konteks dan audiens yang hidup di
mendengarkan perkataan mereka. Mereka lingkungan sekitar Nabi adalah marak
seperti kayu yang tersandar. Mereka dengan perbudakan. Nabi menikahi hamba
mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang sahaya bertujuan untuk memerdekakan
keras ditujukan kepada mereka. Mereka status hamba sahayanya agar perempuan
itulah musuh (yang sebenarnya) maka itu terbebas dari statusnya sebagai hamba
waspadalah terhadap mereka; semoga sahaya hingga akhirnya zaman sekarang
Allah membinasakan mereka.” (QS. Al- perbudakan itu telah hilang dari peradaban
Munafiqun [63]: 4). dunia khususnya peradaban Islam.
Jika laki-laki memandang Berdasarkan ayat itu,
perempuan, maka mereka akan terpesona mengindikasikan bahwa tubuh perempuan
dan kagum oleh keindahan tubuh yang memiliki kecantikan fisik saja jika
perempuan. Kemudian, ketika perempuan ditelisik dari perspektif ekofeminisme
berbicara, laki-laki akan mendengarkan Islam, akan menjadikan dirinya jatuh
pembicaraan tersebut karena manis dan terperosok dalam hal-hal yang seharusnya
fasihnya tutur kata perempuan itu. Laki- tidak terjadi pada tubuh perempuan ketika
laki dan perempuan yang demikian itu perempuan sebagai pemilik kuasa tersebut
adalah mereka yang kosong dari iman tidak dapat mengendalikan tubuhnya
bagaikan kayu yang tersandar, tidak ada sendiri. Namun, menurut ekofeminisme
kehidupan dalam diri mereka sehingga Islam, kecantikan pada tubuh perempuan
mereka sampai dipalingkan dari kebenaran adalah semu. Hakikat kecantikan yang
kepada kemunafikan tersebut. Begitu pula sesungguhnya dalam ekofeminisme Islam
dalam ayat 52 Surat al-Ahzab: tentang tubuh perempuan adalah bukan
dilihat pada kecantikan fisik dan rupa
semata melainkan lebih jauh daripada itu

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 72


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

yakni lebih pada kecantikan karakter, sifat, sering disebut sebagai perempuan
tabiat, kebaikan hati dan akhlak seorang shalihah) akan abadi dan tidak akan pernah
perempuan. Sebagaimana disebutkan hilang walaupun dimakan waktu dan usia.
dalam hadits berikut: Sebagaimana disebutkan dalam hadits
:‫هللاِ صيّ هللا ػييً َعيم‬ َّ ‫ قَب َه َسعُُ ُه‬:‫ػ َْه أَبِّ ٌُ َش ْي َشةَ قَب َه‬ Nabi Muhammaad SAW bahwa wanita
َّ‫ص َُ ِس ُم ْم ََأَ ْم َُاىِن ْم ََىَ ِن ْه يَىظ ُش إِى‬
ُ ْ ُ ُ َّ‫هللاَ الَ يَ ْىظُ ُش إِى‬
َّ ‫إِ َّن‬ shalehah adalah sebaik-baik perhiasan
(‫ )سَاي مغيم‬.‫قُيُُبِ ُن ْم ََأَ ْػ َمبىِ ُن ْم‬ dunia:
“Dari Abu Hurairah ia berkata, ‫أخبشوب محمذ به ػبذ هللا به يضيذ قبه‬
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada rupa kalian ‫حذثىب أبي قبه حذثىب حيُة َرمش آخش‬
dan harta kalian akan tetapi Dia melihat ‫أوبؤوب ششحبيو به ششيل أوً عمغ أبب‬
kepada hati-hati kalian dan perbuatan- ‫ػبذ اىشحمه اىحبيي يحذد ػه ػبذ هللا‬
perbutan kalian.” (HR. Muslim).
Dalam hadits ini Rasulullah ingin ‫به ػمشَ به اىؼب أن سعُه هللا صيّ هللا‬
memberikan standar penilaian kecantikan ‫ػييً َعيم قبه إن اىذويب ميٍب مخبع َخيش‬
dan kemuliaan seorang hamba di sisi )‫مخبع اىذويب اىمشأة اىصبىحت (سَاي مغيم‬
Allah, sekaligus meluruskan pandangan Artinya: “Telah bercerita kepada kami
sebagian manusia yang salah dalam Muhammad bin Abdillah bin Yazid
penilaian tersebut. Kecantikan dan berkata: „‟ Telah bercerita kepada kami
kemuliaan seseorang dalam pandangan Haiwa yang menutur sanad hingga akhir
Allah bukan hanya dilihat dari sisi dan bercerita kepada kami Syarohbil bin
lahirnya saja seperti bentuk tubuh yang Syarik sesungguhnya beliau mendengar
cantik jelita atau wajah yang cantik Abu Abdirrohman Al-Hubla berkata dari
rupawan, harta yang berlimpah, keturunan Abdulloh bin Amr bin il‟a. Sesungguhnya
yang baik dan seterusnya, akan tetapi Allah Rasulullah SAW bersabda: „‟sesungguhnya
hanya melihat kecantikan hati manusia seluruh dunia adalah perhiasan dan
seperti keikhlasan, ketundukan perempuan sebaik-baik perhiasan adalah wanita
di hadapan Allah, kesopanan dan rasa malu sholihah”. (H.R. Muslim).
perempuan ketika harus saling bertatap Namun yang terjadi sekarang, tubuh
muka dengan laki-laki. Kecantikan hati perempuan telah dirusak oleh kekuasaan,
inilah yaang akan mampu mengantarkan memerlukan aksi penyelamatan nyata yang
perempuan dalam keselamatan tubuhnya, berbasis pada kasih sayang, cinta, dan
jiwanya, keluarga, dan keturunannya. kepedulian. Sikap ini serupa dengan sikap
Dengan demikian, para perempuan yang dilakukan terhadap bumi yang juga
tidak perlu takut tidak cantik dengan memerlukan sikap kasih sayang dan
berbagai bentuk dan jenis tubuhnya karena kepedulian untuk terlepas dari cengkraman
setiap wanita itu cantik dan indah apabila jahat kekuasaan dan terhindar dari berbagai
ia mempunyai akhlak, sikap, karakter, dan bencana ekologi yang mengancam.
sentuhan rasa feminim yang indah pula Langkah kritis yang dihadirkan
seperti karakter penuh kasih sayang, ekofeminisme berujung pada aksi
keibuan, kepedulian antarsesama, dan kesadaran bahwa tubuh perempuan dan
lainnya. Diantara karakter inilah yang juga bumi sama-sama rentan terhadap
dikehendaki oleh ekofeminisme yang kerusakan oleh kebijakan politik tubuh.
sangat senada dengan doktrin ajaran Islam Perempuan tidak hanya berdiam melihat
bahwa kecantikan tubuh perempuan yang kerusakan akan tubuhnya sendiri akibat
tampak secara fisik semata, akan mudah kuasa mereka (the other) yang memiliki
hilang seiring dengan waktu dan usianya dominasi maskulinitas. Ekofeminisme
yang semakin berjalan pasti menuju tua. bergerak jauh dengan konsep berdamai
Sedangkan perempuan yang memiliki dengan sesama penghuni bumi untuk
kecantikan akhlak dan hati (dalam Islam menyelamatkan perempuan dan bumi dari

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 73


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

kerusakan. Cara pandang ekofeminisme, mempercayai dan meyakini sesuatu yang


mengajukan beberapa aksi yang dapat logis dan rasional. Dalam konstruksi
dilakukan sebagai bentuk perlawanan patriarki, perempuan dan bumi adalah
terhadap politisasi tubuh perempuan, objek dan properti yang layak
paling tidak oleh perempuan sebagai dieksploitasi. Berdasarkan cara pandang
pemilik tubuh itu sendiri. Aksi nyata ekofeminisme, patriarki telah menyusun
tersebut dapat dilakukan oleh perempuan strategi kategori untuk menjustifikasi
dalam tiga ranah sekaligus, yaitu individu, eksploitasi yang berada dalam posisi akhir
keluarga, dan sosial masyarakat. Ketiga sebagai objek yang boleh dengan arbiter
ranah tersebut akan menjadi pertemuan dan semena-mena diekploitasi, diatur, dan
tiga wilayah yang ketiga-tiganya dipenuhi ditarik profit darinya. Upaya politisasi
dengan pro-kontra tentang tubuh tubuh perempuan secara khusus pada
perempuan dengan segala aktivitas yang kebijakan politisasi tubuh perempuan dan
melingkupinya. Oleh karena itu, etika korelasinya dengan perspektif
ekofeminisme Islam sangat diperlukan ekofeminisme. Politisasi ini berkaitan pula
sebagai sebuah upaya kesadaran nalar dengan upaya perlawanan perempuan
kritis atas kapitalisasi tubuh perempuan melalui pendekatan alam. Politisasi tubuh
yang jika dibiarkan akan menghilangkan perempuan ialah tentang pengendalian atas
eksistensi dan esensi perempuan itu seksualitas perempuan yang menjadi
sendiri. signifikan, karena tubuh perempuan yang
berdekatan dan bersentuhan langsung
2.3. Etika Ekofeminisme Islam: Upaya dengan yang lain.
Nalar Kritis Kapitalisasi Tubuh Produk dari politisasi tersebut
Perempuan kemudian melahirkan penindasan sebagai
Jiwa masyarakat modern terpetakan bagian dari politik penundukan karena
dalam suatu tarikan gaya hidup yang pada pemilik kuasa berusaha melakukan kendali
dasarnya menggeser makna keberadaan atas tubuh perempuan (Candraningrum,
dirinya di dunia. Gaya hidup yang glamor, 2015: 3-4) juga menekankan bahwa
hedonis, konsumtif, membawa pada kapitalisasi tubuh perempuan dan reduksi
terciptanya efek logis ketercerabutan etika alam terjadi secara bersamaan, sebagai
universal manusia. Mentalitas manusia upaya peneguhan dominasi kuasa.
modern yang developmentalis namun Kapitalisasi tubuh perempuan yang bukan
destruktif, sekuler-dikotomis, ambisius dan hanya dilihat sebagai makhluk hidup tetapi
egosentris semakin menjauh dari kearifan lebih dilihat sebagai sumber kapital dan
hidup dan semakin memperpanjang proses komoditas serta fundamental investasi.
negatif kepedulian terhadap alam dan Berdasarkan dari hal tersebut, maka
lingkungan sekitar. Agama dalam hal ini inilah esensi dari ekofeminisme Islam yang
berpedoman pada al-Qur‟an diharapkan memiliki kaitan erat antara alam dan tubuh
mampu memperlihatkan secara lugas perempuan. Kesadaran terhadap alam
bagaimana pola dan model hidup semacam dapat juga menghentak ranah seksualitas
itu dikonstruk sedemikian rupa sehingga perempuan sebagai upaya penyadaran bagi
menjadi lebih memungkinkan terciptanya perempuan berarti juga kesadaran bahwa
kembali masyarakat etis, ekologis dalam tubuhnya adalah milik sendiri bukan milik
suatu peradaban masa depan manusia yang laki-laki, orang lain atau negara sekaligus
harmonis secara universal. (the others). Perempuan sendiri yang
Semakin manusia modern secara berhak menentukan dipakaikan apa
pikiran dan gaya hidup, maka otomatis tubuhnya, kapankah rahimnya akan
kearifan lokal dan warisan ilmu digunakan, dan untuk siapakah tubuh ini
pengetahuan dari leluhur akan semakin diberikan. Upaya-upaya ini dalam
terkikis. Manusia modern lebih pandangan ekofeminisme menjadi bagian

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 74


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

dari aksi-aksi penyadaran relasi perempuan masyarakat bahwa rumah merupakan


dengan alam. Beragam kebijakan kuasa tempat terbaik bagi perempuan telah
dilakukan untuk memberikan kontrol mengakar menjadi pemahaman normatif
penuh atas tubuh perempuan. Aktualisasi yang paling mendasar. Banyak alasan yang
terutama mengenai kendali atas tubuh dikemukakan atas pembatasan tersebut dan
perempuan dan korelasinya dengan alam yang paling dominan adalah alasan
sangat diperlukan. teologis. Alasan-alasan tersebut
Di lain sisi, dalam ajaran terutama ditampilkan untuk memperkuat dan
agama Islam tidak ada justifikasi ayat akan melanggengkan domestikasi perempuan.
paradigma berpikir yang ekspansif, Oleh karena itu, bukan hal mengherankan
eksploitatif dan hegemonis penuh ambisi jika dalam rangka pembatasan tersebut,
untuk mendominasi bumi ini baik terhadap perempuan yang akan keluar rumah
alam, hewan, ataupun manusia khususnya meskipun hanya sebentar harus mengikuti
kepada perempuan sekalipun. Bahkan, aturan yang telah ditentukan, seperti harus
dalam Islam laki-laki dan perempuan dengan muhrim, menutup seluruh tubuh
keduanya adalah sama sehingga perlu kecuali mata dan lain sebagainya. Keadaan
untuk saling bekerjasama dalam menjalani tersebut menurut Abdullah (2006: 6-
kehidupan di bumi ini termasuk dalam 28).tidak memungkinkan bagi perempuan
kaitannya dengan upaya perlindungan untuk memasuki dunia lain kecuali
terhadap kosmos, alam dan seisinya karena domestik.
manusia baik laki-laki ataupun perempuan Secara umum, menurut Muhammad
menjadi khalifah di bumi ini tanpa Husein (Husein: 2006, 275-276) alasan
terecuali. Sebagaimana tersebut dalam: pembatasan ruang gerak perempuan
berkisar pada dua hal pokok. Pertama,
‫ض َخيِيفَتً قَبىُُا‬ ِ ْ‫ل ىِ ْي َمالَئِ َن ِت إِوِّي َجب ِػ ٌو فِي األَس‬ َ ُّ‫ََإِ ْر قَب َه َسب‬ perempuan dengan segala aspek ketubuhan
‫ل اى ِّذ َمآ َء ََوَحْ هُ وُ َغبِّ ُح‬ ُ ِ‫أَحَجْ َؼ ُو فِيٍَب َمه يُف ِغ ُذ فِيٍَب ََيَ ْغف‬
ْ yang dimilikinya dianggap sebagai sumber
َ‫ل قَب َه إِوِّي أَ ْػيَ ُم َمب الَ حَ ْؼيَ ُمُن‬َ َ‫بِ َح ْم ِذكَ ََوُقَذِّطُ ى‬ dan pengundang nafsu birahi yang sangat
berbahaya. Atas stigma tersebut, jika ada
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kejadian yang merugikan perempuan,
kepada para malaikat: „Sesungguhnya Aku seperti pelecehan, pemerkosaan, dan
hendak menjadikan seorang khalifah di berbagai perlakuan tidak terhormat dari
muka bumi‟. Mereka berkata: „Mengapa laki-laki, seringkali yang disalahkan bukan
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di laki-laki, melainkan pihak perempuan yang
bumi itu orang yang akan membuat sesungguhnya adalah korban. Stigma yang
kerusakan padanya dan menumpahkan sering digunakan untuk perempuan sebagai
darah, padahal kami senantiasa bertasbih “sumber fitnah”, yaitu sumber godaan dan
dengan memuji Engkau dan menyucikan nafsu terendah manusia atau yang sering
Engkau?‟, Allah berfirman, „Sesungguhnya disebut sebgai “libido seksual”.
Aku mengetahui apa yang tidak kamu Alasan kedua yang sering
ketahui”. (QS. Al-Baqarah [2]: 30). dikemukakan adalah anggapan, bahwa
Meskipun al-Qur‟an menyatakan perempuan merupakan pendorong atau
peran dan fungsi laki-laki serta perempuan stimulan bagi terjadinya konflik sosial.
itu sama, namun pandangan yang menjadi Alasan ini dikaitkan dengan pelabelan
weltanschauung masyarakat saat ini adalah terhadap perempuan, seperti emosi yang
mayoritas perempuan dipandang hanya tidak stabil sehingga dianggap akan
cocok di wilayah domestik walaupun ada berdampak pada ketidakjernihan dalam
beberapa bidang yang telah melibatkan membuat keputusan penting, ditambah lagi
perempuan di dalamnya tetapi pelibatan sifat lemah yang bersumber dari dalam
tersebut belum sepenuhnya terlaksana fisik perempuan itu sendiri, sehingga
dengan baik. Konstruksi yang ada dalam makin memperkuat alasan untuk

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 75


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

membatasi ruang gerak perempuan. bekerjasama dengan laki-laki terutama


Melalui alasan-alasan tersebut pembatasan hubungannya lebih kepada upaya untuk
perempuan dipandang sebagai hal yang melindungi dirinya dari kapitalisasi dan
masuk akal karena keadaan akan tetap subordinasi, maka intensitas hubungan
stabil sehingga kemuliaan agama tetap saling bekerjasama dan saling melengkapi
terpelihara. antara laki-laki dan perempuan harus selalu
Dua alasan tersebut menjadikan terjaga sehingga akan menciptakan
sampai hari ini masih terdapat dikriminasi ketenangan jiwa dan tubuh perempuan.
terhadap perempuan dalam Menurut Muhammad Mahmud (Mahmud,
mengembangkan intelektual dan kualitas 1984: 336-337), menyatakan bahwa
dirinya. Adanya alasan tersebut terdapat 9 kriteria kesehatan mental
memberikan implikasi yang sangat manusia yaitu: 1) kemapanan; 2)
mendiskreditkan, mensubordinasikan, dan ketenangan; 3) rileks; 4) mampu menjaga
menjustifikasi pelabelan negatif terhadap diri; 5) mampu bertanggungjawab; 6)
perempuan. Padahal, perempuan juga mampu berkorban menebus kesalahan; 7)
mempunyai hak asasi untuk mampu memiliki hubungan sosial dengan
mengembangkan dan beraktualisasi baik; 8) memiliki keinginan yang realistis;
sebagaimana laki-laki bahkan perempuan 9) menyikapi nikmat yang diperoleh
memiliki peluang yang sangat signifikan, dengan kepuasan dan kebahagiaan.
paling tidak peluang tersebut dapat dilihat Selain itu, dalam hal kuasa atas
dalam dua hal (Purwida, 2017: 89-90). tubuhnya, peremupan memiliki posisi yang
Pertama, ketegaran perempuan sendiri sangat sentral dalam mempersiapkan
dalam menghadapi lingkungan sosial yang tubuhnya terutama rahimnya sebagai
kurang berpihak kepadanya. Kedua, tempat menyimpan benih bakal generasi
tuntutan Islam yang sangat kuat terhadap penerusnya dari hasil reproduksi yang sah
perempuan sama seperti terhadap laki-laki antara dirinya dengan laki-laki yang
untuk menuntut ilmu. menjadi suaminya. Oleh karena itu,
Perempuan dapat melakukan perempuan harus mempersiapkan dengan
beberapa aksi sebagai bentuk perlawanan sangat baik tubuhnya dalam rangka
terhadap politisasi dan diskriminasi menjalankan misi yang sangat mulia untuk
terhadap tubuh perempuan, paling tidak menjadi ibu. Perempuan harus dapat
oleh perempuan pemilik tubuh itu sendiri. menjaga tubuhnya dari cengkraman
Aksi nyata tersebut dapat dilakukan oleh tangan-tangan yang hanya bermaksud
perempuan dalam tiga ranah sekaligus, untuk merusak dan menyakiti tubuh
yaitu individu, keluarga, dan sosial perempuan ataupun jiwa perempuan
masyarakat sebagai sebuah upaya tersebut. Langkah awal yang dapat
kesadaran nalar kritis atas kapitalisasi dilakukan perempuan adalah dengan
tubuh perempuan. berperilaku sesuai dengan apa yang telah
Dalam ranah individu, perempuan diperintahkan oleh Allah SWT melalui
memiliki kontribusi yang sangat berarti perintah menutup aurat. Cara ini cukup
dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan efektif sebagai langkah awal dan starting
dengan dominasi karakter feminimitasnya, point menuju langkah-langkah berikutnya
memiliki nilai karakter positif yang dalam upaya menjaga tubuh dan jiwanya.
dimaksud dari karakter feminin seperti َ‫ل ََبَىَبحِلَ ََوِ َغآ ِء ْاى ُم ْؤ ِمىِيهَ يُ ْذوِيه‬ ِ ََ ‫يَآأَيٍَُّب اىىَّبِ ُّي قُو ألَ ْص‬
َ ‫اج‬
kepatuhan terhadap aturan yang mengikat َ‫َػيَ ْي ٍِ َّه ِمه َجالَبِيبِ ٍِ َّه َرىِلَ أَ ْدوَّ أَن يُ ْؼ َش ْفهَ فَالَ ي ُْؤ َر ْيهَ ََ َمبن‬
dirinya, submisif, empati, sabar, penuh ‫هللاُ َغفُُ ًسا َّس ِحي ًمب‬
kasih sayang, dan keibuan. Dengan adanya “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-
kekuatan nilai positif karakter feminin istrimu, anak-anak perempuanmu dan
perempuan menjadikan perempuan dapat wanita-wanita (keluarga) orang-orang
mengharmonisasi dirinya dalam mukmin, agar mereka mengulurkan atas

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 76


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) saudara-saudara laki-laki mereka, atau
jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka putra-putra saudara lelaki mereka, atau
lebih mudah dikenal (sebagai para wanita putra-putra saudara perempuan mereka,
muslimah yang terhormat dan merdeka) atau wanita-wanita Islam, atau budak-
sehingga mereka tidak diganggu. Dan budak yang mereka miliki, atau pelayan-
Allah senantiasa Maha Pengampun lagi pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzab [33]: keinginan (terhadap wanita) atau anak-
59). anak yang belum mengerti tentang aurat
Jika ditelisik dari asbabun nuzul ayat wanita. Dan janganlah mereka
ini (Shaleh dkk, 1982: 409), di dalamnya memukulkan kakinya agar diketahui
terdapat cerita yang berasal dari istri Nabi perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
Muhammad SAW yang bernama Siti bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah.
Sauda keluar rumah untuk suatu keperluan, Hai orang-orang yang beriman supaya
namun ia ditegur oleh sahabat Umar kamu beruntung.” (Q.S. An Nur [24]: 31).
perihal keluarnya seorang perempuan M. Quraish Shihab (Shihab, 2002:
terutama posisi perempuan tersebut 319-320) menyatakan bahwa sebelum
sebagai istri Rasulullah. Maka turunlah turunnya ayat ini, cara berpakaian wanita
ayat ini sebagai petunjuk telah merdeka atau budak hampir dapat
diperbolehkannya atau diizinkan oleh dikatakan sama. Hal tersebut menjadikan
Allah SWT untuk keluar rumah dalam laki-laki usil dan sering kali mengganggu
rangka suatu keperluan. Selain itu, ayat ini para perempuan khususnya yang mereka
diturunkan juga degan latar belakang ketahui atau duga sebagai hamba sahaya.
bahwa istri Rasulullah yang diganggu oleh Adapun untuk menghindarkan gangguan
kaum munafiqin. Ketika mereka ditegur, tersebut, serta menampakkan kehormatan
mereka menjawab bahwa mereka hanya wanita muslimah turunlah ayat di atas
mengganggu hamba sahaya. Maka, dengan menyatakan: Hai Nabi Muhammad
turunlah ayat ini (S. Al-Ahzab: 59) sebagai katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perintah untuk berpakaian tertutup, agar perempuanmu dan wanita-wanita keluarga
berbeda dari hamba sahaya. orang-orang mukmin agar mereka
َ‫ظه‬ ْ َ‫بس ٌِ َّه ََيَحْ ف‬ِ ‫ص‬ َ ‫ث يَ ْغضُضْ هَ ِم ْه أَ ْب‬ ِ ‫ََقُو ىِّ ْي ُم ْؤ ِمىَب‬ mengulurkan atas diri mereka yakni
ْ
َ‫فُشَُ َجٍ َُّه ََالَيُ ْب ِذيهَ ِصيىَخٍَ َُّه إِالَّ َمبظٍََ َش ِم ْىٍَب ََىيَضْ ِش ْبه‬ keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
ََْ‫بِ ُخ ُم ِش ٌِ َّه َػيَّ ُجيُُبِ ٍِ َّه ََالَيُ ْب ِذيهَ ِصيىَخٍَ َُّه إِالَّ ىِبُؼُُىَخِ ٍِ َّه أ‬ menjadikan mereka lebih mudah
ََْ‫َءابَآئِ ٍِ َّه أََْ َءابَآ ِء بُؼُُىَخِ ٍِ َّه أََْ أَ ْبىَآئِ ٍِ َّه أََْ أَ ْبىَآ ِء بُؼُُىَخِ ٍِ َّه أ‬ dikenal sebagai wanita-wanita terhormat
ََْ‫إِ ْخ َُاوِ ٍِ َّه أََْ َبىِي إِ ْخ َُاوِ ٍِ َّه أََْ َبىِي أَخ ََُاحِ ٍِ َّه أََْ وِ َغآ ِئ ٍِ َّه أ‬ atau sebagai wanita-wanita muslimah,
‫ج أَ ْي َمبوٍُ َُّه أَ َِ اىخَّببِ ِؼيهَ َغي ِْش أَُْ ىِّ ْا ِإلسْ بَ ِت ِمهَ اىشِّ َجب ِه‬ ْ ‫َمب َميَ َن‬ atau sebagai wanita-wanita merdeka
‫ث اىىِّ َغآ ِء‬ ‫ا‬
ِ َ ‫س‬ َُْ‫ػ‬ ّ َ ‫ي‬ ‫ػ‬
َ ‫َُا‬ ‫ش‬ ٍ‫ظ‬ْ
َ َ ْ ‫ي‬ ‫م‬ َ ‫ى‬ َ‫يه‬ ‫ز‬
ِ َّ ‫اى‬ ِ ‫أَ َِ اى‬
‫و‬ ْ
‫ف‬ ِّ ‫ط‬ sehingga dengan demikian mereka tidak
ُ ْ َ
‫ََالَيَضْ ِش ْبهَ بِؤسْ ُجيِ ٍِ َّه ىِيُ ْؼي َم َمبيُخفِيهَ ِمه ِصيىَخِ ٍِ َّه ََحُبُُا‬ َ diganggu. Dan Allah senantiasa Maha
َ‫إِىَّ هللاِ َج ِميؼًب أَيًَُّ ْاى ُم ْؤ ِمىُُنَ ىَ َؼيَّ ُن ْم حُ ْفيِحُُن‬ Pengampun lagi Maha Penyayang.
“Katakanlah kepada wanita yang Berdasarkan ayat tersebut, Islam
beriman: "Hendaklah mereka menahan melalui al-Qur‟an menunjukkan etika yang
pandangannya, dan kemaluannya, dan sangat tepat untuk menciptakan ekologi
janganlah mereka menampakkan feminis Muslim dengan cara para
perhiasannya, kecuali yang (biasa) perempuan sejak mulai masa dewasa,
nampak dari padanya. Dan hendaklah dirinya sendiri diwajibkan untuk menutup
mereka menutupkan kain kudung ke seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah
dadanya, dan janganlah menampakkan dan telapak tangan serta beberapa bagian
perhiasannya kecuali kepada suami lain dari tubuh wanita. Seorang perempuan
mereka, atau ayah mereka, atau ayah yang terhormat, bermartabat, dan
suami mereka, atau putra-putra mereka, mempersiapkan dirinya dengan baik dalam
atau putra-putra suami mereka, atau menjaga tubuhnya maka ia akan menutup

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 77


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

aurat tubuhnya dengan rapat, menjadikan masing-masing sehingga keutuhan dan


orang lain segan berbuat jahat kepadanya. keharmonisan dalam keluarga akan tercipta
Sebaliknya apabila perempuan sudah tidak dengan mudah.
mau menutup tubuhnya akan mendorong Ranah yang ketiga, adalah ranah
orang lain berbuat jahat kepadanya. sosial masyarakat. Perempuan dalam ranah
Selanjutnya, dalam ranah keluarga ini menemukan polemik dan intrik yang
perempuan memiliki posisi yang cukup cukup kompleks dan rumit karena terdapat
sentral dalam upaya untuk menciptakan pro-kontra yang perlu diluruskan ataupun
ketenangan, kedamaian dan suasana yang dipertegas untuk menjelaskan peran
lebih hangat dalam keluarga. Baik perempuan dalam ranah sosial masyarakat
perempuan dalam posisi telah menikah yang berhubungan dengan masyarakat
maupun belum menikah, ia dapat berperan luas. Sebagaimana misalnya dalam
sebagai ibu, istri, dan anak, yang mana dari berbagai aktivitas di luar rumah terutama
ketiganya itu memiliki porsi yang sama tentang perempuan yang bekerja di luar
dengan konsekuensi dan tanggungjawab rumah. Memang, tidak semua bentuk dan
yang berbeda dalam rangka untuk ragam pekerjaan yang terdapat pada masa
menciptakan suasana terbaik yang ada di kini telah ada pada masa Nabi Muhammad
rumah. Sebagai ibu, perempuan memiliki SAW dan banyak pula yang melarang
tugas yang sangat mulia dalam perempuan untuk melaksanakan kegiatan
mewujudkan kebahagiaan, keutuhan di luar rumah. Namun, sebagian ulama
keluarga, terutama dalam mendidik dan seperti Quraish Shihab (Shihab, 2013: 406)
menciptakan generasi penerus bangsa yang menyimpulkan bahwa Islam membenarkan
shalih dan cerdas. Apalagi peran ibu adalah kaum perempuan aktif dalam berbagai
sebagai guru dan madrasah pertama yang kegiatan atau bekerja dalam berbagai
paling utama di rumah. Peran yang harus bidang baik di dalam maupun di luar
dijalani perempuan sebagai ibu ini sangat rumahnya secara mandiri, bersama orang
melibatkan kinerja fisik, akal pikiran, dan lain, bekerja dengan lembaga pemerintahan
psikologis yang harus ekstra. ataupun swasta, dengan syarat bahwa
Peran perempuan sebagai istri yang selama pekerjaan itu dilakukan dalam
mana harus mampu menjadi tempat paling suasana terhormat, sopan, serta mereka
aman dan paling menyenangkan bagi dapat memegang teguh agamanya seperti
suami sehingga peran perempuan sebagai selalu menutup aurat, bergaul dengan cara
istri ini sangat menentukan keberhasilan Islam, dan dapat menghindarkan diri dari
suami dalam berbagai hal misalnya dampak-dampak negatif pekerjaan tersebut
perempuan yang menjadi istri harus terhadap dirinya, keluarganya, dan
mampu menjaga rahasia, harta suami dan lingkungannya.
kehormatan perempuan itu sendiri ketika Dengan demikian, beberapa hal yang
suaminya tidak ada di rumah. Sedangkan telah tersebut di atas dapat menjadi
peran perempuan sebagai anak maka ia alternatif etika hidup yang harus dipegang
memegang tanggungjawab dan muru‟ah oleh para perempuan yang mana jika
(kehormatan) kedua orang tuanya perempuan-perempuan terhormat mampu
dimanapun dan kapanpun. Demi menggali dan memahami otentisitas
menjalankan berbagai tugas dan perannya dirinya yang feminin sebagai penyeimbang
sesuai dengan tanggungjawab masing- maskulinitas yang terlanjur mendominasi
masing maka sesama perempuan harus perpolitikan pada khususnya dan semua
saling bersinergi dan saling membantu bidang kehidupan umumnya. Feminitas
dalam menciptakan suasana terbaik dalam akan menuntun perempuan untuk menolak
rumah, begitu pula dengan laki-laki yang segala bentuk hegemoni dan budaya
ada di rumah, perempuan harus dapat tunggal. Sebaliknya, membuka diri pada
bekerjasama dan saling menguatkan peran keanekaragaman sebagai kekuatan karena

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 78


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

keanekaragaman mendasari semua potensi dan kemampuannya selama itu


aktivitas dan tempat bergantung semua dilakukan dalam suasana terhormat, sopan,
kehidupan (Shiva & Mies 2005, 189). serta perempuan tersebut dapat memegang
Keanekaragaman yang melindungi dan teguh agamanya seperti selalu menutup
“menghidupkan” segala elemen kehidupan, aurat, bergaul dengan cara Islam, dan dapat
menjadi dasar tindakan dan identitas menghindarkan diri dari dampak-dampak
perempuan. Perempuan dengan dengan negatif pekerjaan tersebut terhadap dirinya,
feminitasnya akan mampu memelihara keluarganya, dan lingkungannya. Inilah
keberlangsungan diri dan lingkungannya etika-etika yang harus diimplementasikan
mengimbangi maskulinitas sistem patriarki oleh perempuan dalam berbagai situasi dan
yang memposisikan segala hal di luar diri kondisi untuk menyelamatkan tubuhnya
(termasuk lingkungan dan alam) sebagai dan bumi lingkungannya dari kerusakan
“yang lain”. Feminitas tidak melemahkan yang sangat destruktif.
perempuan, tetapi sebaliknya secara tegas
mengambil sikap dan memposisikan diri Referensi
sejajar dengan laki-laki dalam suasana Abdullah, Irwan, ed. 2006. Sangkan Paran
harmonis. Cara inilah yang ditawarkan Gender, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
oleh filsafat ekofeminisme (Watt, 1995: Ardhie, Raditya. 2014. Sosiologi Tubuh.
24-25). Cara tersebut juga senada Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
ditawarkan oleh Islam dalam rangka untuk Barker, Chris. 2005. Cultural Studies.
mengantisipasi adanya kapitalisasi tubuh Diterjemahkan Oleh Nurhadi.
perempuan yang semakin masif terjadi di Yogyakarta: Kreasi Wacana.
era modern-kontemporer ini. Candraningrum, Dewi. 2013.
Ekofeminisme: Dalam Tafsir Agama,
3. Kesimpulan Pendidikan, Ekonomi, dan Budaya.
Perempuan tercipta dalam bentuknya Yogyakarta: Jalasutra.
yang unik dan menarik sehingga dalam ___________________ dan Arianti Ina
dirinya terutama tubuhnya terselip Restiani Hunga. 2015. Ekofeminisme
tanggungjawab besar yang harus dikontrol III: Tambang, Perubahan Iklim &
dan dijaga kehormatannya karena sarat Memori Rahim. Yogyakarta:
dengan kecantikan dan seksualitas. Hal Jalasutra.
tersebut juga lantas menjadikan perempuan Karim, Khalil Abdul. 2007. Relasi Gender
sering dilabeli negatif dengan berbagai Pada Masa Muhammad &
stigma yang diberikan kepadanya dan Khulafaurrasyidin. Yogyakarta:
mengakibatkan perempuan terkungkung Pustaka Pelajar.
dalam dominasi yang membatasi dirinya Lee, Martyn J. 2006. Budaya Konsumen
untuk beraktivitas dan bekerja dalam Terlahir Kembali: Arah Baru
kehidupan sehari-hari. Namun, pembatasan Modernitas Dalam Kaian Modal
tersebut hanya akan berdampak pada Konsumsi dan Kebudayaan.
diskriminasi dan kapitalisasi tubuh Diterjemahkan Oleh Nurhadi.
perempuan yang sering disalahgunakan Yogyakarta: Kreasi Wacana.
oleh pihak-pihak yang tidak Mahmud, Muhammad Mahmud. 1984.
bertanggungjawab. Oleh karena itu, „Ilm Nafs al-Ma‟atsir fi Dau‟ al-
perempuan yang bernasib sama dengan Islam. Jeddah: Dar al-Shuruq.
bumi yakni sering dipolitisasi dan Megawangi, Ratna. 1999. Membiarkan
dikapitalisasi sebagai komoditas unggul, Berbeda: Sudut Pandang Baru
harus mampu mengontrol tubuhnya dan tentang Relasi Gender. Bandung:
melakukan aksi perlawanan atas dominasi Mizan.
patrirki dengan melakukan aktivitas- Muhammad, Husein. 2006. Spiritualitas
aktivitas yang dapat mendayagunakan Kemanusiaan: Perspektif Islam

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 79


MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 9, No.1, Juni 2017
Website : http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah

Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Shaleh, Qamaruddin dkk. 1982. Asbabun


Rihlah. Nuzul. Bandung: Diponegoro.
Murwani, Endah. “Konstruksi Bentuk Shihab, M. Quraisy. 2002. Tafsir Al-
Tubuh Perempuan dalam Iklan Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Televisi”, Jurnal Ilmu Komunikasi, ________________. 2005. Perempuan.
Vol. II, No.1, Juni 2010. Jakarta: Lentera Hati.
Peeters, Denise. "Toward an Ecologically ________________. 2013. Wawasan Al-
Informed Theology," dalam Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai
Theology Digest Vol. 40 No. Persoalan Umat. Bandung: PT.
1(1993). Mizan Pustaka.
Purwida, Yuyus Citra. “Pendekatan Shiva, Vandana & Maria Mies. 2005.
Gender Menurunkan Problematika Ekofeminisme: Presfektif Gerakan
Gender”, dalam Jejak Perjuangan Perempuan dan Lingkungan.
Keulamaan Perempuan Indonesia. Yogyakarta: IRE Press.
Jakarta: KUPI, 2017. Synnott, Anthony. 2007. Tubuh Sosial
R. Tri Hastuti Nur. “Stereotipe dan Simbolisme Diri dan Masyarakat.
Komoditas Perempuan dalam Iklan”, Yogyakarta: Jalasutra.
Jurnal Perempuan. Jakarta: Yayasan Wadud, Amina. 1999. Qur‟an and
Jurnal Perempuan, No. 28, 2003. Woman: Rereading The Sacred Text
Rohmaniyah, Inayah. 2014. Konstruksi From a Woman‟s Perspective. New
Patriarki dalam Tafsir Agama: York: Oxford University Press.
Sebuah Jalan Panjang. Yogyakarta: Watt, Alan. 1995. The Tao of Philosophy.
Diandra Pustaka Indonesia. USA: Turtle Publishing.

Kapitalisasi Tubuh Perempuan... (Shinta Nurani) 80

Anda mungkin juga menyukai