Pedoman TB
Pedoman TB
DINAS KESEHATAN
Jalan Yos Sudarso Timur Gombong No.110 54416 Telp. (0287) 471002
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan sehat.Dalam melakukan kegiatan petugas selalumembudayakan tata nilaiCAKAP yaitu
Cepat dalam melakukan tindakan apabila terjadi hal-hal yang berhubungan dengan program
kesehatan Lingkungan, Akurat dalam melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan yang sudah
diidentifikasi, Kualitas dalam memberikan solusi atau pelayanan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan, Aman untuk petugas maupun masyarakat yang dilayani, Profesional:
pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berkompeten, sesuai bidang yang dilakukan yaitu
kesehatan lingkungan.
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagaiacuantenagakesehatanlingkungandalammenyelenggaraan
upayakesehatanlingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagaipedomandalammelaksanakankonseling di PuskesmasDEF I
b. Sebagaipedomandalammelaksanakankegiataninspeksikesehatanlingkungan di
Puskesmas DEF I
c. Sebagaipedomandalamtindakan / intervensikesehatanlingkungan di PuskesmasDEF I
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
2
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan dengan
kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian
Vektor;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum;
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan
KesehatanLingkungan mulai di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab
UKM, dan seluruh karyawan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan
Lingkungandilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan
persetujuan kepala puskesmas.
5
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas DEF I.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
MEJA PERIKSA
MEJA
KU KAJIAN
AWAL
RSI
KU
RSI
KU
MEJA
RSI
MEJA PERIKSA ALAT
KOMPUTER KU WAST
KU KU KU
AFEL
RSI RSI RSI RSI
7
Ruang TB, IMS, VCT
BEDGYN STERILISASI
LEMARI LEMARI ALAT DAN
KABINET DOKUMEN
MEJA KU
KU KONSEL RSI
RSI ING
KU
RSI
WA
Pintu TROLY ALAT STA
masuk FEL
APOTEK
POLI UMUM
PULANG
A. StandarFasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas DEF I memiliki sarana penunjang antara lain :
pelayanan kesehatan Lingkungan Sarana Prasana
Meja
( Dalam Gedung ) Kursi
Konseling Alat peraga Percontohan
Pengawasan Kebersihan Media informasi cetak atau elektronik
Buku panduan
Buku catatan kegiatan
Senter
( Luar Gedung ) Alat pembasmi nyamuk
Inspeksi Sanitasi Swim fog
Intervensi / Tindakan Leaflet
Form check
Fly grill
Lux meter
PH meter
Buku catatan kegiatan.
9
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/ataugangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor RisikoLingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayananperawatan pengobatan
3) Dalam halPasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungantidak memungkinkan untuk menerima
Konseling, Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak atau elektronik.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / IPAL
1). Kegiatan pengawasan Kebersihan lingkungan Puskesmas
2). Kegiatan pengawasan pembakaran sampah
3). Kegiatan Pengawasan pengolahan air limbah
2. Kegiatan Luar Gedung
a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
10
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan Lingkungan
(sanitarian, entomolog dan mikrobiolog) yang membawa surat tugas dari Kepala
Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan Lingkungan
sedapat mungkin mengikutsertakan petugas Puskesmas yang menangani program
terkait atau mengajak serta petugas dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes, atau Bidan
di desa.
3) Kegiatan meliputi Perumahan ( termasuk hasil konseling ), TTU, TPM, TP3
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial
B. Strategi / Metode
1. Metode Konseling
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab; dan
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
d. Rekayasa Lingkungan
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
Perencanaan (P1)
1). Membuat Jadwal
2) Persiapan
Menyiapkan ruangan;
11
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster, lembar balik, leaflet,
maket (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
12
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang bisa
dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J - Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan yang
dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta diskusikan upaya untuk mengatasi
hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
U - Ulangi:
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa anda
selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan lebih lanjut
yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
1). melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut konseling)
yang telah diisi dan ditandatangani untuk mengambil keputusan yang disarankan,
dan besaran masalah yang dihadapi;
2). menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan sesuai hasil
Konseling; dan
3). menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.
13
kesehatan lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur parameter kualitas
lingkungan)
3)Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala desa/lurah,
sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas kesehatan/bidan di desa.
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1)Intervensi Kesehatan Lingkungan harus mempertimbangkan tingkat risiko
berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
2) Intervensi Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Pasien sendiri.
3). Dalam hal cakupan Intervensi Kesehatan Lingkungan menjadi luas, maka pelaksanaannya
dilakukan bersama pemerintah, dan masyarakat/swasta
Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil kegiatan
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
Adapun untuk kegiatan pemantauan evaluasi upaya kesehatan lingkungan :
1) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
2)Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan
pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
3)Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
mencakup Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan pelaksanaan
pengawasan kualitas media lingkungan dalam rangka program kesehatan.
4)Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dibahas dalam pertemuan
integrasi lintas program Puskesmas secara berkala.
5) Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi indikator dalam
penilaian akreditasi Puskesmas.
14
BAB V
LOGISTIK
15
- Fly grill
- Lux meter
- PH meter
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini
lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan
dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator
kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam
kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (
POA – Plan Of Action ).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain
:
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Identifikasi
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan.Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang mungkin
16
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan perlu diperhatikan
keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Konseling
17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta
penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan
petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap
resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan
merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas
kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum
bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
18
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program kesehatan lingkungan perlu
diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan
CTPS
19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan
yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas
20
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatankesehatan lingkungan di Puskesmas DEF I, penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-
inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan,
kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil
yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugasdalam melaksanakan pelayanan
kesehatan lingkungan di puskesmas agartidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.
21
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
C. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan di Puskesmas Tegowanu meliputi :
b. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/ataugangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor RisikoLingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayananperawatan pengobatan
3) Dalam halPasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungantidak memungkinkan untuk menerima
Konseling, Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak atau elektronik.
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
4) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan Lingkungan
(sanitarian, entomolog dan mikrobiolog) yang membawa surat tugas dari Kepala
Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
5) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan Lingkungan
sedapat mungkin mengikutsertakan petugas Puskesmas yang menangani program
terkait atau mengajak serta petugas dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes, atau Bidan
di desa.
3.Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
22
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial
D. Strategi / Metode
4. Metode Konseling
c. identifikasi prilaku/kebiasaan;
d. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab; dan
d. saran dan rencana tindak lanjut
5. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
6. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
e. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
f. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
g. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
h. Rekayasa Lingkungan
E. Langkah Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Konseling v v v V v v v v v v v v
Inspeksi Sanitasi
2 Tempat tempat v v v V v v v v v v v v
umum
23
Inspeksi Sanitasi
Tempat
3 v v v V v v v v v v v v
Pengelolaan
Makanan-minuman
Inspeksi Sanitasi
4 v v v v v v v v v v v v
Sarana Air Bersih
Monitoring dan
5 v v v v v v v v v v v v
evaluasi STBM
Pendataan
6 Kesehatan v v v v v v v v v v v v
Lingkungan
pengiriman sampel
7 v v v v v v v v v v v v
air ke Laborat
Orientasi Penjamah
8 v
Depot Air Minum
Orientasi Kader
9 v
STBM
No Perlengkapan
Kegiatan Upaya
24
Meja
Kursi
Alat peraga Percontohan
1 Konseling Media informasi cetak atau
elektronik
Cetakan closet
Cetakan Buis Beton
Genteng kaca
25