Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 7

AQIDAH ISLAM TENTANG KITAB-KITAB ALLAH

Disusun Oleh:
EFRI VERNANDO 1711010321
MEGA SILVIA 1711010341
Jurusan / Kelas / Semester PAI / J / 5
Dosen Pengampu Alek Saputra, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

i
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Kepada sahabat
beserta pengikut setia Amin.
Makalah yang penulis angkat berjudul Aqidah Islam Tentang Kitab-Kitab
Allah untuk memenuhi tugas Materi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak
khususnya dosen pembimbing, sehingga kesulitan yang dihadapi dapat diselesaikan
sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu, melalui makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat.
1. Orang tua, yang telah mengorbankan segala kemampuannya agar kami dapat
berkuliah
2. Bapak Prof.DR.H.M.Mukri,M.Ag Selaku Kepala Rektor UIN Raden Intan
Lampung
3. Bapak Drs. Sa’idy, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah
4. Bapak Alek Saputra, M.Pd Selaku dosen Materi Pembelajaran Aqidah
Akhlak kelas J yang telah memberikan arahan, sehingga makalah ini bisa
terselesaikan dengan baik
5. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
berjasa membantu penyelesaian penulisan makalah ini

Bandar Lampung, Oktober 2019


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................................i


Kata Pengantar ........................................................................................................ii
Daftar Isi ...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berkompetisi ................................................................................3
B. Pengertian Kebaikan ......................................................................................3
C. Ayat Al-Qur’an Tentang Berlomba-lomba Dalam Kebaikan ........................4
D. Hadits Tentang Berlomba-lomba Dalam Kebaikan .......................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................12
Daftar Pustaka .........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT Adalah mengakui, mempercayai dan
meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para Nabi dan Rasul-
Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk disampaikan kepada umatnya masing-
masing. Mengimani kitab Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab
Allah SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari
para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri. Iman kepada kitab-
kitab suci dalam islam, merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan iman
kepada Allah Yang Maha Esa, Malaikat dan Rasul.
Maka kita wajib beriman kepada kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari
rukun iman. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada
para rasul-Nya, sebagaimana sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran
terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab
Allah.
Sebab itulah kita wajib beriman kepada kita yang diturunkan kepada Nabi
Ibrahim, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil
kepada Nabi Isa, dan yang terakhir kitab Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kitab dan Perbedaannya Dengan
Shuhuf?
2. Bagaimana Cara Mengimani Kitab-Kitab Allah ?
3. Apa Saja Pokok-Pokok Ajaran Kitab-Kitab Allah ?
4. Bagaimana Kedudukan Al-Qur’an Terhadap Kitab-Kitab Sebelumnya?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kitab dan Perbedaannya Dengan Shuhuf
2. Mengetahui Cara Mengimani Kitab-Kitab Allah
3. Memahami Isi Ajaran Kitab-Kitab Allah
4. Mendeskripsikan Bagaimana Kedudukan Al-Qur’an Terhadap Kitab-
kitab Allah Yang Lainnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kitab
Secara etimologis kata kitab adalah bentuk mashdar dari kata ka-ta-ba yang
berarti menulis. .1

B. Pengertian Kebaikan
Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan
menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah
laku tersebut menuju kesempuranan manusia. Kebaikan disebut nilai(value), apabila
kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang konkrit. Manusia menentukan
tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalan yang ditempuh. Pertama kali yang
timbul dalam jiwa adalah tujuan itu, dalam pelaksanaanya yang pertama diperlukan
adalah jalan-jalan itu. Jalan yang ditempuh mendapatkan nilai dari tujuan akhir.
Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya.
Tujuan harus ada, supaya manusia dapat menentukan tindakan pertama. Jika
tidak,manusia akan hidup secara serampangan. Tetapi bisa juga orang mengatakan
hidup secara serampangan menjadi tujuan hidupnya. Akan tetapi dengan begitu
manusia tidak akan sampai kepada kesempurnaan kebaikan selaras dengan derajat
manusia. Untuk setiap manusia, hanya terdapat satu tujuan akhir. Seluruh manusia
mempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut kesempurnaan.Tujuan
akhir selamanya merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu mencarinya dengan
kesenangan atau tidak.
Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila
membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang
membuatnya baik sebagai manusia

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi

3
C. Ayat Al-Qur’an Tentang Berlomba-lomba Dalam Kebaikan
1. Surah Al-Baqarah Ayat 148

  


 

   
  
   
   
 
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al-
Baqarah[2]:148)2

 Kandungan Surah Al-Baqarah Ayat 148


Setiap umat mempunyai kiblat / syariat atau aturan masing-masing. Bagi
umat Islam kiblatnya adalah Ka’bah sebagai pusat menghadap ketika shalat.
Kaum muslimin hendaknya giat beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-

2
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 148

4
lomba dalam kebaikan. Pada hari Kiamat nanti Allah Swt akan
mengumpulkan setiap umat manusia. Pada saat itu, manusia akan diadili
dengan seadil-adilnya tentang perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia.
Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka
kerjakan. Pada saat itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling
benar dan paling baik amalnya.
Pada surat Al Baqarah 148 dijelaskan bahwa manusia di alam ini telah
terjadi golongan-golongan dimana mereka telah meyakini kebenaran aturan
dan syari’atnya masing-masing seperti : golongan Islam, Nasrani, Yahudi,
Budha, Hindu dan umat lainnya.
Namun bagi umat Islam haruslah yakin bahwa syare’at Islam adalah
syare’at yang benar karena kebenaran syari’at Islam itu telah ditetapkan
kebenarannya oleh Allah dan dinyatakan agama yang paling benar pula.3

2. Surah Fatir Ayat 32

 
 

3
Fathul Qodir Asy Syaukani, At Tafasir hlm. 176

5
 
  
 
 
 

   
 
 
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri
mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.” (Q.S Fatir[35]:32)4

Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya dirinya sendiri ialah orang
yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah
orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang
dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan
ialah orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat
kesalahan.

 Kandungan Surah Fatir Ayat 32

4
Al-Qur’an Surah Fatir ayat 32

6
Surat ini adalah surat ke 35 dalam Al Qur’an yang berisikan 45 ayat.
Tergolong surat makiyah maka isi ayat ini lebih kepada menerangkan tentang
tingkatan-tingkatan seorang muslim dalam mengamalkan kitab (Al Qur’an).
Di ayat ini disebutkan tiga golongan yang menerima kitab.
Berdasarkan Surat dan ayat di atas Ibnu Taimiyyah membagi manusia ke
dalam tiga derajat kedudukan manusia yaitu :
a) Golongan Dhoolimun li nafsih, yaitu golongan yang selalu mendholimi dan
menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka
kepada Allah, dengan meninggalkan perintah-Nya dan mengerjakan
larangan-Nya. Mereka yang menzalimi diri sendiri, yaitu mereka yang
tidak menggunkan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Tandanya, mereka
selalu berbuat kesalahan dan kejahatan. Antara kebaikan dan kejahatan
lebih banyak kejahatannya
b) Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang
derajatnya berada pada pertengahan , bersifat cermat dan senantiasa
berhati-hati dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan-
larangan-Nya Orang yang semacam ini kebaikan dan keburukannya kadang
seimbang. Kadang mereka banyak berbuat baik, tetapi banyak pula berbuat
salah.
c) Golongan Sabiqun bil khoirot, ialah golongan dari manusia yang senantiasa
aktif dalam melakukan kebaikan yang wajib dan mengerjakan amalan-
amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi perkara-perkara
yang syubhat dan ragu-ragu dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang
beruntung, yaitu mereka yang dengan izin Allah berbuat kebaikan.
Hidupnya senantiasa dihiasi oleh amal shaleh.
Nilai amal shaleh sangat erat kaitannya dengan iman. Amal yang tidak
didasari dengan iman (bukan karena Allah) tidak dapat memberikan pahala
kepada kita walaupun sebesar langit dan bumi sehingga amalan yang kita

7
lakukan tidak akan mendapat nilai di sisi Allah. Al Qur’an dalam hal ini
antara lain menyatakan sebagai berikut:
1. Orang yang mati dalam kekafiran (tidak bertobat) tidak akan
diterima amalannya
2. Orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya
3. Amal perbuatan orang kafir akan sia-sia
4. Orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat
5. Orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka
6. Orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan
kehidupan di dunia saja.

3. Surah An-Nahl Ayat 97

   


   
 
  

  
  
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada

8
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S
An-Nahl[16]:97)5
.

D. Hadits Tentang Berlomba-lomba Dalam Kebaikan

‫سله َم فَقَا َل يَا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ‫سو ُل ه‬ُ ‫َّللاِ قَا َل َخ َطبَنَا َر‬ َ ‫ع َْن َجا ِب ِر ْب ِن‬
‫ع ْب ِد ه‬
‫َّللاِ قَ ْب َل أ َ ْن ت َ ُموتُوا َوبَاد ُِروا ِب ْال َ ْع َما ِل ال ه‬
‫صا ِل َح ِة قَ ْب َل‬ ‫اس تُوبُوا إِلَى ه‬ ُ ‫أَيُّ َها النه‬
‫ص َدقَ ِة‬
‫شغَلُوا َو ِصلُوا الهذِي بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْي َن َربِ ُك ْم بِ َكثْ َر ِة ِذك ِْر ُك ْم لَهُ َو َكثْ َر ِة ال ه‬ ْ ُ ‫أ َ ْن ت‬
َ ‫َّللاَ َق ْد ْافت َ َر‬
‫ض‬ ‫ص ُروا َوت ُ ْج َب ُروا َوا ْعلَ ُموا أ َ هن ه‬ َ ‫ِفي الس ِِر َوا ْل َع ََل ِن َي ِة ت ُ ْر َزقُوا َوت ُ ْن‬
‫َامي َهذَا‬
ِ ‫ش ْه ِري َهذَا ِم ْن ع‬ ِ َ‫علَ ْي ُك ْم ا ْل ُج ُمعَةَ فِي َمق‬
َ ‫امي َهذَا فِي يَ ْو ِمي َهذَا فِي‬ َ
‫إِلَى يَ ْو ِم ا ْل ِقيَا َم ِة فَ َم ْن ت َ َر َك َها فِي َحيَاتِي أ َ ْو بَ ْعدِي َولَهُ إِ َما ٌم عَا ِد ٌل أ َ ْو َجائِ ٌر‬
‫اركَ لَهُ فِي أ َ ْم ِر ِه أ َ ََل‬ ‫ستِ ْخفَافًا بِ َها أ َ ْو ُج ُحودًا لَ َها فَ ََل َج َم َع ه‬
َ َ‫َّللاُ لَهُ ش َْملَهُ َو ََل ب‬ ْ ‫ا‬
‫وب فَ َم ْن‬
َ ُ ‫ص ْو َم لَهُ َو ََل ِب هر لَهُ َحتهى َيت‬
َ ‫ص ََلةَ لَهُ َو ََل َزكَاةَ لَهُ َو ََل َح هج لَهُ َو ََل‬
َ ‫َو ََل‬
ِ ‫ام َرأَةٌ َر ُج ًَل َو ََل يَ ُؤ هم أ َع َْرا ِب ٌّي ُم َه‬
‫اج ًرا َو ََل يَ ُؤ هم‬ ْ ‫علَ ْي ِه أ َ ََل ََل ت َ ُؤ هم هن‬
َ ُ‫َّللا‬
‫اب ه‬ َ َ ‫اب ت‬
َ َ‫ت‬
ُ‫س ْو َطه‬َ ‫س ْيفَهُ َو‬ َ ‫اف‬ ُ ‫ان يَ َخ‬ ُ ‫اج ٌر ُم ْؤ ِمنًا إِ هَل أ َ ْن يَ ْق َه َرهُ ِب‬
ٍ ‫س ْل َط‬ ِ َ‫ف‬
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Rasulullah berkhutbah di hadapan kami,
beliau mengatakan: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kalian
mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara
kalian dengan Rabb kalian dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak
sedekah dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Niscaya kalian
akan diberi rezeki, ditolong dan dicukupi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah

5
Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 97

9
mewajibkan kepada kalian salat Jum’at di tempat berdiriku ini, di hariku ini, di
bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari kiamat. Barangsiapa meninggalkannya
di waktu hidupku atau setelahku, dan dia memiliki Imam adil atau bejat, kemudian
meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak akan menyatukannya dan
urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada salat, tidak ada zakat, tidak
ada haji, tidak ada puasa, dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia bertaubat.
Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak
boleh seorang perempuan mengImami lakilaki, orang badui mengimami seorang
muhajir dan tidak boleh orang fajir mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia
memaksanya dengan kekuasaan yang ditakuti pedang dan cambuknya" (HR. Ibnu
Majah).6

 Penjelasan Hadits
Hadits di atas memerintahkan kepada orang-orang Islam agar segera
bertaubat sebelum meninggal. Karena pada hakekatnya yang mengetahui
tentang umur manusia tidak ada yang lain kecuali Allah Swt. Umur tidak
mengenal tua ataupun muda, memang apabila telah tiba maka ia tidak dapat
mengerjakan atau ditunda walau sedetik. Kemudian pada lanjutan hadits, agar
setiap muslim segera berusaha beramal saleh sebelum sibuk juga rajin
menyambung silaturahmi dan memperbanyak sedekah baik secara terang-
terangan maupun sembunyi.
Apabila demikian dapat dilaksanakan oleh setiap muslim pasti janji Allah
Swt akan datang yaitu memperoleh rezeki dengan jalan yang mudah dan dapat
pertolongannya serta diperbaiki taraf kehidupannya. Setiap muslim tentunya
tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah Swt. Namun
karena sangat kuatnya godaan syaitan mereka dapat terjerumus ke dalam

6
HR. Ibnu Majah

10
perbuatan dosa. Sebagai orang yang beriman, tentunya segera menyadari
kesalahannya dan menyesali atas perbuatan tersebut.
Kemudian segera minta ampun kepada Allah Swt. Seorang muslim yang
telah terlanjur mengerjakan dosa besar, tetapi segera insaf dan sadar serta
menyesali atas perbuatannya kemudian diikuti dengan taubat, Allah Swt akan
mengampuni dosanya. Taubat yang dimaksud adalah Taubatan Naṣuha, yaitu
taubat yang sebenarnya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah ternyata
bukanlah hal yang mustahil dan aneh bagi orang-orang yang telah merasakan
manisnya iman. Bahkan ini merupakan bentuk rahmat yang agung dan taufik dari
Allah yang memudahkan mereka untuk merasakan indahnya ‘surga dunia yang
hakiki’, agar mereka semakin termotivasi dan bersemangat mengejar tingginya
kenikmatan surga di akhirat nanti.
Imam ibnul Qayyim berkata: “Maha suci (Allah ) yang memperlihatkan
kepada hamba-hamba-Nya (yang shaleh) surga-Nya (di dunia) sebelum (mereka)
bertemu dengan-Nya (di akhirat kelak), dan Dia membukakan untuk mereka
pintu-pintu surga-Nya di negeri (tempat) beramal (dunia), sehingga mereka bisa
merasakan kesejukan dan keharumannya, yang itu (semua) menjadikan mereka
(termotivasi untuk) mencurahkan (semua) kemampuan mereka untuk meraihnya
dan berlomba-lomba mendapatkannya”

12
DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rifa’I, Muhammad Nasib. 2012. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I. Jakarta:
Gema Insani.
RI, Departemen Agama. 2009. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 5. Jakarta: Departemen
Agama RI.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi

13

Anda mungkin juga menyukai