Anda di halaman 1dari 5

RESUME

DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA


SEBAGAI DASAR NEGARA

Oleh :

1. ARIFIN (19010029)

2. SUTIYONO (19010040)
D. Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar Negara

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Dengan
memahami Pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa Pancasila merupakan sebuah
kompromi dan konsensus nasional karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia. Penetapan Pancasila sebagai dasar
negara tak hendak menghapuskan perbedaan, tetapi merangkum semuanya dalam satu
semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam slogan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Maka Pancasila merupakan pilihan cerdas karena mengatasi keanekaragaman dalam
masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan.
Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila adalah
suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk
melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa
Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak
sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin
selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin
seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).”

E. Esensi dan urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara


1) Esensi dan urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
a. Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara berperan sebagai pedoman bagi bangsa
Indonesia yang menuntun kita dalam bersikap. Penerapan esensi (inti) dan urgensi
(hal yang sangat penting) Pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi
antar umat beragama.
b) Sila Kemanuasiaan Yang Adil dan Beradab, diwujudkan penghargaan terhadap
pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
c) Sila Persatuan Indonesia, diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara dari pada kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai.
d) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, diwujudkan dalam mendahulukan
pengambilankeputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.
e) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, diwujudkan dalam bentuk
memperkaya diri atau kelompok karena penyalahgunaan kekuasaan itulah
yangmenjadi faktor pemicu terjadinya korupsi.
b. Urgensi Pancasila sebagai dasar Negara
Beberapa peran konkret Pancasila sebagai dasar meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Dasar negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga
negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang
merebak di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral
ideologis belum disadari kehadirannya. Oleh karena itu, diperlukan norma-norma
penuntun yang lebih jelas, baik dalam bentuk persuasif, imbauan maupun
penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam produk hukum yang memberikan rambu
yang jelas dan hukuman yang setimpal bagi pelanggarnya.
b) Dasar negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
sila-sila Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk
pemaksaan kehendak melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi
berkeyakinan, hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan.
2) Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
Proklamasi merupakan awal pernyataan merdeka dari rakyat Indonesia yang diwakili
oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada 17 Agustus 1945. Setelah menyatakan merdeka,
pada tanggal 18 Agustus 1945 para wakil rakyat Indonesia mengesahkan UUD 1945.
Jadi secara langsung Proklamasi terdapat hubungan akan terciptanya/ disahkannya UUD
1945. Dan secara tidak langsung Proklamasi ada hubungannya dengan disahkannya
pancasila sebagai dasar negara, karena pada pembukaan UUD 1945 alinea 4, terdapat isi
teks pancasila.
Lalu apa yang mendasari hubungan antara proklamasi dan pancasila ? Pancasila
dicetuskan pertama kali oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI pertama, tetapi belum
disahkan menjadi dasar negara. Tetapi berawal dari dicetuskannya Pancasila oleh Ir.
Soekarno, membuat rakyat indonesia bersatu dengan satu dasar dan satu pikiran yaitu
pancasila. Sehingga rakyat Indonesia mempunyai tekad kuat untuk menjadi negara yang
merdeka, serta berawal dari itu, para tokoh bangsa Indonesia mengesahkan cikal bakal
pembukaan UUD 1945. Dan perlu digaris bawahi, bahwa hal tersebut lah yang
mendorong rakyat Indonesia untuk segera menyatakan Merdeka, dalam bentuk negara
Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur dengan berdasarkan asas
kerohanian Pancasila. Dan pada akhirnya bangsa Indonesia menyatakan proklamasinya
pada 17 Agustus 1945, dan telah menjadi negara yang merdeka sesuai dengan cita-cita
pancasila.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, hubungan pancasila dengan proklamasi adalah
pancasila sebagai tonggak dasar dari peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dan
pancasila sebagai penjelasan dari dilaksanakannya proklamasi, sebagai penegasan atas
peristiwa proklamasi, serta sebagai penanggung jawab atas terjadinya peristiwa
proklamasi.
3) Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD Tahun 1945

Inti dari pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya adalah terdapat pada alinea IV.
Sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintahan negara yang berdasarkan Pancasila
terdapat dalam pembukaan alinea IV.

Oleh karena itu justru dalam pembukaan itulah secara formal yuridis pancasila
ditetapkan sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Maka hubungan antara
pembukaan UUD 1945 adalah secara timbal balik sebagai berikut :

a) Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka
pancasila memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas asas sosial, ekonomi, politik akan
tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas kenegaraan yang unsurya terdapat
pada pancasila. Jadi berdasarkan terdapatnya Pancasila secara formal dapat disimpulkan
sebagai berikut:

 Bahwa Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah


seperti yang tercamtum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
 Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok
kaidah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum indonesia
mempunyai dua mcama kedudukan yaitu:

1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan


faktor faktor mutlak bagi adanya tertib hukum di Indonesia
2. Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum
tertinggi.

 Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi,


selain sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang
hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal pasalnya. karena Pembukaan
UUD 1945 yang intinya Pancasila adalah tidak tergantung pada pada Batang
Tubuh (Pasal pasal) UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
 Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat,
kedudukan, dan fungsi sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, yang
menjalankan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia
yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
 Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat tetap dan tidak dapat diubah pada kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia. Dengan demikian kedudukan formal yuridis
dalam pembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya sebagai dasar
negara adalah sebagaimana terdapat dalam UUD 1945. Maka perumusan yang
menyimpang dari pembukaan tersebut adalah sama halnya dengan mengubah
secara tidak sah Pembukaan UUD 1945, bahkan berdasarkan hukum
positif sekalipun dan hal ini dalam sejarah ini telah ditentukan dalam ketetapan
MPRS N

b) Hubungan Secara Meterial

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat


formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut.
Bila kita kembali ke proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, maka
secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPK yang pertama tama adalah dasar
filsafat pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama
pembukaan UUD 1945 BPUPK membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya
tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama
Pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum indonesia pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum indonesia bersumberkan
pancasila, atau dengan perkataan lain sebagai sumber tertib hukum indonesia. Hal ini
berarti secara material hukum indonesia dijabarkan dari nilai nilai yang terkandung
dalam pancasila, pancasila sebagai sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi
sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD
1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, maka secara material yang
merupakan esensi atau inti sari dari Pokok Kaidah negara yang Fundamental tersebut
tidak lain adalah Pancasila (Notonagoro, tanpa tahun: 40)

Anda mungkin juga menyukai