Oleh:
dr. Sudarmini
Pembimbing:
dr. Ika Hartati
PUSKESMAS BONTOMATENE
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERIODE JUNI-OKTOBER 2019
HALAMAN PENGESAHAN
0
Nama : dr. Sudarmini
Laporan “Kampanye cuci tangan pakai sabun di SD Negeri Batangmata” ini telah
disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang
Upaya Kesehatan Lingkungan.
Mengetahui,
PENDAMPING
1
Nama Peserta : dr. Sudarmini Tanda tangan:
Nama
: dr. Ika Hartati Tanda tangan:
Pendamping
A. LATAR BELAKANG
2
Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan
nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk
mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat. Untuk itu diperlukan indikator sebagai alat ukur untuk menilai
apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah sesuai dengan rencana dan
menghasilkan dampak yang diharapkan. Adapun indikator PHBS di
sekolah meliputi, jajan di kantin sekolah, mencuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan sabun, buang air kecil dan buang air besar di
jamban serta menyiram jamban dengan air setelah di gunakan, mengikuti
kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di sekolah, memberantas jentik
nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan setiap bulan, membuang sampah pada tempatnya.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2007,
menunjukkan penyebab kematian terbesar bagi bayi dan balita di dunia
adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dan diare. Dengan
melakukan kebiasaan mencuci tangan dapat mengurangi kejadian diare
sebanyak 32%. Karena itu PHBS merupakan hal yang penting.
Di Indonesia, Setiap tahunnya ada 100.000 anak meninggal akibat
diare dan prevalensi kecacingan masih tinggi antara 60%-90% tergantung
pada lokasi dan sanitasi lingkungan. Ini karena disebabkan perilaku hidup
anak yang kurang sehat. Jika siswa SD memahami PHBS bukan tidak
mungkin dapat menekan tingginya angka kesakitan.
Berdasarkan data Laporan Hasil Riset Kesehatan dasar
(RIKESDAS) Nasional tahun 2018, dapat disimpulkan bahwa perilaku
yang menyangkut kebersihan dapat mempengaruhi kesehatan. Banyak
penyakit dapat disebabkan karena perilaku hidup bersih dan sehat yang
masih kurang. Dari hasil survey Indonesia tahun 2018 prevalensi penyakit
yang disebabkan karena rendahnya perilaku hidup bersih yaitu diare
meningkat dari 4,5% di tahun 2013 menjadi 6,8%.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menyadari pentingnya
sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) untuk anak-anak usia
3
sekolah dasar yang rentan terjangkit penyakit sehingga diharapkan mampu
menekan angka terjangkitnya penyakit seperti diare dan kecacingan. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter, pemegang program, pihak
sekolah maupun masyarakat diperlukan agar kebiasaan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) dapat diterapkan khususnya di SD Negeri
Batangmata.
B. PERMASALAHAN
Meskipun presentase diare dan kecacingan menurut Riskesdas sudah
menurun dibandingkan tahun 2013, namun diare dan kecacingan tetap menjadi
penyakit tertinggi penyebab anak usia sekolah terutama SD menjadi sakit.
Kurangnya pengetahuan para siswa SD mengenai PHBS yang benar membuat
para siswa SD rentan terkena penyakit diare dan kecacingan. Sekolah yang
sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku
hidup bersih dan sehat dapat mencegah sekolah menjadi titik
penularan atau sumber berbagai penyakit.
Oleh karena itu diadakan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS) sehingga dengan mengetahui indikator PHBS diharapkan para
siswa SD Negeri Batangmata dapat menerapkan kebiasaan Perilaku Hidup
Bersih Sehat dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta lingkungan yang
bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar-mengajar dan para
siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
1) Kegiatan
Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan
(empowerment). Pemberdayaan ini dilakukan dengan memberikan
kemampuan kepada individu (sasaran) melalui penyuluhan PHBS yang
dirangkaikan dengan penjaringan kesehatan anak sekolah (status gizi,
4
pemeriksaan fisik umum, indera, dan gigi-mulut). Pesan-pesan pokok
materi penyuluhan indikator PHBS di sekolah.
2) Menentukan Sasaran
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan ini adalah sasaran
primer, orang yang sangat berisiko terhadap penyakit menular seperti diare
dan kecacingan, yang merupakan siswa-siswa SD Negeri Batangmata.
3) Menetapkan Tujuan
Tujuan utama dari penyuluhan ini adalah memberikan pengetahuan
mengenai indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Tujuan Khusus: Secara khusus, penyuluhan ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang definisi Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS).
2. Memberikan pengetahuan tentang indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS).
5) Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini terdiri dari:
1. Dokter pendamping internsip : dr.Ika Hartati
2. Dokter internsip : dr. Sudarmini
3. Pemegang program CTPS : Mahmud Rizal, SKM
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Hari/tanggal : Selasa, 10 September 2019
Waktu : pukul 10.00-12.00 WITA
Tempat : SD Negeri Batangmata
Jumlah peserta : siswa kelas 3 dan 4 yang berjumlah 15 orang
Pemberi materi : dr. Sudarmini
Bahan dan alat : file presentasi menggunakan Ms. Power Point, laptop, dan
proyektor LCD.
5
Secara garis besar kegiatan ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu:
6
pemahaman tersebut diharapkan mampu untuk memberikan informasi yang
telah diberikan kepada anggota keluarga, tetangga, dan siswa lainnya.
Monitoring dilakukan oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat
(kader kesehatan, tokoh masyarakat, guru dan anak sekolah). Monitoring dan
evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala oleh masyarakat.
Evaluasi struktur
Evaluasi proses
Kegiatan penyuluhan diikuti oleh sekitar 15 orang peserta yang terdiri dari
siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri Batangmata. Metode penyuluhan adalah
dialog interaktif dengan bantuan file presentasi menggunakan Ms. Power
Point sebagai media publikasi promotif. Penyajian materi dilakukan secara
singkat dan lugas dengan lebih menitikberatkan indikator Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS).
Evaluasi hasil
Kesimpulan dari kegiatan ini, semua peserta paham akan indikator Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan mampu mempraktikkannya. Diharapkan setelah
kegiatan ini, peserta mulai sadar diri untuk menerapkan kebiasaan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat,
7
meningkatkan proses belajar-mengajar dan para siswa, guru hingga
masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat. . Kegiatan rutin ulangan perlu
dilakukan agar pemahaman yang ada dapat selalu diingat.
F. MATERI PENYULUHAN
BAB III
MATERI PHBS
A. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disekolah adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
8
b) Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir.
c) Ambil sabun cair kira-kira 5 ml, ratakan pada tangan yang telah
dibasahi.
d) Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu
masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri.
e) Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan,
tanpa saling melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke
sela0sela tangan kiri. Lakukan pada tangan yang sama.
f) Lakukan penggosokan kuku-kuku.
g) Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggegamnya dengan
tangan kiri lalu diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya.
h) Kadang perlu menggosok garis telapak tangan.
i) Gosok bagian pergelangan tangan.
j) Bersihkan dengan air mengalir lalu kerigkan.
2. Kuku Pendek dan Bersih
Kuku yang panjang dan kotor bisa menjadi tempat bersarangnya
kuman penyakit dan telur cacing. Maka kuku harus dijaga agar selalu
pendek dan bersih.
3. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)
Menggunakan Jamban (WC) Sehat.
Buang air besar dan air kecil di jamban, kamu tidak mencemari
lingkungan dan bisa menjaga lingkungan tetap bersih, sehat dan tidak
berbau. Lingkungan yang tidak bersih dan bau bisa mendatangkan
lalat atau serangga yang membawa kuman penyebab diare, tifus dan
cacingan. Jamban perlu disiram sampai bersih setiap kali habis BAB /
BAK.
Dalam PHBS terdapat criteria untuk jamban sehat yaitu:
a) Tidak mencemari sumber air minum (berjarak minimal 10 meter
dari sumber air)
b) Tidak berbau
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
d) Tidak mencemari tanah sekitarnya
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g) Penerangan dan ventilasi cukup
9
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i) Tersedia air, sabun dan alat pembersih.
10
(temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
6. Kantin Sehat Di Sekolah
Siswa-siswi di sekolah sering mengkonsumsi makanan
jajanan dipinggir jalan . Biasanya anak-anak lebih menyukai
makanan yang berpenampilan menarik. Tidak semua makanan yang
warna dan penampilan menarik serta enak adalah sehat oleh sebab
itu, jajanlah di kantin sehat sekolah. Para siswa hendaknya
mengkonsumsi makanan yang terbungkus atau diletakkan di tempat
tertutup, sehingga bebas dari debu, lalat, kecoa dan tikus serta kuman
penyebab penyakit diare, tifus, hepatitis, dll. Pilihlah makanan yang
tidak mengandung pengawet, pewarna, penyedap dan pemanis
buatan agar terhindar dari bahaya keracunan bahan-bahan kimia.
7. Olah Raga Dengan Teratur
Olah raga teratur dilakuakn supaya tubuh selalu bugar,
lebih bersemangat dalam belajar, memelihara fisik dan mental agar
tetap bugar dan tidak mudah sakit serta untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali,
otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan
proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes,
stroke dan hipertensi.
Cara berolah raga yang benar adalah pakailah pakaian olah
raga yang menyerap keringat, pakai sepatu olah raga sesuai ukuran
kaki, lakukan pemanasan sebelumnya.
8. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dan berat badan adalah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status
gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
Tanda-tanda siswa dengan gizi kurang antara lain : siswa tampak
kurus, tidak segar, tidak ceria, malas melakukan aktifitas dan
cenderung sering sakit.Tanda-tanda siswa dengan gizi berlebih :
siswa terlihat gemuk, bentuk tubuh tidak seimbang, tidak bisa
11
bergerak bebas, nafas mudah tersengal-sengal jika beraktifitas,
mudah lelah dan malas bergerak.Tanda-tanda anak dengan gizi
normal :tumbuh normal, segar, giat ceria, mata bersih bersinar.
Nafsu makan baik.
9. Dilarang merokok
Warga sekolah dilarang merokok karena banyak sekali efek
negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit
penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk
kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek
ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang
rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti
menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar
dan CO. Nikotin bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah
dan penggumpalan darah. Aliran darah dan jantung menjadi
terganggu. Nikotin juga menyebabkan kecanduan pada perokok.
Tar merupakan bahan kimia beracun yang dapat
mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
CO merupakan gas beracun yang berakibat pada kurangnya
kemampuan darah membawa oksigen sehingga mengakibatkan
otak, jantung dan organ tubuh yang penting menjadi kekurangan
oksigen.
Cara untuk terhindar dari merokok adalah jangan pernah
mencoba untuk merokok, jangan mau terbujuk rayuan untuk
merokok, berani bilang TIDAK jika ada yang menawari rokok,
katakan TIDAK MAU kalau ada yang mengajak merokok, TEGUR
kalau ada yang merokok di sekolah, Katakan TIDAK BOLEH
untuk penjual rokok di lingkungan sekolah.
G. DOKUMENTASI
12
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1) http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?cid=2086&id=cuci-
tangan-pakai-sabun-(ctps)-perilaku-sederhana-yang-berdampak-luar-biasa-
sanitasi-penting-karena-.html
diakses tanggal 01/10/2019 pukul 10:05 WITA
2) http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
diakses tanggal 01/10/2019 pukul 10:05 WITA
3) http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-ctps.pdf
diakses tanggal 01/10/2019 pukul 10:05 WITA
4) http://www.depkes.go.id/article/print/1694/biasakan-cuci-tangan-pakai-sabun-
pada-5-waktu-kritis.html
diakses tanggal 01/10/2019 pukul 10:05 WITA
16