Anda di halaman 1dari 8

Assalamualaikumwarahmatullah

Terimakasih atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan


Bagaimana kabarnya hari ini
siang begini masih semangatkan
Sebelum memulai penyuluhan saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu
nama saya nur annisa, mahasiswi universias islam negeri alauddin makassar , dari
jurusan kesehatan masyarakat
materi penyuluhan yang akan saya bawakan yaitu tentang hipertensi atau yang biasa
disebut tekanan darah tinggi. Dikatakan tekanan darah tinggi apabila tekanan darah
melebihi batas normal yaitu bila tekanan darahnya lebih dari 120/80 mmHg. Jika
dibawah normal disebut hipotensi Penyakit ini bisa menyerang hampir setiap orang
dalam berbagi kategori umur baik tua maupun muda.
Oleh karena itu, terutama bagi orang dewasa, sangat direkomendasikan untuk
melakukan pengukuran tekanan darah ke dokter melalui cek lab rutin setidaknya setiap
1 tahun sekali, atau 6 bulan sekali jika punya riwayat penyakit dalam, dan jika punya
hipertensi maka bisa melakukan cek sendiri di rumah seminggu sekali.

Penyebab Hipertensi dan Cara Mencegahnya


Bagi yang Belum Terlanjur

Penyebab Hipertensi

Penyebab dari tekanan darah tinggi atau hipertensi sangat beragam. Beberapa dari
penyebab penyakit ini, bahkan sering terabaikan. Berikut ini, adalah kemungkinan
penyebab yang bisa menjadikan seseorang menderita penyakit yang muncul karena
tekanan darah pada dinding arteri tak stabil ini.

 Kebiasaan Merokok sejak Usia Muda


Untuk Anda yang punya kebiasan merokok, patut waspada bahwa hipertensi bisa jadi
akan lebih mudah terjadi daripada yang bukan perokok. Asap rokok punya kemungkinan
besar meracuni darah, yang seharusnya menjadi sarana pembawa oksigen ke seluruh
tubuh. Nikotin pada rokok juga berperan besar untuk mempengaruhi pembuluh darah
sehingga terjadi pengerasan. Darah yang mengandung nikotin dapat mengganggu
kinerja jantung saat memompa darah, akibatnya jantung bekerja lebih keras.
 Genetika, faktor risiko yang tidak bisa dihindari namun bisa dikontrol
Riwayat hipertensi pada keluarga juga adalah salah satu sebabnya, tak heran jika
anak-anak dari keluarga dengan riwayat hipertensi punya potensi lebih besar untuk
mengidap penyakit yang sama.

 Obesitas, Overweight atau Kegemukan


Jagalah pola makan Anda, sebab ternyata kelebihan berat badan atau kegemukan
adalah salah satu sebab penyakit hipertensi. Kondisi Overweight pada seseorang
berpengaruh pada sistem renin-angiotensin-aldosteron, yang berfungsi mengontrol
volume darah dalam tubuh. Sistem ini akan rusak, saat terjadi obesitas pada seseorang,
sehingga darah yang keluar akan semakin tidak terkendali, dengan demikian maka
hipertensi bisa terjadi.
 Konsumsi Garam Berlebihan
Garam yang dikonsumsi dalam waktu konstan dan jumlah tak terkontrol akan
menumpuk pada pembuluh darah. Akhirnya, dinding pembuluh darah mengalami
penebalan, inilah yang menjadikan saluran darah semakin sempit dan menyebabkan
tekanan darah kian tinggi.

 Kebiasan Konsumsi Alkohol Berlebihan


Saat alkohol dikonsumsi, detak jantung seseorang bisa mengalami peningkatan.
Selanjutnya, bila konsumsi tetap dilanjutkan hingga 2-3 gelas pada satu waktu
tentunya ada hubungannya dengan detak jantung yang semakin tinggi. Obesitas juga
mungkin muncul, akibat kebiasaan konsumsi alkohol berlebih, dan diketahui ini juga
adalah penyebab penyakit hipertensi.

 Faktor Usia, Kontrol dengan Rutin Olah Raga


Lansia yang berusia diatas 60 tahun dideteksi sebagai kelompok umur terbanyak
pengidap hipertensi. Ini terjadi karaena semakin bertambah usia, maka organ tubuh,
terutama pembuluh darah dan jantung sering mengalami penurunan fungsi. Terlebih
bila ditambah lagi dengan gaya hidup di masa muda yang tidak sehat, peluang
hipertensi juga akan semakin tinggi.

 Tingkat Stess Yang Tinggi, Kontrol dengan Banyak Rekreasi


Tekanan dari kebutuhan hidup serta pekerjaan, apalagi yang tak terselesaikan dan
menumpuk memberikan andil bagi tingginya kinerja jantung. Ujungnya jantung akan
memompa darah lebih cepat. Salah satu tAndanya, kepala bagian belakang sering
pusing.
Dengan mengenali penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi, setidaknya risiko
munculnya penyakit ini dapat ditekan. Terutama dengan mengendalikan factor-faktor
ekstrenal seperti, mengurangi atau menghentikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol,
juga rokok, menjalankan gaya hidup sehat, dengan pola makan lebih baik, serta
berolahraga cukup.
Dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya serangan
stroke. Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh
darah yang kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Baca Juga: Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan yang
Perlu Diketahui

Ukuran Tekanan Darah yang Normal, dan Kapan


Saatnya Waspada Terhadap Hipertensi

Ukuran Tekanan Darah yang Normal

Ukuran untuk menjalankan tekanan darah adalah merkuri per millimeter (mmHG),
dicatat dalam dua bilangan diastolik dan sistolik. Tekanan sistolik adalah tekanan saat
jantung berdetak memompa darah keluar. Sedangkan yang disebut dengan tekanan
diastolik adalah ukuran tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau fase
relaksasi. Secara umum, tekanan diastolic juga menunjukan kekuatan dari dinding
arteri saat menahan laju dari aliran darah.

Sebagai contoh, bila saat dilakukan pengukuran maka dinyatakan tekanan darah Anda
adalah 130/90 mmHG, yang ini berarti 130 mmHg adalah tekanan sistolik Anda dan 90
mmHg adalah tekanan diastolik Anda. Jika dalam beberapa pemeriksaan ternyata
tekanan darah tetap pada kisaran 140/90 mmHg maka seseorang tersebut akan
dinyatakan mengidap hipertensi atau darah tinggi. Saat inillah maka sebaiknya perlu
untuk waspada.

Ini karena, dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya
serangan stroke. Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan
pembuluh darah yang kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!

Penanganan Hipertensi, Cegah Jangan


Sampai Terjadi Komplikasi

Mencegah Hipertensi

Darah tinggi bila sudah terjadi dan disebabkan faktor internal seperti genetik atau usia
maka tindakan yang paling tepat adalah dengan kontrol diri dan pengendalian yang baik.
Perubahan gaya hidup paling banyak disarankan oleh dokter. Hal yang demikian
dilakukan dengan harapan tidak sampai terjadi struk. Selain itu, upaya penanganan
berikut ini juga bisa untuk dicoba.

1. Membatasi Asupan Garam, Perbanyak Sayur


Sifat garam yang mampu mengikat air menjadikan potensi konsumsi makanan yang
terlalu asin atau yang diasinkan secara berlebihan tidak pas untuk pengidap hipertensi.
Terlebih untuk menghindari terjadinya stroke, konsumsi garam berlebihan malahan
depat memicu yang demikian. Oleh karena itu, sangat tepat bagi penderita hipertensi
untuk membatasi asupan garam agar tekanan darah tetap normal.

2. Perbanyak Olah Raga Kardio seperti Berjalan Secara

Rutin, atau Olahraga Jalan Cepat


Berjalan kaki adalah kebiasan sehat, malahan berjalan dengan langkah yang cepat
terbukti menurunkan tekanan darah hingga 8/6mmHg. Selain itu, olahraga ringan dan
mudah ini mengefisiensi suplai oksigen ke jantung, dampaknya kinerja jantung jadi lebih
stabil. Butuh 30 menit total dalam seminggu, dengan jarak dan kecepatan yang
bervariasi agar tekanan darah tetap normal.

3. Banyak Konsumsi Kentang karena Kaya Potassium

untuk Kontrol Tekanan Darah


Beberapa bahan pangan, seperti kentang dipercaya untuk menurunkan tekanan darah.
Hal yang senada juga diamini peneliti Linda Van Horn, PhD, RD seorang profesor
kedokteran preventif di Northwestern University Feinberg School of Medical yang
menyatakan,”buah dan sayuran yang kaya potassium dengan jumlah 2000-4000 mg
per hari, menjadi bagian penting dari program penurunan tekanan darah apapun”.
Sebagai bahan pangan, kentang tak hanya kaya dengan karbohidrat, tetapi juga punya
kandungan potassium yang tinggi.

4. Menambah Asupan Suplemen


Laporan dari 12 studi, menunjukan bahwa koenzim Q10m punya dampak yang maksimal
dalam penurunan tekanan darah sampai 17 mm/Hg. Didalam suplemen ini terkandung,
antioksidan, yang diperlukan dalam produksi energi yang secara umum bermanfaat
untuk melebarkan pembuluh darah. Karena sifatnya yang bersifat medical, maka perlu
untuk konsultasi dengan dokter tentang ukuran berapa milligram sebaiknya suplemen
ini harus dikonsumsi untuk setiap harinya.
5. Dark Chocolate, Cara Menyenangkan Tangani

Hipertensi
Konsumsi setengah ons dark chocolate dengan kandungan kakao minimal 70% secara
teratut setiap hari dipercaya dapat meminimalisir tekanan darah. Ini karena
didalam dark chocolate terdapat kandungan flavanol yang merangsang pembuluh darah
untuk jadi lebih elastis. Hal yang senada dibuktikan dengan sebuah penelitian dimana
tak kurang dari 18% pasien hipertensi yang rutin mengkonsumsi dark chocolate setiap
harinya mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan.

Pahami Gejala Umum Hipertensi Berikut Ini,


Jangan Sampai Terlambat
Gejala Umum Hipertensi

Dengan memahami cara yang tepat, serta tahu tentang penyebabnya diharapkan orang
akan lebih waspada dengan gejala hipertensi yang secara umum sering dirasakan oleh
pengidapnya. Jika merasakan gejala berikut ini, sebaiknya perlu untuk segera
memeriksa tekanan darah ke dokter.

 PAndangan mata sering kabur dan juga jantung terasa berdebar-debar

 Sakit kepala, akibat meningkatnya tekanan darah

 Susah berkonsentrasi, intensitas buang air kecil yang semakin sering

 Cepat lelah menjalani beragam aktifitas kadang diselingi vertigo dengan intensitas
hampir setiap hari

 Mudah marah, atau sensitif terhadap hal-hal yang dirasa tidak menyenangkan atau
tidak disukai
Bila gejala-gejala awal yang demikian sudah muncul, bisa jadi maka seseorang tersebut
terserang hipertensi. Untuk menjaga agar jangan sampai mengarah semakin parah
sehingga menyebabkan terjadinya hal-hal seperti stroke dan sejenisnya maka, perlu
untuk mengantisipasi dengan melakukan 5 langkah sebagaimana dijelaskan di awal. Tak
kurang dari itu, beberapa langkah berikut ini sebaiknya juga dijalankan beriringan agar
semakin efektif.

 Bila terjadi obesitas atau overweight, maka segeralah melakukan pola diet untuk
menurunkan berat badan
 Kurangi asupan garam berlebihan, juga alkohol dan minuman yang mengandung kafein
seperti kopi

 Hentikan kebiasaan merokok, serta mulailah kebiasaan sehat disertai olahraga secara
teratur
 Menurunkan dan menghindari penyebab stress

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati


Pencegahan hipertensi tetap lebih murah dan mudah dibandingkan dengan
menjalankan pengobatan. Jangan sampai mendiamkan terlalu lama bila gejala awal
hipertensi sudah mulai terdeteksi. Apalagi stroke adalah salah satu risiko ikutan yang
muncul dari hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai