Anda di halaman 1dari 78

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor : 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel.

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili

do
gu perkara-perkara permohonan telah menjatuhkan Putusan sebagai tersebut
di bawah ini dalam perkara permohonan antara:

In
Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dalam
A
hal ini diwakili oleh BOYAMIN bin SAIMAN, SH,
KOMARYONO, S.H dan RIZKI DWI CAHYO PUTRA, S.H,
ah

lik
beralamat di Jalan Budi Swadaya 133 Kebon Jeruk, Jakarta
Barat. selanjutnya disebut PEMOHON;
am

ub
Melawan:

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI


ep
k

REPUBLIK INDONESIA (“KPK”) cq. PIMPINAN KOMISI


PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
ah

R
REPUBLIK INDONESIA (”KPK”), dalam hal ini

si
berdasarkan Surat Kuasa Nomor : 12 /HK.07.00/01-

ne
ng

55/03/2018 tanggal 19 Maret 2018, diwakili dan dikuasakan


kepada Setiadi, S.H., M.H., Efi Laila Kholis, S.H., M.H.,
Rasamala Aritonang, S.H., M.H., Indah Oktianti Sutomo,

do
gu

S.H., M.Hum., Rr. Suryawulan, S.H., M.H., Indra Mantong


Batti, S.H., LL.M., Juliandi Tigor Simanjuntak, S.h., M.H.,
In
A

Mia Suryani Siregar, S.H., Imam Akbar Wahyu N, S.H.,


Raden Natalia Kristiono, S.H., Firman Kusbianto, S.H.,
ah

M.H., Naila Fauzanna Nst, S.H., Ade Juang Nirboyo, S.H.,


lik

Togi Robson Sirait, S.H., Hasna Wahida Yunastri, S.H.,


M.H., Muhammed Hafez A, S.H., M.H., Dion Valerian, S.H.,
m

ub

masing-masing selaku pegawai KPK berkedudukan di


Jakarta, beralamat di Jalan Kuningan Persada Kavling 4,
ka

ep

Setiabudi, Jakarta Selatan 12950, untuk selanjutnya disebut


TERMOHON;
ah

Pengadilan Negeri tersebut;


R

es

Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta


M

ng

Selatan Nomor : 24/Pid/Pra/2018/PN.Jkt.Sel, tanggal 5 Maret 2018 tentang


on

Hal 1 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penunjukan Hakim ;

si
Setelah membaca Penetapan Hakim Nomor : 24/Pid/Prap/2018/
PN.Jkt.Sel, tanggal 5 Maret 2018 tentang hari sidang;

ne
ng
Setelah membaca berkas dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara tersebut;

do
gu Setelah mendengar keterangan kedua belah pihak;

Setelah mendengar keterangan saksi-saksi, pendapat ahli dan

In
A
memeriksa bukti-bukti surat yang diajukan oleh kedua belah pihak;

TENTANG DUDUK PERKARA :


ah

lik
Menimbang, bahwa Pemohon melalui surat permohonan tertanggal
1 Maret 2018 yang telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri
am

ub
Jakarta Selatan pada tanggal 1 Maret 2018 dengan register Nomor :
24/Pid.Prap/2018/PN.Jkt.Sel, telah mengajukan permohonan praperadilan
ep
dengan alasan-alasan sebagai berikut:
k

I. TENTANG HAK DAN KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON :


ah

si
1. Bahwa Anggaran Dasar MAKI pasal 4 dan pasal 5 ayat (1),
Pemohon bertujuan penegakan hukum dan pembelaan negara

ne
ng

dalam menyelamatkan harta masyarakat dan negara;

2. Bahwa Anggaran Dasar MAKI Pasal 5 ayat (2 dan 3),

do
gu

PEMOHON membela masyarakat untuk menciptakan


Pemerintah yang bersih bebas dari KKN dan memberdayakan
masyarakat untuk membantu Pemerintah dalam Pencegahan
In
A

Pemberantasan KKN di NKRI;

3. Bahwa Anggaran Dasar MAKI Pasal 6 menyatakan Pemohon


ah

lik

berhak mengajukan Praperadilan kepada pihak-pihak terkait


“seperti” Kepolisian....(frasa “seperti” untuk menyebut
m

ub

perwakilan namun dapat mencakup semua aparat penegak


hukum Penyidik termasuk Termohon dalam perkara ini) yang
ka

diindikasikan tidak melakukan proses hukum dan atau lamban


ep

melakukan tindakan terhadap tindak pidana KKN, sehingga sah


ah

dan berdasarkan hukum Pemohon mengajukan Praperadilan;


R

4. Bahwa dalam perkara aquo terdapat dugaan KKN terhadap


es
M

peristiwanya dan juga terdapat dugaan KKN dalam perkara


ng

on

Hal 2 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penghentian penyidikan yang tidak sah, KKN mana diduga oleh

si
oknum pejabat sehingga menjadikan Pemohon berkewajiban
dan berwenang mengajukan Praperadilan;

ne
ng
5. Bahwa berdasar Pasal 80 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981
tentang KUHAP, Praperadilan terhadap tidak sahnya

do
gu penghentian penyidikan dan penghentian penuntutan dapat
diajukan oleh Penyidik/Penuntut dan Pihak Ketiga
Berkepentingan;

In
A
6. Bahwa siapa yang dimaksud dengan frasa “pihak ketiga yang
berkepentingan” dalam pasal 80 KUHAP, Mahkamah Konstitusi
ah

lik
dalam putusannya pada perkara nomor 98/PUU-X/2012 yang
diucapkan tanggal 21 Mei 2013 dimana Pemohonnya adalah
am

ub
Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dalam
amar putusannya menyatakan :
ep
Mengabulkan permohonan Pemohon;
k
ah

1.1. Frasa “pihak ketiga yang berkepentingan“ dalam Pasal 80


R
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

si
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia

ne
ng

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 3209) adalah bertentangan
dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik

do
gu

Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai


“termasuk saksi korban atau pelapor, lembaga swadaya
In
A

masyarakat atau organisasi kemasyarakatan”;

1.2. Frasa “pihak ketiga yang berkepentingan“ dalam Pasal 80


ah

lik

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum


Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
m

ub

Republik Indonesia Nomor 3209) tidak mempunyai


ka

kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai


ep

“termasuk saksi korban atau pelapor, lembaga swadaya


masyarakat atau organisasi kemasyarakatan”;
ah

Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, maka Pemohon


es

memiliki kualifikasi secara hukum untuk bertindak sebagai pihak


M

ng

on

Hal 3 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketiga yang berkepentingan untuk mengajukan Permohonan

si
Praperadilan a quo;

II. DALIL PENGHENTIAN PENYIDIKAN SECARA MATERIEL :

ne
ng
1. Bahwa Pasal 1 butir 10 point b, UU NO. 8 Tahun 1981 Kitab
undang Undang Hukum Acara Pidana menjelaskan

do
gu "Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk
memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam

In
undang-undang ini, tentang sah atau tidaknya penghentian
A
penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi
tegaknya hukum dan keadilan";
ah

lik
2. Bahwa Pasal 77 huruf a UU NO. 8 Tahun 1981 Kitab undang-
Undang Hukum Acara Pidana menyatakan "pengadilan negeri
am

ub
berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini, tentang sah
ep
atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
k

penyidikan atau penghentian penuntutan";


ah

R
3. Bahwa Penghentian Penyidikan dalam permohonan aquo

si
adalah permohonan pemeriksaan tidak sahnya penghentian

ne
ng

penyidikan secara materiil ;

4. Bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tidak

do
secara tegas menyebutkan bentuk penghentian penyidikan
gu

harus berupa Surat Penghentian Penyidikan. Ini berbeda


dengan penghentian penuntutan yang ditegaskan dalam pasal
In
A

140 ayat (2) huruf a menyatakan penghentian penuntutan


dituangkan dalam surat ketetapan;
ah

lik

5. Bahwa berdasarkan pasal 1 angka 2 KUHAP, Penyidikan


didefinisikan sebagai serangkaian tindakan penyidik dalam
m

ub

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang


ini untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti
ka

itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
ep

menemukan tersangkanya;
ah

6. Bahwa dalam pasal 109 ayat (2) KUHAP, memang diatur bahwa
R

jika penyidik menghentikan penyidikan, maka wajib


es
M

memberitahu penuntut umum dan tersangka atau keluarganya;


ng

on

Hal 4 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Namun, dalam prakteknya, penyidik jarang menerbitkan Surat

si
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) dengan alasan
khawatir korban/pelapor akan melakukan Praperadilan.

ne
ng
Akibatnya, tak jarang penyidik mendiamkan perkara hingga
perkara tersebut tidak dapat diproses karena terjadi daluwarsa

do
gu penuntutan sebagaimana diatur dalam pasal 78-80 KUHP;

Kalaupun penyidik melakukan pelimpahan berkas perkara,


terjadi pelimpahan bolak balik yang tak kunjung selesai antara

In
A
penyidik dengan jaksa peneliti berkas, karena penyidik enggan
atau tidak melaksanakan petunjuk yang diberikan jaksa agar
ah

lik
berkas dapat dinyatakan lengkap sebagai dasar menyusun
dakwaan ataupun Jaksa memberi petunjuk subyektif yang sulit
am

ub
dipenuhi oleh Penyidik;

7. Bahwa karena tidak terdapat panduan baku dalam KUHAP dan


ep
rawan terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaannya, maka
k

beberapa hakim melakukan terobosan dengan melakukan


ah

penafsiran atas perbuatan-perbuatan penyidik yang


R

si
dikategorikan sebagai bentuk penghentian penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam frasa “penghentian penyidikan”

ne
ng

dalam KUHAP, melalui beberapa putusan pengadilan, yaitu :

a. Putusan Pengadilan Negeri Tanjungkarang Nomor :

do
gu

01/PID/PRA 2008/PN TK;

b. Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo No.


In
A

04/Pid.Pra/2007/PN.Skh;

c. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor


ah

lik

04/PID.PRAP/2010/PN.JKT.PST dengan Pemohon Muspani


(mantan DPD) melawan Jaksa Agung RI dalam perkara
Penghentian Penyidikan Tidak Sah kasus dugaan tindak
m

ub

pidana korupsi dengan Tersangka Mantan Gubernur


ka

Bengkulu Agusrin Nazamudin;


ep

d. Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor :


ah

01/PRA/2014/PN. Byl yang diputuskan tanggal 05


R

Desember 2014 dan diucapkan tanggal 08 Desember 2014;


es
M

ng

on

Hal 5 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor :

si
01/PRA/2014/PN.Byl yang diputuskan tanggal 05 Desember
2014 dan diucapkan tanggal 08 Desember 2014, pada halaman

ne
ng
25 dijelaskan :

“Menimbang, bahwa dengan adanya tindakan Termohon I

do
gu tersebut telah membuat
menggantung yang berlangsung selama bertahun-tahun
perkara in casu menjadi

mengakibatkan ketidakpastian hukum terhadap perkara

In
A
tersebut;

Menimbang bahwa Termohon I merupakan organ yang


ah

lik
melaksanakan tugas jalannya penegakan hukum sehingga
didalam melaksanakan tugasnya sebagai aparat hukum tidak
am

ub
boleh menimbulkan ketidakpastian hukum terhadap suatu
perkara;
ep
Menimbang, bahwa oleh karena Praperadilan merupakan
k

fungsi kontrol tehadap jalannya penyidikan dan untuk


ah

adanya kepastian hukum terhadap perkara a quo maka


R

si
terhadap perkara a quo Hakim berpendapat walaupun
secara formil Termohon I tidak mengeluarkan Surat

ne
ng

Perintah Penghentian Penyidikan terhadap perkara a quo


namun secara materiil tindakan Termohon I yang tidak

do
gu

menindaklanjuti proses penyidikan selama bertahun-tahun


dapat dikatakan tindakan Termohon I tersebut
In
dipersamakan dengan Termohon I telah melakukan
A

Penghentian Penyidikan Terhadap Perkara a quo;


ah

Menimbang, bahwa oleh karena hakim berpendapat tindakan


lik

Termohon I yang telah lama tidak menindaklanjuti proses


penyidikan terhadap perkara a quo merupakan tindakan yang
m

ub

dapat dikualifikasikan sebagai tindakan penghentian penyidikan


yang tidak sah maka pengadilan memerintahkan.........”;
ka

ep

9. Bahwa selain itu, berdasar Pasal 25 Undang-Undang No. 31


tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
ah

penanganan perkara korupsi harus didahulukan dan


es

diutamakan dari perkara lain guna penyelesaian secepatnya,


M

ng

sedangkan Termohon telah melakukan Penyidikan Perkara


on

Hal 6 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Korupsi, maka berlaku ketentuan ini. Ketentuan ini menunjukkan

si
bahwa penanganan perkara tindak pidana korupsi seharusnya
mendapatkan perhatian lebih dibandingkan penanganan

ne
ng
perkara tindak pidana lain;

10. Bahwa berlarut-larutnya penanganan suatu perkara dugaan

do
gu korupsi telah melanggar ketentuan perundang-undangan yang
berlaku sehingga harus dilakukan upaya hukum pemaknaan
secara diperluas sebagai bentuk penghentian penyidikan

In
A
materiel dikarenakan bertentangan dengan azas dan filosofi
yang termuat dalam Undang Undang :
ah

lik
Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970
sebagaimana diamandemen dengan Undang-undang Nomor
am

ub
4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, mengharuskan
tentang pelaksanan penegakan hukum itu untuk memedomani
ep
asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan serta tidak
k

berbelit-belit. Dari rumusan itu diketahui bahwa setiap


ah

“kelambatan” penyelesaian perkara pidana yang disengaja oleh


R

si
aparat penegak hukum merupakan pelanggaran terhadap HAM;

Pasal 9 ayat (3) International Convenant on Civil and

ne
ng

political Right (ICCPR) tahun 1966 yang menyatakan bahwa


pemeriksaan harus dilaksanakan sesegera mungkin;

do
gu

III. Alasan pokok perkara yang mendasari Permohonan


Pemeriksaan Praperadilan adalah sebagai berikut :
In
A

1. Bahwa pada sekitar bulan April 2010-2013, Termohon telah


melakukan penyelidikan dan penyidikan dugaan tindak pidana
ah

lik

korupsi berkaitan dengan pemberian sejumlah dana


penyelamatan Bank Century dalam bentuk Fasilitas Pinjaman
Jangka Pendek (FPJP) dan Penempatan Modal Sementara
m

ub

(PMS) yang diduga melibatkan Budi Mulya dan Siti C. Fajriyah ,


ka

dkk;
ep

2. Bahwa setelah pemberian FPJP gagal menyehatkan Bank


ah

Century, kemudian dilanjutkan dengan skema penyelamatan


R

bank Century dalam bentuk PMS pada awalnya rencana


es

disuntikkan dana sejumlah Rp. 1,3 trilyun. Namun demikian


M

ng

on

Hal 7 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ternyata realisasi selanjutnya telah disuntikkan dana sebesar

si
Rp. 6,7 trilyun dan terakhir dikucurkan dana sebesar Rp.
1.250.000.000.000,- sehingga Negara patut diduga mengalami

ne
ng
kerugian sebesar Rp. 8.012.221.000.000,- (8,012 trilyun) ;

3. Bahwa berkaitan dengan penyelamatan bank Century, Bank

do
gu Indonesia telah menggelontorkan dana sebesar Rp. 689 milyar
yang mana penggelontoran ini tidak melalui mekanisme dan
prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengucuran dana

In
A
Rp. 689 milyar dilakukan secara tertutup, tidak tepat sasaran
dan mubadzir sehinnga merugikan Negara total lost Rp. 689
ah

lik
milyar. Dana ini dikenal dengan istilah FPJP;

4. Bahwa Bank Century tidak layak diselamatkan dan diambil alih


am

ub
oleh pemerintah karena jelas dan nyata sebagai bentuk
perampokan oleh pemiliknya sehingga sudah semestinya
ep
dilikuidasi. Dengan demikian segala bentuk penyelamatan
k

berupa pengucuran sejumlah dana patut diduga sebagai bentuk


ah

KKN;
R

si
5. Bahwa Pemohon telah melakukan upaya hukum Praperadilan
Penghentian Penyidikan Tidak sah atas perkara korupsi Bank

ne
ng

Century sebagaimana putusan perkara No. 10/Pid.Prap/2010/


PN.Jkt.Sel, nomor : 12/Pid.Pra/2016/PN.Jkt.Sel. Tertanggal 10

do
gu

Maret 2016 dan beberapa putusan praperadilan berikutnya yang


diajukan Pemohon kepada Termohon dengan amar putusan
In
TIDAK DAPAT DITERIMA dengan alasan masih penyelidiakn
A

dan atau penyidikan perkara korupsi memerlukan kehati-hatian


dan kecermatan. Namun senyatanya kemudian Termohon
ah

lik

dalam jangka waktu yang panjang tidak melakukan kegiatan


Penyidikan sekitar 2 tahun sejak perkara Terdakwa Budi Mulya
m

ub

mendapat putusan inkracht tingkat Kasasi pada tahun 2015;

6. Bahwa perkara korupsi Century telah memasuki babak baru


ka

ep

dengan telah inkrachtnya putusan atas Terdakwa Budi Mulya


dengan vonis bersalah. Dalam putusan tersebut dimuat
ah

dakwaan Budi Mulya bersama-sama Boediono, Muliaman D


R

Hadad, Raden Pardede dkk, fakta hukum pertimbangan hakim


es
M

perbuatan Budi Mulya bersama-sama Boediono, Muliaman D


ng

on

Hal 8 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hadad, Raden Pardede dkk, dan amarnya Budi Mulya

si
dinyatakan bersalah bersama-sama melakukan korupsi;

7. Bahwa dalam pertimbangan putusan Kasasi Mahkamah Agung

ne
ng
No. 861 K/Pid.Sus/2015 pada halaman 826 dengan jelas
menolak alasan Kasasi yang diajukan Budi Mulya dengan

do
gu alasan “perbuatan terdakwa yang menyetujui penetapan Bank
Century sebagai bank Gagal Berdampak Sistemik yang
mengakibatkan kerugian keuangan Negara merupakan tindak

In
A
pidana Korupsi”. Dengan demikian siapapun pejabat lainnya
dari Bank Indonesia termasuk Boediono, Muliaman D Hadad,
ah

lik
Raden Pardede dkk yang menyetujui penetapan Bank Century
sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik sehingga bank
am

ub
Century menjadi sakit dan kemudian merugikan Negara dalam
bentuk pemberian FPJP sebesar Rp. 689 Milyar dan biaya
Penyelamatan sebesar Rp. 8.012.221.000.000,- haruslah
ep
k

dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke Pengadilan


ah

Tipikor sebagaimana yang sudah terjadi pada Budi Mulya;


R

si
8. Bahwa dalam pertimbangan putusan Kasasi Mahkamah Agung
No. 861 K/Pid.Sus/2015 pada halaman 826 dengan jelas

ne
ng

menerima dan membenarkan alasan Kasasi yang diajukan


Jaksa Penuntut Umum dan menambahkan pertimbangan : “

do
gu

Bahwa Terdakwa Budi Mulya selaku Deputi Gubernur Bank


Indonesia Bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa melakukan
perbuatan melawan hukum secara bersama-sama dengan
In
A

pejabat yang nama-namanya disebutkan dalam Surat


Dakwaan Jaksa/Penuntut Umum, Robert Tantular dan Raden
ah

lik

Pardede telah merugikan keuangan negara dalam pemberian


Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) sebesar
m

ub

Rp.689.394.000.000,00 (enam ratus delapan puluh sembilan


milyar tiga ratus sembilan puluh empat juta rupiah) dan dalam
ka

proses penetapan PT. Bank Century,Tbk sebagai Bank gagal


ep

berdampak Sistemik sebesar Rp.6.762.361.000.000,00(enam


ah

trilyun tujuh ratus enam puluh dua milyar tiga ratus enam puluh
R

satu juta rupiah) sesuai Laporan Hasil Audit Investigasi Badan


es

Pemeriksa Keuangan RI Nomor : 64/LHP/XV/12/2013 tanggal


M

ng

20 Desember 2013, serta dana PMS (Penyertaan Modal


on

Hal 9 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sementara) yang dikucurkan sebesar Rp.1.250.000.000.000,00

si
(satu trilyun dua ratus lima puluh milyar rupiah) sehingga total
berjumlah Rp. 8.012.221.000.000,00( delapan trilyun dua belas

ne
ng
miliar dua ratus dua puluh satu juta rupiah)”. Dengan demikian
siapapun pejabat lainnya dari Bank Indonesia termasuk Budiono

do
gu yang menyetujui penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal
Berdampak Sistemik dan persetujuan pengucuran FPJP
haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke

In
A
Pengadilan Tipikor sebagaimana yang sudah terjadi pada Budi
Mulya;
ah

lik
9. Bahwa Mahkamah Agung dalam menerima Kasasi JPU
membenarkan : alasan-alasan kasasi Jaksa / Penuntut Umum
am

ub
Angka II butir 1.2. huruf B. Butir 1,2,3,4 dapat dibenarkan,
karena Judex Facti kurang dalam pertimbangan hukumnya
(Onvoldoende gemotiveerd), yaitu kurang mempertimbangkan
ep
k

hal-hal yang memberatkan sebagaimana ditentukan dalam


ah

Pasal 197 ayat(1) huruf f KUHAP. Bahwa pemberian


R

si
persetujuan penetapan pemberian FPJP kepada bank century
oleh terdakwa dilakukan dengan etikat tidak baik yang dilakukan

ne
ng

dengan cara melanggar pasal 45 (berikut penjelasannya UU


No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan nomer 3 tahun 2004, dengan demikian

do
gu

perbuatan terdakwa merupakan perbuatan melawan hukum;

10. Bahwa dalam perjalanannya persidangan korupsi Bank Century,


In
A

tersangka Siti C. Fajriyah meninggal dunia sehingga otomatis


gugur demi hukum. Atas meninggalnya Siti C. Fajriyah
ah

lik

semestinya Termohon melanjutkan Penyidikan kepada pihak-


pihak yang satu cluster dengan Siti C. Fajriyah dalam bidang
m

ub

pengawasan yaitu Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru


Kristiyana dengan dugaan penyimpangan kesalahan melakukan
ka

pengawasan sehingga bank Century menjadi sakit dan


ep

kemudian merugikan Negara dalam bentuk pemberian FPJP


ah

sebesar Rp. 689 Milyar;


R

11. Bahwa dengan demikian siapapun pejabat lainnya dari Bank


es

Indonesia termasuk Boediono dkk yang menyetujui penetapan


M

ng

on

Hal 10 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bank Century sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik serta

si
Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dalam
dugaan keterlibatan dalam proses penyimpangan dalam

ne
ng
pengawasan bank Century sehingga menimbulkan persetujuan
pengucuran FPJP haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan

do
gu diproses ke Pengadilan Tipikor sebagaimana yang sudah terjadi
pada Budi Mulya;

12. Bahwa dugaan keterkaitan dan atau keterlibatan Zaenal Abidin,

In
A
Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dalam fungsi pengawasan
Bank Century dan persetujuan pemberian FPJP adalah :
ah

lik
‒ Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dalam
melakukan pengawasan sangat longgar terhadap bank
am

ub
century, bahkan cenderung membiarkan Century mempunyai
SSB bodong, kegiatan fiktif, LC fiktif, pemberian pinjaman
ep
kepada kelompok sendiri tanpa jaminan yang memadai dan
k

perbuatan menyimpang lainnya sehingga Century makin


ah

sakit. Bukti Heru membiarkan Century tambah sakit dengan


R

si
bukti adanya temuan audit independen terdapat banyaknya
penyimpangan yang dibiarkan oleh Zenal Abidin dan Heru

ne
ng

Kristiyana;

‒ Ketiganya ikut menyetujui FPJP padahal keduanya sebagai

do
gu

pengawas mengetahui persis Century tidak berhak


mendapatkan FPJP. Terbukti awalnya ketiganya menolak
In
FPJP namun kemudian menyetujui atau tidak melakukan
A

penolakan secara tegas dan tertulis. Dengan awalnya


menolak berarti keduanya sangat paham bahwa Century
ah

lik

sakit dan tidak berhak FPJP;

13. Bahwa namun demikian sampai dengan didaftarkannya


m

ub

Praperadilan ini, Termohon belum menetapkan Boediono,


Muliaman D Hadad, Raden Pardede, dkk sebagai Tersangka
ka

ep

korupsi Bank Century sehingga haruslah dimaknai telah terjadi


penghentian Penyidikan perkara korupsi Bank Century dengan
ah

tidak ditetapkannya Boediono , Muliaman D Hadad, Raden


R

Pardede dkk sebagai Tersangka dalam perkara korupsi Bank


es
M

Century. Termohon dalam jangka waktu yang panjang tidak


ng

on

Hal 11 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melakukan kegiatan Penyidikan sekitar 2 tahun sejak perkara

si
Terdakwa Budi Mulya mendapat putusan inkracht tingkat
Kasasi pada tahun 2015;

ne
ng
14. Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang sebagai
Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan perkara

do
gu korupsi Century. Hal ini haruslah dimaknai karena sejak awal
termasuk fit and proper test di DPR dan setelah dilantik , Saut
Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan meneruskan

In
A
dan tidak memproses perkara Century, yang pada saat ini dapat
dipastikan berhenti dan tidak akan berlanjut. Untuk ini sudah
ah

lik
semestinya Saut Situmorang didengar langsung keterangannya
dalam persidangan praperadilan aquo berdasar ketentuan
am

ub
KUHAP Pasal 82 ayat (1) huruf B ;

(https://www.cnnindonesia.com/nasional/20151221192000-12-
ep
99699/saut-situmorang-emoh-usut-century-dan-blbi)
k

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/17/21300311/Tolak.U
ah

sut.BLBI.dan.Century.Kenapa.Saut.Situmorang.Terpilih.Jadi.Pim
R

si
pinan.KPK;

ne
ng

15. Bahwa dengan berlarut-larutnya perkara korupsi Century


menjadikan pihak-pihak yang diduga terkait dan atau terlibat
malah mendapat status bersih sehingga sekarang ini

do
gu

menduduki jabatan-jabatan strategis misalnya Heru Kristiyana


menjadi Dewan komisioner OJK dan Muliaman D Hadad
In
A

menjadi Duta Besar ;

16. Bahwa Termohon tidak menjalankan amanah Hakim dalam Pu-


ah

lik

tusan Perkara Praperadilan nomor : 12/Pid.Pra/2016/PN.Jkt.Sel.


Tertanggal 10 Maret 2016, pada Pengadilan Negeri Jakarta Se-
latan, dalam Pertimbangan Hakim alinea 3 halaman 24 diny-
m

ub

atakan :
ka

“……………Adapun Termohon yang belum melakukan


ep

penyelidikan dan/atau penyidikan terhadap dugaan


ah

keterlibatan Budiono dalam kasus korupsi Bank Century,


R

hal ini lebih kepada masalah etika hukum daripada


es

pelanggaran hukum, sebagaimana pendapat Ahli Adnan


M

ng

on

Hal 12 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasliadja, sehingga yang diperlukan adalah kesadaran dari

si
Termohon untuk bisa lebih cepat memulai penyelidikan
dan/atau penyidikan kasus tersebut dan melimpahkannya

ne
ng
ke penuntut umum apabila memenuhi syarat untuk dituntut
dan disidangkan atau sebaliknya menghentikan

do
gu penyelidikan kalau tidak ditemukan bukti yang cukup, dan
dengan demikian ada kejelasan dan kepastian hukum atas
kasus tersebut.”;

In
A
17. Bahwa Termohon terbukti mengabaikan dan menutup mata atas
fakta hukum pada putusan incracht Terdakwa Budi Mulya seba-
ah

lik
gaimana tertuang dan terulang dengan alasan dan dalih yang
sama dalam Jawaban Praperadilan yang diajukan termasuk
am

ub
Jawaban atas Perkara Permohonan Praperadilan Nomor
12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018 , pada
halaman 20 sampai dengan 21 menyatakan :
ep
k

“Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum


ah

tetap dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya tersebut


R

si
tentu tidak serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan
seseorang sebagai tersangka dan tidak secara otomatis

ne
ng

berlaku atau dimbil alih untuk perkara lainnya, namun


harus dimulai dengan proses yang baru untuk menetapkan

do
gu

sesorang sebagai tersangka. Fakta-fakta yang terungkap


dalam persidangan perlu dilakukan pendalaman dan
analisa lebih lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih
In
A

dilakukan pengumpulan bahan dan keterangan dalam


rangka mendalami dan melakukan analisa terhadap perkara
ah

lik

Bank Cantury;

Bahwa tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kapan


m

ub

suatu perkara harus diimulai penyelidikan dan tidak ada


ketentuan hukum yang mengatur batasan waktu suatu
ka

proses penyelidikan/penyidikan. Ketentuan Pasal 102 ayat


ep

(1) KUHAP hanya mengatur : “Penyelidik yang mengetahui,


ah

menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu


R

peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana wajib


es

segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan”.


M

ng

on

Hal 13 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sedangkan Pasal 106 KUHAP berbunyi : “Penyidik yang

si
mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang
terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan

ne
ng
tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan
yang diperlukan”;

do
gu Sedangkan dalam Pasal 25 UU Tindak Pidana Korupsi
berbunyi : “Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana korupsi

In
A
harus didahulukan dari perkara lain guna penyelesaian
secepatnya”;
ah

lik
Demikian maka kata “segera” atau “secepatnya”
sebagaimana bunyi ketentuan tersebut diatas tentunya
am

ub
bersifat kasuistis karena setiap perkara berbeda-beda
tingkat kerumitannya maupun waktu penyelesaiannya,
ep
apalagi perkara korupsi Bank Century yang melibatkan
k

banyak pihak dan sulit pembuktiannya;


ah

Oleh karena itu, perlu dipahami apabila Termohon


R

si
memerlukan waktu yang cukup dalam menangani perkara
korupsi Bank Century yang dikenal sebagai kasus mega

ne
ng

skandal keuangan terbesar pasca reformasi, melibatkan


banyak pihak, rumit, dan sulit pembuktiannya;

do
gu

Termohon dituntut sangat hati-hati dan cermat dalam


menangani perkara aquo dan tentunya harus berpedoman
In
A

pada asas-asas yang diatur dalam Pasal 5 UU KPK, yaitu :


kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan
ah

umum, dan proporsionalitas. Oleh karena itu, Termohon


lik

mengedepankan prinsip kecermatan dan kehati-hatian


dalam setiap tindakan termasuk yang bersifat administratif
m

ub

dan procedural (formil), unutk meminimalisir potensi risiko


termasuk risiko adanya gugatan praperadilan khususnya
ka

ep

setelah diperluasnya obyek praperadilan melalui Putusan


Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28
ah

April 2015. Termohon harus melakukan tindakan yang


R

cermat termasuk tindakan yang bersifat formil baik dalam


es
M

tahap penyelidikan maupun penyidikan (pro justitia) sesuai


ng

on

Hal 14 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum acara dan peraturan perundang-undangan sehingga

si
segala tindakan Termohon adalah SAH dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Terlebih lagi karena

ne
ng
tidak adanya kewenangan Termohon untuk menghentikan
penyidikan dan penuntutan. Selanjutnya Termohon pun

do
gu dituntut untuk melakukan tindakan yang cermat secara
materiil, agar tuntutan yang diajukan oleh Termohon dapat
terbukti secara SAH dan meyakinkan sehingga terdakwa

In
A
diputus bersalah oleh Majelis Hakim dalam persidangan di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi”;
ah

lik
18. Bahwa Termohon selalu mengulang dan mamakai dalil yang
sama untuk menutupi ketidakmampuan dan ketidakmauan
am

ub
melanjutkan Penyidikan Perkara Korupsi Bank Century seba-
gaimana tertuang dalam Jawaban Perkara Praperadilan Nomor
12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018, pada
ep
k

halaman 22 alinea 2 menyatakan :


ah

“Sampai saat ini Termohon masih dilakukan pengumpulan


R

si
bahan dan keterangan dalam rangka melakukan
pendalaman dan analisa lebih lanjut terkait Perkara Bank

ne
ng

Century. Termohon tidak pernah menerbitkan Surat


Penghentian Penyidikan atas perkara tindak pidana korupsi

do
gu

sehubungan dengan pemberian Fasilitas Pendanaan


Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank Cntury, Tbk., dan
proses penetapan PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank
In
A

Gagal Berdampak Sistemik, bahkan Termohon tidak


memiliki kewenagan untuk mengeluarkan surat perintah
ah

lik

penghentian penyidikan dan penuntutan dalam perkara


tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK) sehingga
m

ub

tidak dimungkinkan bagi Termohon untuk melakukan


penghentian penyidikan;
ka

19. Bahwa berdasarkan informasi dari publik, TERMOHON telah


ep

melakukan serangkaian pengumpulan data, atau telaah analisis


ah

atau penyelidikan dan atau penyidikan perkara korupsi Bank


R

Century berupa pengumpulan bukti-bukti secara tertutup dan


es

tidak adanya progers report, hal mana jelas dan nyata


M

ng

on

Hal 15 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bertentangan dengan asas-asas dalam Pasal 5 UU No. 30

si
Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, yang
berbunyi sebagai berikut :

ne
ng
“Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi
Pemberantasan Korupsi berasaskan pada :

do
gu a. kepastian hukum;

b. keterbukaan;

In
A
c. akuntabilitas;

d. kepentingan umum; dan


ah

lik
e. proporsionalitas.”;

20. Bahwa Termohon dalam penanganan perkara korupsi bank


am

ub
Century tidak mengembangkan dan melanjutkan Penyidikan
berdasar Putusan Budi Mulya yang telah incracht , maka sangat
ep
k

jelas mengabaikan dan tidak merujuk ketentuan Pasal 6 UU


No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi,
ah

R
yang berbunyi sebagai berikut :

si
Pasal 6 : “Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:

ne
ng

c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan


terhadap tindak pidana korupsi;

do
gu

21. Bahwa berpijak pada ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU No.


30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, jelas
In
dan nyata TERMOHON tidak melaksanakan tugas, fungsi dan
A

kewenangan yang diatur dalam undang-undang tersebut,


sehingga jelas dan nyata bentuk tindakan dimaksud merupakan
ah

lik

tindakan penghentian penyidikan yang tidak sah;

22. Bahwa berdasar putusan Budi Mulya yang telah incraht hampir
m

ub

dua tahun dan dikaitkan ketentuan Pasal 44 UU KPK seharus-


nya Termohon sudah dapat melakukan Penyidikan dengan
ka

ep

menetapkan Tersangka baru perkara korupsi bank Century , na-


mun senyatanya Termohon melanggar ketentuan Pasal 44 UU
ah

KPK yang berbunyi sebafgai berikut :


R

es

(1) Jika penyelidik dalam melakukan penyelidikan


M

ng

menemukan bukti permulaan yang cukup adanya


on

Hal 16 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dugaan tindak pidana korupsi, dalam waktu paling

si
lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal
ditemukan bukti permulaan yang cukup tersebut,

ne
ng
penyelidik melaporkan kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi;

do
gu (2) Bukti permulaan yang cukup dianggap telah ada
apabila telah ditemukan sekurang-kurangnya 2 (dua)
alat bukti, termasuk dan tidak terbatas pada informasi

In
A
atau data yang diucapkan, dikirim, diterima, atau
disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau
ah

lik
optik;

(3) Dalam hal penyelidik melakukan tugasnya tidak


am

ub
menemukan bukti permulaan yang cukup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelidik
ep
melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
k

dan Komisi Pemberantasan Korupsi menghentikan


ah

penyelidikan.;
R

si
(4) Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi
berpendapat bahwa perkara tersebut diteruskan,

ne
ng

Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan


penyidikan sendiri atau dapat melimpahkan perkara

do
gu

tersebut kepada penyidik kepolisian atau kejaksaan.

(5) Dalam hal penyidikan dilimpahkan kepada kepolisian


In
A

atau kejaksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),


kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan
ah

koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan


lik

kepada Komisi Pemberantasan Korupsi;

23. Bahwa Termohon tidak segera melakukan Penyidikan dengan


m

ub

dalil tidak ada batas waktu Penyidikan, namun hal ini haruslah
ka

disinkronkan dengan ketentuan Pasal 78 KUHP tentang Dalu-


ep

arsa, sehingga upaya mengulur-ulur waktu haruslah dimaknai


Termohon akan menunggu daluarsa sehingga perkara secara
ah

otomatis berhenti penyidikannya sebagaimana ketentuan pasal


es

109 ayat 2 KUHAP;


M

ng

on

Hal 17 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24. Bahwa Termohon dalam mendalilkan dirinya tidak melakukan

si
Penghentian Penyidikan selalu berlindung ketentuan Pasal 40
UU KPK : “Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berwe-

ne
ng
nang mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan
dan penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi.”

do
gu Betul bahwa KPK tidak boleh mengeluarkan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (artinya tidak boleh mengeluarkan
SURAT (SP3)), namun jika Termohon mengulur-ulur waktu,

In
A
tidak adanya laporan kemajuan atas perkara yang seharusnya
ditangani dan tidak memberikan kepastian hukum dan keadilan
ah

lik
maka haruslah dimaknai tindakan Termohon tersebut telah
melakukan Penghentian Penyidikan atau setidak-tidaknya
am

ub
dimaknai telah melakukan Penghentian Penyidikan secara
materiel; ep
25. Bahwa dalam penanganan perkara korupsi bank Century yang
k

berlarut-larut dan belum menetapkan Tersangka baru, TERMO-


ah

HON melanggar :
R

si
a. Pasal 9 ayat (3) International Convenant on Civil and politi-
cal Right (ICCPR) tahun 1966 yang menyatakan bahwa pe-

ne
ng

meriksaan harus dilaksanakan sesegera mungkin;

b. Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 se-

do
gu

bagaimana diamandemen dengan Undang-undang Nomor 4


Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, mengharuskan
In
A

tentang pelaksanan penegakan hukum itu untuk memedo-


mani asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan
ah

serta tidak berbelit-belit. Dari rumusan itu diketahui bahwa


lik

setiap “kelambatan” penyelesaian perkara pidana yang dis-


engaja oleh aparat penegak hukum yang berbelit-belit dan
m

ub

merupakan pelanggaran tershadap HAM;


ka

c. Pasal 102, 106 KUHAP, dan khususnya 50 KUHAP yang


ep

benbunyi :
ah

‒ Ayat (1) KUHAP menegaskan bahwa: ”Tersangka berhak


R

segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selan-


es

jutnya dapat diajukan ke penuntut umum”;


M

ng

on

Hal 18 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
‒ Ayat (2) KUHAP menegaskan bahwa: ”Tersangka berhak

si
perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penun-
tut umum”; dan

ne
ng
‒ Ayat (3) KUHAP menegaskan bahwa: ”Terdakwa berhak
segera diadili oleh pengadilan”;

do
gu 26. Bahwa untuk mengatasi ketidakpastian dan berlarut-larutnya
penanganan perkara korupsi Bank Century diperlukan recht

In
finding (penemuan hukum) dalam rangka mengisi kekosongan
A
hukum atas kebuntuan penanganan perkara korupsi bank Cen-
tury oleh Termohon dalam bentuk Hakim mengabulkan permo-
ah

lik
honan praperadilan aquo dan Perintah Hakim kepada TERMO-
HON untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai den-
am

ub
gan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi Bank Century dalam
ep
bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan tersangka ter-
k

hadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk dan


ah

melanjutkan dengan Pendakwaan dan Penuntutan proses persi-


R

si
dangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;

27. Bahwa tujuan Praperadilan adalah sebagaimana tertuang dalam

ne
ng

Penjelasan Pasal 80 KUHAP berbunyi : “Pasal ini bermaksud


untuk menegakkan hukum, keadilan dan kebenaran melalui

do
gu

sarana pengawasan secara horizontal.” Bukan bermaksud


menggurui, jika terjadi ketidakpastian hukum dan ketidak-adilan
In
bagi Korban Korupsi Seluruh rakyat NKRI dengan berlarut-larut-
A

nya penanganan perkara korupsi Bank Century, maka atas


dasar kewenangannya maka Hakim dalam memberikan putusan
ah

lik

Praperadilan tidak semata-mata atas formalitas dan kepastian


hukum, tetapi Hakim harus memutus Praperadilan aquo demi
m

ub

tegaknya hukum, keadilan dan kebenaran dengan mengabulkan


seluruh Petitum Permohonan Praperadilan dalam perkara aquo.
ka

Mohon diijinkan Pemohon merasakan hukum tegak, keadilan


ep

dan kebenaran ( JEJEGIN ADIL);


ah

28. Bahwa dapat dilihat dan diresapi dengan jelas, senyatanya


R

Termohon terhadap semua fakta dan bukti diatas terbukti tidak


es
M

melanjutkan penyidikan Korupsi Bank Century dengan tidak


ng

on

Hal 19 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menetapkan Tersangka baru atas nama Budiono, Muliaman D

si
Hadad, Raden Pardede dkk sehingga dengan demikian
tindakan ini sebagai bentuk PENGHENTIAN PENYIDIKAN

ne
ng
KORUPSI BANK CENTURY secara tidak syah dan melawan
hukum;

do
gu 29. Bahwa oleh karena Penghentian Penyidikan atas atas perkara
a quo adalah tidak sah dan batal demi hukum dengan segala
akibat hukumnya, maka selanjutnya TERMOHON diperintahkan

In
A
untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai dengan
ketetentuan hukum yang berlaku;
ah

lik
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PEMOHON mengajukan permohonan
kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, untuk berkenan memeriksa
am

ub
selanjutnya memutus sebagai berikut :

PENETAPAN :
ep
k

Penetapan Hakim Pemeriksa Praperadilan aquo pada sidang hari pertama


ah

setelah pembacaan Permohonan Praperadilan yang memuat


R
Pemanggilan Pejabat Berwenang atas nama Saut Situmorang ( Wakil

si
Ketua KPK) guna didengar keterangan dalam pemeriksaan praperadilan

ne
ng

aquo berdasar Pasal 82 ayat (1) huruf (b) KUHAP ;

PRIMAIR :

do
gu

‒ Menyatakan menerima dan mengabulkan permohonan PEMOHON


untuk seluruhnya;
In

A

Menyatakan Pemohon sah kedudukannya sebagai pihak ketiga


berkepentingan dan berhak mengajukan Permohonan Praperadilan
dalam perkara aquo;
ah

lik

‒ Menyatakan secara hukum TERMOHON telah melanggar ketentuan


dalam Pasal 5 dan 6 UU No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi
m

ub

Pemberantasan Korupsi, Pasal 25 UU Pemberantasan Tindak Pidana


ka

Korupsi dan Pasal 50, 102 dan 106 KUHAP serta ketentuan
ep

perundang-undangan yang berlaku dalam menagani korupsi bank


Century, sehingga pelanggaran aquo merupakan bentuk penghentian
ah

penyidikan secara tidak sah dan batal demi hukum dengan segala
R

es

akibat hukumnya atas perkara korupsi Bank Century berupa tidak


M

ng

on

Hal 20 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditetapkannya Boediono , Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

si
sebagai Tersangka dalam perkara korupsi Bank Century;

‒ Memerintahkan TERMOHON untuk melakukan proses hukum

ne
ng
selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi

do
gu Bank Century dalam bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan
tersangka terhadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede
dkk dan melanjutkannya dengan Pendakwaan dan Penuntutan dalam

In
A
proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;

SUBSIDAIR :
ah

lik
Memeriksa dan mengadili Permohonan Pemeriksaan Praperadilan ini
dengan seadil-adilnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (ex
am

ub
aequo et bono);

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah


ep
k

ditetapkan Pemohon datang menghadap sendiri dan Kuasanya


ah

Kuasanya KURNIAWAN NADI NUGROHO, SH berdasarkan Surat


R
Kuasa Khusus tertanggal 21 Maret 2018, sedangkan untuk Termohon

si
datang menghadap Kuasanya Efi Laila Kholis, S.H., M.H., Rasamala

ne
ng

Aritonang, S.H., M.H., Indah Oktianti Sutomo, S.H., M.Hum., Rr.


Suryawulan, S.H., M.H., Indra Mantong Batti, S.H., LL.M., Juliandi Tigor
Simanjuntak, S.h., M.H., Mia Suryani Siregar, S.H., Imam Akbar Wahyu N,

do
gu

S.H., Raden Natalia Kristiono, S.H., Firman Kusbianto, S.H., M.H., Naila
Fauzanna Nst, S.H., Ade Juang Nirboyo, S.H., Togi Robson Sirait, S.H.,
In
A

Hasna Wahida Yunastri, S.H., M.H., Muhammed Hafez A, S.H., M.H., Dion
Valerian, S.H;
ah

lik

Menimbang, bahwa setelah membacakan surat permohonannya,


Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya;
m

ub

Menimbang, bahwa terhadap permohonan praperadilan yang


diajukan oleh Pemohon tersebut, Termohon mengajukan tanggapannya
ka

tertanggal 2 April 2018 sebagai berikut:


ep

I. PENDAHULUAN :
ah

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,


R

es

Perkenankanlah kami selaku Kuasa dari Termohon menyampaikan


M

ng

ucapan terimakasih kepada Hakim Praperadilan yang memeriksa dan


on

Hal 21 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengadili permohonan Praperadilan yang telah memberi kesempatan

si
kepada Kuasa Termohon untuk menyusun dan membacakan
jawaban terhadap dalil-dalil maupun alasan-alasan yang dijadikan

ne
ng
dasar bagi Pemohon mengajukan permohonan Praperadilan ini;

Pemohon Yang Terhormat,

do
gu Kuasa Termohon menghargai upaya hukum Praperadilan yang telah
diajukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang

In
tentunya tidak lain dimaksudkan untuk tegaknya hukum dan
A
perlindungan hak-hak Pemohon selaku lembaga swadaya
masyarakat yang peduli dengan upaya pemberantasan korupsi.
ah

lik
Upaya yang Pemohon ajukan ini merupakan bagian penting dari
proses penegakan hukum sebagaimana yang diatur dalam Kitab
am

ub
Hukum Acara Pidana (KUHAP);

Perlu disampaikan, bahwa Praperadilan merupakan sarana


ep
pengawasan horizontal atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
k

penyidik dan penuntut umum dalam melakukan upaya paksa seperti


ah

penangkapan, penahanan, penyitaan, penghentian penyidikan dan


R

si
penghentian penuntutan;

ne
ng

Selanjutnya, Termohon akan memberikan Jawaban/Tanggapan


terbatas pada dalil atau alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
yang berkaitan langsung dengan masalah yuridis tindakan yang

do
gu

dilakukan oleh Termohon;

II. TANGGAPAN/JAWABAN :
In
A

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,

Setelah membaca dan mencermati seluruh materi permohonan


ah

lik

Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon dalam permohonan


Praperadilan Nomor: 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel, maka Termohon
m

ub

terlebih dahulu mengajukan Eksepsi atas permohonan Praperadilan,


sebagai berikut:
ka

ep

a. DALAM EKSEPSI :
ah

1. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN


R

NEBIS IN IDEM :
es
M

ng

on

Hal 22 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Permohonan Praperadilan diatur dalam hukum acara pidana

si
(KUHAP) akan tetapi dalam pelaksanaan persidangan
menggunakan hukum acara perdata (quasi perdata),

ne
ng
sehingga asas-asas hukum perdata berlaku, termasuk asas
nebis in idem sebagaimana diatur dalam Pasal 1917 KUH

do
gu Perdata sebagai berikut :

“Kekuatan suatu putusan Hakim yang telah memperoleh


kekuatan hukum yang pasti hanya mengenai pokok perkara

In
A
yang bersangkutan. Untuk dapat menggunakan kekuatan
itu, soal yang dituntut harus sama, tuntutan harus didasarkan
ah

lik
pada alasan yang sama, dan harus diajukan oleh pihak yang
sama dan terhadap pihak-pihak yang sama dalam hubungan
am

ub
yang sama pula.”;

Hal ini pun juga sesuai dengan pendapat hukum dari M.


ep
Yahya Harahap, SH dalam bukunya yang berjudul Hukum
k

Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,


ah

Pembuktian dan Putusan pengadilan halaman 439, yang


R

si
menyatakan bahwa:

“Ne Bis In Idem disebut juga excpite van gewijsde zaak yang

ne
ng

berarti bahwa sebuah perkara dengan obyek sama, yang


diputus oleh pengadilan yang berkekuatan tetap / yang

do
gu

sudah memiliki kekuatan yang mengikat oleh badan


peradilan yang berwenang”;
In
A

Selain itu, asas ne bis in idem mutlak untuk diterapkan oleh


Hakim dalam memeriksa suatu perkara yang sama dengan
ah

perkara terdahulu sebagaimana kaidah hukum Putusan


lik

Mahkamah Agung, Putusan Mahkamah Agung No. 588


K/Sip/1973 tanggal 03 Oktober 1973, yang menyatakan
m

ub

sebagai berikut:
ka

"Karena perkara ini sama dengan perkara yang terdahulu,


ep

baik mengenai gugatannya maupun obyek-obyek perkara


dan juga penggugat-penggugatnya, yang telah mendapat
ah

keputusan dari Mahkamah Agung (Putusan tanggal 19


es

Desember 1970 No. 350 K/Sip/1970), seharusnya gugatan


M

ng

dinyatakan tidak dapat diterima";


on

Hal 23 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Adapun asas ne bis in idem dalam Pasal 1917 KUH Perdata

si
dalam praktek peradilan telah mengalami perkembangan
penafsiran, antara lain :

ne
ng
‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 13 April 1976 No.
647K/Sip/1973, yang kaidah hukumnya yaitu : “Ada atau

do
gu tidaknya azas nebis in idem tidak semata-mata ditentukan
oleh para pihak saja, melainkan terutama bahwa obyek
dari sengketa sudah diberi status oleh keputusan

In
A
Pengadilan Negeri yang lebih dulu dan telah mempunyai
kekuatan pasti dan alasannya sama”;
ah

lik
‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 20 Mei 2002 No.
1226K/Pdt/2001, yang kaidah hukumnya yaitu : “Meski
am

ub
kedudukan subyeknya berbeda tetapi obyek sama dengan
perkara yang diputus terdahulu dan berkekuatan hukum
ep
tetap maka gugatan dinyatakan nebis in idem”;
k

Pokok perkara dalam Praperadilan yang diajukan Pemohon


ah

saat ini (Perkara No.24/Pid.Pra/2018/PN.JKT.Sel. tanggal 01


R

si
Maret 2018) adalah SAMA dengan perkara Praperadilan
Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel. yang telah

ne
ng

berkekuatan hukum tetap, baik subyek maupun obyek


perkara, yaitu :

do
gu

‒ Pemohon (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia/MAKI);

‒ Termohon (KPK);
In
A

‒ Obyek permohonan terkait penghentian penyidikan secara


materil tidak sah dalam penanganan perkara Bank
ah

lik

Century;

Dalam perkara Praperadilan Nomor: 12/Pid.Prap/2016/


m

ub

PN.Jkt.Sel. tersebut, Hakim Praperadilan telah memeriksa


substansi permohonan praperadilan yang diajukan oleh
ka

ep

Pemohon (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia/MAKI) dengan


memberikan pertimbangan diantaranya pada halaman 24
ah

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor :


R

12/Pid.Prap/2016/ PN.Jkt.Sel., sebagai berikut:


es
M

ng

on

Hal 24 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang, bahwa namun pada faktanya dalam persidangan

si
praperadilan ini tidak ada bukti Termohon telah melakukan
penyelidikan dan/atau penyidikan sehingga secara logika tidak

ne
ng
ada penyelidikan maupun penyidikan yang dihentikan oleh
Termohon …”;

do
gu Adapun Amar Putusan dari Perkara Praperadilan Nomor :
12/Pid.Prap/2016/ PN.Jkt.Sel., adalah sebagai berikut:

In
Mengadili
A
1. Menolak Permohonan Praperadilan Pemohon untuk
ah

lik
seluruhnya;

2. Menetapkan biaya perkara sebesar nihil;


am

ub
Demikianlah, diputuskan pada hari Kamis, tanggal 10 Maret
2016 oleh Hakim Martin Fonto Bidara, SH, Hakim pada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, putusan mana diucapkan
ep
k

oleh Hakim tersebut dalam sidang yang terbuka untuk umum


ah

pada hari itu juga dengan didampingi Nining Hendarti SH,


R

si
Panitera Pengganti serta dihadiri Pemohon dan Termohon;

Berdasarkan hal tersebut, dengan demikian telah dilakukan

ne
ng

pemeriksaan terhadap obyek sengketa yang memiliki


subtansi yang sama, dan juga telah diadili dan diputus oleh

do
gu

Hakim, sehingga asas Nebis in Idem secara mutlak telah


terpenuhi;
In
A

Pada prinsipnya, asas nebis in idem berfungsi untuk menjaga


kepastian hukum, mencegah terjadinya penilaian yang saling
bertentangan atas obyek sengketa yang telah diberikan
ah

lik

status hukum tertentu dalam putusan Pengadilan


sebelumnya yang telah berkekuatan hukum tetap;
m

ub

Sejalan dengan hal tersebut, Mahkamah Agung menerbitkan


ka

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2002


ep

tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Azas


Nebis In Idem, angka 2 huruf c menyebutkan :
ah

”Majelis Hakim wajib mempertimbangkan, baik pada putusan


es

eksepsi maupun pada pokok perkara, mengenai perkara


M

ng

serupa yang pernah diputus di masa lalu.”;


on

Hal 25 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan hal tersebut, oleh karena subjek dan objek

si
dalam perkara permohonan Praperadilan aquo adalah sama
dengan subjek dan objek dalam perkara Praperadilan Nomor

ne
ng
: 12/Pid.Prap/2016/ PN.Jkt.Sel. yang telah diputus oleh
Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Yang Mulia

do
gu Bapak Hakim Matin Fonto Bidara, SH), yang telah
berkekuatan hukum tetap, maka permohonan Praperadilan
aquo telah melanggar asas nebis in idem;

In
A
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menghindari
adanya pertentangan Putusan Hakim atas obyek
ah

lik
sengketa yang sama yang telah diperiksa dan diputus
terdahulu oleh Hakim lainnya, maka sudah selayaknya
am

ub
apabila Hakim Praperadilan aquo untuk tidak lagi memeriksa
dan memberikan putusan atas Perkara Praperadilan aquo,
dengan menyatakan bahwa asas nebis in idem telah
ep
k

terpenuhi. Dengan demikian, sudah selayaknya


ah

permohonan praperadilan aquo ditolak atau setidak-


R

si
tidaknya harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard);

ne
ng

2. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN


PREMATUR :

do
gu

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada


pokoknya:
In
A

 Termohon tidak melanjutkan penyidikan Korupsi Bank


Century dengan tidak menetapkan Tersangka baru atas
ah

nama Budiono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk


lik

sehingga dengan demikian tindakan ini sebagai bentuk


PENGHENTIAN PENYIDIKAN KORUPSI BANK
m

ub

CENTURY secara tidak syah dan melawan hukum; (Posita


angka 13 halaman 7 dan Posita angka 28 halaman 11
ka

ep

Praperadilan);

 Bahwa berpijak pada ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU


ah

No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan


es

Korupsi, jelas dan nyata TERMOHON tidak melaksanakan


M

ng

tugas, fungsi dan kewenangan yang diatur dalam undang-


on

Hal 26 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
undang tersebut, sehingga jelas dan nyata bentuk tindakan

si
dimaksud merupakan tindakan penghentian penyidikan
yang tidak sah. (Posita angka 21 halaman 10 dan Petitum

ne
ng
ketiga Permohonan Praperadilan);

 Jika Termohon mengulur-ulur waktu, tidak adanya laporan

do
gu kemajuan atas perkara yang seharusnya ditangani dan
tidak memberikan kepastian hukum dan keadilan, maka
haruslah dimaknai tindakan Termohon tersebut telah

In
A
melakukan Penghentian Penyidikan atau setidak-tidaknya
dimaknai telah melakukan Penghentian Penyidikan secara
ah

lik
materiel. (Posita angka 24 halaman 10 dan 11
Permohonan Praperadilan);
am

ub
Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak
benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.
ep
Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan
k

jawaban/tanggapan sebagai berikut:


ah

Sampai dengan Jawaban ini diajukan, Termohon tidak


R

si
pernah menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atas
perkara tindak pidana korupsi sehubungan dengan

ne
ng

pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)


kepada PT Bank Century, Tbk., dan proses Penetapan PT.

do
gu

Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik.


Bahkan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk
In
mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan
A

dan penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi


(vide Pasal 40 UU KPK) sehingga tidak dimungkinkan
ah

lik

Termohon melakukan penghentian penyidikan;

Oleh karena itu, permohonan Praperadilan yang diajukan


m

ub

oleh Pemohon adalah prematur sehingga seharusnya


ditolak atau setidak-tidaknya harus dinyatakan tidak
ka

ep

dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);

3. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN


ah

BUKAN LINGKUP PRAPERADILAN (ERROR IN


es

OBJECTO):
M

ng

on

Hal 27 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada

si
pokoknya:

 Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang

ne
ng
sebagai Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan
perkara korupsi Century, karena sejak awal termasuk fit

do
gu and proper test di DPR dan setelah dilantik, Saut
Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan
meneruskan dan tidak memproses perkara Century, yang

In
A
pada saat ini dapat dipastikan berhenti dan tidak akan
berlanjut. (Posita angka 14 halaman 7 Permohonan
ah

lik
Praperadilan);

 Termohon tidak segera melakukan Penyidikan dengan dalil


am

ub
tidak ada batas waktu Penyidikan, namun hal ini haruslah
disinkronkan dengan ketentuan Pasal 78 KUHP tentang
ep
Daluarsa, sehingga upaya mengulur-ulur waktu haruslah
k

dimaknai Termohon akan menunggu daluarsa sehingga


ah

perkara secara otomatis berhenti penyidikannya


R

si
sebagaimana ketentuan pasal 109 ayat 2 KUHAP. (Posita
angka 23 halaman 10 Permohonan Praperadilan);

ne
ng

 Berdasarkan informasi publik, TERMOHON telah


melakukan serangkaian pengumpulan data, atau telaah

do
gu

analisis atau penyelidikan dan atau penyidikan perkara


korupsi Bank Century berupa pengumpulan bukti-bukti
In
secara tertutup dan tidak adanya progress report,
A

sehingga bertentangan dengan asas-asas dalam Pasal 5


UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
ah

lik

Korupsi (Posita angka 19 halaman 9 Permohonan


Praperadilan);
m

ub

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak


benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.
ka

ep

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan


jawaban/tanggapan sebagai berikut:
ah

Bahwa dikaitkannya hal-hal yang terjadi dalam proses fit dan


es

proper test oleh Saut Situmorang yang dimaknai oleh


M

ng

Pemohon dengan penghentian kasus Bank Century yang


on

Hal 28 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah ditangani oleh KPK sejak tahun 2012, dan upaya

si
mengulur-ulur waktu menunggu daluwarsa penanganan
perkara berdasarkan Pasal 78 KUHP sehingga perkara

ne
ng
secara otomatis berhenti penyidikannya, hanyalah
merupakan asumsi Pemohon dan tidak ada hubungan

do
gu sebab dan akibat secara hukum dengan permohonan
Praperadilan sehingga haruslah diabaikan;

Pada dasarnya Pasal 78 KUHP adalah ketentuan hukum

In
A
yang mengatur mengenai jangka waktu daluwarsa
penuntutan atas suatu tindak pidana. Ketentuan Pasal 78
ah

lik
KUHP hanyalah mengatur batas waktu bagi Penegak Hukum
untuk melakukan penuntutan atas suatu tindak pidana, dan
am

ub
tidaklah mengatur mengenai jangka waktu penyelidikan
ataupun penyidikan terhadap suatu perkara tindak pidana.
Sehingga dalam hal ini ketentuan hukum yang diatur dalam
ep
k

Pasal 78 KUHP tidak ada korelasinya dengan obyek


ah

sengketa yang dimohonkan oleh Pemohon dalam perkara


R

si
aquo, yaitu terkait dengan penghentian penyidikan secara
materil;

ne
ng

Termohon melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai


dengan ketentuan yang diatur dalam UU KPK dan sebagai

do
gu

bentuk pertanggungjawaban Termohon kepadaka publik atas


pelaksanaan tugasnya maka Termohon menyampaikan
laporan secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI,
In
A

DPR RI, dan BPK sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat


(1) UU KPK. Laporan atas seluruh tindakan Termohon dapat
ah

lik

diakses secara terbuka oleh publik melalui website


http://www.kpk.go.id atau dapat diminta secara langsung
m

ub

melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)


KPK. Pelaksanaan pertanggungjawaban publik oleh KPK
ka

pun telah diatur dalam Pasal 20 ayat (2) UU KPK;


ep

Pasal 20 UU KPK berbunyi sebagai berikut:


ah

(1) Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab


R

kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan


es
M

menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala


ng

on

Hal 29 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan

si
Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa
Keuangan;

ne
ng
(2) Pertanggungjawaban publik sebagaimana dimaksud
pada ayat dilaksanakan dengan cara :

do
gu a. wajib
pertanggungjawaban
audit terhadap
keuangan
kinerja
sesuai dengan
dan

In
A
program kerjanya;

b. menerbitkan laporan tahunan; dan


ah

lik
c. membuka akses informasi;

Pada prinsipnya, pelaksanaan tugas dan kewenangan KPK


am

ub
terbuka untuk diinformasikan kepada publik termasuk kepada
Pemohon apabila mengajukan permintaan informasi kepada
KPK, namun demikian sesuai dengan Undang-Undang
ep
k

Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik


ah

(UU KIP), maka terdapat informasi yang dikecualikan


R

si
sebagaimana ketentuan Pasal 17 huruf a UU KIP yang
berbunyi :

ne
ng

”Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap


Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi

do
gu

Publik, kecuali:

a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan


In
A

kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat


proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:
ah

lik

1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan


suatu tindak pidana;
m

ub

2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,


dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak
ka

pidana;
ep

3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-


ah

rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan


R

penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;


es
M

ng

on

Hal 30 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. membahayakan keselamatan dan kehidupan

si
penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau

5. membahayakan keamanan peralatan, sarana,

ne
ng
dan/atau prasarana penegak hukum;

Berdasarkan ketentuan tersebut, tentu apabila terdapat data

do
gu dan informasi terkait dengan penanganan perkara tindak
pidana korupsi Bank Century termasuk pengumpulan bukti-

In
bukti maka hal tersebut termasuk dalam informasi yang
A
dikecualikan sebagaimana ketentuan Pasal 17 huruf a UU
KIP, karena jika informasi tersebut dibuka untuk publik maka
ah

lik
dapat menghambat proses penegakan hukum. Tindakan
KPK dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
am

ub
dan kewenangannya sebagaiman ditentukan dalam Pasal 20
UU KPK serta kewajiban KPK untuk membuka akses bagi
ep
Pemohon Informasi Publik sebagaimana diatur dalam UU KIP
k

serta ketaatan KPK terhadap UU KIP dengan tidak membuka


ah

dan menginformasikan kepada publik berkaitan dengan


R

si
informasi yang dikecualikan sebagaimana ketentuan Pasal
17 huruf a UU KIP untuk menjaga dan memperlancar proses

ne
ng

penegakan hukum BUKAN merupakan lingkup


Praperadilan;

do
gu

Praperadilan adalah lembaga yang mengawasi dan menguji


atas tindakan-tindakan yang dilakukan penyidik atau penuntut
In
umum sebagai sarana pengawasan horizontal atas segala
A

upaya paksa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum


untuk kepentingan pemeriksaan perkara pidana agar
ah

lik

tindakan aparat penegak hukum tersebut tidak bertentangan


dengan peraturan perundang-undangan;
m

ub

Lingkup kewenangan Praperadilan secara limitatif telah


ditentukan dalam Pasal 1 Angka 10 jo. Pasal 77 KUHAP dan
ka

ep

berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-


XII/2014 tanggal 28 April 2015 lingkup kewenangan
ah

mencakup juga praperadilan mengenai sah atau tidaknya


R

penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan;


es
M

ng

on

Hal 31 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lebih lanjut, secara tegas Mahkamah Agung mengatur

si
lingkup Praperadilan dalam Pasal 2 Peraturan Mahkamah
Agung RI (PERMA) Nomor 4 tahun 2016 tentang Larangan

ne
ng
Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan menyatakan
bahwa objek Praperadilan terbatas pada sah atau

do
gu tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan
tersangka, penyitaan dan penggeledahan, serta ganti

In
A
kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
ah

lik
penuntutan;

Dengan demikian, sudah jelas bahwa permohonan


am

ub
Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon adalah TANPA
ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG karena
dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon Praperadilan
ep
k

bukan lingkup (obyek) Praperadilan atau Error in


ah

Objecto, sehingga permohonan sudah sepatutnya


R

si
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard);

ne
ng

4. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN


MERUPAKAN MATERI POKOK PERKARA :

do
gu

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada


pokoknya:
In
A

 Siapapun pejabat lainnya dari Bank Indonesia termasuk


Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk yang
ah

menyetujui penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal


lik

Berdampak Sistemik serta Zaenal Abidin, Pahla Santoso


dan Heru Kristiyana dalam dugaan keterlibatan dalam
m

ub

proses penyimpangan dalam pengawasan Bank Century


sehingga menimbulkan persetujuan pengucuran FPJP
ka

ep

haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke


Pengadilan Tipikor (Posita angka 7, 8 dan 11 halaman 6
ah

dan 7 Permohonan Praperadilan);


R

es

 Bahwa dalam perjalanannya persidangan korupsi Bank


M

ng

Century, tersangka Siti C. Fajriyah meninggal dunia


on

Hal 32 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehingga otomatis gugur demi hukum. Atas meninggalnya

si
Siti C. Fajriyah semestinya Termohon melanjutkan
Penyidikan kepada pihak-pihak yang satu cluster dengan

ne
ng
Siti C. Fajriyah dalam bidang pengawasan yaitu Zaenal
Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana dengan dugaan

do
gu penyimpangan kesalahan melakukan pengawasan
sehingga bank Century menjadi sakit dan kemudian
merugikan Negara dalam bentuk pemberian FPJP sebesar

In
A
Rp. 689 Milyar; (Posita angka 10 halaman 7 Permohonan
Praperadilan);
ah

lik
 Bahwa dugaan kesalahan Zaenal Abidin, Pahla
Santoso dan Heru Kristiyana dalam fungsi pengawasan
am

ub
Bank Century dan persetujuan pemberian FPJP adalah :

 Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana


ep
dalam melakukan pengawasan sangat longgar terhadap
k

Bank Century, bahkan cenderung membiarkan Century


ah

mempunyai SSB bodong, kegiatan fiklif, LC fiktif,


R

si
pemberian pinjaman kepada kelompok sendiri tanpa
jaminan yang memadai dan perbuatan menyimpang

ne
ng

lainnya sehingga Century makin sakit. Bukti Heru


membiarkan Century tambah sakit dengan bukti adanya

do
gu

temuan audit independen terdapat banyaknya


penyimpangan yang dibiarkan oleh Zenal Abidin dan
Heru Kristiyana;
In
A

 Ketiganya ikut menyetujui FPJP padahal keduanya


sebagai pengawas mengetahui persis Century tidak
ah

lik

berhak mendapatkan FPJP. Terbukii awalnya ketigaya


menolak FPJP namun kemudian menyetujui. Dengan
m

ub

awalnya menolak berarti keduanya sangat paham


bahwa Century sakit dan tidak berhak FPJP (Posita
ka

angka 12 halaman 7 Permohonan Praperadilan);


ep

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak


ah

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.


R

es

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan


M

jawaban/tanggapan sebagai berikut:


ng

on

Hal 33 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalil-dalil permohonan Praperadilan tersebut yang telah

si
menunjuk orang-orang tertentu yang seharusnya menjadi
tersangka atau turut serta dalam perkara tindak pidana

ne
ng
korupsi Bank Century telah memasuki materi pokok perkara
tindak pidana korupsi;

do
gu Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum
tetap dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya tentu tidak
serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan seseorang

In
A
sebagai tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau
diambil alih untuk perkara lainnya, namun harus dimulai
ah

lik
dengan proses yang baru untuk menetapkan seseorang
sebagai tersangka. Fakta-fakta yang terungkap dalam
am

ub
persidangan perlu dilakukan pendalaman dan analisa lebih
lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih dilakukan
pengumpulan bahan dan keterangan dalam rangka
ep
k

mendalami dan melakukan analisa terhadap perkara


ah

Bank Century;
R

si
Pembuktian keterlibatan orang-orang yang diduga melakukan
tindak pidana atau turut serta melakukan tindak pidana

ne
ng

haruslah dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh


dalam tahap penyelidikan dan penyidikan serta selanjutnya

do
gu

pembuktian unsur-unsur tindak pidana dilakukan dalam


pemeriksaan di persidangan pokok perkaranya (PN Tipikor)
dengan jumlah Majelis Hakim yang lengkap sebagaimana
In
A

ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009


tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (UU Pengadilan
ah

lik

Tipikor);

Lembaga Praperadilan tidak memiliki kewenangan untuk


m

ub

menentukan orang-orang yang seharusnya dituntut dalam


suatu perkara, ditetapkan menjadi tersangka, ataupun dinilai
ka

turut serta dalam suatu perkara tindak pidana korupsi;


ep

Oleh karena itu, tidak ada kewenangan Hakim Praperadilan


ah

untuk menilai materi pokok perkara, mengingat lembaga


R

Praperadilan merupakan sarana pengawasan horizontal yang


es
M

terbatas melakukan pemeriksaan formil. Hal ini sebagaimana


ng

on

Hal 34 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No. 227/K/Kr/1982

si
tentang Praperadilan, yang menyatakan sebagai berikut:

“Bahwa wewenang Pengadilan Negeri merupakan

ne
ng
wewenang pengawasan horisontal”;

Yurisdiksi/kewenangan mengadili hal-hal tersebut diatur dan

do
gu disebutkan dalam Pasal 1 Angka 10 jo. Pasal 77 KUHAP
sebagai berikut:

In
A
Pasal 1 angka 10 KUHAP:

“Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk


ah

lik
memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini tentang:
am

ub
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau
penahanan atas permintaan tersangka atau
keluarganya;
ep
k

b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau


ah

penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya


R

si
hukum dan keadilan;

ne
ng

c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh


tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas
kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan.

do
gu

Pasal 77 KUHAP:

“Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan


In
A

memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam


undang-undang ini tentang:
ah

lik

a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,


penghentian penyidikan atau penghentian
m

ub

penuntutan;

b. Ganti kerugian atau rehabilitasi bagi seorang yang


ka

ep

perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan


atau penuntutan”;
ah

Lingkup kewenangan lembaga Praperadilan telah diperluas


es

berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-


M

ng

XII/2014 tanggal 28 April 2015 yang menyatakan lingkup


on

Hal 35 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kewenangan praperadilan mencakup juga mengenai sah

si
atau tidaknya penetapan tersangka, penggeledahan, dan
penyitaan;

ne
ng
Mahkamah Agung RI telah memberikan pedoman
mengenai pemeriksaan praperadilan sebagaimana diatur

do
gu dalam ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) Peraturan
Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 yang
pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan terhadap

In
A
permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka
hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit
ah

lik
2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak memasuki materi
perkara dan persidangan perkara Praperadilan tentang tidak
am

ub
sahnya penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan
dipimpin oleh Hakim Tunggal karena pemeriksaannya
tergolong singkat dan pembuktiannya yang hanya
ep
k

memeriksa aspek formil;


ah

Berdasarkan ketentuan-ketentuan KUHAP dan PERMA


R

si
Nomor 4 Tahun 2016 yang diuraikan di atas, maka dalil-dalil
Pemohon telah nyata-nyata memasuki materi pokok perkara

ne
ng

dugaan tindak pidana korupsi;

Dengan demikian, sudah jelas bahwa permohonan

do
gu

Praperadilan yang diajukan Pemohon adalah TANPA


ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG karena
In
dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon merupakan materi
A

pokok perkara yang seharusnya diperiksa, diadili, dan


diputus dalam persidangan oleh Majelis Hakim pada
ah

lik

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan bukan


kewenangan Hakim Tunggal pada persidangan
m

ub

Praperadilan, sehingga permohonan sudah sepatutnya


ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
ka

diterima (niet ontvankelijke verklaard);


ep

5. EKSEPSI TENTANG PERMOHONAN PRAPERADILAN


ah

KABUR (OBSCUUR LIBEL):


R

es

Dalil-dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada


M

ng

pokoknya:
on

Hal 36 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Siapapun pejabat lainnya dari Bank Indonesia termasuk

si
Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk yang
menyetujui penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal

ne
ng
Berdampak Sistemik serta Zaenal Abidin, Pahla Santoso
dan Heru Kristiyana dalam dugaan keterlibatan dalam

do
gu proses penyimpangan dalam pengawasan Bank Century
sehingga menimbulkan persetujuan pengucuran FPJP
haruslah dinyatakan sebagai Tersangka dan diproses ke

In
A
Pengadilan Tipikor (Posita angka 7, 8 dan 11 halaman 6
dan 7 Permohonan Praperadilan);
ah

lik
Dalil-dalil permohonan dan petitum tersebut adalah
keliru, tidak benar, tidak beralasan, dan tidak
am

ub
berdasarkan hukum. Terhadap dalil-dalil tersebut,
Termohon memberikan jawaban/ tanggapan sebagai
berikut:
ep
k

Secara formil, dalil-dalil dalam permohonan Praperadilan


ah

(posita) atau Fundamentum Petendi yaitu bagian yang berisi


R

si
dalil yang menggambarkan secara jelas adanya hubungan
yang menjadi dasar atau uraian dari suatu tuntutan. Dalam

ne
ng

mengajukan suatu tuntutan, Pemohon/penggugat juga harus


menguraikan terlebih dahulu secara jelas dan tidak kabur

do
gu

alasan-alasan atau dalil-dalil yang melandasi pengajuan


tuntutannya atau dengan kata lain posita/fundamentum
petendi berisi uraian tentang kejadian perkara atau duduk
In
A

persoalan suatu kasus, sedangkan petitum berisi tuntutan


apa saja yang dimintakan oleh Pemohon/penggugat kepada
ah

lik

hakim untuk dikabulkan;

Pemohon telah mengajukan dalil-dalil permohonan


m

ub

Praperadilan yang tidak jelas dan kabur, karena Pemohon


tidak menguraikan alasan yang jelas dalam menyatakan
ka

bahwa Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana


ep

merupakan pihak yang terlibat sebagai pelaku tindak


ah

pidana korupsi Bank Century;


R

Dalam obyek permohonan aquo, Pemohon telah menyatakan


es
M

bahwa Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana


ng

on

Hal 37 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan pelaku yang turut serta terlibat dalam tindak

si
pidana korupsi perkara aquo, tanpa uraian yang jelas,
berdasar hukum dan didukung bukti-bukti yang valid.

ne
ng
Padahal, dalam perkara tindak pidana korupsi sehubungan
dengan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

do
gu (FPJP) kepada PT Bank Century, Tbk., dan proses
Penetapan PT. Bank Century, Tbk. sebagai Bank Gagal
Berdampak Sistemik, pada faktanya Zaenal Abidin, Pahla

In
A
Santoso dan Heru Kristiyana sama sekali tidak pernah
didakwakan bersama-sama dengan Budi Mulya dalam
ah

lik
perkara tindak pidana korupsi tersebut, sebagaimana
Surat Dakwaan dari Penuntut Umum dalam Perkara Nomor:
21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli 2014
am

ub
dengan terdakwa Budi Mulya;

Demikian pula dalam pertimbangan Majelis Hakim tingkat


ep
k

pertama dalam Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi


ah

Jakarta Pusat Nomor : 21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST


R

si
tanggal 16 Juli 2014, pertimbangan Majelis Hakim tingkat
banding dalam Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta

ne
ng

No.67/PID/TPK/2014/PT.DKI, maupun pertimbangan Majelis


Hakim pada tingkat Kasasi dalam Putusan Mahkamah Agung
No. 861 K/Pid.Sus/2015, tidak ada fakta hukum dalam

do
gu

pertimbangan Majelis Hakim yang menyebutkan nama


Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana sebagai
In
A

pelaku yang melakukan tindak pidana secara bersama-sama


dalam pemberian FPJP kepada PT. Bank Century, Tbk;
ah

lik

Dengan demikian, POSITA dan PETITUM dalam


permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon
m

ub

adalah kabur, tidak berdasar dan tidak jelas (Obscuur


Libel), TANPA ALASAN BERDASARKAN UNDANG-
ka

UNDANG, sehingga permohonan sudah sepatutnya


ep

ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat


ah

diterima (niet ontvankelijke verklaard);


R

BERDASARKAN URAIAN-URAIAN TERSEBUT DI ATAS,


es

PERMOHONAN PRAPERADILAN YANG DIAJUKAN


M

ng

on

Hal 38 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PEMOHON SEHARUSNYA DITOLAK ATAU SEPATUTNYA

si
DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET
ONTVANKELIJKE VERKLAARD), KARENA DIDASARKAN

ne
ng
PADA DALIL-DALIL YANG KELIRU, TIDAK BENAR, TIDAK
BERALASAN, DAN TIDAK BERDASARKAN HUKUM;

do
gu b. DALAM POKOK PERKARA :

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,

In
A
Setelah menyampaikan Eksepsi terhadap dalil-dalil permohonan
Praperadilan, maka selanjutnya Termohon menyampaikan
ah

lik
jawaban/tanggapan terkait pokok perkara yang pada pokoknya
menyatakan:
am

ub
‒ Termohon menolak seluruh dalil-dalil yang disampaikan oleh
Pemohon dalam permohonannya kecuali terhadap hal-hal
yang secara tegas-tegas diakui oleh Termohon dalam
ep
k

jawaban/tanggapan ini;
ah

‒ Seluruh dalil-dalil dalam Eksepsi yang telah Termohon


R

si
sampaikan di atas harus dianggap sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari jawaban/tanggapan Termohon;

ne
ng

1. TERMOHON TIDAK MELAKUKAN PENGHENTIAN


PENYIDIKAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

do
gu

BANK CENTURY :

Dalil permohonan Praperadilan yang diajukan Pemohon pada


In
A

pokoknya yaitu:

 Penanganan perkara korupsi bank Century yang berlarut-


ah

lik

larut dan belum menetapkan Tersangka baru,


TERMOHON melanggar: Pasal 9 ayat (3) International
Convenant on Civil and political Right (ICCPR), Pasal 4
m

ub

ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970


ka

sebagaimana diamandemen dengan Undang-undang


ep

Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman,


Pasal 102, 106 KUHAP, dan khususnya 50 KUHAP (Posita
ah

angka 21 Halaman 11 Permohonan Praperadilan);


R

es

 Termohon tidak melanjutkan penyidikan Korupsi Bank


M

ng

Century dengan tidak menetapkan Tersangka baru atas


on

Hal 39 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nama Budiono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

si
sehingga dengan demikian tindakan ini sebagai bentuk
PENGHENTIAN PENYIDIKAN KORUPSI BANK

ne
ng
CENTURY secara tidak syah dan melawan hukum; (Posita
angka 13 halaman 7 dan Posita angka 28 halaman 11

do
gu Praperadilan) ;

 Bahwa berpijak pada ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU


No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan

In
A
Korupsi, jelas dan nyata TERMOHON tidak melaksanakan
tugas, fungsi dan kewenangan yang diatur dalam undang-
ah

lik
undang tersebut, sehingga jelas dan nyata bentuk tindakan
dimaksud merupakan tindakan penghentian penyidikan
am

ub
yang tidak sah. (Posita angka 21 halaman 10 dan Petitum
ketiga Permohonan Praperadilan);
ep
 Jika Termohon mengulur-ulur waktu, tidak adanya laporan
k

kemajuan atas perkara yang seharusnya ditangani dan


ah

tidak memberikan kepastian hukum dan keadilan maka


R

si
haruslah dimaknai tindakan Termohon tersebut telah
melakukan Penghentian Penyidikan atau setidak-tidaknya

ne
ng

dimaknai telah melakukan Penghentian Penyidikan secara


materil. (Posita angka 24 halaman 10 dan 11 Permohonan

do
gu

Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak


In
benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.
A

Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan


jawaban/tanggapan sebagai berikut:
ah

lik

Sampai dengan Jawaban/Tanggapan ini diajukan, Termohon


tidak melakukan penghentian penyidikan perkara tindak
m

ub

pidana korupsi Bank Century dan Termohon tidak pernah


menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atas perkara
ka

ep

tindak pidana korupsi sehubungan dengan pemberian


Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank
ah

Century, Tbk., dan proses Penetapan PT. Bank Century, Tbk


R

sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik, bahkan


es
M

Termohon tidak memiliki kewenangan untuk


ng

on

Hal 40 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan

si
dan penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi
(vide Pasal 40 UU KPK), sehingga Termohon tidak

ne
ng
dimungkinkan melakukan penghentian penyidikan;

Justru dalam penanganan perkara tersebut, Termohon telah

do
gu menangani perkara dengan
penuntutan di Pengadilan, yang telah diperiksa, diadili dan
sampai dengan tahap

diputus oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta

In
A
Pusat, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, dan Putusan
Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi dengan Terdakwa
ah

lik
Budi Mulya, sebagai berikut:

 Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat


am

ub
No. 21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli
2014;
ep
 Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
k

No.67/PID/TPK/2014/PT.DKI tanggal 3 Desember 2014;


ah

R
 Putusan Mahkamah Agung No. 861 K/Pid.Sus/2015

si
tanggal 8 April 2015;

ne
ng

Terkait dengan dalil Pemohon yang pada intinya menyatakan


bahwa sejak Putusan Mahkamah Agung Nomor

do
861K/PID.SUS/2015 dengan Terdakwa Budi Mulya diputus
gu

dan telah berkekuatan hukum tetap, Termohon tidak


melakukan tindakan apapun sehubungan dengan
In
A

penanganan perkara tersebut yang dapat dipersamakan


bahwa Termohon telah melakukan penghentian penyidikan
ah

lik

atas Perkara Tindak Pidana Korupsi Bank Century, adalah


dalil yang keliru dan tidak berdasar;
m

ub

Dalam melakukan suatu penyidikan terhadap tindak pidana


korupsi dan menetapkan seseorang sebagai tersangka, maka
ka

harus ditemukan terlebih dahulu bukti permulaan yang cukup


ep

sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti sebagaimana diatur


ah

dalam Pasal 44 ayat (1) dan (2) UU KPK. Tanpa ditemukan


R

bukti permulaan yang cukup, Termohon tidak akan pernah


es

menetapkan seseorang sebagai tersangka dugaan tindak


M

ng

on

Hal 41 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pidana korupsi. Hal tersebut adalah sebagai konsekuensi

si
logis dari tidak diberikannya kewenangan Termohon untuk
mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan

ne
ng
penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi
sebagaimana diatur dalam Pasal 40 UU KPK;

do
gu Putusan Mahkamah Agung Nomor 861K/PID.SUS/2015 yang
telah berkekuatan hukum tetap dalam perkara dengan
Terdakwa Budi Mulya tentu tidak serta merta dapat

In
A
dilanjutkan untuk menetapkan seseorang lain sebagai
tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau diambil alih
ah

lik
untuk perkara lainnya, namun harus dimulai dengan proses
yang baru untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka,
am

ub
yang mana dalam hal ini Termohon harus menganalisa lebih
lanjut secara mendalam dan seksama atas fakta-fakta yang
terungkap dalam persidangan perkara tindak pidana korupsi
ep
k

Bank Century. Hal ini sesuai dengan pertimbangan Hakim


ah

pada halaman 23 Putusan Praperadilan nomor


R

si
12/Pid.Prap/2016/PN.JKT.SEL, adalah sebagai berikut:

”Menimbang, bahwa begitu pula kendatipun sudah ada

ne
ng

Putusan Mahkamah Agung Nomor 861K/PID.SUS/2015,


tanggal 8 April 2015 yang mengindikasikan adanya

do
gu

keterlibatan Budiono dalam kasus korupsi Bank Century,


hal itu tidak sendirinya menjadikan Budiono menjadi
tersangka. Oleh sebab itu, Pengadilan tidak sependapat
In
A

dengan Ahli Firman Wijaya yang berpendapat dengan


adanya Putusan Mahkamah Agung tersebut, maka tidak
ah

lik

perlu lagi dicari bukti permulaan melainkan penyidik


tinggal melimpahkan saja ke penuntut umum;
m

ub

Menimbang, bahwa Pengadilan sependapat dengan Ahli


Adnan Pasliadja yang berpendapat putusan pengadilan
ka

(Mahkamah Agung) yang telah berkekuatan hukum


ep

tetap tidak otomatis putusan itu berlaku untuk perkara


ah

lainnya. Jadi tidak bisa diambil alih begitu saja


R

melainkan semua harus dimulai dengan proses baru,


es

yaitu dengan surat perintah baru, penyelidikan baru


M

ng

on

Hal 42 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan penyidikan baru, walaupun keterangan saksi atau

si
keterangan tersangka bisa jadi sama dengan perkara
terdahulu.”;

ne
ng
Adapun hingga saat ini, dan sampai saat ini Termohon
masih melakukan pengumpulan bahan dan keterangan

do
gu dalam rangka
terhadap perkara Bank Century.
mendalami dan melakukan
Hal tersebut tentunya
analisa

perlu untuk dipahami apabila Termohon memerlukan waktu

In
A
yang cukup dalam menangani perkara korupsi Bank Century
yang dikenal sebagai kasus mega skandal keuangan
ah

lik
terbesar pasca reformasi, melibatkan banyak pihak, rumit,
dan sulit pembuktiannya. Hal ini juga telah sejalan dengan
am

ub
pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
pada halaman 23 Putusan Praperadilan nomor
12/Pid.Prap/2016/PN.JKT.SEL, adalah sebagai berikut” :
ep
k

“Menimbang, bahwa kasus Bank Century dikenal sebagai


ah

kasus mega skandal keuangan terbesar pasca reformasi


R

si
yang mengindikasikan dugaan keterlibatan banyak pihak
sehingga bisa dipahami kalau proses hukumnya

ne
ng

memerlukan waktu serta ketelitian yang lebih untuk


membongkar dan mengusutnya.”;

do
gu

Berdasarkan hal tersebut, Hakim yang telah memeriksa


permohonan praperadilan yang memiliki obyek sengketa
In
yang sama dengan perkara aquo pun telah berpandangan
A

bahwa adalah hal yang bisa dipahami dan sangat wajar


apabila Termohon sangat hati-hati dan cermat dalam
ah

lik

menangani perkara aquo karena sifat dari perkara korupsi


bank century yang memerlukan waktu serta ketelitian yang
m

ub

lebih untuk membongkar dan mengusutnya;

Selain itu, tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kapan


ka

ep

suatu perkara harus dimulai penyelidikan dan tidak ada


ketentuan hukum yang mengatur batasan waktu suatu proses
ah

penyelidikan/penyidikan sebagaimana diatur oleh Pasal 102


R

ayat (1) KUHAP dan Pasal 106 KUHAP. Sedangkan dalam


es
M

Pasal 25 UU Tindak Pidana Korupsi berbunyi : ”Penyidikan,


ng

on

Hal 43 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam

si
perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara
lain guna penyelesaian secepatnya”. Demikian maka kata

ne
ng
”segera” atau ”secepatnya” sebagaimana bunyi ketentuan
tersebut diatas tentunya bersifat kasuistis karena setiap

do
gu perkara berbeda-beda tingkat kerumitan maupun waktu
penyelesaiannya. Oleh karena itu, dapat dipahami apabila
Termohon memerlukan waktu yang cukup dalam menangani

In
A
perkara korupsi Bank Century yang dikenal sebagai kasus
mega skandal keuangan terbesar pasca reformasi,
ah

lik
melibatkan banyak pihak, rumit, dan sulit pembuktiannya;

Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, KPK harus


am

ub
berpedoman pada asas-asas yang diatur dalam Pasal 5 UU
KPK, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,
kepentingan umum, dan proporsionalitas. Oleh karena itu,
ep
k

Termohon mengedepankan prinsip kecermatan dan kehati-


ah

hatian dalam setiap tindakan, termasuk yang bersifat


R

si
administratif dan prosedural (formil), untuk meminimalisir
potensi risiko termasuk risiko adanya gugatan praperadilan

ne
ng

khususnya setelah diperluasnya obyek praperadilan melalui


Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014
tanggal 28 April 2015. Termohon harus melakukan tindakan

do
gu

yang cermat termasuk tindakan yang bersifat formil baik


dalam tahap penyelidikan maupun penyidikan (pro justitia)
In
A

sesuai hukum acara dan peraturan perundang-undangan


sehingga segala tindakan Termohon adalah SAH dan dapat
ah

lik

dipertanggungjawabkan secara hukum. Terlebih lagi karena


tidak adanya kewenangan Termohon untuk menghentikan
penyidikan dan penuntutan. Selanjutnya Termohon pun
m

ub

dituntut untuk melakukan tindakan yang cermat secara


ka

materiil, agar tuntutan yang diajukan oleh Termohon dapat


ep

terbukti secara SAH dan meyakinkan sehingga terdakwa


diputus bersalah oleh Majelis Hakim dalam persidangan di
ah

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi;


R

es

2. TERMOHON MELAKSANAKAN TUGAS DAN


M

ng

KEWENANGAN SESUAI UU KPK :


on

Hal 44 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalil permohonan Praperadilan pada pokoknya yaitu:

si
 Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang
sebagai Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan

ne
ng
perkara korupsi Century, karena sejak awal termasuk fit
and proper test di DPR dan setelah dilantik, Saut

do
gu Situmorang menyatakan
meneruskan dan tidak memproses perkara Century, yang
secara tegas tidak akan

pada saat ini dapat dipastikan berhenti dan tidak akan

In
A
berlanjut. (Posita angka 14 halaman 7 Permohonan
Praperadilan);
ah

lik
 Termohon tidak segera melakukan Penyidikan dengan dalil
tidak ada batas waktu Penyidikan, namun hal ini haruslah
am

ub
disinkronkan dengan ketentuan Pasal 78 KUHP tentang
Daluarsa, sehingga upaya mengulur-ulur waktu haruslah
ep
dimaknai Termohon akan menunggu daluarsa sehingga
k

perkara secara otomatis berhenti penyidikannya


ah

sebagaimana ketentuan pasal 109 ayat 2 KUHAP. (Posita


R

si
angka 23 halaman 10 Permohonan Praperadilan);

 Berdasarkan informasi publik, TERMOHON telah

ne
ng

melakukan serangkaian pengumpulan data, atau telaah


analisis atau penyelidikan dan atau penyidikan perkara

do
gu

korupsi Bank Century berupa pengumpulan bukti-bukti


secara tertutup dan tidak adanya progress report,
In
sehingga bertentangan dengan asas-asas dalam Pasal 5
A

UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan


Korupsi (Posita angka 19 halaman 9 Permohonan
ah

lik

Praperadilan);

Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak


m

ub

benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.


Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan
ka

ep

jawaban/tanggapan sebagai berikut:

Bahwa dikaitkannya hal-hal yang terjadi dalam proses fit dan


ah

proper test oleh Saut Situmorang yang dimaknai oleh


es

Pemohon dengan penghentian kasus Bank Century yang


M

ng

telah ditangani oleh KPK sejak tahun 2012, dan upaya


on

Hal 45 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengulur-ulur waktu menunggu daluwarsa penanganan

si
perkara berdasarkan Pasal 78 KUHP sehingga perkara
secara otomatis berhenti penyidikannya, hanyalah

ne
ng
merupakan asumsi Pemohon dan tidak ada hubungan
sebab dan akibat secara hukum dengan permohonan

do
gu Praperadilan sehingga haruslah diabaikan;

Pada dasarnya Pasal 78 KUHP adalah ketentuan hukum


yang mengatur mengenai jangka waktu daluwarsa

In
A
penuntutan atas suatu tindak pidana. Ketentuan Pasal 78
KUHP hanyalah mengatur batas waktu bagi Penegak Hukum
ah

lik
untuk melakukan penuntutan atas suatu tindak pidana, dan
tidaklah mengatur mengenai jangka waktu penyelidikan
am

ub
ataupun penyidikan terhadap suatu perkara tindak pidana.
Sehingga dalam hal ini ketentuan hukum yang diatur dalam
Pasal 78 KUHP tidak ada korelasinya dengan obyek
ep
k

sengketa yang dimohonkan oleh Pemohon dalam perkara


ah

aquo, yaitu terkait dengan penghentian penyidikan secara


R

si
materil;

Sampai saat ini Termohon masih dilakukan pengumpulan

ne
ng

bahan dan keterangan dalam rangka melakukan


pendalaman dan analisa lebih lanjut terkait perkara Bank

do
gu

Century. Termohon tidak pernah menerbitkan Surat


Penghentian Penyidikan atas perkara tindak pidana korupsi
sehubungan dengan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka
In
A

Pendek (FPJP) kepada PT Bank Century, Tbk., dan proses


Penetapan PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal
ah

lik

Berdampak Sistemik, bahkan Termohon tidak memiliki


kewenangan untuk mengeluarkan surat perintah
m

ub

penghentian penyidikan dan penuntutan dalam


perkara tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK)
ka

sehingga tidak dimungkinkan bagi Termohon untuk


ep

melakukan penghentian penyidikan;


ah

Termohon melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai


R

dengan ketentuan yang diatur dalam UU KPK dan sebagai


es

bentuk pertanggungjawaban Termohon kepada publik atas


M

ng

on

Hal 46 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaksanaan tugasnya maka Termohon menyampaikan

si
laporan secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI,
DPR RI, dan BPK sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat

ne
ng
(1) UU KPK. Laporan atas seluruh tindakan Termohon dapat
diakses secara terbuka oleh publik melalui website

do
gu http://www.kpk.go.id atau dapat diminta secara langsung
melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
KPK;

In
A
Bahwa pertanggungjawaban publik sebagaimana diatur
dalam Pasal 20 ayat (1) UU KPK diatur pelaksanaanya dalam
ah

lik
Pasal 20 ayat (2) UU KPK;

Pasal 20 UU KPK berbunyi sebagai berikut:


am

ub
(1) Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab
kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan
ep
menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala
k

kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan


ah

Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa


R

si
Keuangan;

ne
ng

(2) Pertanggungjawaban publik sebagaimana dimaksud


pada ayat dilaksanakan dengan cara :

do
a. wajib audit terhadap kinerja dan
gu

pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan


program kerjanya;
In
A

b. menerbitkan laporan tahunan; dan

c. membuka akses informasi;


ah

lik

Pada prinsipnya, pelaksanaan tugas dan kewenangan KPK


terbuka untuk diinformasikan kepada publik termasuk kepada
m

ub

Pemohon apabila mengajukan permintaan informasi kepada


ka

KPK, namun demikian terdapat informasi yang dikecualikan


ep

sebagaimana ketentuan Pasal 17 huruf a UU KIP yang


berbunyi :
ah

”Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap


es

Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi


M

ng

Publik, kecuali:
on

Hal 47 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan

si
kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat
proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

ne
ng
1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan
suatu tindak pidana;

do
gu 2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,
dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak

In
pidana;
A
3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-
ah

lik
rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan
penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;
am

ub
4. membahayakan keselamatan dan kehidupan
penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau

5. membahayakan keamanan peralatan, sarana,


ep
k

dan/atau prasarana penegak hukum;


ah

Berdasarkan ketentuan tersebut, tentu apabila terdapat data


R

si
dan informasi terkait dengan penanganan perkara tindak
pidana korupsi Bank Century maka hal tersebut termasuk

ne
ng

dalam informasi yang dikecualikan sebagaimana ketentuan


Pasal 17 huruf a UU KIP, karena jika informasi tersebut

do
gu

dibuka untuk publik maka dapat menghambat proses


penegakan hukum;
In
A

Dengan demikian tindakan yang dilakukan oleh Termohon


dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya telah sesuai
dengan asas-asas dalam Pasal 5 UU KPK;
ah

lik

3. Mengenai Permohonan Penetapan Pemanggilan Pejabat


Berwenang a.n. Saut Situmorang :
m

ub

Dalil permohonan Praperadilan pada pokoknya yaitu:


ka

 Bahwa sejak Termohon dipimpin oleh Saut Situmorang


ep

sebagai Wakil Ketua KPK maka tidak ada perkembangan


ah

perkara korupsi Century, karena sejak awal termasuk fit


R

and proper test di DPR dan setelah dilantik, Saut


es

Situmorang menyatakan secara tegas tidak akan


M

ng

on

Hal 48 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meneruskan dan tidak memproses perkara Century, yang

si
pada saat ini dapat dipastikan berhenti dan tidak akan
berlanjut. Untuk itu sudah semestinya Saut Situmorang

ne
ng
didengar langsung keterangannya dalam persidangan
praperadilan aquo berdasar ketentuan KUHAP Pasal 82

do
gu ayat (1) huruf B. (Posita angka 14 halaman 7 Permohonan
Praperadilan dan Halaman 12 Permohonan Penetapan
Pemanggilan Pejabat Berwenang a.n Saut Situmorang);

In
A
Dalil-dalil permohonan tersebut adalah keliru, tidak
benar, tidak beralasan, dan tidak berdasarkan hukum.
ah

lik
Terhadap dalil-dalil tersebut, Termohon memberikan
jawaban/tanggapan sebagai berikut:
am

ub
Ketentuan Pasal 82 ayat (1) huruf b KUHAP berbunyi:

”cara pemeriksaan praperadilan untuk hal sebagaimana


ep
dimaksud dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81
k

ditentukan sebagai berikut:


ah

R
....

si
b. dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau

ne
ng

tidaknyapenangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya


penghentian penyidikan atau penuntutan; permintaan ganti

do
kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya
gu

penangkapan atau penahanan, akibat sahnya penghentian


penyidikan atau penuntutan dan ada benda yang disita
In
A

yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim mendengar


keterangan baik dan tersangka atau Pemohon maupun
ah

lik

dan pejabat yang berwenang; ” ;

Merujuk pada ketentuan Pasal 6 huruf c jo Pasal 7 huruf a


m

ub

UU KPK maka Termohon adalah lembaga yang berwenang


dalam penyelidikan, penyidikan dan penuntutan perkara
ka

tindak pidana Korupsi yang dipimpin oleh Ketua dan Wakil


ep

Ketua selaku pejabat negara [Pasal 21 ayat (1) dan (3) UU


ah

KPK];
R

Dalam perkara aquo Pimpinan KPK termasuk Saut


es
M

Situmorang selaku pemberi kuasa telah memberikan kuasa


ng

on

Hal 49 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berdasarkan Surat Kuasa Nomor: 12 /HK.07.00/01-

si
55/03/2018 yang secara tegas memberikan kuasa kepada
penerima kuasa untuk menghadiri persidangan bertindak

ne
ng
untuk dan atas nama pemberi kuasa dalam perkara a quo
termasuk untuk menghadap di depan persidangan;

do
gu Surat Kuasa menurut ketentuan Pasal 1792 jo Pasal 1795
KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut:

In
Pasal 1792 KUHPerdata :
A
”Pemberian kuasa ialah suatu persetujuan yang berisikan
ah

lik
pemberian kekuasaan kepada orang lain yang menerimanya
untuk melaksanakan sesuatu atas nama orang yang
memberikan kuasa.”
am

ub
1795 KUHPerdata :

”Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu


ep
k

hanya mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih,


ah

atau secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan


R

si
pemberi kuasa.”;

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan

ne
ng

bahwa secara hukum apabila seseorang telah memberikan


kuasa kepada pihak lain terhadap suatu perkara, sepanjang

do
gu

kewenangan penerima kuasa disebutkan dalam surat kuasa,


maka penerima kuasa berwenang untuk melaksanakannya
untuk kepentingan pemberi kuasa. Dengan demikian
In
A

dikarenakan Saut Situmorang sebagai salah satu Pimpinan


KPK telah memberikan kuasa kepada nama-nama yang
ah

lik

disebutkan dalam Surat Kuasa Nomor: 12 /HK.07.00/01-


55/03/2018 tanggal 19 Maret 2018, maka Hakim Praperadilan
m

ub

tidak perlu lagi menghadirkan Saut Situmorang ke hadapan


persidangan perkara aquo untuk didengar keterangannya;
ka

ep

Pada faktanya, permintaan keterangan terhadap pernyataan


Saut Simorang dalam fit and proper test bukanlah hal yang
ah

baru diajukan oleh Pemohon. Hal serupa sebelumnya telah


R

diajukan Pemohon dan diputus oleh Hakim Praperadilan


es
M

dalam putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor:


ng

on

Hal 50 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel yang menegaskan bahwa Saut

si
Situmorang sebagai pimpinan KPK telah diwakili oleh Kuasa
Termohon sehingga tidak diperlukan lagi hadir di

ne
ng
persidangan, sebagaimana pertimbangan hakim yang
selengkapnya berbunyi:

do
gu ”Menimbang,
diperlukan untuk
bahwa
memanggil
Pengadilan
Saut
berpendapat
Situmorang
tidak
dalam
kedudukannya sebagai pejabat yang berwenang atau dalam

In
A
hal ini sebagai Pimpinan KPK sebab sudah diwakili oleh
Termohon. Kalau Saut Situmorang dipanggil sebagai saksi,
ah

lik
inipun tidak bisa dilakukan sebab Saut Situmorang adalah
Pimpinan KPK yang berarti sebagai Termohon dalam
am

ub
Praperadilan ini, dan Termohon tidak bisa sekaligus didengar
sebagai saksi sehingga terhadap permohonan tersebut tidak
dapat dikabulkan.”;
ep
k

Dengan demikian permohonan penetapan pemanggilan


ah

pejabat berwenang a.n. Saut Situmorang, yang diajukan oleh


R

si
Pemohon Praperadilan aquo adalah tidak sesuai dengan
ketentuan Pasal 82 ayat (1) huruf b KUHAP, sehingga sudah

ne
ng

seharusnya ditolak atau sepatutnya dinyatakan tidak dapat


diterima (niet ontvankelijke verklaard);

do
gu

BERDASARKAN URAIAN-URAIAN TERSEBUT DI ATAS,


PERMOHONAN PRAPERADILAN YANG DIAJUKAN PEMOHON
In
SEHARUSNYA DITOLAK ATAU SEPATUTNYA DINYATAKAN
A

TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD),


KARENA DIDASARKAN PADA DALIL-DALIL YANG KELIRU,
ah

lik

TIDAK BENAR, TIDAK BERALASAN, DAN TIDAK


BERDASARKAN HUKUM;
m

ub

III. PENUTUP :
ka

Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana tersebut di atas, Termohon


ep

berkesimpulan bahwa semua dalil-dalil yang dijadikan alasan


Pemohon untuk mengajukan permohonan Praperadilan ini adalah
ah

tidak benar dan keliru oleh karena itu selanjutnya Termohon


es

memohon kepada Hakim Praperadilan untuk memeriksa, mengadili


M

ng

on

Hal 51 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan memutus perkara Praperadilan ini dengan amar putusan sebagai

si
berikut:

DALAM EKSEPSI:

ne
ng
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Termohon untuk
seluruhnya;

do
gu 2. Menyatakan permohonan Praperadilan Nebis in Idem;

3. Menyatakan permohonan Praperadilan Prematur;

In
A
4. Menyatakan permohonan Praperadilan Bukan Lingkup
Praperadilan (Error In Objecto);
ah

lik
5. Menyatakan permohonan Praperadilan Merupakan Materi
Pokok Perkara;
am

ub
6. Menyatakan permohonan Praperadilan Kabur (Obscuur Libel)

DALAM POKOK PERKARA :


ep
k

1. Menerima dan mengabulkan Jawaban/Tanggapan Termohon


ah

untuk seluruhnya;
R

si
2. Menolak permohonan Praperadilan yang diajukan Pemohon
sebagaimana terdaftar dalam register perkara Nomor:

ne
ng

24/Pid.Prap/2018/PN.Jkt.Sel. atau setidaknya menyatakan


permohonan Praperadilan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk

do
gu

verklaard);

3. Menyatakan Termohon telah melaksanakan tugas dan


In
A

kewenangan sesuai UU No. 30 Tahun 2002;

4. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang


ah

lik

timbul akibat permohonannya;

Atau apabila Hakim Praperadilan berpendapat lain, mohon putusan yang


m

ub

seadil-adilnya (ex aquo et bono);

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya,


ka

ep

Pemohon telah mengajukan surat bukti sebagai berikut :

1. Foto kopi Akta Pendirian MAKI Nomor 175 tanggal 30 April 2007 yang
ah

dibuat oleh Ikke Lucky A, SH. Notaris di Sukoharjo. (Bukti P-1);


R

es

2. Foto kopi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor :


M

ng

98/PUU-X/2012, tanggal 21 Mei 2013. (Bukti P-2);


on

Hal 52 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor :

si
01/PRA/2014/PN.Byl, tanggal 8 Desember 2014. (Bukti P-3);

4. Foto kopi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 21/Pid.Sus/TPK/2014/
PN.Jkt.Pst, atas nama Terdakwa BUDI MULYA. (Bukti P-4);

do
gu 5. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel,tanggal 10 Maret 2016. (Bukti

In
P-5);
A
6. Print Out Berita Online dengan Judul Berita : Saut Situmorang Emoh
ah

lik
Usut Century dan BLBI. (Bukti P-6);

7. Foto kopi Print Out Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi No. LK
am

ub
TPK-18/KPK/11/2012, tanggal 19 Nopember 2012. (Bukti P-7);

8. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan


Nomor : 31/Pid.Prap/2014/PN.Jkt.Sel, tanggal 26 Maret 2014.
ep
k

M(Bukti P-8);
ah

9. Foto kopi Salinan Resmi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri


R

si
Jakarta Selatan Nomor : 117/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Sel, tanggal 24
Oktoer 2017. (Bukti P-9);

ne
ng

10. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan


Nomor : 141/Pid.Prap/2017/PN.Jkt.Sel, tanggal 18 Januari 2018.

do
gu

(Bukti P-10);

11. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Semarang Nomor


In
A

: 05/Pid.Prap/2017/PN.Smg, tanggal 18 Juli 2017. (Bukti P-11);

Surat bukti berupa foto kopi tersebut telah dibubuhi meterai cukup dan
ah

lik

setelah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai aslinya, kecuali bukti


bertanda P-2, P-3, P-4, P-7, P-8 dan P-8 tidak diajukan aslinya, sedangkan
m

ub

Bukti P-6 sesuai Print Out;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil sangkalannya,


ka

Pemohon juga mengajukan seorang saksi bernama Dra. ANNE S. MULYA


ep

dan 2(dua) orang ahli bernama HERI FIRMANSYAH S.H.,M.Hum.MPA


ah

dan DR. FUAD BAWAZIER, MA, yang dibawah sumpah telah


R

memberikan keterangan sebagaimana tertuang dalam berita acara sidang;


es
M

ng

on

Hal 53 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya,

si
Termohon telah mengajukan surat bukti sebagai berikut :

1. Foto kopi Putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

ne
ng
Nomor : 12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel,tanggal 10 Maret 2016. (Bukti
T-1);

do
gu 2. Foto kopi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor :
21/PUU-X/2014, tanggal 28 April 2015. (Bukti T-2);

In
A
3. Foto kopi Laporan Tahunan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun
2015 halaman 79-82, 93-94 dan 97-104. (Bukti T-3);
ah

lik
4. Foto kopi Laporan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2017
halaman 91-142. (Bukti T-4);
am

ub
5. Foto kopi Print Out website kpk htps://www.kpk/go.id/splash/. (Bukti
T-5);
ep
Surat bukti berupa foto kopi tersebut telah dibubuhi meterai cukup dan
k

setelah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai aslinya, kecuali bukti


ah

bertanda T-2 dan T-5 sesuai Print Out;


R

si
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Termohon tidak mengajukan

ne
ng

saksi dan ahli;

Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon telah


mengajukan Kesimpulan secara tertulis masing-masing tertanggal

do
gu

6 April 2018 yang isi dan maksudnya sebagaimana terlampir dalam Berita
Acara Persidangan perkara ini yang untuk singkatnya dianggap telah
In
A

dipertimbangkan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan


putusan ini;
ah

lik

Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak menyatakan tidak


mengajukan hal-hal lainnya lagi dalam perkara ini dan mohon Putusan;
m

ub

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian Penetapan ini,


maka segala sesuatu yang termuat dalam Berita Acara Persidangan
ka

dianggap telah termuat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ep

Putusan ini;
ah

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :


es

DALAM EKSEPSI :
M

ng

on

Hal 54 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut,

si
Termohon telah mengemukakan eksepsi yang setelah disimpulkan sbb :

1. Permohonan Praperadilan Ne bis in idem;

ne
ng
2. Permohonan Praperadilan Prematur;

3. Permohonan Praperadilan bukan ruang lingkup Praperadilan ( error in

do
gu objecto );

4. Permohonan Praperadilan merupakan materi pokok perkara;

In
A
5. Permohonan Praperadilan kabur ( obscuur libel );
ah

lik
Ad. 1. Permohonan Praperadilan ne bis in idem:

Menimbang, dalam jawabannya Termohon mengemukakan bahwa


am

ub
perkara ini sudah ne bis in idem sebagaimana datas dalam Pasal 1917
KUHPerdata sebagai berikut: ep
“Kekuatan suatu putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan
k

hukum yang pasti hanya mengenai pokok perkara yang


ah

bersangkutan. Untuk dapat menggunakan kekuatan itu, soal yang


R

si
dituntut harus sama, tuntutan harus didasarkan pada alasan yang
sama, dan harus diajukan oleh pihak yang sama dan terhadap pihak-

ne
ng

pihak yang sama dalam hubungan yang sama pula.”;

Hal ini pun juga sesuai dengan pendapat hukum dari M. Yahya Harahap,

do
gu

SH dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,


Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan pengadilan halaman
In
A

439, yang menyatakan bahwa:

“Ne Bis In Idem disebut juga exceptie van gewijsde zaak yang berarti
ah

lik

bahwa sebuah perkara dengan obyek sama, yang diputus oleh


pengadilan yang berkekuatan tetap / yang sudah memiliki kekuatan
m

ub

yang mengikat oleh badan peradilan yang berwenang”;

Selain itu, asas ne bis in idem mutlak untuk diterapkan oleh Hakim dalam
ka

ep

memeriksa suatu perkara yang sama dengan perkara terdahulu


sebagaimana kaidah hukum Putusan Mahkamah Agung, Putusan
ah

Mahkamah Agung No. 588 K/Sip/1973 tanggal 03 Oktober 1973, yang


R

menyatakan sebagai berikut:


es
M

ng

on

Hal 55 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"Karena perkara ini sama dengan perkara yang terdahulu, baik

si
mengenai gugatannya maupun obyek-obyek perkara dan juga
penggugat-penggugatnya, yang telah mendapat keputusan dari

ne
ng
Mahkamah Agung (Putusan tanggal 19 Desember 1970 No. 350
K/Sip/1970), seharusnya gugatan dinyatakan tidak dapat diterima";

do
gu Adapun asas ne bis in idem dalam Pasal 1917 KUH Perdata dalam
praktek peradilan telah mengalami perkembangan penafsiran, antara lain :

In
‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 13 April 1976 No. 647K/Sip/1973,
A
yang kaidah hukumnya yaitu : “Ada atau tidaknya azas nebis in idem
tidak semata-mata ditentukan oleh para pihak saja, melainkan terutama
ah

lik
bahwa obyek dari sengketa sudah diberi status oleh keputusan
Pengadilan Negeri yang lebih dulu dan telah mempunyai kekuatan pasti
am

ub
dan alasannya sama”;

‒ Putusan Mahkamah Agung tanggal 20 Mei 2002 No. 1226K/Pdt/2001,


ep
yang kaidah hukumnya yaitu : “Meski kedudukan subyeknya berbeda
k

tetapi obyek sama dengan perkara yang diputus terdahulu dan


ah

berkekuatan hukum tetap maka gugatan dinyatakan nebis in idem”;


R

si
Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut hakim

ne
ng

Praperadilan berpendapat bahwa walaupun seluruh kaidah pasal 1917


KUHPerdata telah terpenuhi secara formal, tapi putusan praperadilan
hanya memutus apakah secara formil proses yang dilakukan oleh penyidik

do
gu

dan belum memutus tentang pokok perkara yang harus diperiksa secara
majelis, sehingga hakim berpendapat dalam suatu permohonan
In
A

praperadilan tidak ada pembuktian tentang materi pokok perkara, sehingga


tidak ada ne bis in idem dalam perkara praperadilan, sehingga dengan
ah

demikian sepanjang eksepsi poin ini adalah tidak beralasan dan harus
lik

ditolak;

Ad. 2. Permohonan Praperadilan Prematur:


m

ub

Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya mengemukakan


ka

bahwa Termohon tidak pernah menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan


ep

atas perkara tindak pidana korupsi sehubungan dengan pemberian


ah

Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank Century,


R

Tbk., dan proses Penetapan PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal
es

Berdampak Sistemik. Bahkan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk


M

ng

on

Hal 56 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan

si
dalam perkara tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK) sehingga
tidak dimungkinkan Termohon melakukan penghentian penyidikan;

ne
ng
Oleh karena itu, permohonan Praperadilan yang diajukan oleh
Pemohon adalah prematur sehingga seharusnya ditolak atau setidak-

do
gu tidaknya harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard);

In
Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut Hakim
A
Praperadilan berpendapat bahwa kalau memang Termohon tidak atau
belum mengeluarkan SP3 dengan alasan Termohon dalam undang-
ah

lik
undang tidak ada kewenangan untuk menerbitkan SP3, harus ada
penjelasan secara hukum sampai kapan status seseorang yang
am

ub
disebutkan dalam dakwaan yang di junctokan dengan Pasal 55 KUHP
apakah akan diteruskan atau dikeluarkan dari dakwaan tersebut, sehingga
ep
dengan demikian apa yang diinginkan demi tegaknya hukum dan keadilan,
k

masyarakat pencari keadilan harus dapat mengujinya dan hakim


ah

berpendapat bahwa lembaga praperadilan sebagai lembaga kontrol secara


R

si
horizontal setiap tindakan penegak hukum sehingga permohonan ini tidak
prematur dan dengan demikian eksepsi ini tidak beralasan dan harus

ne
ng

ditolak;

Ad. 3. Permohonan Praperadilan bukan ruang lingkup Praperadilan

do
gu

(error in objecto):

Menimbang, dalam jawabannya Termohon mengemukakan bahwa


In
A

dikaitkannya hal-hal yang terjadi dalam proses fit dan proper test oleh
Saut Situmorang yang dimaknai oleh Pemohon dengan penghentian kasus
ah

Bank Century yang telah ditangani oleh KPK sejak tahun 2012, dan upaya
lik

mengulur-ulur waktu menunggu daluwarsa penanganan perkara


berdasarkan Pasal 78 KUHP sehingga perkara secara otomatis berhenti
m

ub

penyidikannya, hanyalah merupakan asumsi Pemohon dan tidak ada


hubungan sebab dan akibat secara hukum dengan permohonan
ka

ep

Praperadilan sehingga haruslah diabaikan;

Menimbang, lebih lanjut Termohon mengemukakan bahwa


ah

Praperadilan adalah lembaga yang mengawasi dan menguji atas tindakan-


es

tindakan yang dilakukan penyidik atau penuntut umum sebagai sarana


M

ng

pengawasan horizontal atas segala upaya paksa yang dilakukan oleh


on

Hal 57 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
aparat penegak hukum untuk kepentingan pemeriksaan perkara pidana

si
agar tindakan aparat penegak hukum tersebut tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan. Lingkup kewenangan Praperadilan

ne
ng
secara limitatif telah ditentukan dalam Pasal 1 Angka 10 jo. Pasal 77
KUHAP dan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-

do
gu XII/2014 tanggal 28 April 2015 lingkup kewenangan mencakup juga
praperadilan mengenai sah atau tidaknya penetapan tersangka,
penggeledahan, dan penyitaan. Lebih lanjut, secara tegas Mahkamah

In
A
Agung mengatur lingkup Praperadilan dalam Pasal 2 Peraturan
Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 tahun 2016 tentang Larangan
ah

lik
Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan menyatakan bahwa objek
Praperadilan terbatas pada sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan
am

ub
tersangka, penyitaan dan penggeledahan, serta ganti kerugian dan atau
rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada
ep
k

tingkat penyidikan atau penuntutan. Dengan demikian, sudah jelas bahwa


permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon adalah TANPA
ah

R
ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG karena dalil-dalil yang

si
diajukan oleh Pemohon Praperadilan bukan lingkup (obyek) Praperadilan

ne
atau Error in Objecto, sehingga permohonan sudah sepatutnya ditolak
ng

atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke


verklaard);

do
gu

Terhadap jawaban Termohon ini , Hakim praperadilan berpendapat


bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014
In
A

tanggal 28 April 2015, yang mengemukakan bahwa untuk memenuhi


maksud dan tujuan yang hendak ditegakkan dan dilindungi dalam proses
ah

lik

praperadilan adalah tegaknya hukum dan perlindungan hak asasi manusia


sebagai tersangka/ terdakwa dalam pemeriksaan penyidikan dan
penuntutan, serta dengan memperhatikan nilai-nilai hak asasi manusia
m

ub

yang terdapat dalam Undaang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak


ka

Asasi Manusia dan perlindungan hak asasi manusia, yang termaktub


ep

dalam BAB XA UUD 1945, maka setiap tindakan penyidik yang tidak
memegang teguh prinsip kehati-hatian dan diduga telah melanggar
ah

hak asasi manusia, dapat dimintakan perlindungan kepada pranata


R

es

praperadilan , meskipun hal tersebut dibatasi secara limitatif oleh


M

ketentuan Pasal 1 angka 10 jungto Pasal 77 huruf a KUHAP……..dst;


ng

on

Hal 58 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa lembaga praperadilan tugasnya adalah sebagai

si
lembaga kontrol secara horizontal atas setiap kegiatan atau tindakan
penegak hukum yang dilakukan dalam proses melaksanakan hukum

ne
ng
formil dalam KUHAP dan kalau ada yang belum jelas atau remang-
remang disitulah tugas hakim untuk memberi penjelasan atau penafsiran

do
gu sebagaimana diatur dlam undang-undang pokok kekuasaan kehakiman
No. 48 Tahun 2009, Undang Undang Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2009
tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985

In
A
tentang Mahkamah Agung dan konstitusi kita UUD 1945, bahwa penegak
hukum bukan hanya menegakkan hukum tetapi juga menegakkan hukum
ah

lik
dan keadilan, sehingga dengan demikian eksepsi ini tidak beralasan dan
harus ditolak;
am

ub
Ad. 4. Eksepsi tentang permohonan praperadilan merupakan materi
pokok perkara: ep
Menimbang, bahwa dalam jawabanya Termohon mengemukakan
k

bahwa dalil-dalil permohonan Praperadilan tersebut telah menunjuk orang-


ah

orang tertentu yang seharusnya menjadi tersangka atau turut serta dalam
R

si
perkara tindak pidana korupsi Bank Century telah memasuki materi pokok
perkara tindak pidana korupsi. Putusan Mahkamah Agung yang telah

ne
ng

berkekuatan hukum tetap dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya


tentu tidak serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan seseorang

do
gu

sebagai tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau diambil alih
untuk perkara lainnya, namun harus dimulai dengan proses yang baru
untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka. Fakta-fakta yang
In
A

terungkap dalam persidangan perlu dilakukan pendalaman dan analisa


lebih lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih melakukan pengumpulan
ah

lik

bahan dan keterangan dalam rangka mendalami dan melakukan analisa


terhadap perkara Bank Century. Pembuktian keterlibatan orang-orang
m

ub

yang diduga melakukan tindak pidana atau turut serta melakukan tindak
pidana haruslah dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dalam
ka

tahap penyelidikan dan penyidikan serta selanjutnya pembuktian unsur-


ep

unsur tindak pidana dilakukan dalam pemeriksaan di persidangan pokok


ah

perkaranya (PN Tipikor) dengan jumlah Majelis Hakim yang lengkap


R

sebagaimana ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009


es

tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (UU Pengadilan Tipikor).


M

ng

Lembaga Praperadilan tidak memiliki kewenangan untuk menentukan


on

Hal 59 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
orang-orang yang seharusnya dituntut dalam suatu perkara, ditetapkan

si
menjadi tersangka, ataupun dinilai turut serta dalam suatu perkara tindak
pidana korupsi. Oleh karena itu, tidak ada kewenangan Hakim

ne
ng
Praperadilan untuk menilai materi pokok perkara, mengingat lembaga
Praperadilan merupakan sarana pengawasan horizontal yang terbatas

do
gu melakukan pemeriksaan formil. Hal ini sebagaimana Yurisprudensi
Putusan Mahkamah Agung No. 227/K/Kr/1982 tentang Praperadilan, yang
menyatakan sebagai berikut:

In
A
“Bahwa wewenang Pengadilan Negeri merupakan wewenang
pengawasan horisontal”;
ah

lik
Bahwa Mahkamah Agung RI telah memberikan pedoman mengenai
pemeriksaan praperadilan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2
am

ub
ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4
Tahun 2016 yang pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan
ep
terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya
k

menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang
ah

sah dan tidak memasuki materi perkara dan persidangan perkara


R

si
Praperadilan tentang tidak sahnya penetapan tersangka, penyitaan dan
penggeledahan dipimpin oleh Hakim Tunggal karena pemeriksaannya

ne
ng

tergolong singkat dan pembuktiannya yang hanya memeriksa aspek formil.


Berdasarkan ketentuan-ketentuan KUHAP dan PERMA Nomor 4 Tahun

do
gu

2016 yang diuraikan di atas, maka dalil-dalil Pemohon telah nyata-nyata


memasuki materi pokok perkara dugaan tindak pidana korupsi. Dengan
demikian, sudah jelas bahwa permohonan Praperadilan yang diajukan
In
A

Pemohon adalah TANPA ALASAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


karena dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon merupakan materi pokok
ah

lik

perkara yang seharusnya diperiksa, diadili, dan diputus dalam persidangan


oleh Majelis Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan bukan
m

ub

kewenangan Hakim Tunggal pada persidangan Praperadilan, sehingga


permohonan sudah sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan
ka

tidak dapat diterima ( niet ont vankelijke verklaard );


ep

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut, Hakim


ah

Praperadilan berpendapat bahwa dengan tetap mengacu kepada KUHAP


R

dan Perma No. 4 Tahun 2016, Hakim Praperadilan tidak memasuki materi
es

perkara dengan menetukan bersalah atau tidaknya para Terdakwa, akan


M

ng

on

Hal 60 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tetapi hanya akan mengujui berdasarkan teori hukum apakah dakwaan

si
yang disusun oleh Termohon dalam suatu dakwaan yang mengikutkaan
beberapa orang disebutkan melakukan tindak pidana secara bersama-

ne
ng
sama dan mengaitkannya dengan Pasal 55 KUHP tentang delneeming/
turut serta apakah harus diperlakukan sama dengan terdakwa lainnya

do
gu yang sudah diputus oleh hakim dalam perkara pokoknya dan dinyatakah
bersalah dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap ( in kracht van
gewijsde ), atau pencantuman nama-nama terdakwa lainnya itu hanya

In
A
suatu formalitas belaka dan tidak punya arti apa-apa sehingga tidak perlu
dilakukan penuntutan terhadap mereka;
ah

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan - pertimbangan
tersebut di atas, maka permohonan praperadilan ini belum mmemasuki
am

ub
materi pokok perkara sehingga dengan demikian eksepsi Termohn
tersebut adalah tidak berdasar hukum dan sudah seharusnya ditolak;
ep
Ad. 5. Permohonan Praperadilan kabur ( obscuur libel ):
k

Menimbang, bahwa dalam jawabannya Termohon mengemukakan


ah

bahwa PERMOHONAN PRAPERADILAN KABUR (OBSCUUR LIBEL),


R

si
Secara formil, dalil-dalil dalam permohonan Praperadilan (posita) atau
Fundamentum Petendi yaitu bagian yang berisi dalil yang menggambarkan

ne
ng

secara jelas adanya hubungan yang menjadi dasar atau uraian dari suatu
tuntutan. Dalam mengajukan suatu tuntutan, Pemohon/penggugat juga

do
gu

harus menguraikan terlebih dahulu secara jelas dan tidak kabur alasan-
alasan atau dalil-dalil yang melandasi pengajuan tuntutannya atau dengan
In
kata lain posita/fundamentum petendi berisi uraian tentang kejadian
A

perkara atau duduk persoalan suatu kasus, sedangkan petitum berisi


tuntutan apa saja yang dimintakan oleh Pemohon/penggugat kepada
ah

lik

hakim untuk dikabulkan;

Pemohon telah mengajukan dalil-dalil permohonan Praperadilan yang


m

ub

tidak jelas dan kabur, karena Pemohon tidak menguraikan alasan yang
jelas dalam menyatakan bahwa Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru
ka

ep

Kristiyana merupakan pihak yang terlibat sebagai pelaku tindak pidana


korupsi Bank Century;
ah

Dalam obyek permohonan aquo, Pemohon telah menyatakan bahwa


es

Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru Kristiyana merupakan pelaku yang
M

ng

turut serta terlibat dalam tindak pidana korupsi perkara aquo, tanpa uraian
on

Hal 61 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang jelas, berdasar hukum dan didukung bukti-bukti yang valid. Padahal,

si
dalam perkara tindak pidana korupsi sehubungan dengan pemberian
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada PT Bank Century,

ne
ng
Tbk., dan proses Penetapan PT. Bank Century, Tbk. sebagai Bank Gagal
Berdampak Sistemik, pada faktanya Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan

do
gu Heru Kristiyana sama sekali tidak pernah didakwakan bersama-sama
dengan Budi Mulya dalam perkara tindak pidana korupsi tersebut,
sebagaimana Surat Dakwaan dari Penuntut Umum dalam Perkara Nomor:

In
A
21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli 2014 dengan terdakwa
Budi Mulya. Demikian pula dalam pertimbangan Majelis Hakim tingkat
ah

lik
pertama dalam Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat
Nomor : 21/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST tanggal 16 Juli 2014,
pertimbangan Majelis Hakim tingkat banding dalam Putusan Pengadilan
am

ub
Tinggi DKI Jakarta No.67/PID/TPK/2014/PT.DKI, maupun pertimbangan
Majelis Hakim pada tingkat Kasasi dalam Putusan Mahkamah Agung No.
ep
k

861 K/Pid.Sus/2015, tidak ada fakta hukum dalam pertimbangan Majelis


Hakim yang menyebutkan nama Zaenal Abidin, Pahla Santoso dan Heru
ah

R
Kristiyana sebagai pelaku yang melakukan tindak pidana secara bersama-

si
sama dalam pemberian FPJP kepada PT. Bank Century, Tbk;

ne
ng

Dengan demikian, POSITA dan PETITUM dalam permohonan


Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon adalah kabur, tidak berdasar
dan tidak jelas (Obscuur Libel), TANPA ALASAN BERDASARKAN

do
gu

UNDANG-UNDANG, sehingga permohonan sudah sepatutnya ditolak atau


setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
In
A

verklaard);

Menimbang, Hakim Praperadilan berpendapat bahwa yang


ah

lik

dimaksud dengan permohonan kabur/ tidak jelas atau obscuur libel adalah
permohonan yang berisi pernyataan pernyataan yang saling bertentangan
m

ub

satu sama lain, sehingga tidak dapat dijawab dengan mudah oleh pihak
Termohon;
ka

Menimbang, bahwa salah satu yang kerap mengakibatkan suatu


ep

gugatan/ permohonan dianggap cacat formil adalah karena dalil-dalil


ah

permohonan kabur, artinya permohonan tidak jelas. Kekaburan atau


R

ketidak jelasan suatu permohonan dapat ditentukan berdasarkan hal-hal


es

sebagai berikut :
M

ng

on

Hal 62 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Posita (fundamentum petendi) tidak menjelaskan dasar hukum

si
(rechtgrond) dan kejadian yang mendasari permohonan atau ada
dasar hukum tetapi tidak menjelaskan fakta kejadian atau sebaliknya.

ne
ng
Dalil gugatan yang demikian tentunya tidak memenuhi syarat jelas
dan tegas;

do
gu 2. Tidak jelas objek yang disengketakan;

3. Terdapat saling pertentangan antara posita dengan petitum;

In
A
4. Petitum tidak terinci, tapi hanya berupa kompositur atau ex aequo et
bono;
ah

lik
Menimbang, bahwa dari uraian tersebut di atas, Hakim Praperadilan
berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah cukup jelas
am

ub
menguraikan tentang dalil-dalil permohonannya , yaitu tentang tidak
konsekuennya Termohon dalam membuat dakwaan dalam suatu tindak
pidana yang dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama
ep
k

(delneeming), akan tetapi setelah salah satu orang terdakwa dihukum


ah

penjara dan telah berkekuatan hukum tetap, terhadap terdakwa yang


R
lainya tidak ada kejelasan dan penjelasan dari Termohon apakah mereka

si
harus dimintakan pertanggungjawabannya sebagai terdakwa atau hanya

ne
ng

sebatas formalistas belaka dan selalu berlindung dibelakang UU bahwa


Termohon tidak mengenal penghentian penyidikan dan tidak juga
menindaklanjuti apakah akan diteruskan atau tidak sehingga dapat

do
gu

menimbulkan ketidakadilan bagi keluarga terdakwa yang telah diputus dan


dipidana dan telah berkekuatan hukum tetap, sehingga dengan demikian
In
A

eksepsi Termohon tersebut adalah tidak beralasan hukum dan sudah


seharusnya ditolak;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


tersebut di atas, maka seluruh eksepsi Termohon adalah tidak beralasaan
hukum dan harus ditolak seluruhnya;
m

ub

DALAM POKOK PERKARA:


ka

ep

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Praperadilan


ini sebagaimana tersebut di atas ;
ah

Menimbang, bahwa yang menjadi persoalan pokok dalam


R

es

permohonan praperadilan ini adalah bahwa Pemohon mendalilkan bahwa


M

Termohon telah melakukan seolah-olah ”penghentian penyidikan


ng

on

Hal 63 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
secara materil” karena membiarkan berlarut-larutnya kasus Bank Century

si
dimana salah seorang terdakwanya Budi Mulya yang telah di vonnis oleh
Pengadilan sampai pada tahap Kasasi dan telah berkekuatan hukum

ne
ng
tetap ( inkracht van gewijsde ) sejak tahun 2015, akan tetapi terhadap
terdakwa lainnya yang didakwa secara bersama-sama dengan terdakwa

do
gu Budi Mulya tidak pernah diproses dan tidak jelas status hukumnya
sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian dan ketidakadilan dan
pelanggaran terhadap asas hukum pidana dan hak asasi manusia;

In
A
Menimbang, bahwa permohonan Pemohon tersebut telah dibantah
oleh Termohon, maka kewajiban Pemohon untuk membuktikan terlebih
ah

lik
dahulu dalil-dalil permohonannya dan Termohon untuk membuktikan dalil
bantahannya dapat juga mengajukan bukti lawan ( tegen bewijs );
am

ub
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonan nya,
maka Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti yang diberi tanda
ep
dengan surat bukti P-1 sampai dengan P – 11, dan mengajukan 1 ( satu )
k

orang saksi Dra. ANNE S. MULYA dan 2 ( dua ) orang ahli bernama
ah

HERI FIRMANSYAH S.H.,M.Hum.MPA dan DR. FUAD BAWAZIER, MA,


R

si
yang menerangkan di bawah sumpah sesuai dengan agamanya yang
keterangannya sebagaimana tertuang dalam berita acara sidang;

ne
ng

Menimbang, bahwa demikian pula sebaliknya Termohon guna


meneguhkan dalil-dalil sangkalannya telah pula mengajukan surat-surat

do
gu

buktinya yang diberi tanda dengan surat bukti T –1 sampai dengan T – 5,


akan tetapi tidak mengajukan baik saksi maupun ahli;
In
A

Menimbang, bahwa selanjutnya hakim akan mempertimbangkan


petitum permohonan Pemohon sebagai berikut:
ah

lik

Menimbang, bahwa petitum permohonan Pemohon pada poin 2 dan


3 yaitu agar menyatakan secara hukum TERMOHON telah melanggar
ketentuan dalam Pasal 5 dan 6 UU No. 30 tahun 2002 Tentang Komisi
m

ub

Pemberantasan Korupsi, Pasal 25 UU Pemberantasan Tindak Pidana


ka

Korupsi dan Pasal 50, 102 dan 106 KUHAP serta ketentuan perundang-
ep

undangan yang berlaku dalam menangani korupsi Bank Century, sehingga


pelanggaran aquo merupakan bentuk penghentian penyidikan secara tidak
ah

sah dan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya atas perkara
es

korupsi Bank Century, karena tidak ditetapkannya Boediono , Muliaman D


M

ng

Hadad, Raden Pardede dkk sebagai Tersangka dalam perkara korupsi


on

Hal 64 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bank Century dan memerintahkan TERMOHON untuk melakukan proses

si
hukum selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi

ne
ng
Bank Century dalam bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan
tersangka terhadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk

do
gu dan melanjutkannya dengan Pendakwaan dan Penuntutan dalam proses
persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, akan dipertimbangkan
sebagai berikut:

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P – 4 yaitu Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat Nomor
ah

lik
21/Pid.Sus/TPK/2014/PN. Jkt.Pst. tanggal 16 Juli 2014, atas nama
terdakwa BUDI MULYA, terlihat pada dakwaan ( halaman 211 ) “ Bahwa
am

ub
terdakwa BUDI MULYA…………..dst………… bersama-sama dengan
BOEDIONO selaku Gubernur Bank Indonesia, MIRANDA SWARAY
GOELTOM, selaku Deputy Senior Gubernur BI , SITI CHALIMAH
ep
k

FADJRIAH, Selaku Deputy Gubernur bidang 6 Pengawasan Bank Umum


ah

dan Syariah, S. BUDI ROCHADI ( saat ini sudah almarhum ) selaku


R

si
Deputy Gubernur Bidang 7 sisitim pembayaran, pengedaran uang, BPR
dan perkreditan, MULIAMAN DARMANSYAH HADAD , selaku Deputy

ne
ng

Gubernur Bidang 5 Kebijakan perbankan/ stabilisasi sistim keuangan dan


selaku Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan ( LPS ) ,
HARTADI AGUS SARWONO, selaku Deputy Gubernur Bidang 3 Kebjakan

do
gu

Moneter dan ARDHAYADI MITROATMODJO, selaku Deputy Gubernur


Bidang 8 Logistik, keuangan , penyelesaian Asset, Sekretariat dan KBI
In
A

serta RADEN PARDEDE, selaku sekretaris Komite Stabilitas Sistim


keuangan ( KSSK ) ………………..dst….. ………” telah melakukan atau
ah

lik

turut serta melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungan


sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai sebagai suatu
perbuatan berlanjut , secara melawan hukum yaitu secara
m

ub

bertentangan dengan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1999 tentang


ka

bank Indonesia, jo. UU No. 3 tahun 2004, tentang perubahan Undang-


ep

Undang ……………..dst……… “;
ah

Menimbang, bahwa dakwaan seperti tersebut di atas, menurut teori


R

hukum pidana disebut dengan Turut Serta atau Delneeming , yang


es

artinya terhadap satu perbuatan pidana telah dilakukan oleh beberapa


M

ng

orang secara bersama-sama;


on

Hal 65 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan ahli yang diajukan

si
Pemohon yaitu HERI FIRMANSYAH, SH, MHUM. MPA menerangkan
bahwa apabila dakwaan yang di jungto-kan dengan Pasal 55 membawa

ne
ng
konsekuensi bahwa orang-orang yang disebutkan dalam dakwaan tersebut
harus dituntut juga dan diajukan juga sebagai tersangka dan harus dijatuhi

do
gu pidana, akan tetapi lama pemidanaanya bisa berbeda tergantung
peranannya dalam tindak pidana tersebut, seperti apakah ia orang yang
melakukan (pleger), turut serta melakukan (medepleger),menyuruh

In
A
lakukan (doenpleger) atau dibujuk melakukan (uitlokker) atau membantu
melakukan perbuatan pidana (medeplichtige). Menurut ahli adalah
ah

lik
merupakan suatu ketidakadilan dan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia khususnya terdakwa dan keluarganya yang telah dipidana,
apabila hanya seorang saja yang dilakukan penuntutan dan dijatuhi
am

ub
pidana, sementara yang lainnya tidak dan hal tersebut juga merupakan
pelanggaran terhadap asas-asas dasar hukum pidana yang diakui secara
ep
k

universal dalam sisitim hukum pidana continental dan Penuntut Umum


harus bertangungjawab dan konsekuen kenapa ia memasukkan nama-
ah

R
nama orang tersebut ke dalam dakwaannya dan tidak bisa sebagai

si
formalitas saja dalam menyusun dakwaan yang pasalnya ada turut serta;

ne
ng

Menimbang, bahwa terhadap ahli Pemohon lainnya yaitu


DR. FUAD BAWAZIER yang menerangkan bahwa sebenarnya keadaan
Bank Century pada waktu itu hanya bank kecil dan apabila ditutup tidak

do
gu

akan menimbulkan dampak sistemik dan pengucuran dan penggelontoran


bantuan kepada Bank Century tersebut adalah suatu kesalahan karena
In
A

Bank Century tersebut telah dirampok oleh pemiliknya sendiri, serta


keterangan saksi Dra. ANNE S MULYA selaku istri dari terdakwa
ah

lik

Budi Mulya yang menerangkan bahwa keputusan yang diambil oleh


suaminya bukan suatu keputusan yang dilakukan secara sendiri tetapi
merupakan suatu keputusan yang kolektif kolegial dan pada saat itu BI
m

ub

dipimpin oleh BOEDIONO sebagai Gubernur BI dan suami saksi hanyalah


ka

sebagai Deputy, dan saat BOEDIONO selaku Wakil Presiden, pernah


ep

mengunjungi Terpidana BUDI MULYA di Penjara Suka Miskin Bandung


bersama putrinya saksi, yaitu Nadya Mulya, Boediono secara pribadi
ah

menyampaikan permohonan maafnya kepada Terpidana Budi Mulya atas


R

es

musibah yang dialaminya sehingga menjadi terpidana padahal itu


M

bukanlah kesalahannya dalam mengambil kebijakan;


ng

on

Hal 66 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap keterangan ahli DR. FUAD

si
BAWAZIER dan saksi ANNE S MULYA di atas, hakim praperadilan
berpendapat bahwa keterangan tersebut adalah sudah menyangkut pokok

ne
ng
perkara dan sudah diputus dan dipertimbangkan dalam perkara pokoknya
yang saat ini sudah berkekuatan hukum tetap ( inkracht van gewijsde);

do
gu Menimbang, bahwa mensitir pendapat MAHRUS ALI, SH. MH,
dalam bukunya DASAR-DASAR HUKUM PIDANA, Penerbit Sinar
Grafika, Cetakan Pertama Juni 2011, pada halaman 126……… “

In
A
menjelaskan bahwa turut serta (medepleger), Van Hammel dan Trapmen
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan turut serta adalah apabila
ah

lik
perbuatan masing-masing peserta memuat semua anasir-anasir perbuatan
pidana yang bersangkutan, sedang Moelyatno mengatakan bahwa
am

ub
medepleger adalah setidak-tidaknya mereka itu semua melakukan unsur
perbuatan pidana dan yang perlu ditekankan disini adalah dalam turut
serta terjadi kerjasama yang erat antara mereka pada waktu
ep
k

melakukan perbuatan pidana. Dengan demikian di dalam turut serta


ah

terdapat tiga ciri penting yang membedakannya dengan bentuk penyertaan


R

si
yang lain. Pertama, pelaksanaan perbuatan pidana melibatkan dua orang
atau lebih, Kedua, semua yang terlibat benar-benar melakukan kerjasama

ne
ng

secara fisik ( saling membantu ) dalam pelaksaan perbuatan pidana yang


terjadi. Ketiga, terjadinya kerjasama fisik bukan karena kebetulan, tetapi
memang telah merupakan kesepakatan yang telah direncanakan bersama

do
gu

sebelumnya;

Menimbang, bahwa Pemohon telah berulangkali mengajukan Prap-


In
A

eradilan terhadap hal yang sama yaitu kenapa terdakwa yang lainnya yang
bersama-sama didakwakan dengan terpidana Budi Mulya tidak pernah dia-
ah

lik

jukan sebagai tersangka, apalagi terdakwa, sebagaimana terlihat dalam


alat bukti Pemohon bertanda P – 8 yaitu perkara Praperadilan No.
m

ub

12/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel. tanggal 10 Maret 2016, dalam Pertimbangan


Hakim alinea 3 halaman 24 dinyatakan:
ka

“……………Adapun Termohon yang belum melakukan penyelidikan


ep

dan/atau penyidikan terhadap dugaan keterlibatan Budiono dalam


ah

kasus korupsi Bank Century, hal ini lebih kepada masalah etika hukum
R

daripada pelanggaran hukum, sebagaimana pendapat Ahli Adnan


es

Pasliadja, sehingga yang diperlukan adalah kesadaran dari Termohon


M

ng

on

Hal 67 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk bisa lebih cepat memulai penyelidikan dan/atau penyidikan

si
kasus tersebut dan melimpahkannya ke penuntut umum apabila
memenuhi syarat untuk dituntut dan disidangkan atau sebaliknya

ne
ng
menghentikan penyelidikan kalau tidak ditemukan bukti yang cukup,
dan dengan demikian ada kejelasan dan kepastian hukum atas kasus

do
gu tersebut.”;

Menimbang, bahwa dalam Praperadilan yang diajukan termasuk


Jawaban atas Perkara Permohonan Praperadilan Nomor

In
A
12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018, pada halaman 20
sampai dengan 21 (dalam permohonan Pemohon), menyatakan:
ah

lik
“Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap
dalam perkara dengan Terdakwa Budi Mulya tersebut tentu tidak
am

ub
serta merta dapat dilanjutkan untuk menetapkan seseorang sebagai
tersangka dan tidak secara otomatis berlaku atau dimbil alih untuk
ep
perkara lainnya, namun harus dimulai dengan proses yang baru
k

untuk menetapkan sesorang sebagai tersangka. Fakta-fakta yang


ah

terungkap dalam persidangan perlu dilakukan pendalaman dan


R

si
analisa lebih lanjut, dan sampai saat ini Termohon masih dilakukan
pengumpulan bahan dan keterangan dalam rangka mendalami dan

ne
ng

melakukan analisa terhadap perkara Bank Cantury;

Bahwa tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kapan suatu

do
gu

perkara harus diimulai penyelidikan dan tidak ada ketentuan hukum


yang mengatur batasan waktu suatu proses penyelidikan/penyidikan.
In
Ketentuan Pasal 102 ayat (1) KUHAP hanya mengatur : “Penyelidik
A

yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang


terjadinya suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana
ah

lik

wajib segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan”.


Sedangkan Pasal 106 KUHAP berbunyi : “Penyidik yang mengetahui,
m

ub

menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa


yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan
ka

tindakan penyidikan yang diperlukan”;


ep

Sedangkan dalam Pasal 25 UU Tindak Pidana Korupsi berbunyi :


ah

“Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan


R

dalam perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara


es
M

lain guna penyelesaian secepatnya”;


ng

on

Hal 68 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Demikian maka kata “segera” atau “secepatnya” sebagaimana bunyi

si
ketentuan tersebut diatas tentunya bersifat kasuistis karena setiap
perkara berbeda-beda tingkat kerumitannya maupun waktu

ne
ng
penyelesaiannya, apalagi perkara korupsi Bank Century yang
melibatkan banyak pihak dan sulit pembuktiannya;

do
gu Oleh karena itu, perlu dipahami apabila Termohon memerlukan waktu
yang cukup dalam menangani perkara korupsi Bank Century yang
dikenal sebagai kasus mega skandal keuangan terbesar pasca

In
A
reformasi, melibatkan banyak pihak, rumit, dan sulit pembuktiannya;

Termohon dituntut sangat hati-hati dan cermat dalam menangani


ah

lik
perkara aquo dan tentunya harus berpedoman pada asas-asas yang
diatur dalam Pasal 5 UU KPK, yaitu : kepastian hukum, keterbukaan,
am

ub
akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. Oleh karena
itu, Termohon mengedepankan prinsip kecermatan dan kehati-hatian
ep
dalam setiap tindakan termasuk yang bersifat administratif dan
k

procedural (formil), untuk meminimalisir potensi risiko termasuk risiko


ah

adanya gugatan praperadilan khususnya setelah diperluasnya obyek


R

si
praperadilan melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-
XII/2014 tanggal 28 April 2015. Termohon harus melakukan tindakan

ne
ng

yang cermat termasuk tindakan yang bersifat formil baik dalam tahap
penyelidikan maupun penyidikan (pro justitia) sesuai hukum acara dan

do
gu

peraturan perundang-undangan sehingga segala tindakan Termohon


adalah SAH dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Terlebih lagi karena tidak adanya kewenangan Termohon untuk
In
A

menghentikan penyidikan dan penuntutan. Selanjutnya Termohon pun


dituntut untuk melakukan tindakan yang cermat secara materiil, agar
ah

lik

tuntutan yang diajukan oleh Termohon dapat terbukti secara SAH dan
meyakinkan sehingga terdakwa diputus bersalah oleh Majelis Hakim
m

ub

dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi”;

Menimbang, bahwa dalam Jawaban Perkara Praperadilan Nomor


ka

12/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Pst., tertanggal 30 Januari 2018, pada halaman 22


ep

alinea 2 (dalam permohonan Pemohon), menyatakan:


ah

“Sampai saat ini Termohon masih melakukan pengumpulan bahan dan


R

keterangan dalam rangka melakukan pendalaman dan analisa lebih


es
M

lanjut terkait Perkara Bank Century. Termohon tidak pernah


ng

on

Hal 69 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atas perkara tindak pidana

si
korupsi sehubungan dengan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek (FPJP) kepada PT Bank Cntury, Tbk., dan proses penetapan

ne
ng
PT. Bank Century, Tbk sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik,
bahkan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan

do
gu surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan dalam perkara
tindak pidana korupsi (vide Pasal 40 UU KPK) sehingga tidak
dimungkinkan bagi Termohon untuk melakukan penghentian

In
A
penyidikan;

Menimbang, bahwa dalam putusan Praperadilan Nomor


ah

lik
12 /PId.Pra/2016/ PN. Jkt. Sel. tanggal 10 maret 2016, ahli yang diajukan
oleh Termohon Adnan Pasliadja, menerangkan bahwa ………….. “
am

ub
sehingga yang diperlukan adalah kesadaran dari Termohon untuk bisa
lebih cepat memulai penyelidikan dan/atau penyidikan kasus tersebut dan
melimpahkannya ke penuntut umum apabila memenuhi syarat untuk
ep
k

dituntut dan disidangkan atau sebaliknya menghentikan penyelidikan kalau


ah

tidak ditemukan bukti yang cukup, dan dengan demikian ada kejelasan
R

si
dan kepastian hukum atas kasus tersebut.”;

Menimbang, dari alat bukti bertanda P – 6 yaitu berita online dari

ne
ng

CNN-TV yang ditulis oleh Aghnia Adzkia CNN Indonesia, senin , tanggal
21 Desember 2015 jam 19.20 WIB dengan judul “ Saut Situmorang

do
gu

Emoh usut Century dan BLBI “ menulis bahwa Wakil Ketua KPK Saut
Situmorang menegaskan dirinya enggan mengusut dugaan korupsi kasus
Bank Century dan BLBI, alasannya , ada kesulitan dalam mencari dua alat
In
A

bukti kasus tersebut. Meski demikian Saut mengatakan tidak menutup


kemungkinan dua kasus tersebut akan tetap diusut jika empat pimpinan
ah

lik

lain menginginkannya. “ Saya ingin membangun korupsi dari nol jadi saya
tidak fokus ke kasus yang lalu seperti Century dan BLBI. Manurutnya
m

ub

selain sulitnya pembuktian, kasus tersebut juga dinilai menghabiskan


banyak waktu tanpa hasil yang konkret. Terlebih muncul sejumlah
ka

ancaman kriminalisasi pada penyidik dan jaksa yang mengungkap


ep

sejumlah kasus “………….dst;


ah

Menimbang, bahwa pernyataan Saut Situmorang tersebut sangat


R

bertentangan dengan Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi No. LK


es

TPK-18/KPK/11/2012 yang dilaporkan oleh ARRY WIDYATMOKO selaku


M

ng

on

Hal 70 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Direktur Penyelidikan pada KPK yang pada halaman 17 dari 17 halaman

si
alinea terakhir, (vide bukti P – 7) yang menyebutkan bahwa : …….” Dari
fakta-fakta yang telah diperoleh sebagaimana tersebut di atas, telah

ne
ng
diketemukan bukti permulaan yang cukup tentang dugaan perbuatan
tindak pidana korupsi berupa Penyalahgunaan kewenangan dalam

do
gu pemberian FPJP dan Penetapan Bank Century sebagai Bank gagal
berdampak sistemik oleh Pejabat Bank Indonesia yaitu Siti Ch. Fadjriah,
Budi Mulya…….yang dapat menimbulkan kerugian keuangan Negara

In
A
yang dapat disangkakan telah melanggar Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
ah

lik
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal
64 ayat (1) KUHP “ dan laporan tersebut juga diketahui WARIH SADONO
sebagai Deputy Bidang Penindakan pada KPK;
am

ub
Menimbang, bahwa hakim Praperadilan berpendapat bahwa adalah
suatu kejanggalan bahwa apa yang ditetapkan sudah mempunyai dua
ep
k

alat bukti yang cukup oleh pejabat KPK terdahulu pada tahun 2012,
ah

tetapi oleh Saut Situmorang dikatakan tidak akan diusut atau emoh usut
R

si
Century dan BLBI dengan alasan yang sangat subyektif yaitu “terlebih
muncul sejumlah ancaman kriminalisasi pada penyidik dan jaksa

ne
ng

yang mengungkap sejumlah kasus“ . Hakim Praperadilan sebaliknya


berpendapat bahwa dengan tantangan yang sedemikian hebatnya karena
apakah ada oknum-oknum tertentu yang menghalangi pengusutan tindak

do
gu

pidana kasus Century, sulitnya menemukan dua alat bukti yang cukup dan
adanya kriminalisasi terhadap penyidik dan jaksa pada KPK dalam
In
A

menyidik sejumlah kasus, hal tersebut justru semakin membulatkan tekad


para komisioner KPK yang baru untuk lebih merapatkan barisan dalam
ah

lik

pemberantasan korupsi di Indonesia, karena korupsi telah menjadi


“ extra ordinary crime “ sehingga pemberantasannya juga harus
menggunakan metode atau cara dan alat-alat yang juga bersifat extra
m

ub

Ordinary pula;
ka

Menimbang, bahwa korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang


ep

biasa, dalam perkembangannya, korupsi telah terjadi secara sistematis


ah

dan meluas. Menimbulkan efek kerugian negara dan dapat


R

menyengsarakan rakyat. Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai


es

kejahatan luar biasa (extra ordinary crime);


M

ng

on

Hal 71 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan

si
tindakan terorisme. Sebuah kejahatan luar biasa yang menuntut
penanganan dan pencegahan yang luar biasa. Karenanya sebagai sebuah

ne
ng
kejahatan yang dikategorikan luar biasa, maka seluruh lapisan masyarakat
harus dibekali pengetahuan tentang bahaya laten korupsi dan

do
gu pencegahannya. Korupsi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap
demokrasi, bidang ekonomi, dan kesejahteraan umum negara. Dampak
negatif terhadap demokrasi korupsi mempersulit demokrasi dan tata

In
A
pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan
proses formal. Secara umum, korupsi mengikis kemampuan institusi dari
ah

lik
pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan
pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat
yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai
am

ub
demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi;

Dampak negatif terhadap bidang ekonomi, korupsi juga mempersulit


ep
k

pembangunan ekonomi karena ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor


ah

perdata, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari


R

si
pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Dampak

ne
ng

negatif terhadap kesejahteraan umum, Korupsi politis ada di banyak


negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Korupsi
politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi

do
gu

sogok, bukannya rakyat luas;

Menimbang, terhadap kondisi seperti diuraikan di atas, hakim


In
A

Praperadilan berpendapat bahwa bukankah KPK telah diberikan


kewenangan yang sangat besar yang tidak diberikan kepada Penegak
ah

lik

Hukum lainnya ( lembaga super body ), dan lagi pula pendapat


Saut Situmorang tersebut hanya bersifat pribadi yang diucapkan dalam
m

ub

rangka fit proper test dan tidak menjadi sikap para komisioner KPK secara
kolektif sebagai suatu kelembagaan;
ka

Menimbang, bahwa Hakim Praperadilan berpendapat pernyataan


ep

Saut Situmorang, seorang calon Komisioner KPK, yang akhirnya terpilih


ah

sebagai salah satu Komisioner KPK saat ini, menjadi paradoks dan kontra
R

produktif dengan apa yang ditemukan dan dilaporkan oleh Penyidik KPK
es

sebelumnya, bahwa telah ditemukan dua alat bukti yang cukup;


M

ng

on

Hal 72 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa menarik apa yang telah disampaikan dan ditulis

si
oleh RIDWAN, SH. MHum. dalam disertasinya pada Program Pasca
sarjana ( S3) Universitas Airlangga Surabaya tahun 2013 yang berjudul :

ne
ng
“DISKRESI DAN TANGGUNGJAWAB PEJABAT DALAM
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA “ pada hlaman

do
gu 64 dst mengatakan bahwa : “sebagaimana diberitakan, dalam
perkembangan penanganan kasus Bank Century ini, KPK telah
menetapkan pejabat BI yakni SF, mantan deputy bidang V Pengawasan

In
A
BI, dan BM, mantan Deputy Bidang IV Pengelolaan Moneter Devisa BI,
sebagai tersangka. BM dalam laporan audit investigasi Badan Pemeriksa
ah

lik
Keuangan diduga mendapat aliran dana Rp. 1 Milyar dan SF diketahui
memberikan disposisi untuk pemberian dana talangan ke Bank Century
meskipun Bank tersebut dinilai tidak layak. Penetapan dua orang
am

ub
tersangka ini diduga kuat terkait dengan pelanggaran-pelangaran tersebut
di atas. Jika dilihat beberapa indikasi pelanggaran di atas, pihak yang
ep
k

harus memikul tanggungjawab itu tidak hanya terbatas pada dua


orang tersangka tersebut, tetapi semua pihak yang terbukti
ah

R
melakukan pelanggaran termasuk Gubernur BI, sesuai dengan asas

si
Contrarius Actus;

ne
ng

Menimbang, bahwa asas contrarius actus ini adalah asas yang


menyatakan bahwa Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara (“TUN”) yang
menerbitkan Keputusan TUN dengan sendirinya juga berwenang untuk

do
gu

membatalkannya. Gubernur BI yang berwenang membuat peraturan BI


dan Gubernur itu pula yang berwenang mengubahnya. Untuk selanjutnya
In
A

pembuktian atas dugaan pelanggaran itu ditempuh melalui proses hukum


termasuk menguji motivasi di balik perubahan peraturan BI yang
ah

lik

mengakibatkan terjadinya kasus mega skandal korupsi Bank Century “;

Menimbang, bahwa pasal 44 UU KPK ayat (4) menyebutkan bahwa


m

ub

dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi berpendapat bahwa perkara


tersebut diteruskan, Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan
ka

penyidikan sendiri atau dapat melimpahkan perkara tersebut kepada


ep

penyidik kepolisian atau kejaksaan, dan pada ayat (5) dalam hal
ah

penyidikan dilimpahkan kepada kepolisian atau kejaksaan sebagaimana


R

dimaksud pada ayat (4), kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan


es

koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada Komisi


M

ng

Pemberantasan Korupsi;
on

Hal 73 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa hakim Praperadilan berpendapat sesuai

si
dengan keterangan ahli KPK Adnan Pasliaja dalam perkara terdahulu,
yang mengatakan bahwa sehingga yang diperlukan adalah kesadaran

ne
ng
dari Termohon untuk bisa lebih cepat memulai penyelidikan dan/atau
penyidikan kasus tersebut dan melimpahkannya ke penuntut umum

do
gu apabila memenuhi syarat untuk dituntut dan disidangkan atau
sebaliknya menghentikan penyelidikan kalau tidak ditemukan bukti
yang cukup, dan dengan demikian ada kejelasan dan kepastian

In
A
hukum atas kasus tersebut;

Menimbang, bahwa sejalan dengan pendapat ahli tersebut, hakim


ah

lik
Praperadilan berpendapat bahwa daripada KPK digugat praperadilan
berkali-kali dan selalu menjawab dengan jawaban yang sama bahwa KPK
am

ub
masih terus mendalami dan mengumpulkan bukti-bukti dan karena KPK
tidak bisa menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan yang waktunya tidak
jelas, dan yang sampai saat ini sudah tiga tahun sejak perkara Budi Mulya
ep
k

berkekuatan hukum tetap, maka akan lebih terhormat dan elegant bila
ah

KPK melimpahkan perkara tersebut ke Penuntut Umum atau Kepolisian


R

si
dan sesuai ayat 5, kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan
koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada Komisi

ne
ng

Pemberantasan Korupsi, dengan pertimbangan ini, biarlah kepolisian dan


atau kejaksaan yang melanjutkan pengusutan penyelidikan dan penyidikan
kasus Bank Century untuk pada masa mendatang, dan apabila kepolisian

do
gu

dan atau kejaksaan berpendapat penyidikan harus dihentikan sesuai


dengan pasal 109 ayat (2) KUHAP yaitu karena karena tidak terdapat
In
A

cukup bukti, bukan merupakan tindak pidana, dan penyidikan dihentikan


demi hukum, maka penyidik kepolisian dan atau kejaksaan bisa
ah

lik

menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan (SP3), sehingga ada kejelasan


apakah perkara atas nama-nama orang yang disebutkan secara bersama-
sama (turut serta) dalam perkara Budi Mulya menjadi jelas statusnya,
m

ub

sehingga terpenuhi prinsip transparansi dan ada keadilan di dalamnya,


ka

bukankah dalam setiap undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh


ep

Legislatif dan Eksekutif, sebagaimana tertuang dalam konstitusi kita,


Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Mahkamah
ah

Agung, selalu menyebutkan bahwa penegak hukum harus menegakkan


R

es

hukum dan keadilan dan bukan menegakkan hukum an sich, semata;


M

ng

on

Hal 74 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

si
tersebut di atas, hakim Praperadilan tidak sependapat dengan Pemohon
bahwa KPK telah melakukan penghentian penyidikan secara materil,

ne
ng
akan tetapi sebaliknya demi hukum dan keadilan serta perlindungan
terhadap hak asasi manusia, KPK harus melanjutkan pemeriksaan dan

do
gu penuntutan perkara ini secara tuntas terhadap nama-nama yang
disebutkannya dalam dakwaan perkara Budi Mulya, apapun resikonya
karena itulah konsekuensi logis yang harus dipertanggungjawabkan oleh

In
A
KPK kepada masyarakat, bahwa dalam melakukan penegakan hukum
tidak boleh melanggar prinsip-prinsip dan asas-asas hukum yang telah
ah

lik
diakui dalam teori hukum pidana yang berlaku universal, kalau tidak kita
akan ditertawakan oleh masyarakat dan dunia internasional, bahwa KPK
memang telah melakukan tebang pilih dalam pemberantasan tindak
am

ub
pidana korupsi;

Menimbang, bahwa walaupun demikian, tujuan akhir dari proses


ep
k

penegakan hukum dan proses peradilan adalah untuk menemukan


ah

keadilan, kebenaran, dan manfaat dari penegakan hukum tersebut


R

si
sehingga oleh karena itu penegakan hukum harus didasarkan dengan
tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-

ne
ng

Undang dan berbagai peraturan lain yang mengatur dalam rangka


mewujudkan rasa keadilan masyarakat (Social Justice), rasa keadilan
moral (Moral Justice) dan keadilan menurut Undang-undang itu sendiri

do
gu

(legal Justice) sehingga pada akhirnya diperoleh suatu keadilan total (total
Justice);
In
A

Menimbang, bahwa sejalan dengan tuntutan reformasi dan


paradigma dalam penyelenggaraan peradilan, maka sesungguhnya peran
ah

lik

dan tugas Aparatur penegak hukum adalah mengembalikan fungsi dan


tujuan penegakan hukum agar tidak kehilangan kekuatannya memberikan
m

ub

perlindungan hukum bagi semua orang sehingga penegakan hukum


tersebut tidak hanya tajam kebawah tetapi juga tajam keatas yang
ka

mencerminkan rasa keadilan yang bersifat total Justice tersebut;


ep

Menimbang, bahwa oleh karena itu adanya lembaga Praperadilan


ah

adalah sebagai kontrol yang bersifat horizontal dari Lembaga Yudikatif


R

terhadap proses penegakan hukum oleh aparat penegak hukum


es

sehingga pada akhirnya diharapkan aparat penegak hukum tersebut tetap


M

ng

on

Hal 75 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bekerja pada ruang dan ruang lingkup yang ditentukan peraturan hukum

si
dan perundang-undangan;

Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut perlu

ne
ng
dikemukakan karena apabila Pengadilan Negeri mempertimbangkan
dasar-dasar dan alasan yuridis putusan ini menjadi jelas, baik ratio

do
gu pertimbangan hukumnya maupun obitur diktum putusan sehingga dapat
difahami oleh semua pihak dan masyarakat, bagaimana sesungguhnya
penegakan hukum telah di laksanakan dengan sungguh-sungguh dalam

In
A
rangka menegakkan keadilan dan kebenaran, sehingga semangat
pemberantasan korupsi tetap dilakukan dalam koridor-koridor aturan
ah

lik
hukum tanpa melanggar aturan hukum itu sendiri;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


am

ub
tersebut di atas, sepanjang petitum nomor poin 3 yaitu memerintahkan
Termohon untuk melakukan proses hukum selanjutnya sesuai dengan
ep
ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas
k

dugaan tindak pidana korupsi Bank Century dalam bentuk melakukan


ah

Penyidikan dan menetapkan tersangka terhadap Boediono, Muliaman D


R

si
Hadad, Raden Pardede dkk, atau melimpahkannya kepada Kepolisian dan
atau Kejaksaan untuk melanjutkan dengan Pendakwaan dan Penuntutan

ne
ng

dalam proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, karena


beralasan hukum, berkeadilan dan berkepastian hukum dan demi

do
gu

perlindungan terhadap hak asasi manusia, maka harus dikabulkan;

Menimbang, bahwa Hakim telah mempelajari secara cermat seluruh


In
bukti-bukti, baik surat maupun saksi-saksi serta Ahli-Ahli yang diajukan
A

dan kesimpulan oleh kedua belah Pihak, akan tetapi selain dari pada yang
telah dipertimbangkan di atas, tidak ada lagi bukti-bukti yang dapat
ah

lik

menguatkan dalil Pemohon dan bantahan Termohon;


Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon dikabulkan
m

ub

untuk sebagian dan menolak untuk selain dan selebihnya, maka


Termohon adalah pihak yang kalah, maka biaya perkara permohonan ini
ka

dibebankan kepada Termohon ;


ep

Menimbang, bahwa menurut Pasal 197 huruf i KUHAP,


ah

menyebutkan bahwa Surat Putusan pemidanaan memuat ketentuan


R

es

kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya


M

yang pasti ;
ng

on

Hal 76 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Putusan Praperadilan bukanlah putusan yang

si
bersifat pemidanaan, maka dalam perkara a quo biaya perkara haruslah
diperhitungkan nihil ;

ne
ng
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat putusan ini, segala
sesuatu yang tertuang dalam Berita Acara Sidang, adalah merupakan satu

do
gu kesatuan yang tak terpisah dengan Putusan ini;

Mengingat dan memperhatikan ketentuan Undang-Undang No.08

In
A
Tahun 1981 Tentang KUHAP, Undang-Undang No.30 Tahun 2002, Tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Putusan Mahkamah
ah

Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, Undang-Undang

lik
No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, serta peraturan hukum
lainnya yang berkaitan dengan perkara ini;
am

ub
MENGADILI:

DALAM EKSEPSI :
ep
k

− Menolak Eksepsi Termohon seluruhnya ;


ah

DALAM POKOK PERKARA :


R

si
1. Mengabulkan permohonan Praperadilan Pemohon untuk

ne
ng

sebagian ;

2. Memerintahkan Termohon untuk melakukan proses hukum

do
selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan
gu

perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana


korupsi Bank Century dalam bentuk melakukan Penyidikan dan
In
A

menetapkan tersangka terhadap Boediono, Muliaman D


Hadad, Raden Pardede dkk, (sebagaimana tertuang dalam
ah

lik

surat dakwaan atas nama Terdakwa BUDI MULYA) atau


melimpahkannya kepada Kepolisian dan atau Kejaksaan untuk
dilanjutkan dengan Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan
m

ub

dalam proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat;


ka

3. Menolak Permohon Pemohon Praperadilan untuk selain dan


ep

selebihnya;
ah

4. Membebankan biaya perkara kepada Termohon, sebesar


R

NIHIL;
es
M

ng

on

Hal 77 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Demikianlah diputuskan pada hari ini Senin, tanggal 9 April 2018,

si
oleh kami : EFFENDI MUKHTAR, S.H.,M.H, Hakim pada Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri

ne
ng
Jakarta Selatan sebagai Hakim Tunggal, untuk memeriksa dan mengadili
perkara Praperadilan ini, putusan mana telah diucapkan dalam sidang

do
gu yang terbuka untuk umum oleh Hakim Tunggal Praperadilan tersebut,
dengan dibantu MURATNO S.H.,M.H, Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, serta dihadiri oleh Kuasa Pemohon

In
A
dan Kuasa Termohon.-
ah

lik
Panitera Pengganti, Hakim Tinggal Tersebut,
am

ub
ep
MURATNO. S.H.,M.H. EFFENDI MUKHTAR, S.H.,M.H.
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Hal 78 dari 78 Hal. Put. No. 24/Pid.Pra/2018/PN.Jkt.Sel.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78

Anda mungkin juga menyukai