Anda di halaman 1dari 11

PENGUJIAN MUTU TABLET SIMVASTATIN YANG BEREDAR DI

APOTEK MEDAN

TESTING OF QUALITY OF SIMVASTATIN TABLETS WHICH IS


COMPETITIVE IN MEDAN PHARMACEUTICALS

Fitrah Tursina Siregar, dan Agusmal Dalimunthe*


Departemen Teknologi Sediaan Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara
Medan
Indonesia

*Korespondensi:
Drs.Agusmal Dalimunthe,M.S.,Apt.
Departermen Teknologi Sediaan Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Jalan Tri Dharma No. 5, Pintu 4, Kampus USU
Medan 20155, Indonesia
Telp. : (061) 8223558; Fax. (061) 8219775
Email : agusmaldalimunthe17@gmail.com
PENGUJIAN MUTU TABLET SIMVASTATIN YANG BEREDAR DI
APOTEK MEDAN

TESTING OF QUALITY OF SIMVASTATIN TABLETS WHICH IS


COMPETITIVE IN MEDAN PHARMACEUTICALS

Fitrah Tursina Siregar, dan Agusmal Dalimunthe *


Departemen Teknologi Sediaan Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara
Medan
Indonesia

Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,

Drs.Agusmal Dalimunthe,M.S.,Apt.
NIP. 195406081983031005

Corresponding author:
* Drs.Agusmal Dalimunthe,M.S.,Apt.
Departermen Teknologi Sediaan Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Jalan Tri Dharma No. 5, Pintu 4, Kampus USU
Medan 20155, Indonesia
Telp. : (061) 8223558; Fax. (061) 8219775
Email : agusmaldalimunthe17@gmail.com
PENGUJIAN MUTU TABLET SIMVASTATIN YANG BEREDAR DI
APOTEK MEDAN

TESTING OF QUALITY OF SIMVASTATIN TABLETS WHICH IS


COMPETITIVE IN MEDAN PHARMACEUTICALS

Fitrah Tursina Siregar, dan Agusmal Dalimunthe *


Departemen Teknologi Sediaan Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara
Medan - Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang : Simvastatin termasuk derivat statin yang berkhasiat untuk


menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat sintesis kolesterol dalam hati. Sediaan yang mengandung
simvastatin dalam bentuk tablet banyak diproduksi oleh industri farmasi dan
dijumpai dipasaran dengan nama dagang dan generik. Tablet ini harus memenuhi
syarat pengujian mutu untuk mengetahui dan memastikan kualitas suatu obat
layak atau tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat. Tablet simvastatin dalam
perdagangan dijumpai dengan nama dagang dan generik, dimana obat dengan
nama generik harganya jauh lebih murah dibanding obat dengan nama dagang.
Sementara masyarakat cenderung menilai bahwa kualitas obat identik dengan
harga yang lebih tinggi, obat yang lebih mahal mutunya lebih baik daripada obat
yang lebih murah harganya (Ditjen POM,1979).
Tujuan : Untuk mengetahui mutu dari tablet simvastatin generik dan nama
dagang yang beredar di apotek kota medan sesuai dengan persyaratan Farmasi
Industri dan Farmakope Indonesia.
Metode : Pengujian mutu tablet simvastatin generik dan nama dagang meliputi uji
waktu hancur, friabilitas, kekerasan, keseragaman bobot, disolusi dan penetapan
kadar secara spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang 238 nm dalam
pelarut etanol 70%.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 merek sediaan tablet yang di
uji keseragaman bobot memenuhi syarat diperoleh hasil (1,7%-6,5%). Kekerasan
(4,65 kg-8,8 kg), waktu hancur 2 menit 48 detik sampai dengan 4 menit 48 detik,
friabilitas yaitu (0,28 %-0,54%), pada uji disolusi diperoleh hasil (78,93-91,08),
Dan hasil uji penetapan kadar diperoleh (94,79%-109,24%).
Kesimpulan : Pada uji evaluasi waktu hancur, friabilitas, keseragaman bobot,
kekerasan tablet, disolusi dan penetapan kadar semua sediaan tablet yang di uji
memenuhi persyaratan Farmasi Industri dan Farmakope Indonesia.

Kata kunci : simvastatin,uji mutu, disolusi,penetapan kadar,spektrofotometri


ultraviolet
ABSTRACT

Background: Simvastatin includes statin derivatives which are efficacious for


lowering cholesterol levels in the blood. This drug works by inhibiting cholesterol
synthesis in the liver (Katzung, 2002). Preparations containing simvastatin in
tablet form are produced by the pharmaceutical industry and are found in the
market with trade names and generics. This tablet must meet the quality testing
requirements to find out and ensure the quality of a drug is feasible or not suitable
for consumption by the community. Simvastatin tablets in trade are found with
trade names and generics, where the generic name is much cheaper than drugs
with trade names. While the public tends to judge that the quality of identical
drugs at higher prices, drugs that are more expensive are of a better quality than
cheaper drugs (Ditjen POM, 1979).

Purpose: To determine the quality of simvastatin generic tablets and trade names
circulating in the Medan city pharmacy in accordance with the requirements of the
Industrial Pharmacy and Indonesian Pharmacopoeia.
Methods: Testing the quality of generic simvastatin tablets and trade names
including test of disintegration time, friability, hardness, weight uniformity,
dissolution and determination of ultraviolet spectrophotometry at a wavelength of
238 nm in 70% ethanol solvent.

Results: The results showed that of the 3 brands of tablet preparations that were
tested for weight uniformity, the results were obtained (1.7% -6.5%). Hardness
(4.65 kg -8.8 kg), disintegration time 2 minutes 48 seconds up to 4 minutes 48
seconds, friability ie (0.28% -0.54%), the dissolution test results obtained (78.93-
91.08), and the results of the assay determination were obtained (94.79%
-109.24%).

Conclusion: In the evaluation test the disintegration time, friability, weight


uniformity, tablet hardness, dissolution and determination of all tablet preparations
tested met the requirements of Industrial Pharmacy and Indonesian
Pharmacopoeia.

Keywords: simvastatin, quality test, dissolution, assay, ultraviolet


spectrophotometry
PENDAHULUAN aktif. Pentingnya pemastian mutu
Simvastatin termasuk derivat yakni untuk memastikan bahwa obat
statin yang berkhasiat untuk yang diproduksi telah sesuai dengan
menurunkan kadar kolesterol dalam tujuan pemakaiannya (Anonim,
darah. Obat ini bekerja dengan cara 2005).
menghambat sintesis kolesterol Menurut Undang-undang No.23
dalam hati hati (Katzung, 2002). tahun 1992 pasal 40 ayat 1 tentang
Sediaan yang mengandung kesehatan bahwa obat dan bahan
simvastatin dalam bentuk tablet obat harus memenuhi standar
banyak diproduksi oleh industri Farmakope dan buku standar lain.
farmasi dan dijumpai dipasaran Salah satu parameter obat tersebut
dengan nama dagang dan generik. dikatakan memenuhi standard
Tablet ini harus memenuhi syarat apabila kadar zat berkhasiat yang
pengujian mutu untuk mengetahui terkandung didalamnya memenuhi
dan memastikan kualitas suatu obat persyaratan Farmakope Indonesia
layak atau tidak layak dikonsumsi Edisi V.
oleh masyarakat (Ditjen POM, Menurut hasil survei
1979). pendahuluan pada salah satu Apotek
dan puskesmas di kota medan tablet
Tablet simvastatin dalam simvastatin dijual dengan banyak
perdagangan dijumpai dengan nama tablet per harinya. Oleh karena itu
dagang dan generik, dimana obat perlunya dilakukan penelitian untuk
dengan nama generik harganya jauh menguji mutu tablet simvastatin yang
lebih murah dibanding obat dengan beredar di apotek kota Medan.
nama dagang. Sementara masyarakat Berdasarkan uraian diatas penulis
cenderung menilai bahwa kualitas ingin melakukan penelitian
obat identik dengan harga yang lebih pemeriksaan mutu tablet simvastatin
tinggi, obat yang lebih mahal yang beredar dipasaran dengan cara
mutunya lebih baik daripada obat pengujian beberapa parameter mutu
yang lebih murah harganya (Ditjen meliputi uji keseragaman bobot,
POM, 1979). friabilitas, waktu hancur, kekerasan,
dan penetapan kadar dan
Pada pembuatan obat,
keseragaman kandungan. Uji
pemeriksaaan kadar zat aktif
penetapan kadar dan keseragaman
merupakan persyaratan yang harus
kandungan dilakukan secara
dipenuhi untuk menjamin kualitas
spektrofotometri ultraviolet
obat. Sediaan obat yang berkualitas
menggunakan pelarut etanol 70%
baik akan mendukung tercapainya
pada panjang gelombang 238 nm.
efek terapeutik yang diharapkan.
Salah satu persyaratan mutu adalah
METODE PENELITIAN
kadar yang dikandung harus
Alat
memenuhi persyaratan kadar seperti
Alat-alat yang digunakan
yang tercantum dalam Farmakope
dalam peneltian ini adalah
Indonesia atau buku standar lainnya
spektrofotometer ultraviolet/visible
(Ansel, 1989).
(UV 1800 shimadzu), Disintegration
Organisasi (WHO) memberikan
Tester (Copley), Disolution Tester,
perhatian yang besar pada mutu,
Strong Cobb Hardness Tester
keamanan dan khasiat obat, terutama
(Erweka),Roche Friabilator(Erweka),
terhadap produk jadi atau bahan
Neraca analitik, sejumlah alat gelas garis tanda. Lalu dikocok sampai
lainnya. homogen. Diperoleh larutan dengan
konsentrasi 3; 5; 7; 9; 11 mcg/mL.
Bahan Kemudian diukur serapannya pada
Bahan-bahan yang digunakan panjang gelombang maksimum yang
dalam penelitian ini adalah tablet diperoleh,sebagai blangko digunakan
Simvastatin generik dan dagang etanol.
( Norpid) dan (Selvim), etanol 70%, Penentuan Kadar Simvastatin
baku pembanding simvastatin dalam Sediaan Tablet
(BPFI), akuades, larutan buffer pH Timbang dan serbukkan tidak
7,0. kurang dari 20 tablet. Timbang
seksama sejumlah serbuk setara
Pembuatan Larutan Induk Baku dengan 25 mg simvastatin
Simvastatin BPFI (penimbangan serbuk sebanyak 6
kali pengulangan), dimasukkan
Ditimbang seksama 25 mg
kedalam labu tentukur 50 mL.
simvastatin BPFI, dimasukkan
Kemudian dilarutkan dengan etanol,
kedalam labu tentukur 50 nmL,
dikocok dan dicukupkan dengan
dilarutkan dengan etanol, dikocok
etanol sampai garis tanda, kemudian
lalu dicukupkan sampai garis tanda
disaring, 5 mL filtrat pertama
dengan etanol, sehingga diperoleh
dibuang. Dipipet 5 mL filtrat,
larutan dengan konsentrasi 500
dimasukkan ke dalam labu tentukur
mcg/mL, larutan ini disebut larutan
50 mL, diencerkan dengan etanol
induk baku I (LIB I). Dari larutan ini
sampai garis tanda lalu dikocok
dipipet 5 mL masukkan ke dalam
sampai homogen. Dipipet 3,5 mL
labu tentukur 50 mL, diencerkan
larutan masukkan dalam labu
dengan etanol sampai garis tanda lalu
tentukur 25 mL, diencerkan dengan
kocok sampai homogen sehingga
etanol sampai garis tanda lalu
diperoleh larutan dengan konsentrasi
dikocok sampai homogen dan diukur
mcg/ml (LIB II).
serapan pada panjang gelombang
Penetapan Panjang Gelombang
maksimum yang diperoleh.
Serapan Maksimum
Penetapan kadar ditentukan
Dipipet 3,5 mL larutan induk
dengan menggunakan persamaan
baku (LIB II) dimasukkan ke dalam
regresi yaitu :Y= ax + b
labu tentukur 25 mL, diencerkan
dengan etanol lalu dicukupkan Evaluasi Tablet
sampai garis tanda lalu dikocok Evaluasi tablet yang
sampai homogen sehingga diperoleh dilakukan meliputi keseragaman
larutan dengan konsentrasi 7 bobot, uji kekerasan tablet
mcg/mL. Kemudian diukur serapan menggunakan alat hardness tester,
pada panjang gelombang 200-400 uji kerapuhan tablet menggunakan
nm. alat roche friabilitor, uji waktu
Pembuatan dan Penentuan hancur menggunakan desintegration
Linieritas Kurva Kalibrasi tester,
Dipipet larutan induk baku II Uji kekerasan tablet
(50 mcg/mL) 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 Alat : Hardness Tester (Copley)
mL, masing-masing dimasukkan ke Cara : Diambil 5 tablet, masing-
dalam labu tentukur 25 mL, masing tablet diletakkan tegak lurus
diencerkan dengan etanol sampai
diantara anvil dan die dengan semua tablet harus hancur sempurna.
memutar skrup pengatur hingga Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
tanda “stop” menyala , kemudian hancur sempurna, ulangi pengujian
ditekan tombol start sampai tablet dengan 12 tablet lainnya. Tidak
pecah. Pada saat tablet pecah angka kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
yang menunjukkan jarum pada skala harus hancur sempurna (Ditjen
dibaca dan dicatat. POM,1995).
Syarat kekerasan tablet antara 4-8 kg. Uji Keseragaman Bobot
Alat : Neraca Analitik
Uji friabilitas Cara: Ditimbang 20 tablet, hitung
Alat : Roche Friabilator (Erweka) bobot rata-rata tiap tablet, lalu
Cara : ditimbang 20 tablet yang telah ditimbang tablet satu persatu.
dibersihkan dari debu, dicatat
beratnya(a gram). Tablet dimasukkan
kedalam alat friabilator, lalu alat
dijalankan selama 4 menit (100 kali
putaran). Setelah batas waktu yang Persyaratan keseragaman bobot
telah ditentukan tablet dikeluarkan Bobot Penyimpangan
dan dibersihkan dari debu, lalu rata-rata terhadap bobot rata-
ditimbang beratnya (b gram). rata
Friabilator (F) =(a-b)/a x 100%
Ketentuan umum : Kehilangan berat A B
< 0,8% (Voight, 1994). 151 mg 7,5% 15%
sampai
Uji waktu hancur 300 mg
Alat : Disintegration Tester (Copley) Lebih dari 5% 10%
Cara : Pengujian dilakukan terhadap 300
6 tablet. Dimasukkan 1 tablet
masing-masing kedalam tabung Persyaratan tidak boleh lebih dari 2
keranjang, dengan menggunakan tablet yang masing-masing bobotnya
cakram dan jalankan alat, gunakan menyimpang dari bobot rata-rata dari
cairan lambung buatan LP bersuhu harga yang ditetapkan pada kolom A
370 + 20 sebagai media. Setelah alat dan tidak boleh 1 tablet yang
dijalankan selama 15 menit, angkat menyimpang dari bobot rata-rata dari
keranjang dan amati semua tablet, harga yang ditetapkan pada kolom B
tablet tidak hancur, retak atau (Ditjen POM, 1995).
menjadi lunak. Kemudian masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan Uji Disolusi
jalankan alat, gunakan cairan usus Uji disolusi tablet simvastatin
buatan LP besuhu 370+ 20 sebagai dilakukan dengan menggunakan alat
media selama jangka waktu 2 jam uji disolusi tipe 2 (tipe dayung) pada
ditambah dengan batas waktu yang suhu 370 dengan kecepatan 50 rpm
dinyatakan masing-masing selama 30 menit. Uji disolusi
monografi atau bila dalam monografi dilakukan pada medium 900 mL
dinyatakan hanya tablet salut enteric, larutan buffer pH 7,0. Medium yang
maka hanya selama batas waktu yang digunakan yaitu larutan buffer
dinyatakan dalam mongrafi. Angkat dengan pH 7,0 yang telah disiapkan
keranjang dan amati semua tablet, dengan8,28 gram sodium dihydrogen
fosfat dan ditambahkan 0,5 % w/v No Nama Obat Waktu Hancur
atau sekitar 30 gram natrium laurel Rata-rata
sulfat dalam 6000 mL aquades dan (menit :
pH diatur sampai 7,0 dengan 10% detik)
w/v NaOH (USP, XXXII, NF 27, 1. Generik 05.79
2010).
2. Norpid 03.92
Proses pengambilan sampel
dilakukan setelah 30 menit sebanyak 3. Selvim 03.38
5 mL dengan menggunakan spuit
yang telah dikalibrasi sebelumnya, Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa
kemudian dimasukkan kedalam labu waktu hancur tablet simvastatin 10
tentukur 50 mL dengan mg, norpid, dan selvim memenuhi
menambahkan medium disolusi syarat waktu hancur tablet.
kedalam wadah tersebut. Kemudian Hasil Uji Friabilitas Tablet
masing-masing diukur serapannya N
dengan spektrofotometer UV-Visible o Nama A B F
pada panjang gelombang 238 nm. Obat
(gra (gra (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN m) m)
Hasil Uji Waktu Hancur Tablet 1. Generic 3,45 3.44 0,28
Waktu hancur suatu tablet
dipengaruhi oleh kekerasan tablet. 2. Norpid 4,73 4,71 0,42
Semakin keras tablet maka waktu
hancur tablet semakin lama, seperti 3. Selvim 3,66 3,64 0,54
yang dikatakan oleh Aiache (1993),
bahwa semakin keras suatu tablet
maka ikatan antarpartikelnya Dari tabel diatas diketahui bahwa
semakin kuat dan jumlahnya pori- tablet simvastatin 10 mg, norpid, dan
pori semakin sedikit. Dengan selvim memenuhi persyaratan uji
berkurangnya jumlah pori-pori tablet, friabilitas. Hal ini sesuai dengan
bila tablet diletakkan dalam medium persyaratan bahwa kehilangan berat
air akan sulit masuk kedalam pada uji friabilitas tidak lebih dari
tabletsehingga waktu hancurnya 0,8%. Friabilitas berhubungan
semakin lama. dengan kekerasan, semakin besar
Waktu untuk menghancurkan kekerasan suatu tablet maka semakin
tablet tidak lebih dari 15 menit untuk kecil friabilitasnya (Lachman,
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dkk.,1994).
dari 60 menit (Hadisoewignyo dan Hasil Uji Kekerasan Tablet
fudholi, 2013). kekuatan tablet ditentukan dengan
Hasil uji waktu hancur tablet cara mengukur kekerasan tablet. Uji
simvastatin dapat dilihat pada tabel kekerasan tablet merupakan salah
berikut : satu parameter penting dalam
pembuatan tablet, untuk menjamin
agar tablet tetap utuh sampai ke
tangan konsumen baik selama proses
npengemasan maupun selama proses
pendistribusian.
No kurang dari 90,0 % dan tidak lebih
Nama Obat Kekerasan dari 110,0% (USP XXXII,NF
Rata-rata 27,2010).
1. Generic 4,65 kg
2. Norpid 8,8 kg Hasil Uji Disolusi Tablet
3. Selvim 8,5 kg No Nama Obat Persen
Kumulatif
Dari diatas dapat diketahui bahwa
semua tablet memenuhi syarat, (%)
Menurut Parrot (1971) syarat
kekerasan tablet antara 4-8 kg. 1. Generik 78,93
Semakin besar tekanan maka 2. Norpid 91,08
kekerasan tablet akan semakin
meningkat (Lachman, dkk., 1994). 3. Selvim 84,69
Hasil Uji Keseragaman Bobot
No Penyimpangan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
Nama tertinggi (%) bahwa semua tablet baik generik
Obat maupun tablet merek dagang
1. Generic 1,7 memiliki kelarutan yang memenuhi
syarat disolusi table,t dimana
2. Norpid 5,9 toleransi dalam waktu 30 menit harus
3. Selvim 6,5 larut tidak kurang dari 75 % (Q)
simvastatin, C25H38O5 dari jumlah
Dari tabel diatas dilihat nilai dari yang tertera pada etiket (Ditjen
penyimpangan bobot tertinggi pada POM, 2014).
tablet simvastatin,norpid, dan selvim
memenuhi syarat yang terdapat
dalam Farmakope Indonesia edisi III. BAB IV
Syarat dari keseragaman bobot untuk
tablet dengan bobot rata-rata 151 mg KESIMPULAN DAN SARAN
sampai dengan 300 mg memiliki
penyimpangan bobot rata-rata tidak Kesimpulan
lebih dari 7,5% (Ditjen POM, 1979). Berdasarkan uji mutu tablet
Hasil Penetapan Kadar Tablet yang dilakukan yakni uji waktu
Simvastatin hancur, friabilitas, kekerasan,
keseragaman bobot, uji disolusi, dan
No Nama Obat Kadar penetapan kadar. Dapat disimpulkan
Rata- bahwa semua tablet baik generik
rata (%) maupun merek dagang Norpid dan
1. Generik 95,79 Selvim telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan Farmasi Industri dan
2. Norpid 95,28
Farmakope Indonesia.
3. Selvim 109,24
Saran
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Perlu dilakukan sosialisasi
kadar semua tablet memenuhi yang lebih luas kepada masyarakat
persyaratan yaitu kadar tablet tidak mengenai mutu tablet, bahwa mutu
tablet simvastatin generik setara Makanan. Halaman 194-
dengan produk bermerk dagang. 197,513-520,536,539-540
Hadisoewignyo, L dan Fudholi, A.
DAFTAR PUSTAKA (2013). Sediaan Solida.
Pembuatan Tablet. Surabaya.
Aiche, J,M. (1993). Farmasetika 2 Halaman 118,121.
Biofarmasetika Sediaan Per
Oral. Edisi Kedua. Surabaya: Katzung, B. G. (2002). Farmakologi
Airlangga University Press. Dasar dan Klinik, edisi II.
Halaman 301. Jakarta : Salemba Medika.

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Lachman, L., Liebermann, H.A.,dan


Bentuk Sediaan Farmasi. Kanig, J.I, (1994). Teori dan
Edisi IV. Jakarta: UI Press. Praktek Farmasi Industri II
Halaman 214. Edisi III. Jakarta: UI Press.
Halaman 645.
Anonim, (2005), Pemastian Mutu
Obat. Edisi I, Kedokteran Parmar,
EGC, Jakarta. R.B.,Baria,A.H.,Thank,H,M.,
Dan Faldus,D. (2009).
Banker, S.G.,and Anderson, R.N., Formularium and Evalution
(1986), Tablet In Lachman, of Domperidone Fast
L. Lieberman, The Theory Dissolving
and Practice of Industrial Tablets.International journal
Pharmacy, 3rd ed., Lea and of pharm tech research 1(3);
Febiger, Philadelphia. 643- 485-487.
704.
Parrot, E.L. (1971). Pharmaceutical
Chaerunnisa, A.Y. (2009). Technology. Cetakan ketiga.
Farmasetika Dasar . New York: burgess
Bandung: Widya Padjajaran. publishing company. Hal. 82-
83.
Dachriyanus. (2004). Analisis
Struktur Senyawa Organik Rhoihana, D. (2008). Perbandingan
Secara Spektroskopi. Cetakan Availabilitas In Vitro Tablet
I. Padang: Andalas Metronidazol Produk
University University Press. Generik dan Produk Dagang.
Surakarta : Universitas
Ditjen POM. (1995). Farmakope Muhammadiyah Surakarta.
Indonesia edisi IV. Jakarta:
Departemen kesehatan RI. Soekemi, R.A., et. al,.. ( 1987).
Halaman ,322,1086- Tablet. Hal. 2-4, 39-50.
1087,1133. Medan :P.T. Mayang
Kencana.
Ditjen POM. (1979). Materia medika
Indonesia. Jilid III. Jakarta: Sulaiman, Teuku Nanda Saifullah.
Direktorat Jenderal (2007). Teknologi Formulasi
Pengawasan Obat Dan Sediaan Tablet. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
The United State Pharmacopeia.
(2010). The National
Formulary USP 32-NF 27.
Roclville, MD: The United
State Pharmacopeial
Convention, Inc.
Voight, R. (1995). Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi. Edisi
Kelima. Yogyakarta: UGM
Press. Hal.222.

Anda mungkin juga menyukai