Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS : Teknik
PROGRAM STUDI : Arsitektur

RENCANA TUGAS MAHASISWA


MATA KULIAH Perancangan Arsitektur 2

KODE SKS 6 SEMESTER 3


Dosen Utama: Andjar Widajanti
DOSEN Asisten Dosen :
PENGAMPU 1. 2. 3.
4. 5. 6.
BENTUK TUGAS
PERANCANGAN/ DESAIN
JUDUL TUGAS
RUMAH TINGGAL + RUMAH USAHA DI AREA PARIWISATA
TEMA: ARSITEKTUR VERNAKULER*
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
a. Mampu memberikan beberapa kondisi tapak yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan hingga
mampu mewujudkan Penzoningan sebagai masukan untuk Konsep Perancangan
b. Mampu memberikan identifikasi data-data, analisa, sintesa hingga konsep
c. Mampu memberikan beberapa kondisi tapak yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan hingga
mampu mewujudkan Penzoningan sebagai masukan untuk Konsep Perancangan
d. Mampu menerapkan elemen-elemen pembentuk ruang dengan simulasi pada bangunan
e. Mampu mewujudkan Rancangan Tapak dan menerapkan bangunan berarsitektur vernakuler
f. Mampu membedakan dan menjelaskan beberapa struktur atap dan mampu menerapkan struktur
atap tersebut di dalam bangunan; serta mampu mengembangkan dan menerapkan bentuk dasar atap
tersebut di dalam bangunan

DISKRIPSI LUARAN TUGAS


Rumah Tinggal dan Rumah Usaha di kawasan kawasan Pariwisata di Indonesia, yang saudara tentukan
sendiri. Dengan kondisi tapak datar, namun diperbolehkan dengan kondisi sedikit berkontur, dengan
tanah keras di kedalaman 2-5 m.
Luas Tapak ditentukan 700m2. Luas Bangunan total yang diminta berkisar 300 m2. Penghuni rumah terdiri
dari sepasang suami istri, yang mana suami 52 tahun berprofesi (tentukan sendiri), sedang istri 50 tahun
tentukan sendiri profesinya, 1 anak remaja laki-laki 16 tahun, dll (saudara tentukan sendiri).
Rumah Usaha dengan struktur kayu/& bambu seluas 200 m2 terdiri dari Ruang –ruang yang saudara
sendiri tentukan sesuai dengan jenis usaha tersebut), Parkir minimal 4 mobil, minimal 5 parkir sepeda
motor. Minimal ruang dengan luas 100 m2 berada di lantai 2.
Rumah Tinggal yang direncanakan berkisar seluas 100 m2 (boleh terdapat mezanin, tidak boleh terdapat
basement), terdiri dari Ruang Keluarga, Ruang Makan, Dapur, Ruang Tidur (Ruang Tidur Utama/ orang
tua, Ruang Tidur Anak laki-laki), Garasi/ Carport untuk 1 mobil 1 sepeda motor, 1 sepeda, dan beberapa
ruang lain (yang saudara tentukan sendiri). Minimal ruang dengan luas 50 m2 berada di lantai 2.
Struktur rumah tinggal (kolom dan balok) menggunakan 50-70% struktur beton, sedang 30-50% struktur
kayu atau bambu. Struktur atap menggunakan struktur kayu atau bambu.
Rancang pula Ruang Luarnya yang terdiri dari taman, parkir, pagar, pintu gerbang/ masuk ke tapak, dll
(tentukan sendiri).
METODE PENGERJAAN TUGAS
a. Penjelasan Tugas oleh Dosen kepada Mahasiswa dan Para Asisten Dosen
b. Pembentukan Kelompok Mahasiswa dalam pembimbingan Asisten Dosen
c. Pengerjaan tugas di Studio
d. Asistensi di dalam Studio
e. Presentasi
f. Penilaian

BENTUK DAN FORMAT LUARAN


a. Obyak Garapan:
 Studi Literatur dan Pemrograman boleh menggunakan alat bantu komputer, sedang semua
produk Perancangan harus manual.
 Kelompok membuat Tapak Eksisting sesuai Kelompoknya, skala 1:200. (Tugas ini dilakukan
sebelum Mahasiswa merancang Produk Tapak)
 Asistensi tugas boleh menggunakan kertas roti, namun produk akhir disajikan diatas kertas
gambar (tebal) dengan ukuran kertas A3/A2. Sedang Ringkasan/Poster dalam kertas A2, 4 lembar
& CD
 Penyajian gambar diserahkan pada kreatifitas masing-masing, dimana Kop dan format penyajian
disesuaikan dengan komposisi gambar yang baik, rapi serta notasi dan ukuran yang jelas.
b. Bentuk Luaran:
A. TINJAUAN PUSTAKA
 Studi Arsitektur Vernakuler
 Studi Bangunan Rumah Tinggal dan Rumah Usaha, Studi Ruang Dalam (Rumah Tinggal dan Rumah
Usaha)
 Studi Ruang Luar
 Studi Atap dan Fasade.
Produk dilengkapi dengan foto-foto bangunan dan ruang dalam, ruang luar, atap dan fasade lengkap
(lebih detail lebih baik) dengan keterangannya. Dicetak dalam kertas (A3) dan softcopy (CD: film / foto)

B. PEMROGRAMAN
1. Analisa Manusia: Menguraikan Profil Penghuni &/ Pemakai (yang belum ada dalam kerangka acuan
saudara tentukan sendiri), Kegiatannya dan Kebutuhan (fisik dan non fisik) ruang-ruang yang
dikehendaki dalam melakukan kegiatan/ pekerjaan tersebut.
2. Analisa Tapak: Menguraikan Profil Tapak dan Analisa Tapak (jabarkan, ditentukan/diasumsikan
sendiri).
3. Penzoningan: Hubungan Ruang, Organisasi Ruang, Penzoningan
4. Konsep Perancangan: Konsep Tapak, Konsep Bangunan, Konsep Ruang Dalam, Konsep Ruang Luar

C. PERANCANGAN
 Ground Plan, Site Plan, skala 1:200
 Denah-denah (+perabotan), Tampak-tampak, Potongan-potongan, skala 1:100
 Perspektif mata burung
 Sequence: Perspektif bangunan, Perspektif R. Dalam ke R.Luar, Perspektif R. Luar Dalam ke R. Luar
 Detail-detail Elemen-elemen Arsitektur (merupakan kelebihan/ keunikan desain), dalam Perspektif
/ 3 Dimensi

D. GAMBAR KERJA (Struktur, Konstruksi. ME dan Utilitas)


 Rencana-rencana, skala 1:100: Pondasi, Balok, Kolom, Atap, Plafon, Mekanikal dan Elektrikal serta
Utilitas.
 Detail-detail, skala 1:20: Pondasi, Balok, Kolom, Atap, Plafon, Mekanikal dan Elektrikal serta Utilitas.

E. MAKET (Bangunan dan Ruang Luar dalam Tapak), skala 1:100


INDIKATOR, KRETERIA DAN BOBOT PENILAIAN
1. Konsep : 10 %
2. Desain Bentuk Massa Bangunan : 15 %
3. Struktur & Konstruksi : 15 %
4. Detail Sambungan : 10 %
5. Fungsi : 25 %
6. Sentuhan Artistik : 15 %
7. Kreativitas : 10 %
JADWAL PELAKSANAAN

PRODUK/ MINGGU M6 M7 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15

TINJAUAN PUSTAKA
1 Studi Arsitektur Vernakuler V
- Gambar/ & Foto dan Keterangan
Studi Berarsitektur Kayu/ bambu
2 Studi Bangunan V V
- Rumah Tinggal
- Rumah Usaha (kayu/ bambu)
serta Studi Ruang Dalam
Gambar/ & Foto dan Keterangan
3 Studi Ruang Luar V
- Gambar/ & Foto dan Keterangan
4 Studi Atap dan Fasade V V
- Gambar/ & Foto dan Keterangan
PEMROGRAMAN
1 Analisa Manusia V V
- Profil Penghuni
- Kegiatannya
- Kebutuhan Ruang
2 Analisa Tapak V V V
- Profil Tapak
- Analisa Tapak
3 Penzoningan V V V
- Hubungan Ruang
- Organisasi Ruang
- Penzoningan
4 Konsep V V V
- Konsep Tapak
- Konsep Bangunan
- Konsep Ruang Dalam
- Konsep Ruang Luar
PERANCANGAN
1 Ground Plan, 1:200 V V V V
2 Site Plan, 1:200 V V V V
3 Denah-Denah, 1:100 V V V V
4 Tampak-Tampak (4), 1:100 V V V V
5 Potongan-Potongan(2), 1:100 V V V V
6 Perspektif Mata Burung V V V V V V
7 Sequences (3) V V V V V
8 Detail (3) V V V V V
MAKET (dalam Tapak: Bangunan dan Ruang V V
Luar) 1:100
STRUKTUR & KONSTRUKSI
1 Denah & Pola Lantai (1) V V
2 Tampak – Tampak (1) V V
3 Potongan-potongan (1) V V V V
4 Rencana Pondasi V V V V
5 Detail Pondasi V V V V
6 Rencana Balok Kolom V V V V
7 Rencana Ringbalk V V V V
8 Detail Balok Kolom Plat V V V V
9 Rencana Kuda-kuda V V V

10 Detail Kuda-kuda V V V V

11 Rencana Plafon V V V V

12 Detail Plafon V V V V

13 Rencana Tangga V V V V

14 Detail Tangga V V V V

15 Rencana Kusen (2) V V V V

16 Detail Kusen (2) V V V V

17 Rencana Elemen Khusus (3) V V V V

18 Detail Elemen Khusus (3) V V V V

19 Rencana Instalasi Listrik V V V V

20 Rencana Plumbing V V V V

21 Detail KM (shaft) (4) V V V V

22 Detail Dapur (4) V V V V

23 Detail Utilitas Lain (5) V V V V V

24 Maket Atap V V V V V

PRESENTASI & PENILAIAN V V V

Asistensi minimum 5 kali


NAMA:_______________________________________ NIM :____________________
TINJAUAN PUSTAKA, PEMROGRAMAN & PERANCANGAN
PRODUCT CHECKLIST

No Produk Catatan & Check List M- No Produk Catatan & Check List M-
(TT) Tgl (TT) Tgl
(asistensi) (asistensi)
TINJAUAN PUSTAKA PERANCANGAN

1 Studi Bangunan 1 Ground Plan, 1:200


Rumah Tinggal dan
Rumah Studio
- Gambar/ & Foto dan
Keterangan
2 Studi Ruang Dalam 2 Site Plan, 1:200
(Rumah Tinggal dan
Rumah Studio)
- Gambar/ & Foto dan
Keterangan
3 Studi Ruang Luar 3 Denah-Denah,
- Gambar/ & Foto dan 1:100
Keterangan

4 Studi Atap dan 4 Tampak-Tampak


Fasade (4), 1:100
- Gambar/ & Foto dan
Keterangan
PEMROGRAMAN 5 Potongan-
Potongan(2), 1:100

1 Analisa Manusia 6 Perspektif Mata


- Profil Penghuni Buru
- Kegiatannya ng
- Kebutuhan Ruang

2 Analisa Tapak 7 Sequences (3)


- Profil Tapak
- Analisa Tapak

3 Penzoningan 8 Detail (3)


- Hubungan Ruang
- Organisasi Ruang
- Penzoningan

4 Konsep MAKET
- Konsep Tapak - Tapak
- Konsep Bangunan - Bangunan
- Konsep Ruang Dlam - Struktur
- Konsep Ruang Luar
-
Catatan:
Lembar ini harus dicetak di kertas manila kuning dan digunakan sebagai Lembar Asistensi
Mahasiswa tidak diperkenankan Asistensi jika tidak membawa Produk diatas
NAMA:_______________________________________ NIM :____________________

GAMBAR KERJA STRUKTUR & KONSTRUKSI


PRODUCT CHECKLIST

No Produk Catatan & Check List M- No Produk Catatan & Check List M-
(asistensi) (TT) Tgl (asistensi) (TT) Tgl
1 Denah & Pola 13 Rencana
Lantai (1) Tangga

2 Tampak – 14 Detail
Tampak (1) Tangga

3 Potongan- 15 Rencana
potongan (1) Kusen (2)

4 Rencana 16 Detail Kusen


(2)
Pondasi

5 Detail Pondasi 17 Rencana


Elemen
Khusus (3)

6 Rencana Balok 18 Detail


Kolom Elemen
Khusus (3)

7 Rencana 19 Rencana
Ringbalk Instalasi
Listrik
8 Detail Balok 20 Rencana
Kolom Plat Plumbing

9 Rencana Kuda- 21 Detail KM


kuda (shaft) (4)

10 Detail Kuda- 22 Detail Dapur


(4)
kuda

11 Rencana 23 Detail
Plafon Utilitas Lain
(5)

12 Detail Plafon 24 Lain-lain

Catatan:
Lembar ini harus dicetak di kertas manila hijau muda dan digunakan sebagai Lembar Asistensi
Mahasiswa tidak diperkenankan Asistensi jika tidak membawa Produk diatas
Keterangan:
1) Menggunakan gambar Tugas II Mandiri PA2
2) Rencana dan Detail kusen diutamakan yang tidak biasa (misal : pintu/ jendela unik, PVC untuk kamar mandi, kusen aluminium atau
kusen beton, sliding door, pintu lipat, dll)
3) Detail elemen khusus: bagian bangunan yang dianggap unik dan menaruk (misal: dinding fasade mengunakan elemen khusus, kanopi
atap, pagar, dll)
4) Gambar detail berupa denah, tampak dan potongan atau dilengkapi aksonometri
5) Septictank, Resapan, bak kontrol, dll
ARSITEKTUR VERNAKULAR SEBAGAI BAHASA ARSITEKTUR
YANG TIDAK TERBATAS PADA SISTEM KONSTRUKSI (ESAI)*
Probo Hindarto. 2008. Dalam http://astudioarchitect.com/2008/11/arsitektur-vernakular-sebagai-bahasa.html

Vernakular menjadi penting untuk konteks arsitektur di Asia karena Asia terdiri dari berbagai berbagai budaya dan adat yang berlainan
disetiap wilayahnya. Setiap wilayah memiliki arsitektur spesifik yang berasal dari tradisi, yaitu adaptasi manusia lokal terhadap alam yang
memunculkan berbagai cara untuk menanggulangi iklim untuk kenyamanan bangunan.

Salah satu contoh, yang selalu ditekankan oleh Profesor Joseph Prijotomo tentang arsitektur vernakular Jawa Timur, adalah arsitektur
pernaungan, yaitu suatu cara untuk bernaung menghadapi iklim, dimana atap adalah bagian terpenting dari desain arsitektur vernakular.
Meskipun demikian, sebenarnya denah maupun luas bangunan yang ditentukan oleh aktivitas didalamnya tetap menentukan besaran
atap. Bagi orang Jawa, semua hitungan dimensi rumah dibuat berdasarkan primbon, yang merupakan sistem kepercayaan orang Jawa
yang ditaati karena dipercaya sebagai sistem kebenaran, bukan seperti sistem dunia barat yang ditaati sebagian besar karena sistem
hukum.

Merujuk pada pendapat pak Joseph tentang arsitektur pernaungan, maka konteks sistem konstruksi menjadi satu bagian dari arsitektur
vernakular Jawa Timur yang tidak signifikan, tetapi adalah salah satu bagian dari elemen pembentuk bangunan semata.

Vernacular artinya adalah bahasa setempat, dalam arsitektur istilah ini untuk menyebut bentuk-bentuk yang menerapkan unsur-unsur
budaya, lingkungan termasuk iklim setempat, diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, struktur, detail-detail
bagian, ornamen dll) -Yulianto Sumalyo

...comprising the dwellings and all other buildings of the people. Related to their environmental contexts and available resources they
are customarily owner- or community-built, utilizing traditional technologies. All forms of vernacular architecture are built to meet
specific needs, accommodating the values, economies and ways of life of the cultures that produce them - Encyclopedia of Vernacular
Architecture of the World

Sebagai bahasa, maka implementasi dari arsitektur vernakular boleh jadi tidak terpengaruh oleh jenis konstruksi yang digunakan, karena
jenis konstruksi merupakan salah satu faktor yang disebut sebagai 'komponen kebudayaan material' menurut Heinz Frick, yaitu
ketrampilan pertukangan, yang dalam arsitektur vernakular adalah salah satu faktor terpenting dalam tradisi arsitektur. Jenis konstruksi
berubah setiap waktu, dan apakah kita dapat menyebut jenis konstruksi berdasarkan material baru sebagai bagian baru dari arsitektur
vernakular, adalah hal yang masih dipertanyakan, seiring dengan kemampuan masyarakat lokal untuk mengadaptasi berbagai teknologi
tepat guna untuk material baru. Kapankah teknologi yang tergolong baru, seperti penggunaan kaca yang makin bervariasi, menjadi
bagian dari arsitektur vernakular?

Arsitektur vernakular seringkali diidentikkan dengan jenis arsitektur yang berkembang tanpa bantuan desainer (arsitek), dan merupakan
jawaban adaptif dari manusia lokal untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengatasi lingkungan melalui desain dengan cara try and
error. Bila cara-cara ini bisa berlangsung berulang-ulang melalui ajaran dari mulut ke mulut, maka ia menjadi tradisi. Terkadang meskipun
sebuah material tergolong baru, seperti penggunaan kaca untuk rumah bagi masyarakat Indonesia pedalaman, bila ia dikenal melalui
proses try and error sehingga lazim digunakan dalam rumah-rumah tinggal, maka ia menjadi bagian dari arsitektur vernakular.

Karena lazimnya arsitektur vernakular dikenal oleh masyarakat di daerah tertentu sebagai arsitektur 'paling berhasil', maka tidak
mengherankan bila arsitektur vernakular menjadi rujukan utama untuk melihat bagaimana arsitektur dengan teknologi yang lebih baru
bisa dikembangkan secara lebih adaptif terhadap lingkungan. Hal ini karena manusia modern juga sudah menemukan jenis arsitektur
yang 'tahan terhadap segala cuaca', seperti arsitektur gedung tinggi yang tertutup kaca dan menggunakan pengatur udara (Air
Conditioner) buatan. Arsitektur yang disebut terakhir merupakan arsitektur yang kurang berwawasan lingkungan.

Karena itu, arsitektur vernakular boleh jadi merupakan panduan untuk membuat arsitektur berwawasan lingkungan, dalam arti
memperhatikan potensi lokal seperti udara alami, tanaman, material alami, dan sebagainya. Mempelajari arsitektur vernakular dapat
membantu kita memahami bagaimana secara wajar, kita dapat mengolah material dalam sistem konstruksi untuk menghadapi alam
melalui arsitektur tanpa berlebihan. Di Indonesia, sudah menjadi konsensus bahwa atap yang tinggi dengan plafon dapat membantu
rumah terasa lebih sejuk, dan dapat mengalirkan air hujan lebih cepat. Teritisan merupakan cara jitu untuk menghalau hujan memasuki
pintu dan jendela. Teras adalah bagian dari rumah dimana kita bisa merasakan hembusan angin di udara tropis dengan nyaman.

Pengetahuan arsitektur vernakular dapat dilihat secara langsung melalui bangunan-bangunan arsitektur rakyat yang menggunakan
teknologi sederhana dan tepat guna. Kesederhanaan justru menjadi ciri utama yang memberikan nilai lebih berupa estetika khas
arsitektur vernakular dan tradisional. Kesederhanaan dalam penggunaan material, menjadi cermin dari tingkat kematangan desain dan
bagaimana menggunakan material secara wajar dan tidak berlebihan.
*Salah satu esai tentang arsitektur vernakuler diantara beberapa literatur yang lain
https://raftorigin.wordpress.com/.../arsitektur-vernakul...
dimensi.petra.ac.id/index.php/ars/article/.../15705
www.academia.edu/.../Arsitektur_Vernakular_Indones...
file.upi.edu/...ARSITEKTUR/.../arsitektur_vernakular....
ninavidya.blogspot.com/.../pengertian-arsitektur-verna...
arsitektuvernakular.blogspot.com
DAFTAR RUJUKAN
Akmal, Imelda, Karya-karya Arsitek Muda Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1997-2002
Ching, Francis DK, Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya, terjemahan, Erlangga, 1999
Cullen, G, The concise townscape, terjemahan, ITS, Surabaya,-
Frick, Heinz, Membangun dan menghuni rumah di lerengan, Kanisius, 2003
Hershberg, Robert, G., Architectural Programming,
Ishar, HK, Pedoman merancang bangunan, Gramedia, Jakarta
IAI, KaryaArsitekIndonesia, IAI, Jakarta, 2003
Neufert, Ernst, Data Arsitek, terjemahan, Erlangga, 1999
Krier, Rob, Komposisi Arsitektur, terjemahan, Erlangga, 2001
Majalah/ jurnal: Architecture Asia/ARCASIA, LARAS, ASRI
Pena, William, Penyelusuran Masalah, Sebuah dasar penyusunan Program Arsitektur, Intermedia, Bandung,
1995
Powell, Robert, The Tropical Asian House, Select Book, Singapore, 1996
Time Saver Standart for Architecture
URA, 20 under 45: A selection of work by under-45, Singapore registered architects, URA, Singapore, 2004
Wang, Thomas C., Gambar Denah & Potongan, Erlangga, Jkt, 1999

Anda mungkin juga menyukai