FAKULTAS : Teknik
PROGRAM STUDI : Arsitektur
B. PEMROGRAMAN
1. Analisa Manusia: Menguraikan Profil Penghuni &/ Pemakai (yang belum ada dalam kerangka acuan
saudara tentukan sendiri), Kegiatannya dan Kebutuhan (fisik dan non fisik) ruang-ruang yang
dikehendaki dalam melakukan kegiatan/ pekerjaan tersebut.
2. Analisa Tapak: Menguraikan Profil Tapak dan Analisa Tapak (jabarkan, ditentukan/diasumsikan
sendiri).
3. Penzoningan: Hubungan Ruang, Organisasi Ruang, Penzoningan
4. Konsep Perancangan: Konsep Tapak, Konsep Bangunan, Konsep Ruang Dalam, Konsep Ruang Luar
C. PERANCANGAN
Ground Plan, Site Plan, skala 1:200
Denah-denah (+perabotan), Tampak-tampak, Potongan-potongan, skala 1:100
Perspektif mata burung
Sequence: Perspektif bangunan, Perspektif R. Dalam ke R.Luar, Perspektif R. Luar Dalam ke R. Luar
Detail-detail Elemen-elemen Arsitektur (merupakan kelebihan/ keunikan desain), dalam Perspektif
/ 3 Dimensi
TINJAUAN PUSTAKA
1 Studi Arsitektur Vernakuler V
- Gambar/ & Foto dan Keterangan
Studi Berarsitektur Kayu/ bambu
2 Studi Bangunan V V
- Rumah Tinggal
- Rumah Usaha (kayu/ bambu)
serta Studi Ruang Dalam
Gambar/ & Foto dan Keterangan
3 Studi Ruang Luar V
- Gambar/ & Foto dan Keterangan
4 Studi Atap dan Fasade V V
- Gambar/ & Foto dan Keterangan
PEMROGRAMAN
1 Analisa Manusia V V
- Profil Penghuni
- Kegiatannya
- Kebutuhan Ruang
2 Analisa Tapak V V V
- Profil Tapak
- Analisa Tapak
3 Penzoningan V V V
- Hubungan Ruang
- Organisasi Ruang
- Penzoningan
4 Konsep V V V
- Konsep Tapak
- Konsep Bangunan
- Konsep Ruang Dalam
- Konsep Ruang Luar
PERANCANGAN
1 Ground Plan, 1:200 V V V V
2 Site Plan, 1:200 V V V V
3 Denah-Denah, 1:100 V V V V
4 Tampak-Tampak (4), 1:100 V V V V
5 Potongan-Potongan(2), 1:100 V V V V
6 Perspektif Mata Burung V V V V V V
7 Sequences (3) V V V V V
8 Detail (3) V V V V V
MAKET (dalam Tapak: Bangunan dan Ruang V V
Luar) 1:100
STRUKTUR & KONSTRUKSI
1 Denah & Pola Lantai (1) V V
2 Tampak – Tampak (1) V V
3 Potongan-potongan (1) V V V V
4 Rencana Pondasi V V V V
5 Detail Pondasi V V V V
6 Rencana Balok Kolom V V V V
7 Rencana Ringbalk V V V V
8 Detail Balok Kolom Plat V V V V
9 Rencana Kuda-kuda V V V
10 Detail Kuda-kuda V V V V
11 Rencana Plafon V V V V
12 Detail Plafon V V V V
13 Rencana Tangga V V V V
14 Detail Tangga V V V V
20 Rencana Plumbing V V V V
24 Maket Atap V V V V V
No Produk Catatan & Check List M- No Produk Catatan & Check List M-
(TT) Tgl (TT) Tgl
(asistensi) (asistensi)
TINJAUAN PUSTAKA PERANCANGAN
4 Konsep MAKET
- Konsep Tapak - Tapak
- Konsep Bangunan - Bangunan
- Konsep Ruang Dlam - Struktur
- Konsep Ruang Luar
-
Catatan:
Lembar ini harus dicetak di kertas manila kuning dan digunakan sebagai Lembar Asistensi
Mahasiswa tidak diperkenankan Asistensi jika tidak membawa Produk diatas
NAMA:_______________________________________ NIM :____________________
No Produk Catatan & Check List M- No Produk Catatan & Check List M-
(asistensi) (TT) Tgl (asistensi) (TT) Tgl
1 Denah & Pola 13 Rencana
Lantai (1) Tangga
2 Tampak – 14 Detail
Tampak (1) Tangga
3 Potongan- 15 Rencana
potongan (1) Kusen (2)
7 Rencana 19 Rencana
Ringbalk Instalasi
Listrik
8 Detail Balok 20 Rencana
Kolom Plat Plumbing
11 Rencana 23 Detail
Plafon Utilitas Lain
(5)
Catatan:
Lembar ini harus dicetak di kertas manila hijau muda dan digunakan sebagai Lembar Asistensi
Mahasiswa tidak diperkenankan Asistensi jika tidak membawa Produk diatas
Keterangan:
1) Menggunakan gambar Tugas II Mandiri PA2
2) Rencana dan Detail kusen diutamakan yang tidak biasa (misal : pintu/ jendela unik, PVC untuk kamar mandi, kusen aluminium atau
kusen beton, sliding door, pintu lipat, dll)
3) Detail elemen khusus: bagian bangunan yang dianggap unik dan menaruk (misal: dinding fasade mengunakan elemen khusus, kanopi
atap, pagar, dll)
4) Gambar detail berupa denah, tampak dan potongan atau dilengkapi aksonometri
5) Septictank, Resapan, bak kontrol, dll
ARSITEKTUR VERNAKULAR SEBAGAI BAHASA ARSITEKTUR
YANG TIDAK TERBATAS PADA SISTEM KONSTRUKSI (ESAI)*
Probo Hindarto. 2008. Dalam http://astudioarchitect.com/2008/11/arsitektur-vernakular-sebagai-bahasa.html
Vernakular menjadi penting untuk konteks arsitektur di Asia karena Asia terdiri dari berbagai berbagai budaya dan adat yang berlainan
disetiap wilayahnya. Setiap wilayah memiliki arsitektur spesifik yang berasal dari tradisi, yaitu adaptasi manusia lokal terhadap alam yang
memunculkan berbagai cara untuk menanggulangi iklim untuk kenyamanan bangunan.
Salah satu contoh, yang selalu ditekankan oleh Profesor Joseph Prijotomo tentang arsitektur vernakular Jawa Timur, adalah arsitektur
pernaungan, yaitu suatu cara untuk bernaung menghadapi iklim, dimana atap adalah bagian terpenting dari desain arsitektur vernakular.
Meskipun demikian, sebenarnya denah maupun luas bangunan yang ditentukan oleh aktivitas didalamnya tetap menentukan besaran
atap. Bagi orang Jawa, semua hitungan dimensi rumah dibuat berdasarkan primbon, yang merupakan sistem kepercayaan orang Jawa
yang ditaati karena dipercaya sebagai sistem kebenaran, bukan seperti sistem dunia barat yang ditaati sebagian besar karena sistem
hukum.
Merujuk pada pendapat pak Joseph tentang arsitektur pernaungan, maka konteks sistem konstruksi menjadi satu bagian dari arsitektur
vernakular Jawa Timur yang tidak signifikan, tetapi adalah salah satu bagian dari elemen pembentuk bangunan semata.
Vernacular artinya adalah bahasa setempat, dalam arsitektur istilah ini untuk menyebut bentuk-bentuk yang menerapkan unsur-unsur
budaya, lingkungan termasuk iklim setempat, diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, struktur, detail-detail
bagian, ornamen dll) -Yulianto Sumalyo
...comprising the dwellings and all other buildings of the people. Related to their environmental contexts and available resources they
are customarily owner- or community-built, utilizing traditional technologies. All forms of vernacular architecture are built to meet
specific needs, accommodating the values, economies and ways of life of the cultures that produce them - Encyclopedia of Vernacular
Architecture of the World
Sebagai bahasa, maka implementasi dari arsitektur vernakular boleh jadi tidak terpengaruh oleh jenis konstruksi yang digunakan, karena
jenis konstruksi merupakan salah satu faktor yang disebut sebagai 'komponen kebudayaan material' menurut Heinz Frick, yaitu
ketrampilan pertukangan, yang dalam arsitektur vernakular adalah salah satu faktor terpenting dalam tradisi arsitektur. Jenis konstruksi
berubah setiap waktu, dan apakah kita dapat menyebut jenis konstruksi berdasarkan material baru sebagai bagian baru dari arsitektur
vernakular, adalah hal yang masih dipertanyakan, seiring dengan kemampuan masyarakat lokal untuk mengadaptasi berbagai teknologi
tepat guna untuk material baru. Kapankah teknologi yang tergolong baru, seperti penggunaan kaca yang makin bervariasi, menjadi
bagian dari arsitektur vernakular?
Arsitektur vernakular seringkali diidentikkan dengan jenis arsitektur yang berkembang tanpa bantuan desainer (arsitek), dan merupakan
jawaban adaptif dari manusia lokal untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengatasi lingkungan melalui desain dengan cara try and
error. Bila cara-cara ini bisa berlangsung berulang-ulang melalui ajaran dari mulut ke mulut, maka ia menjadi tradisi. Terkadang meskipun
sebuah material tergolong baru, seperti penggunaan kaca untuk rumah bagi masyarakat Indonesia pedalaman, bila ia dikenal melalui
proses try and error sehingga lazim digunakan dalam rumah-rumah tinggal, maka ia menjadi bagian dari arsitektur vernakular.
Karena lazimnya arsitektur vernakular dikenal oleh masyarakat di daerah tertentu sebagai arsitektur 'paling berhasil', maka tidak
mengherankan bila arsitektur vernakular menjadi rujukan utama untuk melihat bagaimana arsitektur dengan teknologi yang lebih baru
bisa dikembangkan secara lebih adaptif terhadap lingkungan. Hal ini karena manusia modern juga sudah menemukan jenis arsitektur
yang 'tahan terhadap segala cuaca', seperti arsitektur gedung tinggi yang tertutup kaca dan menggunakan pengatur udara (Air
Conditioner) buatan. Arsitektur yang disebut terakhir merupakan arsitektur yang kurang berwawasan lingkungan.
Karena itu, arsitektur vernakular boleh jadi merupakan panduan untuk membuat arsitektur berwawasan lingkungan, dalam arti
memperhatikan potensi lokal seperti udara alami, tanaman, material alami, dan sebagainya. Mempelajari arsitektur vernakular dapat
membantu kita memahami bagaimana secara wajar, kita dapat mengolah material dalam sistem konstruksi untuk menghadapi alam
melalui arsitektur tanpa berlebihan. Di Indonesia, sudah menjadi konsensus bahwa atap yang tinggi dengan plafon dapat membantu
rumah terasa lebih sejuk, dan dapat mengalirkan air hujan lebih cepat. Teritisan merupakan cara jitu untuk menghalau hujan memasuki
pintu dan jendela. Teras adalah bagian dari rumah dimana kita bisa merasakan hembusan angin di udara tropis dengan nyaman.
Pengetahuan arsitektur vernakular dapat dilihat secara langsung melalui bangunan-bangunan arsitektur rakyat yang menggunakan
teknologi sederhana dan tepat guna. Kesederhanaan justru menjadi ciri utama yang memberikan nilai lebih berupa estetika khas
arsitektur vernakular dan tradisional. Kesederhanaan dalam penggunaan material, menjadi cermin dari tingkat kematangan desain dan
bagaimana menggunakan material secara wajar dan tidak berlebihan.
*Salah satu esai tentang arsitektur vernakuler diantara beberapa literatur yang lain
https://raftorigin.wordpress.com/.../arsitektur-vernakul...
dimensi.petra.ac.id/index.php/ars/article/.../15705
www.academia.edu/.../Arsitektur_Vernakular_Indones...
file.upi.edu/...ARSITEKTUR/.../arsitektur_vernakular....
ninavidya.blogspot.com/.../pengertian-arsitektur-verna...
arsitektuvernakular.blogspot.com
DAFTAR RUJUKAN
Akmal, Imelda, Karya-karya Arsitek Muda Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1997-2002
Ching, Francis DK, Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya, terjemahan, Erlangga, 1999
Cullen, G, The concise townscape, terjemahan, ITS, Surabaya,-
Frick, Heinz, Membangun dan menghuni rumah di lerengan, Kanisius, 2003
Hershberg, Robert, G., Architectural Programming,
Ishar, HK, Pedoman merancang bangunan, Gramedia, Jakarta
IAI, KaryaArsitekIndonesia, IAI, Jakarta, 2003
Neufert, Ernst, Data Arsitek, terjemahan, Erlangga, 1999
Krier, Rob, Komposisi Arsitektur, terjemahan, Erlangga, 2001
Majalah/ jurnal: Architecture Asia/ARCASIA, LARAS, ASRI
Pena, William, Penyelusuran Masalah, Sebuah dasar penyusunan Program Arsitektur, Intermedia, Bandung,
1995
Powell, Robert, The Tropical Asian House, Select Book, Singapore, 1996
Time Saver Standart for Architecture
URA, 20 under 45: A selection of work by under-45, Singapore registered architects, URA, Singapore, 2004
Wang, Thomas C., Gambar Denah & Potongan, Erlangga, Jkt, 1999