Bahan Tutor Komple
Bahan Tutor Komple
Bagian Tanaman yang Digunakan: Daun digunakan sebagai obat dalam fitoterapi
negara Barat, tapi “benih” atau bakal biji juga digunakan baik untuk memasak
maupun obat-obatan di banyak negara (Stuart, 2005).
Target Sistem Tubuh: Peredaran darah, jantung, dan saraf (otak), dimana gangguan
dari ketiga sistem tubuh tersebut sering terjadi pada lansia (Pleasant Grove, 1996).
Sejarah
Ginkgo biloba, disebut spesies fosil hidup dan pohon hidup tertua, telah bertahan
selama 200 juta tahun. Daun dan biji ginkgo, pertama kali digunakan sebagai agen
obat hampir 5000 tahun yang lalu dalam farmakope tradisional Cina, secara
historis telah digunakan untuk meredakan gejala asma dan batuk, dan untuk
mengobati bronkitis dan inkontinensia (Rouse, 1998). Chen Noung (2767-2687
SM,) dalam farmakope tersebut: Chen Noung Pen T’sao, Ginkgo
direkomendasikan untuk penyakit pernapasan dan kehilangan memori di usia tua
(Murray, 1995).
Selama 20 tahun terakhir, para ahli fitokimia Eropa telah menemukan bahwa
ekstrak daun ginkgo secara signifikan dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh
darah. Ginkgo telah menjadi tanaman obat yang semakin terkenal di seluruh dunia
dan sekarang menjadi phytomedicine terlaris di Eropa, di mana diresepkan sebagai
pengobatan untuk gangguan pembuluh darah perifer, terutama insufisiensi serebral,
termasuk demensia umum dan penyakit Alzheimer (Rouse, 1998).
Ekstrak: Ekstrak yang terbuat dari daun ginkgo tersedia di Eropa dan digunakan
untuk arteriosklerosis serebral pada gangguan sirkulasi perifer pada orang tua.
Infus: Infus ginkgo digunakan untuk arteriosklerosis, varicose vein dan hemoroid.
Kapsul: Bentuk serbuk dari ginkgo dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi
otak dan memori pada usia lanjut.
Penyimpanan: Simpan dalam wadah gelap di tempat yang sejuk dan kering
(Pleasant Grove, 1996).
Ginkgo harus dikonsumsi dalam dosis normal 40-80 mg tiga kali sehari terbukti
efektif dan jika memungkinkan, pada waktu yang sama setiap hari. Namun, ekstrak
harus
diberikan selama minimal 6-8 minggu (sebaiknya 3-4 bulan) sebelum
mengevaluasi efektivitas. Dosis penggunaan parenteral dari Ginkgo berkisar dari
50 sampai 100 mg setiap hari, meskipun sediaan intravena tidak tersedia di negara
ini. Meskipun injeksi Gingko terkadang telah digunakan, konsumsi tablet atau
kapsul oral adalah terapi efektif untuk tujuan pemeliharaan memori, suasana hati,
atau fungsi fisiologis lainnya (Anonim, 1998; Fleming, 1998; Pleasant Grove,
1996).
Fungsi otak memerlukan sejumlah besar energi dalam bentuk pasokan konstan
glukosa dan oksigen. Dalam demensia karena degenerasi dengan hilangnya neuron
dan gangguan neurotransmisi pada geriatri, penurunan fungsi intelektual terkait
dengan gangguan dalam pasokan oksigen dan glukosa. Pelepasan radikal bebas dan
peroksidasi lipid dapat terjadi pada keadaan ini dengan konsekuensi berbahaya.
Karena sel otak mengandung persentase yang tinggi dari asam lemak tak jenuh
dalam membran, sel sangat rentan terhadap kerusakan radikal bebas. Oksidasi
asam lemak tak jenuh dalam membran menyebabkan penurunan fluiditas membran
dan gangguan struktur membran dan fungsi. Kerusakan sel ini mungkin menjadi
mekanisme utama decline. Fungsional yang berkaitan dengan usia, sel otak juga
sangat rentan terhadap hipoksia. Dengan demikian, sirkulasi berkurang ke otak
memicu reaksi berantai yang mengganggu fungsi membran dan produksi energi
dan akhirnya menyebabkan kematian sel (Rouse, 1998).
Aktivitas ekstrak ginkgo dalam mempromosikan aliran darah otak telah dibuktikan
dalam beberapa studi farmakologis pada hewan dan manusia. Studi ini telah
menunjukkan bahwa ekstrak ginkgo meningkatkan aktivitas vasoregulasi,
menurunkan kekentalan darah, dan mengantagonis Platelet Activating
Factor (PAF), sehingga meningkatkan aliran darah. Selain itu, ginkgo telah
terbukti mencegah gangguan metabolisme dalam model eksperimental suplai darah
tidak mencukupi untuk otak, dengan meningkatkan pemanfaatan oksigen dan
meningkatkan suplai glukosa, sehingga memulihkan produksi energi, serta
mengurangi pembentukan species oksigen reaktif (Rouse, 1998).
• Senyawa Antioksidan
Mekanisme kerja dari ginkgo dalam sistem saraf pusat ini hanya dipahami secara
parsial, tetapi efek utama tampaknya berhubungan dengan agen antioksidan.
Senyawa dalam ginkgo bertindak untuk berbagai derajat untuk radikal bebas, yang
telah dianggap sebagai mediator peroksidasi lipid yang berlebihan, penurunan
fluiditas membran, dan kerusakan sel pada penyakit Alzheimer yang biasa terjadi
pada geriatri. Efek farmakologis dari ekstrak meliputi penghambatan peroksidasi
lipid, membantu untuk mempertahankan integritas dan permeabilitas dinding sel,
dan perlindungan neuron otak terhadap stres oksidatif dan cedera pasca-iskemik
disebabkan oleh produksi radikal bebas (Rouse, 1998).
Banyak penelitian in vitro, terutama pada tikus, telah dilakukan untuk menetapkan
fungsi ginkgo pada jaringan saraf dan menentukan aktivitas pada berbagai situs
reseptor. Pengobatan berkepanjangan dengan ekstrak ginkgo berkorelasi dengan
peningkatan kepadatan cerebral muscarinic dan reseptor serotonin
dan thyrotropin-releasing hormone receptor. Penghambatan otak peroksidasi lipid
dapat menjelaskan efek restoratif ginkgo pada penurunan berhubungan dengan usia
lanjut pada kepadatan reseptor yang berbeda sistem neurotransmitter. Selain itu,
ekstrak telah terbukti digunakan untuk meningkatkan sintesis asetilkolin,
meningkatkan omset norepinephrine, dan dapat mempengaruhi neuron
dopaminergik (Rouse, 1998).
Interaksi
Ginkgo yang diekstrak dari daun pohon ginkgo dianggap tidak beracun dan hampir
tanpa efek samping. Dalam uji toksisitas, diketahui LD50 ekstrak ginkgo adalah
15,3 g/kg, tanpa terdeteksi mutagenesitas (Anonim, 1998). Hal ini aman digunakan
dengan suplemen lain tanpa interaksi dan tidak terdapat laporan toksisitas,
termasuk pada populasi geriatri (Pleasant Grove, 1996)
Ginkgo ditoleransi dengan kejadian efek samping yang langka termasuk pada
golongan geriatri. Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa kejadian nyeri
lambung, sakit kepala, dan ruam kulit telah terjadi, yang mungkin menunjukkan
bahwa individu alergi terhadap ginkgo. Bubur buah ginkgo dapat menghasilkan
dermatitis kontak parah dan reaksi alergi lainnya seperti eritema, edema, gatal-
gatal, dan gangguan gastrointestinal. Ekstrak daun ginkgo biasanya satu-satunya
bentuk yang tersedia dan sangat aman. Ginkgo kontraindikasi pada pasien yang
diketahui hipersensitif terhadap ginkgo, meskipun risiko kesehatan dan efek
samping utama setelah pemberian yang tepat belum dipelajari. Reaksi hipersensitif
mungkin termasuk kejang dan kram, atonia dan adynamia (Murray, 1995; Pleasant
Grove, 1996)