64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
Oleh
Eka Hayatunnisa dan Anwar Hafidzi
Fakulstas Syariah dan Ekono
mi Islam
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
Email: ekahayatunnisa@gmail.com ; anwar.hafidzi@gmail.com
Abstract: Polygamy is a provision of Islamic law that allows more than one wife.
This issue is alluded to in the Qur'an and there are verses that provide the legal
basis for polygamy. Basically Islam allows polygamy which in Al Quran
mentioned that maximum polygamy is given limit to 4 wives. In this regard, there
are various problems that are understood diverse by some scholars, especially
regarding the impact of polygamy in today's modern era. Therefore this study will
focus on the study of the 2 books of fiqh namely Fikih Islaam wa Adillatuhu and
Fikiih Sunnah, both of which discuss the impact of polygamy. The author tries to
contextualized the worldview of both books in understanding the polygamy that
occurs in the present. This research uses descriptive analytic method of the two
books mentioned above. Through this paper, it appears that the impact of
polygamy is very detrimental to the women, more than that it also raises new
problems in the community.
Keywords: Polygamy, Wahbah az Zuhaili, negative impact.
1
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
64
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
boleh beristeri sampai dengan 4 saja, manapun, untuk itulah maka penulis
atau 9, atau bahkan tanpa batas6. akan menguraikan bagaimana
Sebagian dari masyarakat kita pandangan dari Wahbah az-Zuhaili
kurang atau tidak sepakat dengan dalam karyanya Fikih Islam wa
poligami7dan mereka menentang Adillatuhu dan Sayyid Sabiq dalam
praktik poligami yang ada sekarang ini, karyanya Fikih Sunnah mengenai
karena efek negatifnya sangat besar dampak negatif dari poligami.
bagi keluarga dan banyak menyakiti
kaum perempuan. Namun, sebagian Kajian Naskah Sebab Pembatasan
yang lain menyetujui poligami dengan Empat Orang Isteri dalam Al Fiqh
alasan beragam. Kelompok ini Al Islami Wa Adillatuh Dan Fikih
beralasan bahwa meskipun poligami Sunnah
memiliki banyak resiko, tetapi 1. Al Fiqh Al Islami Wa Adillatuh
bukanlah sesuatu yang dilarang oleh
agama, khususnya Islam. ، وسد للباب أمام االحنرافات،ففي املشروع غىن وكفاية
Banyaknya kejanggalan- أوما قد يتخذه بعض الرجال من عشيقات أو خدينات
kejanggalan yang terjadi di مث إن يف الزايدة على األربع خوف اجلور،أو وصيفات
masayarakat mengenai poligami. Dan
pada dasarnya fenomena poligami ini عليهن ابلعجز عن القيام حبقوقهن؛ ألن الظاهر أن
sudah dianggap lumrah terjadi bahkan وإىل هذا أشار،الرجل اليقدر على الوفاء حبقوقهن
tidak hanya terjadi pada masa
{ فإن خفتم أال تعدلوا:القرآن الكرمي بقوله عز وجل
Rasulullah SAW, tetapi poligami sudah
mendunia hingga ke polosok ] أي ال تعدلوا يف ال َق ْسم4/3:فواحدة} [النساء
، والرابع، والثالث،واجلماع والنفقة يف زواج املثىن
6 Praktik poligami sebelum datangnya
Islam dilakukan tanpa adanya batas jumlah 8الظلم فهوأقرب إىل عدم الوقوع يف،فواحدة
isteri, tetapi setelah Islam d Dengan adanya
Q.S Annisa: 3 yang memberikan aturan
batasan sampai empat orang isteri akan tetapi Alasan pembatasan 4 orang
ada pandangan dari sebagian mazhab isteri menurut Wahbah az Zuhaili
Dzahiriah yang meberikan tafsiran bahwa
mastna wa sulasa wa ruba’ ditafsirkan dengan
dalam kitab beliu yaitu Fikih Islam
menjumlah sehingga diartikan boleh wa Adillatuhu bahwa poligami
berpoligami sampai 9 isteri, bahkan dibatasi agar semua celah yang dapat
pandangan lain juga muncul dari sebagian
ulama mazhab ini dengan menafsirkan lafal menimbulkan kepada berbagai
mastna = dua-dua, lafal sulasa = tiga-tiga, lafal penyimpangan dapat ditutup. Serta
ruba’ = empat-empat. Oleh karena itu perilaku yang mungkin saja dilakukan
menurut pandangan ini laki-laki boleh
berpoligami sampai 18 orang. Lihat Abi’ oleh beberapa orang laki-laki dengan
Abdillah Muhammad bin Ahmad ibn Anshari memiliki kepemilikan wanita idaman
Al-Qurthubi, Al jami’ li ahkam Al Qur’an
lain tanpa sepengetahuan isterinya,
(Bairut: Dar Al-Fikr, 1999) III : 13-14 (1325-
1326). Bandingkan juga dengan Ulfah,
“Poligami menurut Muhammad Syahrur
dalam pandangan hukum Islam,” Hal. 6. 8 Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa
7 Lihat Hidayat, “Pemikiran Muhammad Adillatuhu, (Damaskus: Dar Al-Fikr,1985),
Quraish Shihab Tentang Poligami,” Hal. 16. Hal. 167
65
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
66
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
67
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
pandangan wahbah az-zuhaily (tafsir Qs. al- “PERSETUJUAN PEMBIMBING,” Hal. 30.
nisa’(4) ayat 12 dan ayat 176),” Hal. 18.
68
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
69
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
70
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
bahwa yang dimaksud dengan “Engkau tiga atau empat." (Al-Qur'an, Surah
tetapi aku tidak menguasai”, yaitu Al-Nisa' ayat 3).26
hati. (HR.Abu Dawud, b. Mampu Berlaku adil
Tirmidzi,Nasa’i dan Ibnu Majah).25 sudah dengan tegas diterangkan serta
1. Dasar Hukum Poligami dituntut agar para suami bersikap
Dasar hukum mengenai adil jika akan berpoligami. Jika ia
poligami dalam pernikahan takut tidak dapat berbuat adil bilan
disebutkan secara jelas dan tegas sampai empat orang isteri, maka
dalam al-Qur‟an. Ayat yang sering cukuplah bagi laki-laki itu untuk tiga
menjadi rujukan para ulama dalam orang isteri saja. Tetapi kalau itupun
hal poligami adalah QS. an-Nisa ayat dirasa masih juga ia tidak dapat
3 yaitu: berbuat adil, maka cukuplah baginya
َوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أ اَال تُ ْق ِسطُوا ِيف الْيَ تَ َامى فَانْ ِك ُحوا َما untuk dua orang isteri saja. Dan
selanjutnya kalau dua itu pun masih
ع فَِإ ْن ِخ ْفتُ ْم أ اَال
َ ث َوُرَاب َ اب لَ ُك ْم ِم َن النِ َس ِاء َمثْ َىن َوثَُال
َ َط khawatir nantinya tidak akan berbuat
ك أَ ْد ََن أ اَال َ ِت أ َْْيَانُ ُك ْم ذَل
ْ اح َد ًة أ َْو َما َملَ َكِ تَ ع ِدلُوا فَ و adil, maka hendaklah baginya untuk
َ ْ
تَ عُولُوا menahan dan menikah dengan
seorang isteri saja karena berlaku adil
“Jika kamu khawatir tidak akan
itu merupakan sesuatu yang wajib.27
dapat berlaku adil terhadap perempuan -
c. Mampu Memberikan
perempuan yatim (bila kamu
Nafkah Lahir dan juga Batin. Dalam
mengawininnya) maka kawinilah
soal keadilan memberikan nafkah
perempuan-perempuan lain yang kamu
lahir dan batin untuk isterinya
senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
hendaklah seorang suami tidak
jika kamu khawatir tidak dapat berlaku
mengurangi nafkah lahir dan batin
adil (dalam hal-hal yang bersifat lahiriyyah
dari salah seorang isterinya dengan
jika mengawini lebih dari satu ), maka
alasan bahawa isterinya itu lebih kaya
kawinilah seorang saja atau budak-budak
darinya atau sumberkeuangannya
yang kamu miliki. Yang demikian itu
lebih banyak, sehingga seorang suami
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
dengan alasan itu dia dapat
2. Syarat Poligami
menghilangkan kewajibannya untuk
a. Membatasi jumlah isteri
memberi nafkah, kecuali jika si isteri
yang akan dikahwininya .Syarat ini
tersebut rela. Karena seorang suami
telah disebutkan oleh Allah SWT
yang berpoligami mempunyai
dengan firman-Nya: "Maka
berkawinlah dengan sesiapa yang
kamu berkenan dari 26 Ahmad, “ANALISIS MASLAHAH
perempuanperempuan (lain): dua, MURSALAH TERHADAP PERJANJIAN
PERNIKAHAN POLIGAMI YANG
BERTUJUAN HANYA UNTUK
MENDAPATKAN ANAK,” Hal. 38.
25 Sayyid Sabiq, Op-cit hal 383. 27 Ibid., Hal. 39.
71
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
tambahan kewajiban yaitu harus adil untuk berlaku adil, mungkin karena
dalam menafkahi isteri-isterinya.28 faktor kemiskinan, kelemahan atau
3. Hukum Poligami tidak adanya gairah untuk membagi
Seperti menurut Prof. perhatian kepada para isteri. Maka ini
Mahmoed Syaltut bahwa hukum asal dihukumkan sebagai sesuatu yang
dari poligami adalah mubah. 29Selain haram
itu hukum poligami cukup beragam,
Jadi menurut penulis sesuai
yaitu :
dengan hal-hal yang dikemukakan di
a. Sunnah ketika adanya
atas bahwa hukum poligami yang
suatu kerelaan dari isteri pertama,
dimunculkan Islam dapat berubah
atau dalam hal lain isteri pertamanya
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
sedang dalam keadaan sakit yang
apakah poligami memang perlu,
tidak memungkinkan isteri tersebut
sehingga nantinya dapat menjadi
untuk melahirkan keturunan, di satu
perantara untuk mencapai tujuan
sisinya lagi seorang suami sudah
pokok pernikahan yaitu sakinah,
sangat mendambakan kehadiran
mawaddah, wa rahmah.
anak ditengah-tengah keluarga
kecilnya dan dia pun yakin mampu Pembatasan Poligami: Dialektika
untuk berbuat adil. Nah dalam hal Masna wa Tsulasa wa Ruba’a
inilah yang menjadikan poligami itu
disunahkan karena suatu keadaan Alasan pembatasan 4 orang
yang menuntut dan adanya isteri saja yang ditemukan dalam
kemashlahatan yang disyari’atkan. kitab fikih Islam wa adillatuhu karya
Dan hal ini pula yang dilakukan oleh wahbah az zuhaili dalam kitab beliu
mayoritas para shahabat. bahwa poligami dibatasi agar dapat
b. Hukumnya akan menutup pintu yang arahnya dapat
berubah menjadi makruh ketika membawa kepada berbagai
seorang suami ingin berpoligami penyimpangan. Terkait
namun tanpa ada kebutuhan, atau penyimpangan yang disebut beliau
dengan kata lain poligami yang ini dapat dimaknai seperti akan dapat
hanya didasarkan pada kenikmatan memicu poligami liar, rumah tangga
dan bersenang-senang serta di sisi rentan menjadi pecah, tidak
lain ia juga mempunyai keragu- terjaminnya ekonomi dan keadilan,
raguan untuk dapat berlaku adil ketertindasan perermpuan, dan
kepada para isterinya nanti. ketelantaran anak30. Juga kasus
c. Haram ketika dia yakin seperti yang dilakukan laki-laki yakni
bahwa dia memang tidak mampu main serong atau mempunyai wanita
72
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
Kasus di Kota Makassar,” Hal. 16-34. Paparan Pornografi pada Remaja SMP Negeri
32 Muzakki, “SOSIOLOGI GENDER,” Kota Pontianak Tahun 2008,” Hal. 55.
Hal. 359-360.
73
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
masyarakat yang memandang negatif atas dapat saja kita kaitkan dengan
terhadap laki-laki yang melakukan era modern, perbuat maksiat akibat
perkawinan poligami memang sah- poligami tidak dibatasi seperti
sah saja. Banyak pendapat dan maraknya tempat pelacuran,
asumsi berkembang tentang prostitusi, pekerja wanita-wanita
perkawinan poligami. Banyak malam yang mencari nafkah dengan
komentar dari para ulama yang cara menjual diri, dan perbuatan
menyatakan bahwa secara jelas lainnya yang dianggap merendahkan
praktik perkawinan poligami adalah kaum perempuan dan menjadikan
sah dan halal menurut ajaran agama mereka sebagai pemuas nafsu birahi
Islam. Akibatnya muncul perang adu lak-laki hidung belang36.
argumentasi untuk mempertahankan
pendapat dengan membeberkan Islam yang memberikan ruang
fakta, literatur dan riwayat masa untuk mengatur sedemikian rupa
jaman Nabi Muhammad SAW yang pembatasan poligami sebatas empat
orang isteri saja dan di tuntut adanya
kemudian disandingkan dengan
kehidupan sekarang sebagai landasan berbuat adil terhadap isteri-isterinya
argumentasi dan menyatakan bahwa .37 Yang dalam hal ini sesuai dengan
Rasulullah dulu mempunyai istri dasar hukum poligami yang terdapat
lebih dari empat. Tetapi jika dikaji dalam Q.S AnNisa ayat 3.
secara mendalam maka akan ada Artinya: Dan jika kamu takut
banyak hikmah mengapa poligami tidak akan dapat berlaku adil terhadap
dibatasi hanya 4 orang istri saja, (hak-hak) perempuan yang yatim
karena dampak negatifnya yang (bilamana kamu mengawininya), maka
cukup banyak. kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian
Kemudian, dalam bertambah-
nya jumlah isteri dari empat orang jika kamu takut tidak akan dapat
menurut kitab fikih islam wa berlaku adil, maka (kawinilah) seorang
adillatuhu karangan wahbah az saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih
zuhaili, beliau menerangkan jika tidak
dekat kepada tidak berbuat aniaya.
dibatasi hanya 4 orang isteri maka
dikhawatirkan timbulnya perbuatan Akan tetapi pada Q.S An-Nisa
maksiat dari mereka akibat ketidak ayat 3 tersebut tidak memberikaan
penjelasan mengenai kategori adil
mampuan memenuhi hak-hak dari
yang dimaksudkan oleh ayat ini dan
isteri-isterinya. Karena secara zahir,
seorang laki-laki tidak mampu
memenuhi hak-hak mereka. 36 Lihat, Azni, “Izin Poligami di
74
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
dalam hal apa saja adil tersebut. 38 keadilan segala hal, dalam pengertian
Lalu bermunculanlah berbagai lahir dan bathin ? Salah satu cara
pendapat mengenai keadilan untuk memaknai keadilan dalam
tersebut, salah satunya yang berpoligami, ada baiknya menyimak
dimaksud keadilan di sini adalah suatu kisah menarik dan memerlukan
seperti keadilan dalam memnuhi perenungan berikut ini. “Suatu ketika
kebutuhan sandang, pangan, papan, Nabi Muhammad SAW pernah berkata
dan pembagian giliran menginap kepada istri-istri beliau, “Aku berikan
unttuk para isteri. semua pada kalian apa yang ada di
tanganku.” 39
Bersikap adil dalam
perkawinan poligami adalah tidak Perkataan Nabi yang singkat di
mudah. Karena bentuk bentuk atas, meninggalkan setidaknya dua
perkawinan poligami tidak seperti pesan penting terkait dengan makna
dalam perkawinan monogami, keadilan dalam berpoligami. Pertama,
dimana suami hanya memiliki satu bahwa apa-apa yang bersifat material
orang isteri saja. Hak-hak dalam tali yang ada pada Nabi, mampu
perkawinan juga secara otomatis diberikan kepada istri-istrinya secara
hanya menjadi milik isterinya merata dan seimbang. Kedua, bahwa
seorang. Lain halnya hak serta selain yang bersifat material seperti
kewajiban suami dan isteri-isterinya cinta, perhatian, dan kasih sayang
dalam sebuah perkawinan poligami adalah sesuatu yang tidak dapat
yang sangat berbeda dengan dilakukan oleh Nabi untuk diberikan
perkawinan monogami. Masalah ini kepada istri-istri beliau secara merata
juga yang disebutkan oleh Wahbah dan setara. Dalam sebuah hadits
Az Zuhaili bahwa jika tidak dibatasi yang diriwayatkan oleh imam Ahmad
hanya 4 orang isteri maka bahwa Nabi sendiri tidak dapat
dikhawatirkan timbulnya perbuatan berbuat adil untuk hal-hal yang tidak
maksiat dari laki-laki akibat ketidak dimilikinya, yaitu bahasa hati. Suatu
mampuan memenuhi hak-hak dari ketika Nabi berdoa,“Ya Allah, inilah
isteri-isteri yang sudahh dinikahinya pembagian dari apa-apa yang kumiliki,
tersebut. Karena secara zahir, maka janganlah mencelaku dalam hal
seorang laki-laki tidak mampu yang Engkau miliki dan aku tidak
memenuhi hak-hak mereka. miliki.”40
75
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
76
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
77
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
78
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
79
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
satu sama lain, bahkan tak jarang sekali pada kenyataannya kaum
berujung pada pembunuhan.45 perempuan seolah tertindas dan
tersakiti. Dalam konteks keluarga,
Untuk itu melakukan poligami
perempuan ditetapkan sebagai pihak
harus memenuhi persyaratan yang dipimpin, sedangkan laki-laki
sebagaimana terkandung dalam adalah pemimpin. Akibatnya,
lanjutan isi surat An-Nisa, karena itu
perempuan tidak memiliki hak untuk
isteri yang hendak dimadu harus
memutuskan sesuatu dalam keluarga.
mengetahui apa saja hak-hak yang Disinilah gejalah kekerasan terhadap
harus ia terima dalam perkawinan perempuan pada kasus poligami
poligami tersebut. Hak-hak yang
tampak. Meski demikian, berbagai
diterima setiap orang isteri di dalam kalangan yang pro poligami,
perkawinan poligami antara lain membantah pengkategorian poligami
seperti memiliki rumah sendiri. sebagai praktik kekerasan terhadap
Menyinggung masalah perempuan. Mereka mengatakan
“rumah” sebagai tempat tinggal bagi poligami merupakan suatu bentuk
isteri-isteri dalam perkawinan perlindungan terhadap perempuan
poligami dijelaskan dalam kitab Al karena jumlah perempuan lebih
Mughni bahwasanya tidak pantas banyak dari pada laki-laki, sehingga
seorang suami mengumpulkan dua poligami membantu laki-laki dan
orang isteri dalam satu rumah tanpa perempuan untuk dapat menikmati
ridha dari keduanya. Hal ini karena seks dan memperoleh keturunan.
dikhatirkan akan menjadi penyebab Disamping itu poligami mencegah
kecemburuan dan permusuhan laki-laki dari penyelewengan dan
diantara keduanya. Oleh karena itu tindak kekerasan akibat frustasi tidak
disyaratkan kepada laki-laki yang memperoleh pemenuhan kebutuhan
berpoligami hendaknya menyediakan seksual, poligami sekaligus
rumah bagi masing-masing isterinya. melindungi perempuan karena
Sehingga tidak akan terjadi gesekan- mereka dapat “berbagi tugas” dalam
gesakan yang panas antara para isteri memuaskan kebutuhan seksual laki-
atau bentuk permasalahan yang bisa laki. Argumentasi diatas sebenarnya
saja berakibat fatal hingga hanya membuat stereotype ideology
pembunuhan sesama. patriarkhy terhadap perempuan
semakin nyata. 46
(Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011), hal. 365 Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan,”
Hal. 5.
80
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
81
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
82
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
83
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
84
Jurnal Syariah: Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran Kriteria Poligami ..64--85
Vol 17, Nomor 1 Juni 2017 Eka & Anwar Hafidzi
Sahrani,sohari. Fikih
munakahat. Jakarta: raja grafindo
persada, 2010. Cetakan ke ii
Sabiq,sayyid, fiqih sunnah. Bandung:
alma’arif, 2008. Cetakan xx
Qultum media, poligami siapa takut ?,
(jakarta: qultum media,2006)
85