PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologi dan kesinabungan (Marmi, 2011). Dan tidak bisa dipungkiri
bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, wanita akan
nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang
generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu
(Bandiyah, 2009).
sel sprema dengan sel telur dituba fallopi, kemudian bernidasi dilapisan
280 hari atau 40 minggu. Setelah kehamilan tersebut, wanita akan dihadapkan
perubahan saat hamil, sekarang ibu mulai dihadapkan dengan proses persalinan.
Proses persalinan merupakan saat paling menenganggkan dan mencemaskan
Periode ini sering kali disebut masa nifas atau trimester keempat kehamilan.
terjadi merupakan suatu hal yang normal. Beberapa perubahan fisiologi yang
dapat terjadi adalah perubahan pada sistem integument, respirasi dan endrokin.
sosial dan semua yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsinya.
Ruang lingkup kesehatan reproduksi secara nasional, antara lain : kesehatan ibu
dan bayi baru lahir (BBL), keluarga berencana (KB), pencegahan dan
B. TUJUAN
Untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai perubahan
BAB II
PEMBAHASAN
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
c. Ovarium
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
(Prawirohardjo, 2008).
d. Payudara
lain:
dalam rahim.
retro-plasenter.
meningkat.
a) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum
sekitar 20%.
b) Sel Darah
c) Sistem Respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi
d) Sistem Pencernaan
estrogen.
e) Traktus Urinarius
pemberian ASI.
a. Uterus
lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia. Banyaknya
setelah pelepasan dan ekspulsi plasenta dan membran terdiri dari zona
basalis dan bagian lapisan zona spongiosa desidua basalis (pada tempat
nekrotik, yang akan terlepas sebagai bagian dari rabas lokia, dan
basalis.
samping dan dari sekitar lapisan uterus, dan ke atas dari bawah tempat
beratnya sekitar 1000g. Berat uterus menurun sekitar 500g pada akhir
pada saat tidak hamil, yaitu 70g pada minggu kedelapan pascapartum.
(Varney, dkk.2008).
b. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada
(Sulistyawati,2009).
warnanya seperti berikut ini: Lochea rubra ini keluar pada hari pertama
sampai hari ke-4 masa postpasrtum. Cairan yang keluar berwarna merah
berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
Pada hari ke- 8 mulai keluar lochea serosa yang berwarna kuning
kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau
laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14. Dan setelah
hari ke 14, Lochea mulai berwarna putih yang mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
(Varney,2008).
c. Serviks
serviks yang akan membuka seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh
akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran
Oleh robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
menonjol. (Nurjannah,dkk,2013)
e. Perineum
(Nurjannah,dkk,2013)
B. Neonatus
1. Definisi Neonatus
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia
satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
2. Ciri-Ciri Neonatus
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7,
grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada
skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra
berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar
3. Klasifikasi Neonatus
3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
1. Pengertian Gonore
Gonore adalah salah satu penyakit menular seksual paling umum
2012 ). Menurut Irianto setiap tahunnya kasus gonore lebih banyak terjadi
penderita baru penyakit menular seksual dan pada tuhun 2012 tercatat data
yang diperoleh untuk penderita baru penyakit yang di sebabkan oleh bakteri
2. Etiologi
yang bersifat pathogen. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah
dengan mukosa epitel kuloid atau lapis gepeng yang belum berkembang
3. Patofisiologis
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran
anus, konjungtiva dan faring. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate,
4. Manifestasi Klinis
a. Pada pria
- Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi
- Rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lender mukoid dari
uretra
b. Pada wanita
terinfeksi
berkemih
berhubungan seksual
5. Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
perbedaan seperti:
keluar dari da;am vagina, bukan darah dan bukan air seni).
2) Pada pria, diperiksa dengan posisi duduk/berdiri. Pemeriksaan
bukan darah dan bukan air seni) dan lesi lain. Pada pasien pria
c. Pengambilan specimen
vagina.
d. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan gram
2) Kultur bakteri
3) Tes Thomson
pagi ke dalam dua gelas dan tidak boleh menahan kencing dari gelas
tampak jernih.
6. Komplikasi
- Prostatitis
- Cowperitis
- Vesikulitis seminalis
- Epididymitis
- Komplikasi uretra
- Salphingitis
7. Pengobatan
Tanpa komplikasi :
a. Ampicillin : 3,5 g
b. Amoxyllin : 3 g
c. Cotrimoxazole
Dengan komplikasi :
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik
a. Data Subjektif
kencing
b. Data Objektif
1) Uretitis
3) edematosa
4) Ektropion
7) lesi,macula
2. Pemeriksaan penunjang
b. Nutrisi-Metabolik
c. Eliminasi
d. Aktivitas-Latihan
e. Tidur-Istirahat
f. Kognitif-Persepsi
Pasien dapat berbicara dengan jelas, sehingga biasa
yang dialami.
h. Peran – Hubungan
i. Seksualitas – Reproduksi
mengalami psikosis.
k. Nilai – Kepercayaan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
3. Hipertemia
4. Cemas
C. Intervensi keprawatan
teurapeutik untuk
intensitas, frekuasi mengetahui
pasien
5. Evaluasi pengalamn
nyeri
6. Evaluasi dengan
ketidakefektifan
lampau
keluarga untuk
mencari dan
menemukan dukungan
8. Control lingkungan
yag dapat
mempengaruhi nyeri
kebisisngan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
non farmakologi
untuk mengurangi
nyeri
tidak berhasil
14. Monitorpenerimaan
pasien tetang
manegemen nyeri
Analgesic administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
obat
diperlukan
5. Tentukan analgesic
beratnya nyeri
pemeberian analgesic
7. Evaluasi efektivitas
gejala
karakteristik,
frekuensi, kualitas,
intensitas, factor
pencetus)
verbal adanya
ketidaknyamanan
menentukan strategi
manajemen nyeri
farmakologi untuk
mengutangi nyeri
(seperti relaksasi,
guided imagery,
distraksi massage)
5. Tingkatkan istirahat
memfasilitasi
manajemen nyeri
Pemberian analgetik
1. Cek obat dosis,
frekuensi pemberian
analgetik
analgetik yang
diresepkan.
pemberian analgetik
tigkat kesadran
Hct
output
8. Berikan antipiretik
9. Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab deman
pemberian intravena
Temperature regulation
2 jam
2. Rencanakan
kontinyu
RR
4. Monitor warna dan
suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. Tingkatkan intake
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
mengech keletihan
akibat panas
9. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan.
10. Berikan anti pireti bila
perlu.
hipertermi dan
pengananan yang
diperlukan
dan RR
tekanan darah
pasien berbaring,
4. Auskultasi TD kedua
RR sebelum, selama
nadi
irama pernapasan
9. Monitor adanya
bradikhardi,
peningkatan sistolik)
perifer
2. Penurunan
Indikator
kecemasan
1. Monitor intensitas
tingkat kecemasan
3. Peningkatan koping 2. Menyingkirkan tanda
kecemasan
3. Menurunkan stimulasi
lingkungan ketika
cemas
4. Menggunakan teknik
relasasi untuk
menurunkan
kecemasan
5. Merencanakan koping
6. Mengguankan strategi
koping efektif
7. Melaporkan
periode cemas
8. Melaporkan rentang
cemas
9. Mempertahankan
huubungan sosial
10. Melaporkan tidak
adanya gangguan
persepsi sensori
Koping
1. Menunjukkan
fleksibilitas peran
2. Keluarga
menunjukkan
anggotanya
3. Pertentangan masalah
mengatur masalah
5. Manajemen masalah
6. Melibatkan anggota
keluarga memutuskan
masalah
7. Mengguanakan
support sosial
Penurunan kecemasan
1. Tenagkan klien
2. Berusaha memahami
keadaan klien
3. Berikan informasi
tentang diagnose,
prognosis, dan
tindakan
4. Jelaskan seluruh
tindakan yang
5. Kaji tingkat
kecemasan
6. Sediakan aktivitas
untuk menurunkan
ketegangan
7. Bantu pasien untuk
mengidentfikiasi
situasi yang
mencitakan cemas
8. Instruksikan pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
9. Berikan pengobatan
untuk menurunkan
cepat
Peningkatan Koping
1. Hargai pemahaman
penyakit
2. Hargai dn diskusikan
alternative respon
terhadap situasi
3. Gunakan pendekatan
memberikan jaminan
4. Sediakan informasi
diagnose, penanganan
dan prognosis
5. Tentukan keampuan
keputusan
6. Instruksikan pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
7. Berikan pengobatan
untuk menurunkan
cepat
D. Implementasi
No Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
formatif
NB :
Imlementasi
disesuaikan dengan
intervensi dan
penulisannya
menggunakan kata
kerja.
E. Evalauasi
S (Sabjektif)
O (Objectif)
A (Analisis)
P (Planning)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
reproduksi wanita pada saat hamil seperti rahim atau uterus, vagina (liang
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher
rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta
B. Saran
Jakarta: EGC