DISUSUN OLEH :
ARFI RAMADHAN
RINDANG JUNIARTI
WAHYUNI
A. PENDAHULUAN
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat
tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan
hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun
rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Rumah pada
dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang.
Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian,
namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera.
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hiegene
dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh WHO bahwa perumahan yang
tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kajadian penyakit di
masyarakat. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan
besar namun rumah yang sederhana dapat menjadi rumah yang sehat dan layak huni.
Masalah perumahan telah diatur dalam undang-undang pemerintahan tentang perumahan
dan pemukiman No.4/1992 Bab III Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi “ Setiap warga Negara
mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang
layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur”.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal
yang harus memenuhi kriteria kenyamanan., keamanan, dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif ( Munif Arifin, 2009 ). Rumah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan,
dimana kecendrungannya semakin meningkat akhir – akhir ini. Penyakit – penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Keadaan
tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan
lingkungan ( Munif Arifin 2009 ). Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari
rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memdahkan terjadinya penyakit dan
mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa ada
545 ( 97,67 % ) rumah yang memiliki jendela dan 13 ( 2,33 % ) rumah tidak memiliki
jendela. Kemudian didapatkan data sebanyak 479 ( 85,84 % ) rumah dengan jendela
yang dibuka setiap hari dan masih terdapat 79 ( 14,16 % ) rumah dengan jendela yang
tidak dibuka setiap hari. Mahasiswa Stikes Jayakarta dalam hal ini Pokja Lingkungan
dan masyarakat RW 02 Kel. Susukan perlu mengupayakan pemeliharaan kesehatan
salah satu diantaranya adalah melalui gerakan kampanye buka jendela.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pengertian rumah sehat melalui gerakan kampanye buka jendela
b) Mengetahui manfaat dan pentingnya rumah sehat melalui gerakan kampanye buka
jendela
c) Mengetahui dampak jika tidak melakukan gerakan buka jendela
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan
a. Gerakan buka jendela
b. Pembagian leaflet tentang rumah sehat
c. Pemberian stiker Gerakan Buka Jendela
2. Sasaran Kegiatan
Warga RW 02 kel. Susukan Kec. Ciracas
3. Target peserta :
4. Metode :
D. PENGORGANISASIAN / KEPANITIAAN
E. RENCANA ANGGARAN
• Gerakan Buka Jendela
• Penyuluhan : Rp. 100.000,-
• Stiker : Rp. 100.000,-
• Lain - lain : Rp. 100.000,-
Jumlah : Rp 300.000,-
1. Tahapan Persiapan
a. Evaluasi struktur
b. Evaluasi proses
- Pelaksanaan kegiatan Gerakan Buka Jendela selama empat hari dari hari Jum'at - Senin
jam 08.00 -10.00 WIB
c. Evaluasi hasil
- Dari 60 rumah terdapat 50 yang menyatakan kesediann untuk membuka jendela pada
jam 08.00 s/d 10.00 WIB
G. PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan Gerakan Buka Jendela oleh Pokja
Lingkungan Mahasiswa Stikes Jayakarta, kami mengharapkan bantuan dan partisipasi
serta kerjasama dari semua pihak untuk merealisasikannya. Semoga gerakan buka
jendela ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan sebagai titik tolak
bangkitnya semangat mahasiswa dalam berorganisasi di masyarakat.