Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 1

1.1 Pengertian Balita


Balita adalah periode manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia
dua sampai lima tahun (Putra, 2012). Pada masa balita dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia 1 – 3 tahun (masa kanak-kanak /
toddler) dan usia 3 – 5 tahun. Pertumbuhan fisik anak usia 1 – 3 tahun
relatif lebih lambat daripada saat masa bayi, tetapi perkembangan
motoriknya berjalan lebih cepat. Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu
sudah lengkap, anak kelihatan lebih langsing pertumbuhan fisik juga
relatif lambat (Rekawati, 2013).
1.2 Pengertian Diare
Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran
pencernaan, dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat di identifikasi dari
perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi dan warna dari tinja (Ridha,
2014)
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam 24 jam ( Maryati, 2011)
1.3 Patofisiologi
Menurut (Rukiyah dan Yulianti, 2010), mekanisme penyebab diare
sebagai berikut :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin), pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus
2

3. Gangguan Mortilitas Usus


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
1.4 Tanda dan Gejala
Menurut (Rekawati,2013) Tanda dan gejala diare sebagai berikut:
1) Cengeng.

2) Gelisah.

3) Suhu meningkat.

4) Nafsu makan menurun.

5) Tinja semakain cair, lendir kadang ada darah

6) Anus lecet.

7) Muntah.

8) Bising usus meningkat.

9) Perut kembung.

10) Berat badan turun.

11) Turgor kulit menurun.

12) Mata dan ubun-ubun cekung.

13) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.


3

1.5 Teori Manajemen Kebidanan


Langkah I: Pengkajian
a. Identitas
Identitas pasien meliputi:
1. Nama
Untuk mengenali nama ibu dan untuk mencegah kekeliruan bila

terdapat nama yang sama (Romauli, 2011).

2. Umur
Perlu diketahui mengingat periode usia anak, mempunyai kekhasan

sendiri dalam morbiditas, mortalitas dan umur juga diperlukan

untuk menginterpretasi apakah ada data pemeriksaan klinis bayi

tersebut normal sesuai dengan umurnya. (Matondang, 2013).

3. Jenis kelamin

Jenis kelamin sangat diperlukan selain untuk identitas juga untuk

penilaian data pemeriksaan klinis (Matondang,2013).

4. Nama orangtua

Harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain,

mengingat banyak nama yang sama (Matondang, 2013).

5. Agama
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap

kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama klien akan

memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam melaksanakan

asuhan kebidanan (Estiwidani,2008).

6. Pendidikan
Dikaji untuk mengetahui keakuratan data yang di peroleh serta
4

dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis. Tingkat

pendidikan orang tua juga berperan dalam pemeriksaan penunjang

dan penentuan tatalaksana pasien atau sakit selanjutnya

(Matondang, 2013).

7. Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan

terhadap permasalahan kesehatan pasien. Pekerjaan orang tua

ditanyakan apabila pasien anak balita (Estiwidani, 2008).

8. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila diperlukan dalam

keadaan mendesak dan mengetahui tempat tinggal dan

lingkungannya (Estiwidani, 2008).

b. Anamnesa (DataSubjektif)

Anamnesa adalah data yang didapatkan dari pasien atau keluarga pasien

sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam,

2008).

1. Keluhan utama

Keluhan utama buang air besar sampai lebih dari 3 kali dan

berbentuk encer, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan

feses tidak berbentuk (Nursalam, 2008).

2. RiwayatKesehatan

a. Riwayat Imunisasi

Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi

BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak, dan imunisasi


5

lainnya. Hal tersebut selain diperlukan untuk mengetahui

status perlindungan pediatrik yang diperoleh juga membantu

diagnosis pada beberapa keadaan tertentu

(Matondang,2013).

b. Riwayat penyakit yang lalu

Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah di

derita, karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit

sekarang. Setidak-tidaknya untuk memberikan informasi

yang berguna untuk membantu pembuatan diagnosis dan tata

laksana penyakitnya sekarang (Matondang,2013).

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat

untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-

budaya dan kesehatan keluarga pasien sebab mungkin

berhubungan dengan masalah kesehatan yang dihadapi

sekarang (Matondang, 2013).

3. Riwayat Sosial

a. Siapa yang mengasuh balita.

b. Hubungan pasien dengan anggota keluarga yaitu dengan ibu,

ayah serta anggota keluarga yanglain.

c. Hubungan dengan teman sebaya di lingkungan sekitar rumah.

d. Perlu diupayakan untuk mengetahui terdapatnya masalah

dalam keluarga, tetapi harus di ingat bahwa masalah ini


6

sering menyangkut hal-hal sensitif, hingga diperlukan

kebijakan dan kearifan tersendiri dalam pendekatannya

(Matondang,2013).

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Ambarwati

dan Wulandari, 2010). Pada balita dengan diare nafsu makan

cenderung berkurang (Rekawati, 2013).

b. Pola Istirahat/Tidur

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan pola tidur adalah

berupa jam klien tidur dalam sehari (Wulandari, 2011). Pada

balita dengan diare cenderung mengantuk dan gelisah

(Rekawati,2013).

c. Personal Hygiene

Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien.

Kebersihan pada anak seperti mencuci tangan sebelum makan

dan setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain

ditanah (Mufdlilah, 2009).

d. Aktivitas

Dikaji untuk mengetahui aktifitas pasien sehari-hari

(Wulandari, 2011). Pada kasus diare aktifitas pasien cenderung

berkurang karena rewel (Rekawati, 2013).


7

e. Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu

kebiasaan Buang Air Besar (BAB) meliputi frekuensi, jumlah,

konsistensi dan bau serta kebiasaan Buang Air Kecil (BAK)

meliputi frekuensi, warna, jumlah (Ambarwati dan Wulandari,

2010). Penderita diare BAB 4-10 kali sehari dengan konsistensi

cair (Rekawati, 2013).

6. Pemeriksaan Fisik

a) KeadaanUmum
Pemeriksaan keadaan umum dilakukan untuk mengetahui

keadaan pasien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009). Pada

balita sakit dengan diare dehidrasi sedang keadaan umumnya

cenderung gelisah dan rewel (Nursalam, 2008).

b) Tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi :

1. Denyut Nadi

Menilai kecepatan irama, suara (jantung jelas dan teratur

nadi normal adalah 70 - 110 kali per menit (Matondang,

2013). Pada balita dengan diare dehidrasi sedang, denyut

nadi cepat danmelemah (Matondang, 2013).

2. Pernafasan

Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.


Respirasi normal 30 - 40 kali per menit (Matondang, 2013).
Pada balita dengan diare dehidrasi sedang, pernafasan
cenderung dalam tapi cepat lebih dari 40 kali per menit
8

(Saifuddin,2006).
3. Suhu
Temperatur normal kulit 36 - 37 °C (Matondang, 2013).
Pada balita diare dengan dehidrasi sedang suhunya naik
lebih dari 36,5 °C (Saifuddin, 2006).

c) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala,

apakah ada kelainan atau lesi pada kepala (Muslihatun, 2009).

Pada balita diare dengan dehidrasi sedang ubun-ubunnya

cekung (Rekawati, 2013).

2) Muka
Menilai kesimetrisan wajah, adakan paralis wajah dan

pembengkakan (Muslihatun, 2009). Pada balita sakit diare

dengan dehidrasi sedang muka tampak gelisah dan rewel

(Rekawati, 2013).

3) Mata
Conjungtiva dari merah, merah muda sampai pucat, sklera

putih, kelopak mata cekung (Muslihatun, 2009). Pada balita

diare dengan dehidrasi sedang kelopak matanya cekung

(Rekawati, 2013).

4) Hidung
Adakah nafas, cuping hidung, kotoran yang menyumbat jalan

nafas (Matondang, 2013). Pada balita sakit diare dehidrasi

sedang pernafasan pada hidung tampak cepat (Nursalam, 2008).


9

5) Mulut
Adakah trismus, halitosis, labioskisis, edema dan peradanagan

gusi, kelainan pada lidah, ukuran dan adanya tremor lidah,

keadaan gigi dan pengeluaran saliva (Muslihatun, 2009). Pada

balita dengan diare dehidrasi sedang mulut dan lidah kering

(Rekawati, 2013).

6) Perut
Pada balita sakit diare perut kembung dan bising usus

meningkat (Rekawati, 2013).

7) Ekstremitas
Adakah oedem tanda sianosis, apakah kuku sudah melebihi jari-

jari. Pada balita diare dengan dehidrasi sedang turgor kulit

kembali lambat dalam waktu 2 detik (Rekawati, 2013).

8) Genetalia
Untuk laki-laki perhatikan ukuran dan bentuk penis, testis,

kelainan lubang urethra dan peradangan testis adn skrotum

sedangkan untuk perempuan adakah epispadia, tanda seks

sekunder dan pengeluaran cairan (Muslihatun, 2009).

9) Anus
Adakah iritasi pada kulitnya (Rekawati, 2013)

7. Pemeriksaan Antropometri

1. Berat Badan
Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh sehingga akan diketahui
status gizi anak atau tumbuh kembanganak.
10

2. Tinggi Badan
Untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor

genetik.

3. LILA
Untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini

banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila

dibanding dengan Berat Badan.

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang

dilakukan untuk mendukung pemeriksaan yang tidak dapat

diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan

laboratorium serta terapi yang sesuai.

c. Diagnosa Kebidanan

balita usia 1-5 tahun, jenis kelamin laki-laki/perempuan, keadaan umum


baik/buruk/cukup, dengan masalah diare. Prognosa baik/buruk

d. Pelaksanaan

Tujuan : Diare teratasi

Kriteria :

Menurut (Rekawati,2013), sebagai berikut :

a. Keadaan umum baik.

b. Ubun-ubun dan mata tidak cekung.

c. Turgor kembali normal.

d. Mulut dan lidah tidak kering.


11

e. Tidak ada dehidrasi.

f. BAB menjadi normal.

Intervensi :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga


2. Memberikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan jumlah
sekitar 75 ml/kg BB atau berdasarkan usia anak.
3. Menjelaskan cara membuat dan memberikan oralit, yaitu satu bungkus
oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air matang.
Rasional : Pemberian oralit dapat membantu mengatasi diare

4. Menjelaskan tanda bahaya diare pada orangtua


5. Melakukan Penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Bila membaik,
pemberian oralit dapat diteruskan dirumah sesuai dengan penanganan
diare tanpa dehidrasi.
e. Evaluasi

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data

klien melalui anamnesa.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik

klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung

assessment.

A : Assessment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu


12

identifikasi.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi


13

Daftar Pustaka

Agustina, D. 2013. Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. M dengan Diare
Dehidrasi Sedang di RSUD Sukoharjo. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.

Ambarwati dan wulandari. 2010.Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha


Medika.

Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Cetakan II. Yogyakarta : Fitramaya.

Hidayat, A. A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.

Edisi II, Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A. A. 2013. Imu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta

: Salemba Medika.

Irianto, K. 2015. Reproductive Health Teori dan Praktikum. Cetakan I. Bandung :


Alfabeta.

Maryanti, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : Trans Info
Media.

Matondang, dkk. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak Untuk Perawat Dan.

Bidan. Edisi II. Jakarta : Salemba Medika.

Saifudin, A. B. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Buku


Panduan Praktis, Edisi I Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.
14

Winarsih, S. 2013. Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit An. I dengan Diare
Dehidrasi Sedang di RSUD dr.Moewardi Surakarta. Surakarta : STIKes
Kusuma Husada.

Wulandari dan Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Cetakan I.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai