ABSTRAK
Kawasan industri Arar dalam peraturan daerah nomor 11 tahun 2012 tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sorong tahun 2008-2028 telah menetapkannya sebagai kawasan industri dengan luasan sebesar 6000 Ha;
Kabupaten Sorong memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, untuk itu perlu memanfatkan potensi yang ada demi
peningkatan ekonomi masyarakat. Tujuan dari Penelitian ini yaitu mengindetifikasikan penentuan jenis kriteria komoditas
produk unggulan, serta menentukan jenis kalster industri yang tepat yang dapat di kembangkan di Kawasan Industri Arar.
Dengan mengunakan 3 metode yaitu metode Delphi untuk mengetahui pendapat para pakar/ahli yang mewakili beberapa
stake holder di daerah dan beberapa dosen ahli dibidangnya yang berjumlah 10 responden, serta untuk menghitung bobot
jenis kriteria produk unggulan melalui metode AHP (Analytical Hierarchi Process) melalui exel, serta menghitung sektor basis
produk didaerah dilakukan dengan metode LQ (Location Quotient). Sehingga hasil Analisis Delphi didapat 9 jenis kriteria produk
Unggulan, dan setelah itu di lakukan penetuan bobot melalui metode AHP dan penetuan nilai melalui metode Delphi terhadap
produk basis yang dihitung melalu LQ maka diperoleh jenis klaster yang dapat di kembangkan di kawasan industri Arar
Kabupaten Sorong adalah Klaster industi Peternakan.
Kata Kunci : Kawasan Industri, Klaster, Delphi, AHP.
ABSTRACT
Arar industrial area of a regional law number 11 of 2012 concerning General Spatial Plan (RTRW) Sorong years 2008 to 2028
has been set as an industrial area with an area of 6000 hectares; Sorong regency has the potential of abundant natural
resources, it is necessary to take advantage of the potential that exists for the sake of improving the local economy. The
purpose of this study is identify what type determination commodity criteria of superior products, and determine what types
Kalster right industry to be developed in the Industrial Area Arar. By using three methods: Delphi method to know the opinion
of the expert / experts representing multiple stakeholders in the area and some professors skilled in the art that amounted to
10 respondents, as well as to calculate the specific gravity of the criteria of superior products through AHP (Analytical Hierarchy
Process) through Exel, and calculating sector product base area was conducted using LQ (Location Quotient). So the results of
analysis of Delphi obtained nine types of product criteria seed, and after it was done penetuan weighting through AHP and
determination of value through the Delphi method to the base product is calculated through LQ of the obtained type of cluster
that can be developed in an industrial area Arar Sorong is Cluster industi Ranch.
Keywords: Industrial Area, Cluster, Delphi, AHP.
1Perkembangan suatu wilayah merupakan Peruntukan kawasan ekonomi yang potensial harus
sebuah bentuk perubahan dinamis dalam dapat terwadahi dalam rencana Tata Ruang Wilayah
mewujutkan kehudupan masyarakat yang lebih sehingga pengembangan investasi yang
humanis seiring dengan tingkat peradaban berkelanjutan di kawasan tersebut dapat memicu
masyarakatnya yang memaknai kehidupan ini dengan (trigger) kegiatan perekonomian dalam
berbagai kepentingan hidup. Dalam mencapai mutu pembangunan bagi kepentingan keseluruhan
dan kualitas hidup suatu masyarakat di suatu wilayah kawasan (Soedarso, 2001). Lumbuun (2005)
perlu adanya trasnformasi dimana terjadi sinergitas berpendapat bahwa pemerintah daerah perlu
yang komprehensib dan dapat di ukur tingkat mengembangkan perekonomian dan investasi di
pencapainya dalam implementasi kegiatan di suatu daerahnya. Pengembangan kawasan industri penting
wilayah. untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Melalui
Pengembangan kawasan juga merupakan pertumbuhan ekonomi satu persen saja dapat
salah satu upaya dalam rangka pembangunan wilayah menyerap tenaga kerja sekitar seratus ribu orang
atau daerah dan sumber daya (alam, manusia, buatan (Soeling, 2007).
dan teknologi) secara optimal, efisien, dan efektif. Menurut (Tambunan 2006) bagi daerah ada
tiga alasan utama bagaimana industry dijadikan
Eliezer Nelson Homer sector kunci yaitu Pertama, industri adalah satu-
Email : Econhomer@Yahoo.com satunya sektor ekonomi yang bisa menghasilkan nilai
Alamat : Universitas Barawijaya Malang
Jalan Mayjen Haryono.167 Malang 65145-Telp
tambah paling besar dan berarti penyumbang
(0341)567886 terbesar terhadap pertumbuhan Produk Domestik
1
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
Regional Bruto (PDRB). Kedua, industri bisa sebagai perusahaan yang menghasilkan barang-barang
penarik (lewat keterkaitan produksi ke belakang) dan homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat
pendorong (lewat keterkaitan produksi ke depan) saling mengganti yang sangat erat. Wignjosoebroto
terhadap perkembangan dan pertumbuhan output di (2003) mengartikan industri sebagai suatu
sektor-sektor ekonomi lainnya. Ketiga, industri lokasi/tempat dimana aktivitas produksi akan
merupakan sector terpenting bagi pengembangan diselenggarakan, sedangkan aktivitas produksi bisa
teknologi yang selanjutnya bisa disebarkan lewat dinyatakan sebagai sekumpulan aktivitas yang
spillover effects kesektor-sektor lainnya. Hal ini sudah diperlukan untuk mengubah satu kumpulan masukan
dibuktikan oleh negara-negara yang mengalami (human resources, materials, energy, information, dll)
revolusi industri cenderung pertumbuhan menjadi produk keluaran (finished product atau
ekonominya meningkat pesat. services) yang memiliki nilai tambah.
Kabupeten Sorong Memiliki sumber daya Kawasan Industri menurut Dirdjojuwono,
alam yang melimpah, dan untuk itu perlu (2004), Kawasan industri adalah suatu daerah yang
menentukan suatu kriteria untuk mengetahui didominasi oleh aktivitas industri yang
komoditas yang dapat dikembangkan menjadi indutri mempunyaifasilitas kombinasi terdiri dari peralatan-
sehingga di butuhkan klaster industri yang mampu peralatan pabrik (industrial plants), sarana penelitian
mengakomodir dan menstimulus kegitan industri dari dan laboratorium untuk pengembangan, bangunan
hulu sampai ke hilir menjadi suatu produk yang perkantoran, bank, serta fasilitas sosial dan fasilitas
bernilai tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi umum. Selanjutnya menurut Organisasi
secara positif bagi peningkatan kesejahteraan Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa
masyarakat dan peningkatan ekonomi wilayah di (UNIDO), (1978:6) Mendefinisikan Kawasan Industri
Kabupaten Sorong secara umum. Untuk menjawab atau Industrial Estates merupakan sebidang lahan
tantang kedepan pemerintah Kabupaten Sorong telah yang diberi petakan sedemikian rupa sesuai dengan
membuat terobosan dengan telah menetapkan rancangan menyeluruh, dilengkapi dengan jalan,
kawasan industri dengan luasan kurang lebih 9000 Ha kemudahan-kemudahan umum (public utilities)
dan kawasan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu 6000 dengan atau tanpa bangunan pabrik, yang
Ha disekitar Kawasan Arar Distrik Mayamuk dan diperuntukkan bagi pengarahan industri dan dikelola
kawasanlainnya yang terletak di Distrik Seget dengan secara khusus (full timer). Di Indonesia pengertian
luasan kawasanya sekitar 3000 Ha; Dan mendapat kawasan industri mengacu kepada keputusan
respon positif dari pemerintah pusat akan di dorong Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1996. Menurut
dan di kembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Keppres tersebut, yang dimaksud dengan kawasan
Khusus (KEK) dengan luasan arealnya 1000 Ha yang industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan
berada di sekitar kawasan Industri Arar : Rumusan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
masalah dalam penelitian ini ada dua bagian yaitu penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh
:1). Bagaimana mengindetifikasikan penentuan jenis Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin
kriteria komonditas dalam pengembangan klaster Usaha Kawasan Industri.
industri di Kawasan Industri Arar? 2). Bagaimana Pengrtian Klaster (cluster) Industri menurut
menentukan jenis kalster industri terkait dengan jenis (Deperindag, 2000) yaitu : Kelompok industri dengan
komoditas yang dapat di kembangkan di Kawasan focal/core industry yang saling berhubungan secara
Industri Arar. intensif dan membentuk partnership, baik dengan
Lingkup penelitian pada lokasi kawasan industri Arar supporting industry maupun related industry;
distrik mayamuk Kabupaten Sorong dengn wilayah Menurut Munnich Jr., et al.( 1999); yaitu Konsentrasi
administrasi Pemerintahan Kabupaten Sorong terdiri geografis dari perusahaan dan industri yang saling
dari 19 distrik, 18 kelurahan dan 149 desa/kampung. berkompetisi, komplementer, atau saling terkait,
Dan merupakan 14 % dari total keseluruhan wilayah yang melakukan bisnis satu dengan lainnya dan/atau
di Provinsi Papua Barat dengan batas wilayahmya memiliki kebutuhan serupa akan kemampuan,
yaitu: teknologi dan infrastruktur sedangkan menurut
- Sebelah utara : Samudera Roelandt dan den Hertog, (1998); Klaster merupakan
Pasifik dan Selat Dampir jaringan produksi dari perusahaan-perusahaan yang
- Sebelah timur : Kabupaten saling bergantungan secara erat (termasuk pemasok
Tambrauw dan Kab. Sorong selatan yang terspesialisasi), agen penghasil pengetahuan
- Sebelah selatan : Laut Seram (perguruan tinggi, lembaga riset, perusahaan
- Sebelah barat : Kota Sorong, rekayasa), lembaga perantara/bridging institution
Kab. Raja Ampat dan Laut Seram. (broker, konsultan) dan pelanggan, yang terkait satu
Tinjauan Teori dengan lainnya dalam suatu rantai produksi
Pengertian Indutri menurut Hasibuan,(1997) peningkatan nilai tambah
industri merupakan kumpulan perusahaan-
2
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
3
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
4
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
yang dibuat tentang masing-masing bagian. Tujuan dekomposisi yaitu : - Tingkat pertama : Tujuan
dari tahapan ini adalah untuk menentukan jika keputusan (Goal) - Tingkat kedua : Kriteria-kriteria -
informasi lengkap akan membantu untuk Tingkat ketiga : Alernatifalternatif . b). Comparative
penyelesaian masalah atau paling tidak membuktikan Judgement dilakukan dengan memberikan penilaian
untuk digunakan di berbagai cara. H). tentang kepentingan relatif antar kriteria. Hasil dari
Mengembangkan kuesioner dan test 3: kuesioner 3 penilaian ini disajikan dalam bentuk matriks
didesain untuk mendorong masukan proses Delphi. I). perbandingan berpasangan atau matriks keputusan.
Analisa kuesioner 3: analisa tahap ini mengikuti C). Synthesis of Priority dari setiap matriks pairwise
prosedur yang sama pada analisa kuisioner 2, J). comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya
Menyiapkan laporan akhir untuk mendapatkan local priority. Karena matriks-
Ritasi kriteria atau eliminasi kriteria dilakukan matriks pairwise comparison terdapat pada setiap
sejumlah tiga kali untuk mengetahui kriteria mana tingkat, maka untuk mendapatkan global priority
saja yang sangat berpengaruh terhadap penentuan harus dilakukan sintesis antara local priority.
jenis kriteria komoditas di wilayah studi. Eliminasi Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan
kriteria dilakukan sesuai dengan pendapat beberapa relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority
ahli yang telah ditentukan. Kriteria yang memiliki setting. D). Logical Consistency merupakan
bobot atau persentase kurang dari 50% langsung karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan
dilakukan eliminasi. mengagresikan seluruh eigen vektor yang diperoleh
Untuk menentukan Jenis Klaster yang akan di dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya
kembangkan di kabupaten sorong digunakan diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang
metode Analisa Hierarchy Process (AHP) menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
Langkah-langkah metode AHP dalam Untuk Produk ungulan daerah digunakan
penelitian penentuan Jenis klaster yang tepat di Mentode LQ; yang didasarkan pada teori basis
kawasan industry Arar adalah sebagai berikut: 1). ekonomi untuk menghitung perbandingan relatif
Mendefinisikan persoalan dan permasalahan sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu
mengenai Kriteri kalster, sehingga diketahui region (kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai
penyebab permasalahan lokasi bobot komperasi jenis tambah sektor yang bersangkutan secara
kriteria komoditas . 2). Membuat struktur hirarki propinsi/nasional atau menghitung perbandingan
untuk pemecahan masalah Jenis klster dengan antara share output sektor i di kabupaten terhadap
menyusun tiga tingkat hirarki, dimana tingkat I adalah share output sektor i di propinsi. (Rusastra dkk,
tujuan (goal), tingkat II adalah kriteria penentuan 2000).
Jenis Klaster Industr, dan tingkat III adalah alternative
strategi penentuan Jenis kalster Industri. 3). Hasil dan Pembahasan
Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk Analisis Identifikasi Jenis kriteria Komoditas
setiap kriteria penentuan Jenis Klaster industri. 4). digunakan Metode anlisa Delphi yang dilakukan
Mengumpulkan berbagai pertimbangan para pakar dalam 4 tahap atau ritasi sbb (Gordon, 1994): 1).
dan mensintesis dengan rata-rata kriteria penentuan Pada fase pertama kuesioner yang diajukan bertujuan
Jenis klaster Industri yang tepat. 5). Kumpulkan untuk melakukan eksplorasi terhadap hal atau
semua data perbandingan berpasangan beserta nilai permasalahan yang sedang dibahas dengan
kebalikan dan nilai awal sepanjang diagonal utama, mengumpulkan informasi secukup mungkin dari
kemudian prioritas dicari dan konsistensi diuji; 6). kelompok responden. 2.) Pengajuan kuesioner fase
Ulangi langkah 3,4, dan 5 untuk semua tingkatan dan kedua bertujuan untuk mengetahui pandangan atau
gugusan dalam hirarki. 7). Bobotkan semua vector pendapat para responden terhadap permasalahan
prioritas dan jumlahkan semua entri prioritas yang sedang dibahas. Pada fase kedua ini hasil yang
terbobot dengan entri prioritas dari tingkat bawah didapat diteliti apakah terdapat pertentangan
berikutnya untuk mendapatkan vector prioritas pendapat yang signifikan antar kelompok responden
menyeluruh 8). Evaluasi konsitensi untuk seluruh mengenai permasalahan yang dibahas. 3). Jika ada
hirarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi pertentangan, maka hal tersebut dijadikan dasar
dengan prioritas kriteria bersangkutan dan untuk mengetahui alas an mendasar yang
menjumlahkan hasil kalinya. menyebabkan pertentangan tersebut melalui
Prinsip dasar AHP pengajuan kuesioner tahap ketiga. 4). Pada fase
Dalam menyelesaikan persoalan dengan keempat, seluruh hasil dan jawaban yang telah
metode AHP, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperoleh pada tahap sebelumnya dipresentasikan
dipahami yaitu : a). Decomposition adalah langkah kembali oleh tim kepada para ahli atau kelompok
memecahkan atau membagi masalah yang utuh responden untuk dilakukan penyimpulan akhir
menjadi elemen-elemen ke bentuk hirarki, dimana terhadap permasalahan yang sedang dibahas.
setiap elemen saling berhubungan. Bentuk struktur Penyampaian hasil yang diperoleh dapat dilakukan
5
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
dalam bentuk mean atau median data. Lebih jelasnya dibawah ini:
hasil ritasi analisa delphi dapat dilihat pada tabel 1.1
Dalam penentuan kriteria jenis komoditas krteria yang telah ditentukan dimana para
kami melakukan beberapa anlisis yang kami narasumber tersebut merupakan para pakar yang
gunakan yaitu Analisis Delphi, Anlisis AHP dan berkompeten dibidangnya baik itu dari likungan
anaisis LQ sebagai tambahan dalam melihat sektor akademisi maupun beberapa stake holder di daerah
basis. Adapun beberapa nama responden yang yang diantaranya menyangkut dengan SKPD teknis
kami jumpai dalam melakukan wawancara dan yang terkait dengan kebijakan untuk menetukan
pengisian kuisioner yang kami sebar dengan rencana pengembangan klaster indsutri di
melibatkan para stakehoder di daerah dan para Kabupaten Sorong yang akan di kembangka di
pakar yang dapat memberikan saran dalam Kawasan Indsutri Arar.
penulisan ini. Para responen tersebt antara lain Berdasarkan teknik Delphi yang dilakukan,
1. Dwi Bidi Santoso, SE., MS,. Ph.D (Dosen mendapatkan 18 jenis kriteri menurut pendapat
Ekonomi Univesitas Barawijaya Malang) para ahli, dan dengan 4 kali ritasi ada 9 pendapat
2. Dr., Ir. Albertho H. Solosa, M.Si (Sekda para ahli yang di eleminir karena pendapatnya
Kab.Sorong) dibawah 50 % nilai dukungannya yaitu Adaptasi
3. Agata Florentina Tenau, S.Sos. M.PA (Kasubid dengan lingkungan, Menopang Pendapatan daerah,
Pertanian, Perikanan, Kehutanan Bidang Tahan terhadap penyakit, Produksinya Cepat, Pakan
Ekonomi Bappeda Kab.Sorong) yang melimpah, Adanya Permodalan yang cukub,
4. R. Simamora, S.IP (Kabid Industri Dinas Biaya Produksi yang murah, Produk yang berciri
Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sorong khas daerah. Setelah dielminir akhirnya
5. Drs. A. Lumbn Gaol, MM Kepala Dinas mendapatkan 9 jenis kriteria produk unggulan yang
Peternakan Kab. Sorong) di setujui oleh para ahli/pakar berdasarkan
6. Lany Karamoy, S.Pi (Kasub Perencanaan Dinas pendapat mereka masing-masing yaitu, adanya
Perikanan Kab. Sorong) kebijakan pemerintah, infrastruktur yang memadai,
7. Ir. Benyamin. A. Hallatu, MM. (Kepala Dinas Lokasi yang strategis, Pasarnya mudah dan luas bagi
Kehutanan Kab. Sorong) produk, produk yang berniali ekonomi tinggi
8. Laurens P.F Mili, SP,. M.Sc (PLT. Kepala dipasaran, Produk tersebut mempunyai daya saing
Pertanian dan Hortikultira Kab. Sorong) tinggi dipasaran, Melibatkan SDM yang banyak, dan
9. Ir. Endang Sri Wahyuni, (Kabid Pengembangan produk tersebut kandungannya melimpah di
Perkebunan Dinas Perkebunan Kab. Sorong) daerah, serta ramah terhadaplingkungan.
10. A. Assem, SH. M.Si (Sekretaris Pertambangan Penetuan jenis klaster industri dilakukan dengan
dan Lingkungan Hidup Kab. Sorong) mengunakan dua cara yaitu dengan mengunakan
metode anlithical Hierarhi Process (AHP) dan
Terkait dengan anlisis delphi dari beberapa untuk menetukan nilai jenis kriteria dilakukan
narasumber yang telah kami wawancarai dengan dengan mengunakan metode teknik delphi.
6
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
Untuk mencari bobot kriteria produk dilakukan konsisten apa bila nilai CR (Consstensy Ratio) ≤ 0,1
dengan Perhitungan bobot dengan bantuan atau 10%. Hasil perhitungan bobot jenis kriteria
program Exel. Pada masing-masing pakar dilakukan secara keseluruhan oleh10 anggotan pakar/ahli
uji konsistensi dan data tersebut dikatakan dapat dilhat pada tabel berikut :
Dari total hasil analisis dan perhitungan yang jenis kriteria dari produk yang secara ekonomi
dihasilkan melalui wawancara dan pengisian menguntungkan bagi darah dengan skor sebanyak
kuisioner kepada seluruh responden yang ada 0,23% serta bobot paling rendah yaitu produk yang
dapat di simpulkan yaitu utuk jenis kriteria dapat di memiliki kandungan lokal yang melimpah dengan
gambarkan sebagai berikut yaitu kriteri dengan skor sebesar 0, 08% .
kandungangn lokal yang banyak memiliki bobot Analisis Penetuan Jenis Klaster Mengunakan
yaitu sebesar 0,08%, bobot untuk jenis kriteria daya Metode Delphi dan AHP
saing tinggi dipasaran sebesar 0,13%, berikut jenis Sebelum melakukan proses penilaian
kriteria produk yang memiliki ciri khas daerah untuk setiap sektor terlebih dahulu dilakukan
memiliki bobot sebesar 0,09% selanjutnya jenis analisis produk turunan setiap produk unggulan
kriteria produk yang memliki bahan baku yang dalam rantai produksinya. Setelah itu dilakukan
melimpah mempunya bobot sebesar 0,13%; Jenis penilaian untuk setiap sektor unggulan yang ada di
kriteria produk yang memiliki nilai tambah tinggi daerah dengan mengunakan metode Delphi untuk
mempunyai bobot sebesar 0,17%, Jenis kriteria meminta pendapat para ahli/pakar yang untuk
produk yang secara ekonomi mengsimpulkan yaitu menetukan nilai dari setiap sektor yang
kriteria yang tertinggi bobotnya antar lain produk dibandingkan dengan jenis dan kriteria produk
yang secara ekonomi menguntungkan bagi daerah unggulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilahat dalam
mepunyai bobot sebesar 0,23% dan jenis produk tabel 4.10 dibawah ini berisi Hasil dari Penentuan
yang ramah terhadap lingkungan mempunyai bobot Jenis kriteria dan nilai menurut pendapat para
yaitu sebesar 0,18%. Dengan demikian jenies pakar untuk menetukan rengking tertinggi setiap
kriteria yang mendapat bobot tertinggi menurut produk yang akan di jadikan klaster untuk
para pakar dari hasil anlisa dan wawan cara yaitu dikembangkan di kawasan Industri Arar.
7
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
Setelah dilakukan wawancara dan pengisian lembar dengan sektor perkebunan berada pada tempat ke
kuisiner yang berikan kepada para ahli/pakar 6 dengan skor 4,17, disusul dengan sektor industri
dengan menggunakan metode delphi untuk pengolahan berada pada posisi ke 7 dengan skor
mengetahui pendapat para pakar /ahli tersebut 3,22, dan di ikuti dengan sektor perdagangan besar
untuk memberi nilai kepada setiap jenis kriteria dan eceran pada posisi ke 8 dengan skor 2,20, dan
yang di bandingkan dengan beberapa aitem potensi yang terakhir yaitu sektor konstruksi dengan skor
wilayah yang bersumber dari PDRB Kabupaten 1,50. Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis klaster
Sorong dapat disimpulkan bahwa jenis klaster yang dapat dikembangkan di Kawasan indugtri Arar
industri yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kabupaten Sorong yaitu jenis klaster Peternakan
Sorong yaitu potensi sektor peternakan dengan dengan segala produk turunannya karena miliki
skor tertinggi yaitu 4,91, disusul dengan sektor nilai tertinggi dari semua perhtungan jenis kriteria
Perikanan 4,82 di tempat kedua dan sektor mupun bobot dari produk unggulan di Kabupaten
kehutanan di tempat ke 3 dengan skor 4,77, berikut Sorong. Berikut dapat di lihat peta potensi
disusul dengan sektor pertanian di urutan ke 4 persebaran Produk Unggulan perdistrik di
dengan skor 4,57, berikutnya di susul Kabupaten Sorong.
dengan sektor pertambangan dan penggalian di
tempat ke 5 dengan skor 4,47, dan disusul pula
8
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
9
Klaster Industri (Nelson, Agus, Fadly)
PDRB Kabupaten Sorong 2014 : Badan Statistik Scorsone (dalam Bhinukti, 2011) : Manfaat Klaster
Kabupaten Sorong Menurut Lapangan Usaha Industri Sumber:
Katalog 9302005.9107. Nomor publikasi : http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2014/01/m
9107.1503 anfaat-klaster-industri.html
hasibuan,1997 : Persepsi Masyarakat Terhadap Alfred Weber (1907 – 1933) : Sumber : Arisanti,
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Ana. 2010. "Pemilihan Lokasi Menurut
Mangkei Sebagai Klaster Industri Doriani Lingga Weber",dalamhttp://anaarisanti.blogspot.com/201
Wahyu Ario Pratomo Jurnal Ekonomi Dan 0/05/menurut-teori-weber-pemilihan lokasi.html
Keuangan, Vol.1, No.2, Januari 2013 Artika, Tiara. 2010. "Aplikasi Teori Weber dalam
Menentukan Lokasi",
Kemenperindag : mengklasifikasikan industri dalamhttp://kasihdalamkata.blogspot.com/2009/0
berdasarkan Surat Keputusan Menteri 7/aplikasi-teori-weber-dalam-menentukan.html
Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Sarippudin. 2009. "Pemikiran Max Weber,
Perdagangan, http://furqon- dalamhttp://saripuddin.wordpress.com/pemikiran-
arifiansyah.blogspot.co.id/2015/06/undang- max-weber.html
undang-perindustrian-indonesia.html 2, Januari http://b2stlyleader.blogspot.co.id/2011/10/dasar-
2013. dasar-teori-lokasi-industri-teori.html
UNIDO : Pengertian Kawasan Industri (Industrial Blakely, 1989), Menurut Moriil,1982, Sir Wiliam
Estate) http://www.modern- Petty, 1662, Renner, 1957 : Teori Lokasi Industri
cikande.co.id/lang_id/artikel/pengertian-kawasan- http://perencanaankota.blogspot.co.id
industri-industrial-estate/ di Publis 20 March 2013 /2014/11/teori-lokasi-industri.html ( diakses, Sabtu
Marsudi Djojodipuro, 1992 : Definisi dan 10 desember 2008)
Pengertian Kawasan Industri .
http://www.definisi- Pengertian klaster Industri : Apa itu Klaster industri
pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian- http://klaster industri.blogspot.co.id /2008/12/apa-
kawasan-industri.html itu-klaster-industri.html ( diakses, Sabtu desember
National Industrial Zoning Committee’s (Usa) 1967 : 10 2008) Surat Kawat Dirjen Bangda Nomor:
Wilayah Industri Dan Konsep Kawasan Industri. 671/2413/Bangda tanggal 4 November 1998, dalam
Industrial Development Handbook dari ULI ( The Bappeda Bali dan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Urban Land Institute), Washington DC 1975: Fakultas Pertanian Unud (2002) : Universitas udaya
(http://eprints.undip.ac.id) bali. Tidak di publis. Halam 19.
http://nandang3678.blogspot.co.id/2013/06/wilaya http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud
h-industri-dan-konsep-kawasan.html (diakases 25 -152-1914388405
februari 2000) bab%20ii%20kajian%20pustaka.pdf
Munnich Jr., et al. 1999, Deperindag, 2000, Lambert & Cooper (1998), Zuurbier et al.,( 1996),
Roelandt dan den Hertog, 1998, Menurut Lyon dan Global Supply Chain Forum (GSCF) pada tahun
Atherton, 2000 : Teori Cluster : Teori Cluster (2000), (Konrad dan Mentzer (1991) dan Caplice
www.klusteridustri.com www.slideshare.com/peng dan Sheffi (1994), Aramyan et al., Performance
uatan-ekonomi-modern-dengan-cluster- Indicators in Agri-Food Production Chains, 2006) :
industri/kristina Sumber : diskusi klaster industry Bortiandy Tobing, S.T., MMT. Rantai Pasok Pangan
online (diakses tanggal 18 November 2013) (Food Supply Chain)
http://supplychainindonesia.com/new/rantai-
Menurut Marshall (dalam Kuncoro, 2000) : Manfaat pasok-pangan-food-supply-chain/ di
Klaster Industri Sumber: pablis PUBLISHED IN ARTIKEL LOGISTIK
http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2014/01/m AGROBISNIS oleh WEDNESDAY, 29 APRIL 2015 /.
anfaat-klaster-industri.html
10