Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan Pasien Fraktur Mandibula

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu : Ns. Diah Tika Anggraeni, M.Kep

Disusun Oleh :
Siti Juharotul Fikriah 1610711123

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR MANDIBULA

DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Jurgan Sinda III No.12 RT 006/001 Kukusan Depok
Suku/ Bangsa : Betawi
Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2019
Tanggal Pengkajian : 16 Desember 2019
No Rekam Medis : 236298
Diagnosa Medis : Fraktur Mandibula

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.B
Umur : 25 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Saudara
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien datang ke IGD diantar oleh Saudaranya jam 19.57 WIB dengan keluhan jatuh
dari motor saat menghindari kucing pada pukul 3 dini hari. Pasien memakai helm,
sempat pingsan dan muntah-muntah. Kondisi jatuh kesebelah kiri mengenai wajah.
Wajah pasien saat datang ke IGD bengkak pada pipi kiri dan sulit berbicara.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


- Riwayat saat masuk RS :
Pasien mual, wajah bagian pipi sebelah kiri bengkak dan sulit bicara.

- Riwayat Kesehatan sekarang (pengembangan dari keluhan utama) :


Kemudian pasien dipindahkan ke ruang ICU tanggal 16/12/2019 jam 12.00 WIB
dengan keluhan napas tidak spontan 10 x/menit, KU berat, nyeri pada rahang,
terpasang ventilator dengan pola venti SIMVC (PC), terpasang IVFD ditangan kiri
dengan RL + Ketorolac 30mg/8jam, Kateter Urine, Drain pada perut sebelah kiri,
terpasang ETT dan NGT

c. Keluhan Penyakit dahulu


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya adalah perokok berat sehari
bisa habis 10 batang rokok dan memiliki riwayat mengkonsumsi minuman
beralkohol.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, paru.
Genogram :

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

X : Meninggal

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Garis Serumah
3. Pengkajian
a. Keadaan Umum
- Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
-Sistolik : 147 mmHg
-Diastolik : 114 mmHg
-MAP : 124 mmHg
-Heart Rate : 61x/mnt
-Respirasi : 10x/mnt
-Suhu : 36,50C
2) Pengkajian Nyeri : (16 Des 2019, 17.00 wib) CPOT

No Indikator Skala pengukuran Skor Hasil


Penilaian
1 Ekspresi wajah Rileks, netral 0
Tegang 1 2
Meringis 2
2 Gerakan tubuh Tidak bergerak 0
Perlindungan 1 0
Gelisah 2
3 Kesesuaian dengan ventilasi Dapat mentoleransi 0
mekanik Batuk, tapi dapat 1
0
mentoleransi
Fighting ventilator 2
4 Ketegangan otot Rileks 0
Tegang dan kaku 1 0
Sangat tegang /kaku 2
Total skor 2

B. Pemeriksaan Sistem Tubuh


1) Sistem Pernapasan
- Paru-paru : dada simetris kanan-kiri, retraksi dada dalam
- Inspeksi : vocal premitus kanan-kiri sama
- Perkusi : Pekak pada lobus 3
- Auskultasi : Vesikuler/tidak ada suara tambahan
2) Sistem Kardiovaskuler
Jantung : Ictus Cordis tampak di ICS 5
- Inspeksi : Ictus Cordis teraba di ICS 5
- Palpasi : Batas atas di mid ICS 2
- Perkusi : Klafikula Sinistra
Batas kanan : ICS 5-6 mid sternum
Batas kiri : sternum dextra
Batas bawah : ICS 6-7 mid klavikula
- Auskultasi : S1 S2 intensitas normal
Perdarahan di OK 300 cc

3) Sistem Pencernaan
- Bising usus : 12x/menit
- Terpasang NGT

4) Sistem Perkemihan
- Kebersihan terjaga, terpasang dower cateter dan tidak ada infeksi
- Balance Cairan : Input-Output = 126-50 = 76ml

5) Sistem Neurologis
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- GCS : E4V5M6
- Refleks :+
- Pulsasi arteri teraba kuat

6) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada kaku kuduk.

7) Sistem Muskuloskeletal
Kulit terasa hangat, tidak ada perubahan bentuk tulang, kekuatan otot ekstremitas atas
dan bawah

8) Sistem Integumen
- Karakteristik kulit : tidak ada lesi
- Warna : sawo matang
- Tekstur kulit : normal
- Suhu : akral hangat
- Kelembapan : normal
C. Aspek Psikologis
Pasien dan keluarganya merasa cemas serta khawatir dengan kondisi pasien saat ini.

D. Aspek Sosial
Hubungan dengan keluarga harmonis dan hubungan dalam masyarakat juga baik. Di
lingkungan tetangga pasien dianggap baik dan rajin mengikuti kegiatan kerja bakti.

E. Aspek Spiritual
Pasien melaksanakan ibadah shalat 5 waktu

4. Data Penunjang
a. Data Laboratorium (Hematologi, Analisis gas darah arteri, dll)
Tanggal dan Jam Pemeriksaan
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
HEMATOLOGI RUTIN
1 Hemogoblin 12.7 g/dl 13.2 - 17.2 Rendah

2 Hematokrit 36 % 33 - 45 Normal

3 Leukosit 33.5 Ribu/UI 35,0 – 105,0 Rendah


4 Trombosit 520 Ribu/UI 150 – 450 Tinggi

5 Eritrosit 4.50 Ribu/UI 4.50 – 5.90 Normal

INDEX ERITROSIT
1 MCV 86 /um 80.0 – 96.0 Normal

2 MCH 30 Pg 28.0 – 33.0 Normal

3 MCHC 35 g/dl 33.0 – 36.0 Normal

HEMOSTASIS
1 PT 13 Detik 10.0 – 15.0 Normal

2 APTT 34.8 Detik 20.0 – 40.0 Normal

3 INR 0.91
KIMIA KLINIK
1 Glukosa darah 157 Mg/dl <110 Tinggi
puasa
2 SGOT 13 U/1 < 50 Normal

3 SGPT 12 U/1 < 50 Normal

4 Albumin 3.7 g/dl 3.2 – 4.6 Normal

5 Kreatinin 0.8 Mg/dl 0.8 – 1.3 Normal

6 Ureum 29 Mg/dl < 50 Normal


ANALISA GAS DARAH
1 PH 7.47 7.37 – 7.45 Normal

2 PO2 153,8 mmHg 80 – 100 Tinggi

3 PCO2 33,7 mmHg 35 – 45 Normal

4 HCO3 24,7 mEq/L 22 - 29 Normal

b. Pemeriksaan risiko jatuh dengan Morse scale (sesuai Usia)


Skala Morse : 60 (Resiko Tinggi)

c. Pemeriksaan CT Scan (14/12/19)


Fraktur Angulus Mandibula kanan dan fraktur kominutif corpus mandibular kiri
d. Pemeriksaan Foto Thorax (14/12/19)

Pemeriksaan fisik Hasil

Sinus rythem PR 148 QRSD 102 QT 438 QTc 452. Axis P 68


Elektrokardiografi QRS 87 T 61

e. APACHE II SCORE (1 x 24 Jam)


Nilai APACHE II :

Physiologic variable Score

Temperature Rectal 0

Mean Arterial Pressure +2

Heart Rate +2

Respiratory Rate +1

𝐴𝑎𝐷𝑂2 0

𝑃𝑎𝑂2 0

PH 0

Serum Sodium 0

Serum Protassium 0

Serum Creatinine 0

Hematocrit 0

White Blood Count +2

Serum 𝐻𝐶𝑂3 0
Glasgow Coma Scale (GCS) 15-15

Total 7

Age Point Score

<44 years 0

Chronic Health Points Score

Pasien belum direncanakan operasi 0

APS + Age + CHP 7

Interpretasi Skor APACHE : Total hasil = 7 (Mortality : 8)

f. SOFA score

Pemeriksaan Hasil Score

Respiratory 153 3

Koagulasi 155 0

Hepar 0,37 0

Kardiovaskuler (MAP) 27 1

SSP (GCS) 15 0

Ginjal 50 ml/dl 3

Interpretasi Skor SOFA : Total hasil = 7 (Mortality : 15-20%)

5. Penatalaksanaan Medis
a. Ventilator
- Mode : simv (pc+ps)
- Triger : -20 cmH2O
- FiO2 : 50%
- PEEP :5
- RR Setting : 10
- I:E : 1:2

b. Obat-obatan

c. Nama Obat Dosis Cara Indikasi Side effects


Pemberian
IVFD RL 500 ml IV Cairan tubuh
OMZ 2 x 40 mg IV Mengatasi asam Gangguan
lambung pencernaan
Ceftriaxone 2 x 20 mg IV Untuk Ruam, memar,
mengobati adanya
infeksi bakteri perdarahan, sakit
ataupun infeksi perut, mual, nyeri
bedah
Ketorolac 30 mg IV (dimasukan Mengatasi nyeri Nyeri dada,
dalam RL) lemas, sesak,
mual, demam,
sakit kepala
Ondancentron 3 x 4 mg IV Mengatasi mual Sakit kepala,
dan muntah pusing, mudah
lelah, sakit perut,
mudah
mengantuk
M.P 3 x 125 mg IV Meredakan Meningkatkan
(Methylprednisolone) peradangan kadar gula, mual,
muntah, sakit
kepala, nyeri otot
Citicolin 2 x 500 mg IV Mengobati luka Sakit kepala,
di kepala, diare, tekanan
serebrovaskular darah tinggi,
dan glaukoma mual, sesak

C. Nutrisi

1) Oral :-

2) Enteral : Nasogatrik (NGT)

3) Parenteral :-
6. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS : -

DO :

- Pasien terpasang ventilator

- Pasien terpasang ETT


Gangguan Pertukaran Pola Napas
- RR : 10 x/menit
Gas (00030) Abnormal
- Pasien tidak bernapas spontan

- TD : 147/114 mmHg

- N : 61 x/menit

- Suhu : 36,50C
DS :-
DO :
- Pasien terlihat lemas
Ketidakseimbangan antara
- Pasien terpasang NGT Resiko intoleransi
suplai dan kebutuhan
- Pasien Terpasang Kateter urine aktivitas (00094)
oksigen
- Pasien bergerak terbatas
- Pasien Terpasang IVDL
- Pasien Terpasang ETT
DS : -
DO :
- Pasien terlihat meringis saat dilakukan
Nyeri Akut (00132) Agen Cedara Fisik
perawatan ETT dan oral hygiene
- Ada perdarahan pada bibir bagian atas
pasien
7. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pola napas abnormal (00030)
2) Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen (00094)
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (00132)

8. Intervensi

Dx Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan napas

(00030) keperawatan 3 x 24 jam pada pasien (3140)


Tn. R dengan Gangguan pertukaran gas 1. Posisikan pasien
dapat teratasi dengan kriteria hasil : untuk
1. Frekuensi dan irama pernapasan memaksimalkan
kembali normal ventilasi
2. Menunjukkan jalan nafas yang 2. Lakukan suction
paten melalui ETT
3. Tanda – tanda vital dalam 3. Monitor status
rentang normal pernapasan klien
Tekanan Darah: 120/80 mmhg
Nadi: 60 -100x/menit Monitor Pernapasan
Respirasi : 16 – 24 x/menit (3350)
Suhu : 36,5 – 37,5 0C 1. Monitor kecepatan,
irama, kedalaman
dan kesulitan
bernapas pasien.
2. Monitor pola napas
pasien.
3. Monitor sekresi
pernapasan pasien
Terapi Oksigen (3320)
1. Bersihkan
mulut,hidung, dan
sekresi trakea
dengan tepat
2. Pertahankan
kepatenan jalan
napas
3. Monitor aliran
oksigen
4. Monitor peralatan
oksigen untuk
memastikan bahwa
alat tersebut tidak
mengganggu upaya
pasien untuk
bernapas
5. Monitor kerusakan
kulit terhadap
adanya gesekan
perangkat oksigen

Setelah dilakukan tindakan Pengaturan Posisi (0840)


keperawatan 3 x 24 jam pada pasien
Tn. R Resiko intoleransi aktivitas dapat 1. Tinggikan kepala

Resiko intoleransi aktivitas teratasi dengan kriteria hasil : tempat tidur pasien

(00094) 1. Berpartisipasi dalam aktivitas 2. Jelaskan pada

fisik tanpa disertai pasien bahwa

peningkatan Tekanan Darah, badan pasien akan

Nadi, Respirasi rate. dibalik


2. Tanda – tanda vital dalam 3. Dorong pasien
rentang normal untuk terlibat
Tekanan Darah: 120/80 mmhg dalam perubahan
Nadi: 60 -100x/menit posisi
Respirasi rate : 16 – 24 x/menit Monitor Pernapasan
Suhu : 36,5 – 37,5 0C (3350)
3. Mampu berpindah : dengan atau 1. Monitor kecepatan,
tanpa bantuan irama, kedalaman
4. Sirkulasi status baik dan kesulitan
5. Status respirasi : pertukaran gas bernapas pasien.
dan ventilasi adekuat 2. Monitor pola napas
pasien.
3. Monitor sekresi
pernapasan pasien

Monitor Tanda-tanda
Vital (6680)
1. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu
dan status
pernapasan pasien

Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)


keperawatan 3 x 24 jam pada pasien 1. Lakukan
Tn. R dengan Nyeri akut dapat teratasi pengkajian nyeri
dengan kriteria hasil : pada pasien
Nyeri akut
1. Nyeri terkontrol sepenuhnya 2. Bantu keluarga
(00132)
2. Tanda – tanda vital dalam dalam mencari
rentang normal dan menyediakan
Tekanan Darah: 120/80 mmhg dukungan
Nadi: 60 -100x/menit 3. Pilih dan
Respirasi rate : 16 – 24 x/menit implementasikan
Suhu : 36,5 – 37,5 0C tindakan
3. Tidak ada memar pada area farmakologi untuk
cidera memfasilitasi
4. Tidak ada perdarahan penurunan nyeri
4. Berikan analgesic
Monitor Tanda-tanda
Vital (6680)
1. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu
dan status
pernapasan pasien
Pemberian Analgesik
(2210)
1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas dan
keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
2. Cek adanya riwayat
alergi obat
3. Tentukan analgesik
sebelumnya, rute
pemberian, dan
dosis untuk
mencapai hasil
pengurangan nyeri
yang optimal
Implementasi Keperawatan

Diagnosa
Senin, 16 Des 2019 Selasa, 17 Des 2019 Rabu, 18 Des 2019
keperawatan
Tn. R

No.Dx Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien
Dx 1 14.00 Memposisika S : Tidak terkaji 08.30 Memposisika S: Tidak terkaji. 21.00 Memposisikan S: pasien
n pasien n pasien pasien untuk megatakan
untuk O : Pasien terlihat untuk memaksimalka sesak nafas
memaksimalk nyaman dengan memaksimalk n ventilasi berkurang.
an ventilasi posisi semi fowler an ventilasi
O: Respirasirate :
12x/menit, O:Pasien
terpasang O2 tampak sedikit
nasal canul 4 liter rileks dan
14.15 Melakukan
S: Tidak terkaji per menit. masih
suction jika
terpasanag O2
terdapat sekret
O:Respiratory rate nasal kanul 3
pada jalan 09.20 Melakukan
: 15 x/menit S: tidak terkaji liter per menit.
napas pasien suction jika
terdapat sekret
O: Pasien 21.15 Melakukan
pada jalan
tampak nafas suction jika S: pasien
napas pasien
tersengal- sengal terdapat sekret mengatakan
dan terlihat pada jalan nafas sudah
kelelahan. napas pasien terasa lega.

O: Respirasi
14.30 S: Tidak terkaji S: Tidak terkaji rate: 15
Memberikan Memberikan
09.30 x/menit, masih
terapi oksigen terapi oksigen
O: Pasien sudah terpasang O2
O: Pasien sedikit mulai nyaman nasal kanul 3
nyaman dengan dengan pemberian liter per menit.
pemberian terapi terapi oksigen
oksigen 21.30
Memberikan
S: Tidak terkaji S: Pasien
terapi oksigen
mengatakan
sesak napasnya
Memonitor 09.45 Memonitor O: Pasien tidak sudah
14.45 S: Tidak terkaji
status status bernapas berkurang
pernafasan pernafasan spontan.
O: Pasien tidak
bernapas RR : 12x/menit O: Pasien
spontan. terpasang sudah terlihat
RR : 10x/menit ventilator dan lebih tenang
terpasang ETT ketika bernapas
ventilator dan
ETT
22.00
Memonitor
S: Pasien
status
mengatakan
pernapasan
sudah bisa
bernapas dengan
rileks

O: Pasien
terlihat mulai
bernapas
spontan, RR :
16x/menit

Dx 2 15.00 Mengatur S: Tidak terkaji 11.00 Mengatur S: Tidak terkaji. 23.00 Mengatur S: Pasien
posisi klien posisi posisi klien mengatakan
dengan klien dengan bersedia.
melakukan dengan melakukan
mika-miki melakukan mika-miki
mika-miki

O:klien kurang O: Klien sedikit O: Pasien


kooperatif, kooperatif, tampak
kooperatif .
klien terlihat klien terlihat
kesulitan mencoba sudah mulai klien terihat
sudah mencoba
memiringkan mencoba ikut
memiringkan
badannya memiringkan
badannya badannya

15.15 Memanta
S: Tidak terkaji
u tanda- 11.15 Mempertahan
S: Tidak terkaji
tanda vital kan posisi 23.15 Mengatur
O: Pasien tampak S: Pasien
pasien posisi 450
kooperatif O:Pasien mengatakan

Tekanan Darah: tampak tenang bersedia.

147/114 mmHg dan tidur pada


Nadi: 61 x/menit posisi O: Pasien

Suhu: 36 0C 450,sesak nafas diposisikan 450

Respirasi rate : 10 dan tanda-tanda dan

x/menit vital sedikit meringankan

ada sesak nafasnya.


15.30 Memonito
S: Tidak terkaji perubahan.
r
pernapasa
O: kecepatan napas
n
pasien lambat dan
terlihat kesulitan
untuk bernapas

Mengkolabora S: Tidak terkaji 23.30 Mengedukasi S: Pasien


11.30 si pemberian pentingnya mengatakan
O2 nasal kanul O : Pasien tidur posisi 450 bersedia
3 liter per terpasang O2 dijelaskan
menit. nasal kanul 3 bahwa tidur
liter per menit. posisi 450 dapat
mengurangi
sesak nafas dan
berpengaruh
pada tanda-
tanda vital.
O: Pasien
tampak
kooperatif dan
ingin tahu.
Dx 3 17.00 Melakukan S: Tidak terkaji 13.00 Mengobserva S: Tidak terkaji 00.00 Mengobservas S: Pasien
pengkajian si tingkat i tingkat nyeri mengatakan
nyeri nyeri klien klien rasa nyeri sudah
mulai sedikit
berkurang
O:Pasien terlihat
meringis O:Pasien O: Pasien
Skala Nyeri : 7 terlihat sudah terlihat sudah
lebih tenang lebih tenang
Skala nyeri : 5 Skala nyeri : 4

17.15 Memberikan 13.15 Memberikan


S: Tidak terkaji S: Tidak terkaji.
analgesic analgesik 00.15
Mengedukasi S: Pasien
melalui IV melalui IV
O:Pasien terlihat O: Pasien kepada klien mengatakan
lebih tenang terlihat lebih bagaimana bersedia.
Skala nyeri : 5 tenang menurunkan
Skala nyeri : 4 skala nyeri O: pasien tampak
menggunakan Mengikuti
17.30 teknik napas arahan yang
Memonitor
S: Tidak terkaji 13.30 dalam diberikan oleh
tanda-tanda Memonitor
S: Tidak terkaji perawat
vital tanda-tanda
O: Pasien tampak vital O: Pasien Memonitor S: Pasien
00.30
kooperatif tampak tanda-tanda mengatakan
Tekanan Darah: kooperatif vital sudah mulai
150/100 mmHg Tekanan Darah: membaik
Nadi: 80 x/menit 140/110 mmHg
0
Suhu: 36 C Nadi: 90 O: Pasien
Respirasi rate : 14 x/menit tampak
0
x/menit Suhu: 36 C kooperatif
Respirasi rate : Tekanan Darah:
14 x/menit 130/110 mmHg
Nadi: 80
x/menit
Suhu: 36,5 0C
Respirasi rate :
16 x/menit
Evaluasi Keperawatan

Evaluasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
S : Tidak terkaji S : Tidak terkaji S: pasien megatakan sesak
Dx 1 nafas
O : - Pasien terlihat O: - Respirasirate : berkurang.
nyaman 12x/menit, terpasang
dengan posisi semi O2 O:
fowler Nasal canul 4 liter per - Pasien tampak sedikit
- Respiratory rate menit. rileks dan masih
: 10 x/menit - Pasien tampak terpasanag O2 nasal kanul
- Pasien sedikit napas tersengal- 3 liter per menit
nyaman dengan sengal dan terlihat - Respirasi rate: 15
pemberian terapi kelelahan. x/menit, masih terpasang
oksigen - Pasien sudah mulai O2 nasal kanul 3 liter per
- Pasien tidak nyaman dengan menit.
bernapas pemberian terapi - Pasien sudah terlihat
spontan. oksigen lebih tenang ketika
RR : 10x/menit - Pasien tidak bernapas
terpasang bernapas spontan. - Pasien terlihat mulai
ventilator dan RR : 12x/menit bernapas spontan, RR :
ETT Terpasang 16x/menit
ventilator
A: masalah belum ventilator dan ETT A: masalah teratasi
teratasi
P:lanjutkan intervensi A: masalah teratasi P: pertahankan intervensi
1. Monitoring sebagian 1. Pantau tanda-tanda
aliran oksigen. vital.
2. Pantau tanda – P: lanjutkan intervensi 2. Pertahankan posisi
tanda vital. 1. Pertahankan pasien.
3. Posisikan posisi pasien.
pasien untuk 2. Edukasi tentang
memaksimalkan pentingnya tidur
ventilasi. posisi 450
4. Atur posisi 450 3. Kolaborasi
5. Pertahankan pemberian O2
posisi nasal kanul 3 liter
pasien. per menit.
6. Edukasi tentang 4. Memposisikan
pentingnya tidur pasien untuk
posisi 450. memaksimalkan
7. Kolaborasi ventilasi.
pemberian O2 5. Pantau tanda –
nasal kanul 4 tanda vital.
liter per menit. 6. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi.
7. Atur posisi 450
8. Melakukan
suction jika
terdapat sekret
pada jalan napas
pasien

9. Memberikan terapi
oksigen
Dx 2 S: Tidak terkaji S: Tidak terkaji S: Pasien mengatakan bersedia.

O: - Klien sedikit O:
O: - klien kurang kooperatif, - Pasien tampak kooperatif
kooperatif, klien terlihat sudah mulai . klien terihat sudah

klien terlihat kesulitan mencoba ikut mencoba memiringkan

mencoba memiringkan memiringkan badannya badannya

badannya - Pasien tampak


- Pasien tampak tenang dan tidur - Pasien diposisikan

kooperatif pada posisi 450

Tekanan Darah: 450,sesak nafas dan meringankan

147/114 mmHg dan sesak nafasnya.

Nadi: 61 Tanda-tanda vital - Pasien tampak kooperatif

x/menit sedikit ada dan ingin tahu.

Suhu: 36 0C perubahan A: masalah teratasi

Respirasi rate - Pasien terpasang O2P: Pertahankan intervensi


: 10 nasal kanul 3 liter - Kurangi kegiatan yang

x/menit per menit. dapat menimbulkan


kelelahan
- kecepatan napas
pasien lambat A: masalah teratasi
dan terlihat sebagian
kesulitan untuk P: lanjutkan intervensi
1. Dorong aktivitas
bernapas
lebih ringan

A: masalah belum dalam melakukan

teratasi aktivitas.

P: lanjutkan intervensi 2. Jelaskan pada

1. Monitor status pasien tujuan dari

pernafasan. pemberian O2.

2. Monitor 3. Kolaborasi

toleransi pemberian obat


aktivitas pasien sesuai indikasi.
3. Pastikan tingkat 4. Mengatur posisi
aktivitas pasien klien dengan
yang tidak melakukan mika-
membahayakan miki
curah jantung.
4. Dorong
aktivitas lebih
ringan dalam
melakukan
aktivitas.
5. Jelaskan pada
pasien tujuan
dari pemberian
O2.
6. Kolaborasi
pemberian
obat sesuai
indikasi.
Dx 3 S: Tidak terkaji S: Tidak Terkaji S: Pasien mengatakan rasa nyeri
sudah mulai sedikit berkurang
O: - Pasien terlihat O: - Pasien terlihat sudah
meringis lebih tenang O:
Skala Nyeri : 7 Skala nyeri : 5 - Pasien terlihat sudah
- Pasien tampak lebih tenang skala nyeri :
- Pasien tampak kooperatif Tekanan 4
kooperatif Darah: 140/110 - pasien tampak
Tekanan Darah: mmHg Mengikuti arahan yang
150/100 mmHg Nadi: 90 x/menit diberikan oleh perawat
0
Nadi: 80 Suhu: 36 C - Pasien tampak kooperatif
x/menit Respirasi Tekanan Darah: 130/110
0
Suhu: 36 C rate : 14 x/menit mmHg , Nadi: 80
Respirasi rate : A: masalah teratasi x/menit
10 x/menit sebagian Suhu: 36,5 0C, Respirasi
rate : 16 x/menit
A: masalah belum P : lanjutkan intervensi
teratasi 1. Mengobservasi A: masalah teratasi
tingkat nyeri klien. P: Pertahankan intervensi
P: lanjutkan intervensi 2. Mengedukasi - Edukasi pasien untuk
1. Mengobservasi kepada klien melakukan teknik napas
tingkat nyeri bagaimana dalam untuk mengurangi
klien. menurunkan skala rasa nyeri
nyeri menggunakan
2. Memberikan
teknik napas dalam
analgesik
3. Memonitor tanda-
melalui IV
tanda vital
3. Memonitor
tanda-tanda
vital.
4. Anjurkan pasien
untuk bedrest.
DAFTAR PUSTAKA

Hudak, C.,M., & Gallo, B.,M.. 2010. Keperawatan Kritis Holistik (VIII ed.Vol I). Jakarta: EGC.

Nurarif A. H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC NOC. Yogyakarta:Media Action Publishing.

Anda mungkin juga menyukai