Anda di halaman 1dari 35

PERANAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI

DALAM MANAJEMEN AGRIBISNIS

OLEH :

IR. I KETUT WARSA PARIMARTHA, MP

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Hyang Widi Wasa,


Tuhan Yang Maha Esa atas asung kerta wara nugrahaNya, sehingga
penulisan paper ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan paper ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir Nyoman Suparta, M.S.MM. Selaku koordinator mata kuliah
Agribisnis Peternakan dan Kewirausahaan atas kesempatan yang
diberikan kepada kami untuk menulis paper ini.
2. Ir. I Gusti Ngurah Kayana, M.Si atas saran dan bimbingannya sehingga
penulisan paper dapat diselesaikan.
3. Drs. I Wayan Budiarta, M.Si atas saran dan bimbingannya sehingga
penulisan paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
4. Rekan-rekan yang namanya tidak dapat kami disebutkan satu persatu,
atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam penulisan paper ini.
Kami menyadari tulisan ini masih belum sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Denpasar, Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................
I. PENDAHULUAN ..................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................
1.3 Manfaat ................................................................ ...........
1.4 Perumusan Masalah .........................................................
II. KAJIAN PUSTAKA...............................................................
2.1 Pengertian dan Pentingnya Laporan Keuangan .................
2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ...........................
2.3 Bentuk Laporan Keuangan ...............................................
2.4 Pengertian Akuntansi .......................................................
III. ANALISA KASUS.................................................................
3.1 Gambaran Umum Usaha Peternakan Babi .........................
3.1.1 Sejarah Perkembangan Usaha .................................
3.1.2 Lokasi Usaha..........................................................
3.1.3 Populasi Ternak Babi .............................................
3.1.4 Kandang .................................................................
3.1.5 Pakan dan Air Minum .............................................
3.1.6 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit .....................
3.1.7 Pemasaran ..............................................................
3.2 Analisis Kasus .................................................................
IV. SIMPULAN DAN SARAN .....................................................
4.1 Peranan Laporan Keuangan dan Akuntansi .......................
4.2 Dana Investasi dan Modal Kerja .......................................
4.3 Pendapatan Penjualan Ternak Babi ...................................
4.4 Laporan Rugi Laba ..........................................................
4.5 Break Even Point (BEP) ...................................................
4.6 Neraca .............................................................................
4.7 Analisa Laporan Keuangan ..............................................
V. SIMPULAN DAN SARAN .....................................................
3.1 Simpulan .........................................................................
3.2 Saran ...............................................................................
VI. PENUTUP ............................................................................ .
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Daftar Penyusutan Peralatan Per Periode Pemeliharaan ...............
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan pertanian pada dasamya merupakan upaya yang
direncanakan untuk melakukan perubahan-perubahan yang dikehendaki dengan
menggunakan inovasi dan teknologi tertentu yang sesuai dengan potensi setempat
untuk meningkatkan efisiensi, pendapatan serta kesejahteraan hidup petani. Untuk
mewujudkan sasaran pembangunan pertanian serta merespon perkembangan
globalisasi perekonomian dan tuntutan konsumen yang semakin menekankan pada
aspek kontinuitas dan kualitas produk, maka pemerintah telah menetapkan konsep
dan sistem agribisnis dalam membangun pertanian.
Konsep sistem agribisnis diartikan sebagai kesatuan sistem yang
menggabungkan semua kegiatan manajemen bisnis dibidang pertanian
yang saling terkait satu sama lain mulai dari usaha yang menyediakan dan
menyalurkan sarana produksi, usaha dalam produksi komoditas primer
pertanian, pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil-hasil pertanian dan
usaha jasa penunjang lainnya seperti transportasi, perbankan, asuransi
pasar, penelitian, penyuluhan dan pengaturan (Suparta, 2005). Agribisnis
merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem, dimana
antara satu subsistem dengan subsistem lainnya saling terkait dan terpadu
untuk memperoleh nilai tambah yang maksimal bagi para pelakunya dan
dan sistem ini harus berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pasar
(Saragih, 1998).
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha agribisnis
adalah ditentukan oleh pengelolaan keuangan. Investasi yang ditanam
dalam agribisnis peternakan sudah tentu memerlukan pengelolaan dengan
baik sehingga pembuatan laporan keuangan dan akuntansi sangat penting
dilakukan oleh pengusaha agribisnis. Manajemen keuangan memerlukan
keahlian khusus yang sangat tinggi dalam menginterpresentasikan
informasi keuangan dari catatan perusahaan (Downey dan Erickson, 1992).
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, laporan
keuangan dapat untuk berkomunikasi dengan pihak - pihak yang
berkepentingan dengan data perusahaan. Informasi yang berguna bagi
berbagai pihak diantaranya adalah tentang kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutang - hutang jangka pendek, kemampuan - untuk membayar
angsuran pokok dan bunga pinjaman, kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba, dan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
besarnya modal sendiri. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi laporan
keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan
oleh berbagai pihak (misalnya pemilik dan kreditur) (Sugiri dan Riyono,
2001). Laporan keuangan agribisnis dapat memberikan penjelasan -
penjelasan umum tentang keadaan keuangan pada suatu saat tertentu atau
dalam suatu periode kegiatan (Tajidan, 2000). Agar modal yang
diinvestasikan dalam agribisnis peternakan berjalan dengan baik, maka
perlu dibuat laporan keuangan dan akuntansi agar dapat mengambil
keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


Tujuan usaha agribisnis dalam melakukan usahanya adalah untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal, oleh sebab itu pengusaha
agribisnis perlu mengetahui peranan laporan keuangan dan akuntansi
dalam manajemen usahanya sehingga pelaku agribisnis dapat membuat
laporan keuangan dan akuntansi yang pada akhirnya dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam menjalankan usahanya.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan gambaran
kepada pengusaha agribisnis mengenai peranan dan pentingnya pembuatan
laporan keuangan dan akuntansi dalam manajemen usaha agribisnis.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan dalam pembuatan paper ini adalah metode
kepustakaan dan wawancara dengan pemilik usaha peternakan untuk
memperoleh data yang diperlukan.
II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Pentingnya Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan
dalam berbagai cara seperti misalnya, sebagai laporan arus kas atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta mated penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk skedul dari informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga (IAI, 1999).
Downey dan Erickson (1992) menyatakan bahwa laporan keuangan
adalah informasi dari keuangan yang diperoleh dar catatan - catatan
perusahaan, dijelaskan pula bahwa laporan keuangan menerangkan tentang
keadaan keuangan suatu badan, lembaga, perusahaan baik profil maupun
non profil. Menurut Munawir (1992) laporan keuangan adalah dua daftar
yang disusun oleh akuntan pada akhir periode perusahaan, kedua daftar
tersebut adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar laba rugi.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akutansi yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak - pihak yang berkepentingan
dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak - pihak yang
berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, penyalur,
karyawan, lembaga pemerintahan dan masyarakat umum.
Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi
kepada berbagai pihak terdiri dari neraca, laporan rugi - laba, laporan
bagian laba yang ditahan, laporan modal sendiri dan laporan perubahan
posisi keuangan, dan laporan sumber dan penggunaan dana. Menurut
Bambang (1991) daftar laporan keuangan terdiri dari neraca (balance
sheet) dan laporan laporan rugi - laba (income statement), dimana neraca
mencerminkan nilai aktiva, pasiva dan modal sendiri pada suatu saat
tertentu sedangkan laporan rugi - laba” mencerminkan hasil - hasil
periode tertentu.

2.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi laporan keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 1999).
Harahap (1993) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan digolongkan
sebagai berikut :
1. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi
keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar.
2. Tujuan umum
- Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban perusahaan.
- Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
- Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan
menafsir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
- Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
harta dan kewajiban.
- Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan
para pemakai laporan.
3. Tujuan kualitatif
- Relevance yaitu memilih informasi yang benar - benar dapat
membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
- Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan
bukan saja yang penting tetapi juga harus dimengerti pemakain ya.
- Verifiability yaitu hasil laporan keuangan itu harus dapat diperiksa
oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
- Neutrality yaitu laporan keuangan itu netral terhadap pihak - pihak
lain yang berkepentingan.
- Timeliness yaitu laporan keuangan hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
- Comparability yaitu laporan keuangan harus memiliki prinsip yang
sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lainnya.
- Completeness yaitu laporan keuangan yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak untuk pemakai.

Tajidan (2006) menyatakan manfaat laporan keuangan agrinisnis adalah


- Mengetahui keadaan keuangan pada waktu atas periode yang lalu dan
sekarang.
- Mengetahui kekuatan dan kelemahan keadaan keuangan suatu lembaga,
badan usaha pada periode lalu dan sekarang, sehingga dapat
dijadikan bahan pengambilan keputusan bagi manajemen untuk
melakukan tindakan usaha yang terbaik.
- Sebagai alat untuk melakukan tindakan pengawasan kepada pengelola
oleh pemilik atau pemegang saham.
- Dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kerjasama
bisnis oleh berbagai pihak atau mitra dalam rangka melanjutkan
kerjasama pada masa yang akan datang.

2.3 Bentuk Laporan Keuangan


Bentuk - bentuk laporan keuangan terdiri dari :
a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematik
menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal)
tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan
yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal
perusahaan (IAI, 1999). Tujuan dari neraca adalah untuk menunjukkan
posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu (biasanya
pada waktu tutup buku). Neraca memuat tiga bagian pokok antara lain:
- Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang
dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang
dimiliki oleh perusahaan bersangkutan. Contoh aktiva dalam usaha
ternak adalah kandang dan perlengkapannya, persediaan makanan
ternak dan lain sebagainya.
- Hutang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur.
Dalam jangka waktu tertentu, pihak perusahaan wajib membayar
kembali sumber modal tersebut kepada kreditur. Contoh hutang
dalam usaha ternak adalah harga pakan, bibit, obat-obatan, vaksin
dan lain sebagainya.
- Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik
perusahaan. Dalam catatan akuntansi, modal sendiri ditentukan
dengan mengurangkan modal pinjaman dari jumlah keseluruhan
modal yang ditanamkan dalam aktiva.

b. Laporan rugi laba


Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang secara
sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu
tertentu. Laporan ini menyajikan pendapatan selama satu periode dan
biaya — biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada periode
yang sama. Di sini juga dilaporkan untung (Grain) dan Rugi (Loss)
(IAI, 1999). Unsur - unsur penting dalam penyusunan laporan rugi laba
yaitu :
- Penghasilan utama, dalam usaha peternakan penghasilan utamanya
adalah berupa hasil dari penjualan ternak.
- Harga pokok penjualan, meliputi semua biaya langsung dan tidak
langsung (biaya dasar dan tenaga kerja) yang telah dikeluarkan
dalam proses produksi ternak yang kemudian dijual selama proses
produksi.
- Biaya usaha, biaya ini umumnya dipisahkan menjadi dua bagian
yaitu bagian pertama: biaya penjualan atau biaya pemasaran, bagian
kedua : biaya umum dan administrasi.
- Penghasilan dan biaya diluar biaya pokok dan pos - pos insidentil
atau pos – pos luar biasa.
c. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara
sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal
perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik
pada satu periode akuntansi tertentu (IAI, 1999)
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan secara sistematis informasi
tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu
(IAI, 1999).

e. Analisa laporan keuangan


Analisa laporan keuangan diperoleh dengan menghubungkan elemen -
elemen dari berbagai aktiva satu dengan lainnya, elemen - elemen pasiva satu
dengan yang lainnya serta menghubungkan elemen
- elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu
akan banyak diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan
financial dari perusahaan. Dengan mengadakan analisa financial dari
tahun - tahun lalu akan dapat diketahui kelemahan - kelemahan dari
perusahaan serta hasil - hasil yang telah dianggap cukup baik.
Bambang (1991) menyatakan tujuan dari analisa laporan keuangan
adalah untuk mengetahui posisi keuangan dan prestasi perusahaan pada waktu
tertentu. Analisa laporan keuangan dapat berupa :
• Analisis Liquiditas
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek.
Analisis ini meliputi :
- Current Ratio
Merupakan kemampuan perusahaan untuk mebayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
- Cash Ratio
Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan.
- Quik Ratio
Merupakan kemampuan perusahaan untuk mebayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar liquid.

• Analisis Solvabilitas
Analisis ini digunakan untuk menilai penggunaan pinjaman
untuk pembelajaran perusahaan. Analisis ini meliputi
- Total to Total Assets Ratio
Untuk mengetahui beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan
dana yang dibelanjai dengan hutang.
- Total to Total Equity Ratio
Untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
• Analisis Rentabilitas
Analisis ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh efisiensi
penggunaan modal perusahaan. Analisis ini meliputi :
- Rentabilitas Ekonomi
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan total aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
prosentase.
- Rentabilitas Modal Sendiri
Adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di pihak lain.
- Return On Investment
Adalah untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang
diperoleh dari total aktiva perusahaan.
Apabila Liquiditas, Rentabilitas dan Solvabilitas
perusahaan baik maka perusahaan mempunyai kemampuan untuk
melakukan investasi aktiva tetap.

2.4 pengertian Akuntansi


Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses
tersebut (Belkaoui, 2000). Sugiri dan Riyono (2001) menyatakan bahwa
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya menyediakan informasi
terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang
dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (dalam
membuat pilihan-pilihan yang nalar diantara pelbagai alternatif arah
tindakan.
Tajidan (2000) menyatakan bahwa proses akuntansi adalah seluruh
rangkaian kegiatan penyelenggaraan laporan keuangan mulai dari
pendataan, pencatatan, penggolongan, peningkatan, pelaporan dan
penganalisaan laporan. Dengan demikian tiap-tiap unsur dalam sistem
akuntansi tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berkaitan, saling korelasi
dan saling menunjang secara keseluruhan unsur-unsur akuntansi tersebut untuk
membentuk suatu sistem informasi keuangan.
III ANALISIS KASUS

3.1 Gambaran Umum Usaha Peternakan Babi


3.1.1 Sejarah Perkembangan Usaha
Peternakan babi ini terletak di Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar
Selatan, Kota Denpasar. Usaha babi ini dimiliki oleh I Ketut Dudug.
Usaha ini didirikan pada tahun 1990, pada awalnya merupakan usaha
sambilan dan hanya memelihara babi sebanyak 20 ekor babi Saddleback
untuk penggemukan. Usaha sambilan ini ternyata memberikan keuntungan,
hal ini yang mendorong bapak I Ketut Dudug untuk mengembangkan
usaha peternakan babinya jebih lanjut. Pada tahun 1993 beliau
mengembangkan usahanya dengan menambah populasi ternak babinya dan
mengganti babi Saddleback dengan babi Landrace yang mempunyai
pertumbuhan lebih baik. Untuk mengefisienkan biaya produksi maka
beliau mencari alternatif bahan pakan yang murah dan tidak bersaing
dengan kebutuhan manusia, bahan pakan yang digunakan yaitu limbah
hotel yang didapat dari hotel sekitar kawasan pariwisata Kuta, Badung.
Sampai sekarang usaha ini memelihara babi Landrace penggemukan
sebanyak 100 ekor dengan pemberian pakan limbah hotel.

3.1.2 Lokasi Usaha Peternakan


Peternakan babi ini terletak di Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar
Selatan, Kota Denpasar. Lokasi peternakan ini dahulunya sangat
mendukung sebuah usaha peternakan karena jauh dari lokasi perumahan
penduduk, tetapi sekarang di sekitar lokasi peternakan ini sudah didirikan
perumahan oleh para investor. Sampai saat ini belum terjadi keluhan-
keluhan oleh masyarakat sekitar lokasi tentang keberadaan peternakan ini.
Luas usaha peternakan babi adalah kurang lebih 3 (empat) are yang dibagi
menjadi bangunan kandang, gudang dan penampungan limbah kotoran
babi.
3.1.3 Populasi Ternak Babi
Babi yang dipelihara pada usaha peternakan ini adalah babi
Landrace untuk penggemukan sebanyak 100 ekor. Bibit diperoleh dari
peternakan babi UD. Suci yang isi di Kabupaten Tabanan.

3.1.4 Kandang
Pada peternakan ini kandang yang digunakan adalah satu bangunan
dasar yang dibagi - bagi menjadi kandang penggemukan. Kandang pada
peternakan ini termasuk kandang permanen yang dapat dilihat dari bahan
dan konstruksi kandang, dimana atapnya terbuat dari genteng dan asbes,
dinding, tempat pakan dan tiang terbuat dari beton, lantai kandang terbuat
dari beton dan dibuat miring untuk memudahkan mengalirkan air pada saat
memandikan ternak. Tipe kandang yang digunakan adalah kandang ganda
yakni bangunan kandang terdiri dari dua baris yang saling berhadapan dan
terdapat gang diantaranya. Rata -rata luas kandang adalah 6 m 2 dengan
panjang 3 m, lebar 2 m dan tingginya 1 m untuk keempat sisinya.
Banyaknya kandang yang ada sebanyak 20 petak kandang, setiap petak
kandang diisi 5 ekor babi.

3.1.5 Pakan dan Air Minum


Pakan yang digunakan pada peternakan ini adalah konsentrat dan
limbah hotel. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan umur ternak, yaitu
pada umur 1 bulan diberikan pakan 100% konsentrat untuk anak babi
(produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia dengan kode 551), Pada umur 2-
3 bulan diberikan 25% konsentrat 551 dan 75% limbah hotel, umur 4 -6
bulan diberikan 100% limbah hotel. Jumlah pakan yang diberikan yaitu
umur 1 bulan 0,5 kg/ekor/hari, umur 2 -3 bulan diberikan pakan 2
kg/ekor/hari, 4-5 bulan diberikan pakan 4 kg/ekor/hari dan umur 6 bulan
diberikan pakan 6 kg/ekor/hari. Limbah hotel yang digunakan untuk pakan
diperoleh dari hotel yang berada di kawasan pariwisata Kuta, Kabupaten
Badung. Hotel tempat pengambilan limbah hotel adalah Hotel Kuta Beach Club,
Hotel Sol Elit Paradiso dan Prime Plaza Hotels & Resorts.
Frekwensi pemberian pakan pada peternakan ini adalah dua kali sehari
yaitu pada pada pagi hari pukul 06.00 wita dan sore hari pukul
15.00 wita. Pemberian air minum diberikan pada saat babi habis makan
(pakan 100% konsentrat) dan dicampur langsung dengan limbah hotel. Air
minum berasal dari air sumur.

3.1.6 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit


Pencegahan penyakit yang dilakukan pada peternakan ini adalah dengan
memberikan vaksinasi cholera babi yang dilakukan sendiri. Upaya pencegahan
lain yang dilakukan adalah menjaga kebersihan kandang dan memandikan ternak
babi setiap hari. Pengobatan yang dilakukan terhadap babi yang menderita sakit
adalah menginjeksi dengan antibiotika dan Vit Bcomplek.

3.1.7 Pemasaran
Dalam hal pemasaran, peternakan ini telah melakukan kerjasama dengan
pedagang babi Ni Wayan Puspa yang beralamat di Br. Tegal Darmasaba
Kabupaten Badung.

3.2 Analisis Kasus


Dari pengamatan dan wawancara yang kami lakukan di Lapangan
selama mengikuti praktik kerja lapangan di usaha peternakan ini, Banyak
hal yang kami peroleh dalam kegiatan yang tidak kami dapatkan di bangku
kuliah. Pengusaha peternak babi ini sudah mempunyai jiwa - jiwa
kewirausahaan. Salah satunya adalah sifat kreatif dan inovatif yaitu
memanfaatkan limbah hotel untuk pakan ternak babi. Bali merupakan
daerah tujuan pariwisata yang sudah tentu dibarengi dengan berdirinya
sarana - sarana penunjang pariwisata lainnya seperti hotel dan restaurant.
Limbah hotel dan restaurant yang terdiri dari sisa - sisa nasi, roti, sayur
dan daging ini dimanfaatkan untuk pakan ternak babi. Dengan
dimanfaatkan limbah ini maka biaya yang dikeluarkan untuk pakan dapat
ditekan meskipun kualitas limbah hotel ini tidak sebaik pakan babi
komersial yang dijual di pasaran.
Meskipun pengusaha peternakan babi ini sudah memiliki jiwa
kewirausahaan tetapi ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki dalam
mengelola usahanya, salah satunya adalah usaha peternakan babi ini tidak
pernah membuat laporan keuangan dan akuntansi dalam menjalankan
usahanya. Laporan keuangan dan akuntansi merupakan sesuatu yang
sangat penting dilakukan oleh seorang pengusaha untuk menentukan
apakah usaha tersebut memperoleh untung atau tidak sehingga pengusaha
tersebut dapat mengambil keputusan dengan tepat serta dapat dijadikan
pengambilan keputusan oleh kreditur apakah usaha peternakan babi ini
layak atau tidak memperoleh bantuan kredit.
IV. PEMBAHASAN

4.1 Peranan Laporan Keuangan dan Akuntansi


Usaha peternakan babi milik I Ketut Dudug dalam menjalankan usaha
peternakannya belum melakukan pembuatan laporan keuangan dan
akuntansi. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan proses akuntansi
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi usaha. Pihak -
pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik, kreditur,
investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintahan dan masyarakat
umum. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa,
menyajikan dan menfsikan data keuangan dari lembaga perusahaan dimana
aktivitas berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa.
Akuntansi dapat memberikan informasi keuangan perusahaan dan hasil
operasi perusahaan seperti yang tercermin pada laporan keuangan
perusahaan.
Hasil proses akuntansi yang berbentuk laporan keuangan dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data perusahaan. Informasi yang berguna bagi berbagai pihak
diantaranya adalah tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-
hutang jangka pendek, kemampuan perusahaan untuk membayar angsuran
pokok dan bunga pinjaman, kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba, dan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal
sendiri.

4.2 Dana Investasi dan Modal Kerja


Dana investasi dan modal kerja yang sudah dikeluarkan pada usaha
peternakan babi tempat kami melakukan praktik kerja adalah :
 Kandang dan peralatannya Rp. 20.000.000,-
 Gudang dan peralatannya Rp. 1.500.000,-
 Kendaraan Rp. 25.000.000,-
 Instalasi Listrik Rp. 750.000,-
 Instalasi air Rp. 500.000,-
 Modal Kerja Rp. 96.087.000.-
Total biaya Investasi Rp. 139.837.500,-

Perhitungan modal kerja usaha peternakan babi adalah sebagai berikut:


 Pakan
- Babi umur 1 bulan
100 % konsentrat 551 @ Rp. 3900 perkg
0,5 kg x 30 hari x 100 ekor x Rp. 3900,- Rp. 5.850.000,-

- Babi umur 2-3 bulan


25 % konsentrat 551 dan 75 % limbah hotel

Konsentrat 551
0,5 kg x 60 hari x 100 ekor x Rp. 3900,- Rp. 11.700.000,-

Limbah hotel Rp. 600 perkg


1,5 kg x 60 hari x 100 ekor x Rp. 600,- Rp. 5.400.000,-

- Babi umur 4-5 bulan


100% limbah hotel
4 kg x 60 hari x 100 ekor x Rp. 600,- Rp. 14.400.000,-

- Babi umur 6 bulan


100% limbah hotel
6 kg x 30 hari x 100 ekor x Rp. 600,- Rp. 10.800.000.-
Total biaya pakan Rp. 48.150.000,-

 Bibit
100 ekor @ Rp. 250.000,- Rp. 25.000.000,-
 Obat - obatan dan Vaksinasi Rp. 500.000,-
 Tenaga kerja Pemilik
- Pemilik
Rp. 700.000,- x 1 orang x 6 bulan Rp. 4.200.000,-

- Tenaga Operasional
Rp. 400.000,- x 2 orang x 6 bulan Rp. 4.800.000,-

 Biaya Listrik
Rp. 40.000,- perbulan x 6 bulan Rp. 240.000,-

 Pengembalian Pinjaman dari bank


Rp. 1.531.250,- perbulan x 6 bulan Rp. 9.187.500,-
 Pajak bumi dan bangunan
 Rp. 60.000,- pertahun Rp. 10.000.-

Total Modal Kerja Rp. 92.087.000,-

Modal yang digunakan dalam menjalankan usaha peternakan babi


ini adalah berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari bank yaitu Bank
Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp. 75.000.000,- dengan bunga bank 1 %
selama 8 tahun dan sudah berjalan selama 7 tahun.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus dan
dihitung per periode pemeliharaan.
Tabel 1. Daftar Penyusutan Peralatan per periode pemeliharaan
Nilai Umur Penyusutan/Periode
No Uraian
Ekonomis Ekonomis (6 bulan)
1 Kandang dan peralatan 20.000.000 10 1.000.000
2 Gudang dan peralatan 1.500.000 10 75.000
3 Kendaraan 25.000.000 10 1.250.000
4 Instalasi listrik 750.000 10 37.500
5 Instalasi air 500.000 10 25.000
TOTAL 47.750.000 2.387.500

4.3 Pendapatan Penjualan Ternak Babi


Rata - rata bobot badan akhir babi yang digemukkan dan siap
dipasarkan adalah 90 kg/ekor, dengan angka mortalitas atau kematian 1 %.
Harga babi potong pada saat kami melakukan praktek kerja lapangan pada
usaha peternakan babi ini cukup tinggi yaitu Rp. 11.500,- perkg. Jadi
pendapatan yang diterima dari penjualan babi ini adalah Rp.102.465.000,-

4.4 Laporan Rugi Laba


Data laporan rugi laba dapat disajikan dalam bentuk rekening
(account form) atau dalam bentuk laporan (report form). Penyajian dalam
bentuk laporan dibagi menjadi dua bentuk yaitu : langkah tunggal dan
langkah berganda (multiple step). Laporan rugi laba usaha peternakan babi
penggemukan perperiode produksi disajikan berikut ini:
USAHA PETERNAKAN BABI
LAPORAN RUGI LABA PERPERIODE PRODUKSI YANG
BERAKHIR TGL 31 DESEMBER 2006
Penjualan Ternak Babi Rp. 102.465.000,-

Biaya Produksi
a. Biaya tidak tetap
Pakan Rp. 48.150.000,-
Bibit Rp. 25.000.000,-
Obat-obatan dan Vaksinasi Rp. 500.000,-
Listrik Rp. 240.000,-
Gaji tenaga kerja Rp. 4.800.000,-
Total biaya tidak tetap Rp. 78.690.000,-

b. Biaya tetap
Penyusutan Kandang dan Peralatannya Rp. 1.000.000,-
Penyusutan Gudang dan Peralatannya Rp. 75.000,-
Penyusutan Kendaraan Rp. 1.250.000,-
Penyusutan Instalasi Listrik Rp. 37.500,-
Penyusutan Instalasi Air Rp. 25.000,-
Pajak Bumi dan Bangunan Rp. 10.000,-
Gaji Pemilik Rp. 3.600.000,-
Pengembalian Pinjaman dan Bank
dengan bunga 1% perbulan Rp. 9.187.500,-
Total Biaya Tetap Rp. 15.775.000,-
Total Biaya Produksi Rp. 94.465.000,-
Pendapatan Netto Sebelum Pajak Rp. 8.000.000,-
Pajak Usaha 10% Rp. 800.000,-
Pendapatan Netto Setelah Pajak Rp. 7.200.000,-
4.5 Break Even Point (BEP)
BEP adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak rugi dan tidak
untung. BEP dinyatakan dengan rumus :
BiayaTetap
BEP =
BiayaVariabelTotal
1
TotalPenjualan
Pada Usaha peternakan ini BEP nya adalah
BEP = 
Rp.15.775.000, 

Rp.78.690.000,
1
Rp.102.465.000,
= Rp. 68.586.956,52
BEPdalamRupiah
BEP (Ekor) =
Harga rata rataperekor

Rp.68.586.956,56
=
Rp.1.035.000,
= 66 ekor
Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit
B/C =
Cost
Rp.102.465.000,
=
Rp.94.465.000,
= 1,08

Hasil dari Benefit Cost Ratio (B/C) adalah 1,08 (B/C > 1) menunjukkan bahwa
usaha peternakan ini layak untuk dilanjutkan karena memperoleh keuntungan.

4.6 Neraca
Ada dua bentuk yang umum digunakan dalam menyusun neraca yaitu
bentuk rekening/skontro (account form) dan bentuk laporan/vertical
(report form). Dalam bentuk rekening, aktiva ditempatkan disebelah kiri
dan passive (hutang beserta modal sendiri) ditempatkan disebelah kanan.
Neraca dalam bentuk laporan, aktiva ditempatkan di bagian atas
sedangkan hutang beserta modal sendiri ditempatkan di bawah aktiva
secara vertical. Berikut akan disajikan neraca usaha peternakan babi
tempat dilakukan praktek kerja:
Usaha Peternakan Babi
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva
Aktiva Lancar
- Kas Rp. 10.162.500,-

- Piutang Usaha Rp. 10.246.500,-


Total Aktiva Lancar Rp. 20.409.000,-

Aktiva Tetap
- Kandang dan Perlengkapannya Rp. 20.000.000,- Rp. 19.000.000,-
Penyusutan
Rp. 1.000.000,-
- Gudang dan Perlengkapannya Rp. 1.500.000,- Rp. 1.425.000,-
Penyusutan Rp. 75.000,-
- Kendaraan Rp. 25.000.000,- Rp. 23.750.000,-
Penyusutan Rp. 1.250.000,-
- Instalasi Listrik Rp. 750.000,- Rp. 713.000,-
Penyusutan Rp. 37.000,-
- Instalasi Air Rp. 500.000,- Rp. 475.000,-
Penyusutan Rp. 25.000,-
Total aktiva tetap
Rp. 45.363.000,-

Total Aktiva
Rp. 65.772.000,-

Passiva
Passiva Lancar
- Hutang Bank
Rp. 9.375.000,-
- Hutang Usaha Rp. 11.700.000,-
- Hutang Gaji Rp. 4.800.000,-
Total Passiva Lancar Rp. 11.700.000,-

Passiva Tetap
- Modal Sendiri Rp. 39.897.000,-
Total Passiva Tetap
Rp. 39.897.000,-
Total Passiva
Rp. 65.772.000,-
4.7 Analisa Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisa laporan keuangan perusahaan, diperlukan
ukuran -ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah ratio.
Macam dari ratio sangat banyak, oleh karena i tu dapat dibuat menurut
kebutuhan penganalisa. Hasil - hasil dari analisa ini dapat dimanfaatkan
oleh pemilik atau manajemen untuk menyusun rencana yang akan
dilakukan di masa yang akan datang. Analisa laporan keuangan yang dapat
digunakan adalah Analisa keuangan.
Analisa keuangan digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atas struktur
kekayaannya. Analisa yang digunakan adalah
a. Analisis Liquiditas
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek. Analisis ini meliputi:
- Current Ratio
Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
AktivaLancar
Current Ratio = x100%
HutangLancar

Rp .20.4090. 00,-
= x100%
Rp .25.8750. 00,-
= 78,88%

- Cash Ratio
Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan.
Kas
Cash Ratio = x100%
HutangLancar

Rp .10.1625. 00,-
= x100%
Rp .25.8750. 00,-
= 39,28%
- Quik Ratio
Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
harus dipenuhi dengan aktiva lancar liquid.
Kas Piutang
Cash Ratio = x100%
HutangLancar

Rp .20.4090. 00,-
= x100%
Rp .25.8750. 00,-
= 78,88%

b. Analisis Solvabilitas
Analisis ini digunakan untuk menilai penggunaan pinjaman untuk
pembelanjaan perusahaan. Analisis ini meliputi
- Total to Total Assets Ratio
Untuk mengetahui beberapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang.
TotalHutang
Debt Ratio = x100%
TotalAktiva
Rp.25.875.000,-
= x100%
21
Rp. 65.772.000,-
= 39,34%
Debt Ratio menurun artinya perusahaan yang dibiayai oleh
hutang semakin menurun.
- Total to Total Equity Ratio
Untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
TotalHutang
DER = x100%
TotalModalSendiri

Rp .25.8750. 00,-
= x100%
Rp .39.8970. 00,-
= 64,85%
Debt Equity Ratio perusahaan semakin menurun berarti perusahaan
mampu membayar hutang.
c. Analisis Rentabilitas
Analisis ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh efisiensi penggunaan
modal perusahaan. Analisis ini meliputi :
- Rentabilitas Ekonomi
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan total aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan
dalam prosentase.
Laba Usaha
RE = x100%
TotalAktiva
Rp.8.000. 00,-
= x100%
Rp .65.7720. 00,-
= 12,16%
- Rentabilitas Modal Sendiri
Adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersendiri di pihak lain.
Laba Bersih
RMS = x100%
ModalSendiri
Rp.8.000. 00,-
= x100%
Rp .39.8970. 00,-
= 20,05%
- Return On Investment
Adalah untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang
diperoleh dari total aktiva perusahaan.
Laba BersihSetelah Pajak
ROI = x100%
TotalAktiva
Rp.7.200. 00,-
= x100%
Rp .65.7720. 00,-
= 10,95%
V. SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
1. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan dan akuntansi dalam usaha agribisnis memegang peranan
yang sangat penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
agribisnis dan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan
penggunaan anggaran keuangan perusahaan.
2. Berdasarkan laporan keuangan yang dibuat, usaha penggemukan babi
ini layak untuk dilanjutkan usahanya karena berdasarkan laporan rugi
laba usaha ini memperoleh keuntungan yang cukup besar dan
berdasarkan benefit cost ratio usaha ini yaitu 1,08, (B/C > 1)
menunjukkan bahwa usaha ini memperoleh untung.

3.2 Saran
Dapat disarankan bahwa setiap perusahaan agribisnis agar membuat
laporan keuangan akuntansi yang berkesinambungan untuk memberikan
gambaran keadaan keuangan perusahaan.
VI. PENUTUP

Konsep sistem agribisnis diartikan sebagai kesatuan sistem yang


menggabungkan semua kegiatan manajemen bisnis dibidang pertanian
yang saling terkait satu sama lain mulai dari usaha yang menyediakan dan
menyalurkan sarana produksi, usaha dalam produksi komoditas primer
pertanian, pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil-hasil pertanian dan
usaha jasa penunjang lainnya seperti transportasi, perbankan, asuransi
pasar, penelitian, penyuluhan dan pengaturan.
Keberhasilan usaha agribisnis peternakan sangat ditentukan oleh
pengelolaan keuangan sehingga pembuatan laporan keuangan dan
akuntansi sangat penting dilakukan oleh pengusaha agribisnis. Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, sebagai hasil akhir dari
proses akuntansi laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna
untuk mengambil keputusan oleh berbagai pihak (misalnya pemilik dan
kreditur). Laporan keuangan agribisnis dapat memberikan penjelasan —
penjelasan umum tentang keadaan keuangan pada suatu saat tertentu atau
dalam suatu periode kegiatan
Hasil proses akuntansi yang berbentuk laporan keuangan dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak - pihak yang
berkepentingan dengan data perusahaan. Informasi yang berguna bagi
berbagai pihak diantaranya adalah tentang kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutang - hutang jangka pendek, kemampuan perusahaan untuk
membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman, kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba, dan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
besamya modal sendiri.
Kelemahan dari pelaku agribisnis di Indonesia khususnya pelaku
agribisnis usaha kecil, mereka jarang atau tidak pernah membuat laporan
keuangan dalam usahanya sehingga tidak diketahui apakah usaha yang
dilakukannya tersebut memperoleh untung atau tidak. Dengan tidak
adanya laporan keuangan akan menyulitkan mereka untuk memperoleh
modal pada pihak perbankan untuk memajukan usahanya, oleh karena itu
disarankan kepada pelaku agribisnis khususnya usaha kecil hendaknya membuat
laporan keuangan walaupun laporan keuangan tersebut dalam bentuk yang
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, R. 1991. Dasar - Dasar Pembelajaran Perusahaan. Penerbit


Gadjah Mada, Yogyakarta.

Belkaoui, A.R. 2000. Teori Akuntansi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Downey, W.D. dan Erickson, S.P. 1992. Manajemen Agribisnis.


Terjemahan Ir. Rochidayat Ganda, S. dan Alfonsus Sirait Cetakan
Ke-tiga. Erlangga, Jakarta.

Harahap, S.S. 1993. Teori Akuntansi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba


Empat Jakarta.

Munawir. 1992. Analis Laporan Keuangan. Penerbit Liberty, Yogyakarta

Saragih, B. 1998. Agribisnis, Paradigma Baru Pembangunan Ekonoini Berbasis


Penanian. Penerbit Yayasan Mulya Persana Indonesia dan PT. Surveyor
Indonesia, Bekerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Lembaga
Penelitian Institut Pertanian Bogor.

Sugiri, S. dan Riyono, B.A. 2001. Akuntansi Pengantar I. Penerbit


UPPAMPYKPN, Yogyakarta.

Suparta, N. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Penerbit


CV. Bali Media Adhikarsa, Denpasar.

Tajidan. 2000. Dasar - Dasar Akuntansi Agribisnis. Penerbit Badan Kerja Sama
Perguruan Tinggi Negeri, Makasar.

Anda mungkin juga menyukai