Anda di halaman 1dari 21

BIOLOGI

MASITA QUDSIA
AZZA AZRA

XII MIPA 1

[TEMPAT KEDUDUKAN ALAT


DAN KELENJAR PENCERNAAN
BESERTA FUNGSINYA]
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS REMEDIAL BIOLOGI
PENGERTIAN SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaanadalah sistem yang memproses mengubah makanan dan


menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem pencernaan akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem perncernaan mengolah makanan makanan sehingga dapat diserap dan
digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.

FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit
bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan
berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.


2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.
Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan(menelan).
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul
kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan
oleh tubuh.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga
bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

SISTEM PENCERNAAN BESERTA ORGAN PENCERNAAN

1. MULUT

Mulut merupakan alat pencernaan pertama yang dilalui makanan. Di dalam


mulut, makanan mengalami pencernaaan secara mekanik dan kimiawi. Secara
mekanik, makanan dihancurkan oleh gigi yang dibantu oleh lidah. Sedangkan,
secara kimiawi, makanan dicerna oleh enzim yang terkandung di dalam air
ludah.

 GIGI(DENS)
Gigi adalah alat pencernaan yang berfungsi mengunyah makanan.
Makanan ini dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga dapat
ditelan. Proses pemecahan makanan di mulut oleh gigi disebut
pencernaan mekanik yang pertama.
Berdasarkan fungsinya, gigi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gigi seri (insisivus), berfungsi untuk memotong makanan. Memiliki
bentuk seperti pahat.
b. Gigi taring (caninus), berfungsi untuk mengoyak makanan. Mempunyai
bentuk agak panjang.
c. Gigi geraham (molar dan premolar), berfungsi untuk mengunyah,
menggiling, dan menghaluskan makanan.

Gigi susu (gigi semasa bayi) mulai tumbuh saat anak berumur 6 - 8
bulan. Gigi anak tersebut akan lengkap menjadi 20 buah, saat berumur
2,5 tahun. Susunan gigi susu adalah 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi
geraham. Apabila gigi susu tanggal akan digantikan gigi permanen.

Susunan gigi masa dewasa adalah gigi permanen. Gigi permanen mulai
tumbuh pada umur 6 - 8 tahun. Jumlah gigi permanen yang lengkap
adalah 32 buah. Susunannya adalah 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi
premolar, dan 12 gigi molar. Apabila gigi molar tanggal, maka tidak akan
tumbuh gigi baru lagi.
 LIDAH/LINGUA

Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot.
Lidah tersusun atas otot lurik yang kasar dan dilapisi selaput mukosa.
Lidah memiliki fungsi:
a. Pengaduk makanan.
b. Membantu proses penelanan makanan.
c. Sebagai alat/organ pengecap.
d. Membantu membersihkan rongga mulut.
e. Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.
f. Terbagi menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis,
asam dan pahit.

Pada pangkal lidah bagian belakang terdapat epiglotis yang mempunyai


fungsi menutup jalan pernapasan saat menelan makanan. Sehingga,
makanan tidak akan masuk ke saluran pernapasan.

 KELENJAR LUDAH/GLANDULA SALIVALES

Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang ada di rongga mulut.


Mempunyai fungsi untuk memproduksi larutan mukus ke dalam mulut
yang disebut ludah atau air liurm(saliva). Air liur mempunyai komposisi
air 97 - 98 %, glukoprotein, ptialin (amilase), dan garam-garam alkali.
Enzim Amilase atau ptialin merupakan enzim yang berfungsi mengubah
amilum menjadi maltosa atau glukosa. Enzim ptialin memiliki pH sekitar
6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C.

Air liur memiliki dua fungsi, yaitu secara mekanis dan secara kemis.

a. Secara mekanis, air liur berfungsi membasahi, melumasi


makanan menjadi lunak dam berbentuk pasta sehingga mudah di
telan.
b. Secara kemis, air liur berfungsi melarutkan makanan yang kering
sehingga bisa dirasakan, menjaga pH mulut, membunuh bakteri
dan mencegah agar mulut tidak kering.

Kelenjar ludah di dalam mulut ada tiga, yaitu:


a. Kelenjar submandibularis, terdapat di bawah rahang bagian
tengah.
b. Kelenjar sublingualis, terdapat di bawah dasar rongga mulut.
c. Kelenjar parotis, terletak di bawah bagian depan telinga.

2. FARING

Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan


kerongkongan atau esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk
kerongkongan melalui proses deglutisi melewati faring.
Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran
respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring
terdapat amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar limpa yang
mengandung limposit.

3. KERONGKONGAN/ESOFAGUS

Esofagus atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata


yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
lambung atau ventrikulus dengan panjang sekitar 20 – 25 cm. Dinding
kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender


b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung
kapiler darah, dan ujung saraf
c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat gerakan
peristaltik pada kerongkongan.

Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan


peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (Satu
pertiga bagian atasnya tersusun atas otot lurik, dua pertiga bagian
bawahnya terdiri atas otot polos) yang berupa gerakan kembang kempis
atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk bolus dan akan
mendorong lobus menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan lobus dari
kerongkongan menuju ke lambung adalah 6 detik.

4. LAMBUNG/VENTRIKULUS

Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di


rongga perut agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan,
yaitu :
a. Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa)
Lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan
untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan
anggota tubuh lainnya.

b. Lapisan Berotot, yang terdiri dari :


o Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan
dengan esophagus dan hepar.
o Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya
membulat.
o Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang
berhubungan dengan intestinum tenue.
c. Lapisan Submukosa
Lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus
untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari
sel-sel tersebut.

d. Lapisan Mukosa
Lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti
enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume
sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat
dikeluarkan.

Fungsi lambung yaitu :

a. Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.


b. Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
c. Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
d. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka
waktu pendek
e. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan
dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
h. Faktor antianemia dibentuk.
i. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.

Enzim yang dihasilkan :

a. HCl/asam chlorida/asam lambung dihasilkan oleh sel parietal


(parietal cell) yang fungsinya antara lain :
o Merangsang keluarnya seketin.
o Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah
protein.
o Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.
o Merangsang keluar hormon kolesistokinin yang merangsang
empedu mengeluarkan getahnya.
b. Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein
akan diubah oleh pepsin menjadi pepton.
c. Pepsinogen [dihasilkan oleh sel chief (chief ceel)], akan aktif bila
dalam bentuk pepsin. Pepsin berfungsi untuk mencerna protein
menjadi pepton dan proteosa.
d. Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
e. Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
f. Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung
terhadap kerusakan akibat kerja dari HCl. Dihasilkan oleh sel Goblet
(goblet cell)

5. USUS HALUS (INTESTINUM)

Makanan yang telah menjadi bubur (kim) karena mengalami pencernaan di


lambung masuk ke usus halus. Usus halus memiliki panjang kurang lebih 6
meter. Di dalam usus halus makanan mengalami proses pencernaan dan
absorpsi. Permukaan dalam usus halus susunannya berupa lipatan-lipatan
yang memiliki vili (jonjot) sehingga memperluas penyerapan. Vili banyak
mengandung pembuluh darah dan limfa.
 USUS DUA BELAS JARI(DUODENDUM)
Usus 12 jari terletak paling dekat dengan lambung, disebut 12 jari
karena panjangnya kurang lebih 12 kali ruas jari. Makanan dari
lambung bersifat asam, kemudian masuk ke usus dua belas jari. Sifat
asam ini akan merangsang dinding usus untuk mensekresikan
hormon-hormon seperti hormon sekretin dan hormon kolesistokinin.

o Hormon sekretin yang berfungsi untuk merangsang getah


pankreas yang terdiri atas enzim-enzim seperti enzim tripsin,
amilase, dan lipase.
o Hormon kolesistokinin berfungsi untuk merangsang empedu.
Getah empedu dibuat di dalam hati dan disimpan di dalam
kantong empedu.

Getah empedu mengandung zat warna empedu yang disebut dengan


bilirubin dan garam empedu, yaitu natrium glukolat.

 JEJUNUM(USUS KOSONG)
Jejunum memiliki panjang sekitar 2 - 3 meter. Permukaannya lebih
lebar, dindingnya lebih tebal, serta lebih banyak mengandung
pembuluh darah. Di dalam jejunum makanan mengalami proses
pencernaan secara kimiawi yang dibantu oleh enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan usus ini. Enzim-enzim tersebut adalah:
o Laktase, enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa
o Dipeptidase, mengubah pepton menjadi asam amino
o Enterokinase, mengaktifkan tripsinogen maltase, mengubah
maltosa menjadi glukosa
o Disakanase, mengubah disakarida menjadi monosakarida
o Sukrase, mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
o Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
o Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino
 ILEUM(USUS PENYERAPAN)
Ileum merupakan bagian akhir dari pada intestinum, dinding dalam
usus halus dilapisi oleh bermiliar-miliar tonjolan mikroskopis
menyerupai jari. Yang pada tonjolan ini sebut dengan villi, kelenjar
usus halus menghasilkan getah cerna yang akan mencerna makanan
yang masuk ke dalam usus halus dan menyaring bagian yang dapat di
lewati villi.

Absorpsi zat-zat makanan di dalam usus halus dilakukan oleh


pembuluh darah kapiler dan saluran limfa yang terdapat dalam
permukaan vili. Glukosa, asam amino, vitanium, air, dan mineral,
diabsorpsi pembuluh darah kapiler, dibawa menuju hati melalui vena
porta. Di dalam hati, sebagian mengalami perubahan bentuk lain dan
sebagian diedarkan ke seluruh tubuh melalui vena hepatika.
Sedangkan, asam lemak dan gliserol diserap oleh pembuluh limfa
(pembuluh kil).

Bagian yang diserap usus melalui villi berupa sari makanan yang
masuk ke dalam pembuluh darah untuk selanjutnya diedarkan ke
seluruh tubuh. Zat sisa pencernaan makanan akan dikeluarkan oleh
tubuh melalui rectum atau usus besar kemudian keluar ke anus
menjadi feses. Dalam proses penceraan pada usus halus hampir
sebagaian besar dilakukan secara kimiawi. Adapun getah usus halus
tersebut antara lain sebagai berikut:
o Enterokinase
Enzim yang mengubah tripsinogen menjadi tripsin.
o Erepsin
Enzim yang mengubah pepton menjadi asam amino.
o Maltase
Enzim yang mengubah maltose menjadi glukosa.
o Lipase
Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
o Sekretin
Merupakan hormone pada usus halus yang akan merangsang
sekresi enzim-enzim pada usus halus.

Fungsi utama usus halus adalah:

 Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap


melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe
 Menyerap protein dalam bentuk asam amino
 Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak

Kelenjar atau enzim didalam usus halus :

 Enterokinase untuk mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.


 Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam
amino.
 Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
 Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.
 Disakarase mengubah disakarida menjadi monosakarida
 Peptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino
 Lipase mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
 Sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa
6. USUS BESAR (KOLON)

Bagian-bagian usus besar, yaitu :

1. Caecum/sekum
Caecum/sekum merupakan pertemuan antara usus halus dan usus
besar. Pada bagian ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut
umbai cacing (appendiks) dengan panjang 6 cm. Seluruhnya ditutupi
oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai
mesentenium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang
yang masih hidup.

2. Usus Buntu (appendiks)


Usus buntu bisa diartikan sebagai bagian dari usus besar yang
muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar
yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh
beberapa isi usus.
Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak
mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks
adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam
sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) yang memiliki/berisi
kelenjar limfoid.
3. KOLON
 KOLON ASENDENS
Panjang kolon asendens yaitu 13 cm, terletak di bawah abdomen
sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah
hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika,
dilanjutkan sebagai kolon transversum.

 KOLON TRANSVERSUM
Panjang kolon transversum yaitu 38 cm, membujur dan kolon
asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen,
sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat
Fleksura Lienalis.

 KOLON DESCENDENS
Panjangnya ± 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri
membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan
ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

 KOLON SIGMOID
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam
rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum.

 RECTUM
Merupakan bagian terakhir dari usus besar. Terletak dibawah kolon
sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,
terletak dalam rongga pelvis di depan os.sakrum dan os.koksigis.

Usus besar tidak memiliki villi sehingga tidak terjadi penyerapan


sarisari makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses
menjadi lebih padat. Proses yang terjadi di kolon adalah adanya
pencernaan secara biologis dengan bantuan bakteri Escherichia coli
yang bertugas untuk membusukkan makanan,membentuk vitamin K
dan menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen. Sisa
makanan yang telah dibusukkan akan dibentuk menajdi feces dan
akan masuk dalam rectum.

Proses yang terjadi di rectum adalah pergerakan feces secara


peristaltic yang dikendalikan oleh otot polos dan akhirnya akan
menuju anus (lubang pelepasan akhir). Proses perjalanan makanan
untuk sampai di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam.
Usus besar dapat menyimpan makanan dalam kurun waktu 24 jam.

7. ANUS

Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang


menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar
pelvis. Di anus, terjadi proses perjalanan terakhir dari feces yang telah
dibentuk di colon. Proses pengeluaran feces melalui anus disebut defekasi.

Dinding anus diperkuat oleh 3 spinter:

 Spinter Ani internus (Bekerja tidak menurut kehendak )


 Spinter Levator Ani (Bekerja juga tidak menurut kehendak)
 Spinter Ani Eksternus (Bekerja menurut kehendak)

Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
peristaltik menuju ke rektum (poros usus) yang merupakan bagian akhir
dari saluran pencernaan. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara
pada lubang dubur yang nantinya mengeluarkan feses. Gerakan peristaltik
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Akan tetapi, pada saat buang
air besar otot spingter di anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi,
proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan
adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya
otot spingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya, feses dapat
terdorong ke luar anus.

KELENJAR PENCERNAAN

1. HATI/HEPAR

Sari-sari makanan yang diserap usus halus akan melewati hati


terlebih dahulu. Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat
makanan dalam darah dan sebagai pensekresi empedu. Empedu
mengandung garam-garam empedu, pigmen empedu, air, dan
kolesterol. Garam-garam empedu berfungsi menurunkan tegangan
butir lemak agar dapat diemulsikan sehingga mudah diserap. Selain
itu, empedu juga menghasilkan pigmen bilirubin dan biliverdin.
Pigmen ini memberi warna cokelat pada feses.

Dalam metabolisme karbohidrat, hati berfungsi untuk:


o Menyimpan glikogen.
o Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.
o Glukoneogenesis (pengubahan molekul-molekul lemak,
protein, dan laktat menjadi glukosa).
o Membentuk senyawa kimia penting dari hasil perantara
metabolisme karbohidrat.

Hati berfungsi sangat penting terutama untuk mempertahankan


konsentrasi gula dalam darah. Pada metabolisme protein, hati
berfungsi untuk:
o Pembentukan sebagian besar lipoprotein.
o Pembentuk sejumlah besar kolesterol dan
fosfolipid.Mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein
menjadi lemak.
o Deaminasi asam amino, yaitu pengurangan gugus amin (-NH2)
pada asam amino.
o Pembentukan urea, untuk mengeluarkan amonia dari cairan
tubuh.
o Pembentukan plasma protein.
o Interkonversi di antara asam amino yang berbeda untuk proses
metabolisme tubuh.
2. KELENJAR PANKREAS

Cara hati mengatur keseimbangan zat makanan dalam darah adalah


bekerja sama dengan insulin dan glukosa yang dihasilkan oleh
pankreas. Bila kadar gula darah berlebihan, insulin akan merangsang
hati untuk mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya menjadi
glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi normal
kembali.

Ada empat cara insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah, yaitu
pertama, insulin merangsang sel-sel tubuh untuk menyerap lebih
banyak glukosa dari darah. Kedua, insulin meningkatkan kecepatan
reaksi respirasi seluler yang menggunakan glukosa. Ketiga, insulin
merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa darah. Keempat,
insulin merangsang selsel lemak untuk mengambil glukosa dan
mengubahnya menjadi lemak.

Selain itu, pankreas juga menghasilkan glukagon, yaitu hormon yang


dapat merangsang hati untuk mengubah glikogen hati menjadi
glukosa dan mengeluarkan glukosa jika kadar glukosa dalam darah
rendah. Getah yang terdapat di dalam pankreas ialah sebagai berikut:
 Tripsinogen.
 Enterokinase
Mengubah tripsin menjadi tripsin yang kemudian tripsin
mengubah amilum menjadi maltosa.
 Lipase
Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
 NaHCO3
Asam natrium karbonat yang terkandung didalam getah
pankreas memberi, sifat asam pada lemak dan berperan
membantu enzim lipase mencerna lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.

GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

1. Gastritis
Gastritis atau radang lambung disebabkan karena produksi asam lambung
yang tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu, bisa
disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan merasa lambungnya
terbakar.

2. Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pada
saluran empedu. Hal ini terjadi karena adanya endapan di saluran
empedu.

3. Konstipasi (sembelit)
Konstipasi terjadi karena feses bergerak secara lambat melalui kolon.
Feses yang ada sangat banyak dan kering sehingga sulit buang air besar.
Hal ini disebabkan, karena buang air yang tidak teratur.

4. Diare
Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu lunak.
Makanan terlalu cepat melalui usus halus dan kolon sehingga air tidak
banyak diabsorpsi. Diare dapat merupakan gejala tipus, kanker, kolera,
atau infeksi.

5. Disentri
Disentri disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba. Gejala penyakit ini
adalah buang air besar bercampur darah.

6. Radang usus buntu


Radang usus buntu adalah peradangan pada apendiks. Hal ini terjadi,
karena adanya penumpukan makanan dan terjadi infeksi.

7. Kanker usus
Kanker usus besar terjadi, karena pola makanan yang tidak sehat. Gejala
yang timbul adalah adanya darah pada feses.

Anda mungkin juga menyukai