Anda di halaman 1dari 6

Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

ANALISIS DAIDZEIN DAN GENISTEIN PADA KEDELAI


(Glycine max L. Merril) VARIETAS ANJASMORO, ARGOMULYO
DAN DENA 2 MENGGUNAKAN METODE KCKT

Etty Sulistyowati1*), Sudibyo Martono2, Sugeng Riyanto2, Endang Lukitaningsih2


1
Studi Farmasi,Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”
Jl. Letnan Jendral Sarwo Edie Wibowo Km. 1, Plamongansari, Pucanggading, Semarang.
2
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Jl. Sekip Utara, Sinduadi, Mlati, Yogyakarta
*email : sulistyowati_etty@yahoo.com

ABSTRAK

Kedelai (Glycine max L. Merril) tidak hanya digunakan sebagai sumber protein, tetapi juga
sebagai pangan fungsional yang dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit degeneratif,
dikarenakan kandungan isoflavon. Senyawa ini dikenal memiliki kesamaan molekul dengan estrogen.
Penggunaan isoflavon sebagai alternatif hormon konvesional terapi telah meningkat dalam beberapa
tahun terakhir, karena aktivitas estrogenik dan efek samping yang rendah. Daidzein dan genistein
merupakan isoflavon yang banyak terdapat dalam kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kandungan daidzein dan genistein pada kedelai (Glycine max L. Merril) varietas Anjasmoro,
Argomulyo dan Gema yang dihasilkan dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
(Balitkabi) Malang. Penyarian senyawa aktif digunakan metanol hasil optimasi, selanjutnya dianalisis
kandungan daidzein dan genistein dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sistem KCKT
yang digunakan dilengkapi kolom RP-C18 Sun Fire TMC-18 (150 mm x 4,6 mm,5µm), detektor Photo
Dioda Array (PDA), sistem elusi isokratik, fase gerak metanol-air yang mengandung asam asetat 0,1
% (53:47), kecepatan alir 1,0 mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan daidzein
dan genistein pada kedelai (Glycine max L. Merril) varietas Anjasmoro, Argomulyo dan Gema
diperoleh kadar daidzein dan genistein masing-masing adalah 18,69 mg/100g dan 23,67 mg/100g;
29,68 mg/100 g dan 22,15 mg/100 g; 14,15 mg/100 g dan 21,22 mg/100 g.

Kata kunci: Anjasmoro, Argomulyo, Gema, Daidzein, Genistein, KCKT

Latar Belakang fungsional adalah pangan olahan yang


Beberapa negara penghasil kedelai termasuk mengandung satu atau lebih komponen
Indonesia mulai mengarahkan objek fungsional (bioactive compounds) yang
penelitiannya pada peningkatan mutu gizi berdasarkan kajian ilmiah, yaitu pembuktian
kedelai. Lembaga lembaga riset uji klinis, benar-benar mempunyai fungsi
pengembangan benih kedelai untuk petani juga fisiologis yang terbukti bermanfaat bagi
telah menghasilkan varietas-varietas kedelai kesehatan, serta dapat dipertanggungjawabkan
unggul yang akan ditawarkan ke petani agar makanan atau bahan adanya kandungan unsur
hasil panen yang diperoleh semakin lama non gizi yang berkhasiat bagi kesehatan.
semakin baik. Kedelai berperan penting Pangan fungsional merupakan pangan yang
sebagai sumber pangan khususnya pangan dapat disajikan, serta dikonsumsi sehari-hari
fungsional (functional food). Kedelai tidak sebagai menu/diet yang memenuhi standar
hanya digunakan sebagai sumber protein, mutu, persyaratan keamanan dan memiliki
tetapi juga sebagai pangan fungsional yang karakteristik sensoris yang sama seperti
dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit makanan pada umumnya, seperti
degeneratif, dikarenakan kandungan isoflavon penampakkan, meliputi warna, tekstur, ukuran,
yang ada pada kedelai (Wang dan Murphy, konsistensi serta cita rasa yang dapat diterima
1994). Menurut BPOM definisi pangan konsumen. Salah satu aspek penting dari

1299
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

kedelai sebagai sumber pangan fungsional estrogenik dan efek samping yang rendah.
adalah kandungan isoflavonnya merupakan Kandungan isoflavon kedelai berdasarkan data
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan di Jepang bahwa 30 g berkontribusi lebih dari
oleh tanaman melalui sintesis oleh 2- 23 mg total genistein dan 10 mg daidzein.
hydroxyisoflavone synthase (IFS). Senyawa Masyarakat Jepang mengkonsumsi 25-50 mg
tersebut tidak disintesis oleh mikroorganisme, isoflavon setiap hari setara dengan satu sampai
oleh karena itu, tanaman ini merupakan dua penyajian makanan ber bahan baku
sumber utama penghasil senyawa isoflavon di kedelai. Potensi isoflavon kedelai potensi
alam. Kedelai dinilai memiliki kandungan untuk mengurangi risiko osteoporosis
isoflavon cukup tinggi, dan terbanyak terdapat pascamenapause dan penyakit kardiovaskular
pada biji, khususnya pada bagian hipokotil pada wanita telah diteliti (Suthar dkk., 2001;
(germ) yang akan tumbuh menjadi tanaman, Uesugi dkk., 2002). Senyawa aktif dalam
sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang kedelai yang bertanggung jawab terhadap
akan menjadi daun pertama. Umumnya kedelai aktivitas biologis diantaranya daidzein dan
tumbuh pada ketinggian 500 m di atas genistein. Beberapa penelitian menunjukkan
permukaan laut dengan iklim panas dan curah bahwa genistein, isoflavon pada kedelai dapat
hujan rata-rata 200 mm/bulan. Polong kedelai mencegah kanker (Ravindranath dkk., 2004),
berisi 1-4 biji kedelai, tanaman kedelai kanker payudara (Kang dkk., 2009). Senyawa
merupakan tanaman berumur pendek, berkisar daidzein genistein dapat mencegah osteoponia
70-90 hari (Pitojo S.,2003). Namun jenis pada perempuan pascamenapause (Herwana
kedelai, lokasi geografis, dan metode dkk., 2015), sebagai anti-inflamasi dan
pengolahan memiliki pengaruh besar pada mengurangi cedera paru (Parida dkk., 2015),
kandungan zat aktif pada kedelai (Hong dkk., antimetastatis kanker prostat pada manusia
2011). Isoflavon dalam kedelai terdiri dari (Pavese dkk., 2014). Dibidang pangan,
malonil-glikosida, asetil-glikosida, glikosida, ternyata pakan ternak yang diperkaya daidzein
dan aglikon. Diantara keempat bentuk dapat meningkatkan kualitas daging sapi (Zhao
isoflavon, aktivitas biologis tertinggi dkk., 2014). Berdasarkan penelitian Izumi dkk.
ditunjukkan oleh isoflavon aglikon, terutama (2000) senyawa isoflavon bentuk aglikon lebih
genistein (5,7,4ꞌ-trihidroksi isoflavon), mudah dan cepat diserap tubuh, begitu juga
daidzein (7,4ꞌ-dihidroksi isoflavon) dan aktivitas biologis isoflavon aglikon lebih tinggi
glisitein (6-metoksi-7,4ꞌ dihidroksi isoflavon) dibandingkan bentuk glikosidanya (Munro
(Tipkanon dkk., 2010). Selama proses dkk., 2003;Yatsu dkk., 2016). Agar diperoleh
pengolahan, baik melalui proses fermentasi informasi kandungan daidzein dan genistein
maupun non fermentasi, senyawa isoflavon dalam kedelai yang tepat, diperlukan suatu
dapat mengalami transformasi, terutama metode analisis yang reliabel, akurat dan cepat.
melalui proses hidrolisis sehingga dapat Informasi kandungan senyawa tersebut sangat
diperoleh senyawa isoflavon bebas yang penting dalam kaitannya pada pemenuhan
disebut aglikon isoflavon yang lebih tinggi sumber kedelai dan kacang yang baik agar
aktivitasnya. Senyawa aglikon isoflavon memiliki manfaat sebagai sumber pangan
tersebut adalah genistein, daidzein dan fungsional. Di Indonesia telah dilakukan
glisitein. Mazur (1998) menyampaikan bahwa pengembangan benih kedelai varietas unggul
dari beberapa bahan pangan yang telah pada lembaga lembaga riset yang ada, salah
dianalisis, diketahui kedelai menempati urutan satu lembaga yang telah menghasilkan
pertama, mengandung daidzein sebesar 10,5 - berbagai varietas kedelai adalah Balai
85 mg/100 g berat kering dan genistein sebesar Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
26,8-120,5 mg/100 g berat kering. Manfaat (Balitkabi) Malang. Kedelai varietas
isoflavon bagi kesehatan manusia cukup Anjasmoro, Argomulyo dan Gema merupakan
banyak di antaranya berperan penting untuk kedelai unggulan berdasarkan SK Mentan :
mencegah timbulnya penyakit-penyakit 1248/Kpts/SR.120/12/2014 (Balitkabi, 2015).
degeneratif. Senyawa ini dikenal memiliki Selama ini, Balitkabi hanya menentukan
kesamaan molekul dengan estrogen. kandungan protein total dan asam folat dalam
Penggunaan isoflavon sebagai alternatif varietas kedelai yang dihasilkan untuk dasar
hormon konvesional terapi telah meningkat evaluasi dalam menentukan varietas kedelai
dalam beberapa tahun terakhir, karena aktivitas mana yang akan dijual ke para petani untuk

1300
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

ditanam di ladang. Di samping itu, faktor mencegah interaksi adsorbsi antara analit
jumlah kedelai yang dapat dipanen serta dengan residu silanol dan logam yang terdapat
ketahanan terhadap hama dan penyakit pada silika dikarenakan residu silanol telah
dijadikan dasar pula dalam mengevaluasi ditutup dengan gugus trimetilsilil dan
varietas-varietas kedelai. Oleh karena itu, digunakan silika dengan kemurnian tinggi. C-
analisis terhadap kandungan isoflavon 18 ini mampu memisahkan senyawa-senyawa
(daidzein dan genistein) dalam varietas kedelai dengan kepolaran yang rendah, sedang
produksi Balitkabi Malang merupakan maupun tinggi.
parameter penentu yang baru dalam
memutuskan jenis kedelai mana yang paling METODE PENELITIAN
baik untuk ditanam oleh petani. Kromatografi Alat dan Bahan
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik Alat : HPLC Waters detektor PDA, kolom
pemisahan untuk analisis kualitatif dan Sun Fire TM C-18 (4,6 x 150 mm, 5µm),
kuantitatif. Berbagai kondisi sistem KCKT software komputer untuk pengoperasian
yang dilengkapi dengan detektor PDA (Photo KCKT, sonicator, sentrifuge , kertas saring
Detector Array) untuk analisis kedua senyawa Whatman no 1, membran filter (cellulose
ini dalam kedelai telah dilakukan untuk nitrate) 0,45 µm, membran filter (milipore)
memperoleh metode analisis yang valid. 0,45 μm, membran filter (Phenex NY) 0,45 μm
Reversed phase KCKT digunakan untuk
memisahkan senyawa semipolar sampai Bahan : Baku Daidzein (Sigma), baku
nonpolar, kemampuan elusi menurun dengan Genistein (Sigma), air pro HPLC dari Merck,
meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak metanol derajat Liquid Chromatography dari
yang digunakan dalam kromatografi cair-padat Merck, metanol (derajat pro analisis dari
dapat digunakan campuran air dan metanol, Merck), varietas kedelai (Glycine max L.
asetonitril atau tetrahidrofuran. Berbagai Merril) Anjasmoro, Argomulyo dan Gema.
kombinasi fase gerak air, metanol, asetonitril
berbasis asam asetat, asam fosfat, asam Jalannya Penelitian
trifluoroasetat, asam format dimaksudkan Preparasi Sampel
untuk menentukan polaritas yang akan Kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo,
mempengaruhi pemisahan senyawa. Gema dihaluskan menggunakan grinder
Penggunaan fase gerak metanol : air berbasis sehingga didapatkan serbuk kedelai. Serbuk
asam asetat telah dilakukan Isabela da Costa kedelai diayak menggunakan ayakan ukuran
C´esar dkk.,2006; M.A. Rostagno dkk., 2009;) 40/50 mesh untuk mendapatkan keseragaman
berdasarkan penelitian tersebut maka peneliti ukuran. Setelah didapatkan serbuk sampel
akan mengembangkan metode analisis dengan keseragaman ukuran dilakukan
daidzein dan genistein menggunakan fase penimbangan seksama serbuk kedelai.
gerak metanol : air yang akan diaplikasikan Maserasi dilakukan dengan metanol 50%
dalam sampel kedelai. Pemilihan metanol perbandingan penyari 1 :10. Maserat yang
sebagai fase gerak dibandingkan asetonitril telah didapatkan dilakukan penyaringan
dikarenakan kekuatan pemisahkan analit menggunakan kertas saring Whatman no 1
terhadap senyawa. Penggunaan fase gerak sebanyak 2 kali penyaringan, dilanjutkan
dengan perbandingan tertentu ditujukan untuk sentrifuge selama 10 menit. Maserat yang
mendapatkan selektivitas sehingga terjadi didapat dilakukan menyaringan kembali
perubahan jarak puncak antar kromatogram menggunakan membran filter (cellulose
yang satu dan yang lainnya terutama nitrate) 0,45 µm. Maserat dilakukan
kromatogram yang saling berhimpitan sonifikasi selama 10 menit sebelum
khususnya kromatogram yang menjadi target diinjeksikan ke dalam KCKT.
analisis. Elusi dilakukan dengan cara menjaga
komposisi fase gerak tetap selama elusi Kondisi KCKT
(isokratik) karena fase gerak yang homogen Analisis daidzein dan genistein pada maserat
dapat dipertahankan untuk memperoleh kedelai menggunakan metode KCKT
reprodusibilatas pemisahan kromatogram. Fase dilakukan dengan tahapan analisis sebagai
diam yang digunakan Oktadesil silika (ODS) berikut:
atau C-18 end-capping sehingga dapat

1301
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

Penyiapan fase gerak standar (sebagai sumbu X) terhadap luas area


Komposisi fase gerak (A) Metanol dan fase puncak kromatogram (sebagai sumbu Y),
gerak (B) Air yang mengandung 0,1% asam sehingga didapatkan informasi konsentrasi
asetat, diatur sesuai komposisi yang sesuai dengan satuan dalam regresi linear.
dikehendaki dan sistem elusi yang digunakan Selanjutnya dengan memperhatikan faktor
isokratik. Pengaturan komposisi fase gerak pengenceran dan berat sampel yang ditimbang,
dilakukan secara otomatis dalam sistem maka akan didapatkan konsentrasi daidzein
KCKT. maupun genistein yang ada dalam sampel.

Penyiapan Baku HASIL DAN PEMBAHASAN


Ditimbang seksama 1,0 mg daidzein dan Analisis dan Perhitungan Kadar Daidzein
genistein, dilarutkan dalam metanol sampai 5,0 dan Genistein dalam sampel kedelai
mL. Kemudian dibuat deret konsentrasi Hasil kromatogram baku senyawa daidzein dan
masing-masing 20, 40, 60, 80 dan 100 µg/mL. genistein akan diperoleh data waktu tambat,
Dilakukan pengukuran panjang gelombang tinggi dan luas puncak kromatogram untuk
maksimal pada panjang gelombang 200-400 masing-masing perbandingan cairan penyari.
nm, sehingga diperoleh untuk daidzein 249 dan Sistem HPLC dinyatakan baik jika nilai
genistein 259 nm. Selanjutnya panjang koefisien variasi waktu tambat ≤ 1% , nilai
gelombang maksimal tersebut digunakan untuk lempeng teori ≥ 2000, sementara nilai
deteksi senyawa daidzein dan genistein secara asymmetry factor yang dapat diterima adalah ≤
KCKT. Profil senyawa pada kromatogram 1,5 (Snyder dkk., 1997).
KCKT dapat diketahui berdasarkan waktu Meode analisis dengan KCKT dilakukan untuk
retensi dan konsentrasi zat aktif dapat mengidentifikasi suatu senyawa berdasarkan
diketahui berdasarkan tinggi dan luas puncak. waktu retensi yang sama atau mendekati waktu
Penetapan waktu retensi, tinggi dan luas retensi senyawa baku yang diinjeksikan dalam
puncak dilakukan dengan menggunakan hasil kondisi sistem KCKT yang sama dengan
maserasi yang telah dilakukan penyaringan, sampel. Detektor PDA merupakan detektor
disonifikasi sebelum diinjeksikan ke dalam UV-Vis yang mampu menampilkan kumpulan
sistem KCKT yang tercantum dibawah: kromatogram secara simultan pada panjang
gelombang yang berbeda pada sekali proses
Fase diam : Sun Fire TMC-18 (150 metode KCKT berjalan. Untuk sampel yang
mm x 4,6 mm,5 µm) mengandung banyak senyawa masih bisa
Fase gerak : Metanol : Air yang dibedakan karena tiap puncak yang terpisah
mengandung asam asetat mempunyai panjang gelombang yang berbeda
glasial 0,1%(v/v) beda. Dibandingkan dengan baku daidzein dan
perbandingan 53 : 47 genistein, akhirnya detektor ini mampu
Kecepatan alir : 1,0 mL/menit mengidentifikasi senyawa target.
Sistem injeksi : Autosampler
Volume injeksi : 10 μL
Detektor : Photo Diode-Array
(PDA)

Analisis dan Perhitungan Kadar Daidzein


dan Genistein dalam sampel kedelai
Fase gerak yang digunakan disesuaikan dengan
kelarutan analit yang akan dilakukan
pemisahan, Reversed phase dilakukan karena
kepolaran relatif antara fase diam dan fase
gerak. Setelah dilakukan analisis menggunakan Gambar 1. Kurva Baku Daidzein Secara
KCKT, maka akan diperoleh data luas area KCKT
puncak daidzein dan genistein dari tiap-tiap
sampel. Data yang diperoleh yaitu luas area
kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
regresi linear hubungan antara konsentrasi

1302
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

Gambar 2. Kurva Baku Genistein Secara Gambar 5. Kromatogram kedelai Gema


KCKT
Perhitungan Kadar Daidzein dan Genistein
Hasil analisis sampel kedelai dengan KCKT dalam sampel kedelai
menunjukkan bahwa pada menit awal telah
muncul banyak kromatogram pada waktu Panjang gelombang maksimal untuk analisis
retensi yang berdekatan, ini menunjukkan simultan daidzein dan genistein dilakukan pada
bahwa metode ekstraksi ini masih 254 nm seperti yang dilakukan Isabela da
menghasilkan sari dengan komponen kimia Costa C´esar dkk.(2006). Data luas puncak
yang beragam, termasuk kandungan sembilan kromatogram yang diperoleh kemudian
isoflavon glikosida yang bersifat lebih polar dimasukkan ke dalam persamaan regresi yang
telah tersari juga menggunakan pelarut diperoleh, sehingga didapatkan konsentrasi
metanol (Sun dkk., 2011). Hal tersebut daidzein dan genistein yang terbentuk dalam
menunjukkan bahwa isoflavon aglikon yaitu satuan µg/ mL. Data luas puncak kromatogram
daidzein dan genistein bersifat kurang polar tersebut kemudian dibuat perhitungan meng-
dibandingkan senyawa-senyawa isoflavon gunakan persamaan regresi y = 27658x-13410,
yang lain. Gambar berikut ini merupakan r = 0,991 untuk mendapatkan kadar daidzein,
contoh kromatogram sampel kedelai yang sedangkan kadar genistein didapatkan dari
dimaserasi menggunakan cairan penyari persamaan y =32726x-15917, r = 0,999.
metanol-air dianalisis dengan KCKT pada Dengan perhitungan menggunakan kurva
kondisi operasional optimumnya. regresi diatas maka perhitungan kadar daidzein
dan genistein pada kedelai varietas
Anjasmoro, Argomulyo dan Gema masing-
masing 18,69 mg/100 g ; 29,68 mg/100 g dan
14,15 mg/100 g sedangkan kadar genistein
yaitu 23,67 mg/100 g ; 22,15 mg/100 g dan
21,22 mg/100 g. Hasil ini sesuai dengan
penelitian tentang kedelai bahwa Mazur (1998)
menyampaikan dari beberapa bahan pangan
Gambar 3. Kromatogram kedelai Anjasmoro yang telah dianalisis, diketahui kedelai
menempati urutan pertama, mengandung
daidzein sebesar 10,5 - 85 mg/100 g berat
kering dan genistein sebesar 26,8-120,5
mg/100 g berat kering.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan kandungan zat
aktif daidzein dan genistein dalam kedelai
(Glycine max L. Merril) pada masing masing
kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo dan
Gema diperoleh kadar daidzein dan genistein
masing-masing adalah 18,69 mg/100g dan
Gambar 4. Kromatogram kedelai Argomulyo 23,67 mg/100g; 29,68 mg/100 g dan 22,15
mg/100g; 14,15 mg/100g dan 21,22 mg/100g.

1303
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

DAFTAR PUSTAKA Ravindranath, M.H., Muthugounder, S.,


Herwana, E., Setiabudy, R., Soegondo, S., Presser, N., and Viswanathan, S., 2004.
Baziad, A., and Hidayat, A., 2015. Soy Anticancer therapeutic potential of soy
isoflavone supplementation increases isoflavone, genistein,: Complementary
equol-producing capability in and Alternative Approaches to
postmenopausal women with osteopenia. Biomedicine. Springer, 121–165.
Universa Medicina, 31: 120–130. Rostagno, M.A., Villares, A., Guillamón, E.,
Hong, J.-L., Qin, X.-Y., Shu, P., Wang, Q., García-Lafuente, A., and Martínez, J.A.,
Zhou, Z.-F., Wang, G.-K., 2011. 2009. Sample preparation for the analysis
Comparative study of isoflavones in wild of isoflavones from soybeans and soy
and cultivated soybeans as well as bean foods. Journal of Chromatography A,
products by high-performance liquid 1216: 2–29.
chromatography coupled with mass Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L.,
spectrometry and chemometric 1997, Practical HPLC Method
techniques. European Food Research and Development, 2nd ed., John Wiley &
Technology, 233: 869–880. Sons, Inc., New York, 25, 653, 644, 668,
Isabella da Costa César, I., Braga, F.C., Soares, 685, 688, 705-706.
C.D.V., de Aguiar Nunan, E., Pianetti, Suthar, A.C., Banavalikar, M.M., Biyani,
G.A., Condessa, F.A., 2006. Development M.K., dan others, 2001. Pharmacological
and validation of a RP-HPLC method for activities of genistein, an isoflavone from
quantification of isoflavone aglycones in soy (Glycine max): Part II-Anti-
hydrolyzed soy dry extracts. Journal of cholesterol activity, effects on
Chromatography B, 836: 74–78. osteoporosis & menopausal symptoms.
Kang, X., Jin, S., and Zhang, Q., 2009. Indian journal of experimental biology,
Antitumor and Antiangiogenic Activity of 39: 520–525.
Soy Phytoestrogen on 7, 12-Dimethylbenz Sun, J., Sun, B., Han, F., Yan, S., Hua, Y., and
[α] anthracene-Induced Mammary Akio, K., 2011. Rapid HPLC method for
Tumors Following Ovariectomy in determination of 12 isoflavone
Sprague–Dawley Rats. Journal of food components in soybean seeds.
science, 74: H237–H242. Agricultural Sciences in China, 10: 70–
Kementerian Pertanian, Badan Penelitian dan 77.
Pengembangan Pertanian, Balai Tipkanon, S., Chompreeda, P.,
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Haruthaithanasan, V., Suwonsichon, T.,
Umbi, 2015, Deskripsi Varietas Unggul Prinyawiwatkul, W., and Xu, Z., 2010.
Kedelai 1918–2014, Balai Penelitian Optimizing time and temperature of
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi enzymatic conversion of isoflavone
(Balitkabi), Malang. glucosides to aglycones in soy germ flour.
Munro, I.C., Harwood, M., Hlywka, J.J., Journal of agricultural and food
Stephen, A.M., Doull, J., Flamm, W.G., chemistry, 58: 11340–11345.
2003. Soy isoflavones: a safety review. Wang, H. dan Murphy, P.A., 1994. Isoflavone
Nutrition Reviews, 61: 1–33. content in commercial soybean foods.
Parida, S., Singh, T.U., Thangamalai, R., Journal of agricultural and food
Reddy, C.E.N., Panigrahi, M., chemistry, 42: 1666–1673.
Kandasamy, K., 2015. Daidzein Yatsu, F.K., Koester, L.S., and Bassani, V.L.,
pretreatment improves survival in mouse 2016. Isoflavone-aglycone fraction from
model of sepsis. Journal of Surgical Glycine max: a promising raw material
Research, 197: 363–373. for isoflavone-based pharmaceutical or
Pavese, J.M., Krishna, S.N., and Bergan, R.C., nutraceutical products. Revista Brasileira
2014. Genistein inhibits human prostate de Farmacognosia, 26: 259–267.
cancer cell detachment, invasion, and Zhao, X.-H., Yang, Z.-Q., Bao, L.-B., Wang,
metastasis. The American journal of C.-Y., Gong, J.-M., Fu, C.-B., 2014.
clinical nutrition, 100: 431S–436S. Daidzein enhances intramuscular fat
Pitojo Setijo, 2003. Benih Kedelai, Kanisius, deposition and improves meat quality in
Yogyakarta. finishing steers.

1304

Anda mungkin juga menyukai