40-Article Text-56-1-10-20180410
40-Article Text-56-1-10-20180410
ABSTRAK
Kedelai (Glycine max L. Merril) tidak hanya digunakan sebagai sumber protein, tetapi juga
sebagai pangan fungsional yang dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit degeneratif,
dikarenakan kandungan isoflavon. Senyawa ini dikenal memiliki kesamaan molekul dengan estrogen.
Penggunaan isoflavon sebagai alternatif hormon konvesional terapi telah meningkat dalam beberapa
tahun terakhir, karena aktivitas estrogenik dan efek samping yang rendah. Daidzein dan genistein
merupakan isoflavon yang banyak terdapat dalam kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kandungan daidzein dan genistein pada kedelai (Glycine max L. Merril) varietas Anjasmoro,
Argomulyo dan Gema yang dihasilkan dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
(Balitkabi) Malang. Penyarian senyawa aktif digunakan metanol hasil optimasi, selanjutnya dianalisis
kandungan daidzein dan genistein dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sistem KCKT
yang digunakan dilengkapi kolom RP-C18 Sun Fire TMC-18 (150 mm x 4,6 mm,5µm), detektor Photo
Dioda Array (PDA), sistem elusi isokratik, fase gerak metanol-air yang mengandung asam asetat 0,1
% (53:47), kecepatan alir 1,0 mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan daidzein
dan genistein pada kedelai (Glycine max L. Merril) varietas Anjasmoro, Argomulyo dan Gema
diperoleh kadar daidzein dan genistein masing-masing adalah 18,69 mg/100g dan 23,67 mg/100g;
29,68 mg/100 g dan 22,15 mg/100 g; 14,15 mg/100 g dan 21,22 mg/100 g.
1299
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1
kedelai sebagai sumber pangan fungsional estrogenik dan efek samping yang rendah.
adalah kandungan isoflavonnya merupakan Kandungan isoflavon kedelai berdasarkan data
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan di Jepang bahwa 30 g berkontribusi lebih dari
oleh tanaman melalui sintesis oleh 2- 23 mg total genistein dan 10 mg daidzein.
hydroxyisoflavone synthase (IFS). Senyawa Masyarakat Jepang mengkonsumsi 25-50 mg
tersebut tidak disintesis oleh mikroorganisme, isoflavon setiap hari setara dengan satu sampai
oleh karena itu, tanaman ini merupakan dua penyajian makanan ber bahan baku
sumber utama penghasil senyawa isoflavon di kedelai. Potensi isoflavon kedelai potensi
alam. Kedelai dinilai memiliki kandungan untuk mengurangi risiko osteoporosis
isoflavon cukup tinggi, dan terbanyak terdapat pascamenapause dan penyakit kardiovaskular
pada biji, khususnya pada bagian hipokotil pada wanita telah diteliti (Suthar dkk., 2001;
(germ) yang akan tumbuh menjadi tanaman, Uesugi dkk., 2002). Senyawa aktif dalam
sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang kedelai yang bertanggung jawab terhadap
akan menjadi daun pertama. Umumnya kedelai aktivitas biologis diantaranya daidzein dan
tumbuh pada ketinggian 500 m di atas genistein. Beberapa penelitian menunjukkan
permukaan laut dengan iklim panas dan curah bahwa genistein, isoflavon pada kedelai dapat
hujan rata-rata 200 mm/bulan. Polong kedelai mencegah kanker (Ravindranath dkk., 2004),
berisi 1-4 biji kedelai, tanaman kedelai kanker payudara (Kang dkk., 2009). Senyawa
merupakan tanaman berumur pendek, berkisar daidzein genistein dapat mencegah osteoponia
70-90 hari (Pitojo S.,2003). Namun jenis pada perempuan pascamenapause (Herwana
kedelai, lokasi geografis, dan metode dkk., 2015), sebagai anti-inflamasi dan
pengolahan memiliki pengaruh besar pada mengurangi cedera paru (Parida dkk., 2015),
kandungan zat aktif pada kedelai (Hong dkk., antimetastatis kanker prostat pada manusia
2011). Isoflavon dalam kedelai terdiri dari (Pavese dkk., 2014). Dibidang pangan,
malonil-glikosida, asetil-glikosida, glikosida, ternyata pakan ternak yang diperkaya daidzein
dan aglikon. Diantara keempat bentuk dapat meningkatkan kualitas daging sapi (Zhao
isoflavon, aktivitas biologis tertinggi dkk., 2014). Berdasarkan penelitian Izumi dkk.
ditunjukkan oleh isoflavon aglikon, terutama (2000) senyawa isoflavon bentuk aglikon lebih
genistein (5,7,4ꞌ-trihidroksi isoflavon), mudah dan cepat diserap tubuh, begitu juga
daidzein (7,4ꞌ-dihidroksi isoflavon) dan aktivitas biologis isoflavon aglikon lebih tinggi
glisitein (6-metoksi-7,4ꞌ dihidroksi isoflavon) dibandingkan bentuk glikosidanya (Munro
(Tipkanon dkk., 2010). Selama proses dkk., 2003;Yatsu dkk., 2016). Agar diperoleh
pengolahan, baik melalui proses fermentasi informasi kandungan daidzein dan genistein
maupun non fermentasi, senyawa isoflavon dalam kedelai yang tepat, diperlukan suatu
dapat mengalami transformasi, terutama metode analisis yang reliabel, akurat dan cepat.
melalui proses hidrolisis sehingga dapat Informasi kandungan senyawa tersebut sangat
diperoleh senyawa isoflavon bebas yang penting dalam kaitannya pada pemenuhan
disebut aglikon isoflavon yang lebih tinggi sumber kedelai dan kacang yang baik agar
aktivitasnya. Senyawa aglikon isoflavon memiliki manfaat sebagai sumber pangan
tersebut adalah genistein, daidzein dan fungsional. Di Indonesia telah dilakukan
glisitein. Mazur (1998) menyampaikan bahwa pengembangan benih kedelai varietas unggul
dari beberapa bahan pangan yang telah pada lembaga lembaga riset yang ada, salah
dianalisis, diketahui kedelai menempati urutan satu lembaga yang telah menghasilkan
pertama, mengandung daidzein sebesar 10,5 - berbagai varietas kedelai adalah Balai
85 mg/100 g berat kering dan genistein sebesar Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
26,8-120,5 mg/100 g berat kering. Manfaat (Balitkabi) Malang. Kedelai varietas
isoflavon bagi kesehatan manusia cukup Anjasmoro, Argomulyo dan Gema merupakan
banyak di antaranya berperan penting untuk kedelai unggulan berdasarkan SK Mentan :
mencegah timbulnya penyakit-penyakit 1248/Kpts/SR.120/12/2014 (Balitkabi, 2015).
degeneratif. Senyawa ini dikenal memiliki Selama ini, Balitkabi hanya menentukan
kesamaan molekul dengan estrogen. kandungan protein total dan asam folat dalam
Penggunaan isoflavon sebagai alternatif varietas kedelai yang dihasilkan untuk dasar
hormon konvesional terapi telah meningkat evaluasi dalam menentukan varietas kedelai
dalam beberapa tahun terakhir, karena aktivitas mana yang akan dijual ke para petani untuk
1300
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1
ditanam di ladang. Di samping itu, faktor mencegah interaksi adsorbsi antara analit
jumlah kedelai yang dapat dipanen serta dengan residu silanol dan logam yang terdapat
ketahanan terhadap hama dan penyakit pada silika dikarenakan residu silanol telah
dijadikan dasar pula dalam mengevaluasi ditutup dengan gugus trimetilsilil dan
varietas-varietas kedelai. Oleh karena itu, digunakan silika dengan kemurnian tinggi. C-
analisis terhadap kandungan isoflavon 18 ini mampu memisahkan senyawa-senyawa
(daidzein dan genistein) dalam varietas kedelai dengan kepolaran yang rendah, sedang
produksi Balitkabi Malang merupakan maupun tinggi.
parameter penentu yang baru dalam
memutuskan jenis kedelai mana yang paling METODE PENELITIAN
baik untuk ditanam oleh petani. Kromatografi Alat dan Bahan
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik Alat : HPLC Waters detektor PDA, kolom
pemisahan untuk analisis kualitatif dan Sun Fire TM C-18 (4,6 x 150 mm, 5µm),
kuantitatif. Berbagai kondisi sistem KCKT software komputer untuk pengoperasian
yang dilengkapi dengan detektor PDA (Photo KCKT, sonicator, sentrifuge , kertas saring
Detector Array) untuk analisis kedua senyawa Whatman no 1, membran filter (cellulose
ini dalam kedelai telah dilakukan untuk nitrate) 0,45 µm, membran filter (milipore)
memperoleh metode analisis yang valid. 0,45 μm, membran filter (Phenex NY) 0,45 μm
Reversed phase KCKT digunakan untuk
memisahkan senyawa semipolar sampai Bahan : Baku Daidzein (Sigma), baku
nonpolar, kemampuan elusi menurun dengan Genistein (Sigma), air pro HPLC dari Merck,
meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak metanol derajat Liquid Chromatography dari
yang digunakan dalam kromatografi cair-padat Merck, metanol (derajat pro analisis dari
dapat digunakan campuran air dan metanol, Merck), varietas kedelai (Glycine max L.
asetonitril atau tetrahidrofuran. Berbagai Merril) Anjasmoro, Argomulyo dan Gema.
kombinasi fase gerak air, metanol, asetonitril
berbasis asam asetat, asam fosfat, asam Jalannya Penelitian
trifluoroasetat, asam format dimaksudkan Preparasi Sampel
untuk menentukan polaritas yang akan Kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo,
mempengaruhi pemisahan senyawa. Gema dihaluskan menggunakan grinder
Penggunaan fase gerak metanol : air berbasis sehingga didapatkan serbuk kedelai. Serbuk
asam asetat telah dilakukan Isabela da Costa kedelai diayak menggunakan ayakan ukuran
C´esar dkk.,2006; M.A. Rostagno dkk., 2009;) 40/50 mesh untuk mendapatkan keseragaman
berdasarkan penelitian tersebut maka peneliti ukuran. Setelah didapatkan serbuk sampel
akan mengembangkan metode analisis dengan keseragaman ukuran dilakukan
daidzein dan genistein menggunakan fase penimbangan seksama serbuk kedelai.
gerak metanol : air yang akan diaplikasikan Maserasi dilakukan dengan metanol 50%
dalam sampel kedelai. Pemilihan metanol perbandingan penyari 1 :10. Maserat yang
sebagai fase gerak dibandingkan asetonitril telah didapatkan dilakukan penyaringan
dikarenakan kekuatan pemisahkan analit menggunakan kertas saring Whatman no 1
terhadap senyawa. Penggunaan fase gerak sebanyak 2 kali penyaringan, dilanjutkan
dengan perbandingan tertentu ditujukan untuk sentrifuge selama 10 menit. Maserat yang
mendapatkan selektivitas sehingga terjadi didapat dilakukan menyaringan kembali
perubahan jarak puncak antar kromatogram menggunakan membran filter (cellulose
yang satu dan yang lainnya terutama nitrate) 0,45 µm. Maserat dilakukan
kromatogram yang saling berhimpitan sonifikasi selama 10 menit sebelum
khususnya kromatogram yang menjadi target diinjeksikan ke dalam KCKT.
analisis. Elusi dilakukan dengan cara menjaga
komposisi fase gerak tetap selama elusi Kondisi KCKT
(isokratik) karena fase gerak yang homogen Analisis daidzein dan genistein pada maserat
dapat dipertahankan untuk memperoleh kedelai menggunakan metode KCKT
reprodusibilatas pemisahan kromatogram. Fase dilakukan dengan tahapan analisis sebagai
diam yang digunakan Oktadesil silika (ODS) berikut:
atau C-18 end-capping sehingga dapat
1301
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1
1302
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan kandungan zat
aktif daidzein dan genistein dalam kedelai
(Glycine max L. Merril) pada masing masing
kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo dan
Gema diperoleh kadar daidzein dan genistein
masing-masing adalah 18,69 mg/100g dan
Gambar 4. Kromatogram kedelai Argomulyo 23,67 mg/100g; 29,68 mg/100 g dan 22,15
mg/100g; 14,15 mg/100g dan 21,22 mg/100g.
1303
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1
1304