Anda di halaman 1dari 9

1 PENERAPAN METODE SIMULASI PADA MATERI GEMPA BUMI BERPOTENSI Formatted: Centered

2 TSUNAMI UNTUK KETUNTASAN HASIL BELAJAR KESIAPSIAGAAN


3 SISWA KELAS V SD NEGERI 15KOTA BANDA ACEH
4 Misrayana1, Alamsyah Taher2, Didik Sugiyanto3 Formatted: Centered
5
1
6 Prodi Magister Ilmu Kebencanaan, Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
7 Prodi Magister Ilmu Kebencanaan, Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Fakultas
8 Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3
9 Prodi Magister Ilmu Kebencanaan, Program Pasca Sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Formatted: Superscript
10 Alam Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Commented [ASF1]: SERAGAMKAN, MISALNYA
11 Koresponden : tkskmeuraxa@gmail.com MENGGUNAKAN PRODI SEMUA.. MIS. PRODI MAGISTER
12 ABSTRACT ILMU KEBENCANAAN
13 Earthquake is a disaster that cannot be prevented, happened in an instant and Field Code Changed
14 unpredictable. Earthquakes do not kill, but the impact of the earthquake which becomes the Formatted: No underline, Font color: Auto
15 risk. Therefore, the simulation is one of the processes to increase students’ preparedness Formatted: No underline, Font color: Auto
16 knowledge in facing the threat of earthquake disaster which potentially has tsunami impact. Formatted: Font: Not Bold, Italic, No underline, Font color:
17 In this research, researcher used demonstration method which is approach of model Auto
18 simulation with using picture as the tool. The approach of this research is Classroom Action Formatted: Font: Not Bold, Italic
19 Research, where the giving of action could be done in one cycle or more, depends on Formatted: Font: Italic, No underline, Font color: Auto
20 indicator of the successful specification in this research that have been fulfilled. The
21 location of this research is carried out the students of class V SD Negeri 15 Kota Banda
22 Aceh. This research was conducted in August 2017. Researcher took students of class V as
23 the research subject, semester I of academic year 2016/2017 at SD Negeri 15 Kota Banda
24 Aceh 27 students, consists of 13 female and 14 male. The research design was carried out
25 by planning, implementation of action, observation and reflection. The research cycle
26 consists of plan, action implementation, observation, reflection and evaluation. By
27 simulating and picture as media, especially in preparing earthquake with tsunami potential
28 sub-theme, can minimumly accomplish the learning process. Learning media can lead to
29 various positive impacts in the learning process both from the subject aspect such as
30 increasing interest in learning as well as from the aspect of educators who can easily give
31 examples and practice the subject matter to every student both male and female students.
32 Learning through the implementation of simulation models supported by the image as the
33 media could be completed well after passing through the learning process, because it
34 allows students to follow it. Formatted: Font: Italic
35 Keywords: knowledge of preparedness, simulation of potentially tsunami earthquakes. Formatted: Font: 12 pt, Not Bold, No underline, Font color:
36 Auto
37 ABSTRAK Formatted: Font: 12 pt, Not Bold
38 Bencana gempa bumi merupakan bencana yang tidak dapat dicegah, terjadi secara tiba-tiba Formatted: Centered
39 dan mengejutkan. Gempa bumi tidak membunuh, namun dampak dari gempa bumi itulah
40 terjadinya risiko. Maka oleh karena itu, simulasi salah satu proses untuk meningkatkan
41 pengetahuan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi
42 berpotensi tsunami. Penelitian ini, peneliti menggunakan metode demontrasi yang
43 merupakan pendekatan dari model simulasi dengan bantuan media gambar. Pendekatan
44 penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dimana pemberian tindakan dapat
45 terlaksana satu siklus atau lebih, tergantung indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam
46 penelitian ini telah terpenuhi. Lokasi penelitian ini adalah di laksanakan pada siswa kelas V
47 SD Negeri 15 Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017.
48 Peneliti mengambil subjek penelitianadalah siswa kelas V. Semester I tahun ajaran

1
49 2016/2017 pada SD Negeri 15 Kota Banda Aceh dengan jumlah siswa 27 orang yang
50 terdiri dari 13 perempuan dan 14 laki-laki. Rancangan penelitian dilakukan dengan
51 perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus penelitian terdiri dari
52 plan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi. Dengansimulasi dan media
53 gambar pembelajaran khususnya subtema kesiapsiagaan gempa bumi berpotensi tsunami,
54 dapat memenuhi ketuntasan minimal dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran
55 dapat menimbulkan berbagai dampak positif dalam proses pembelajaran baik dari aspek
56 subjek seperti meningkatkan minat belajar maupun dari aspek pendidik yang dapat dengan
57 mudah membericontoh dan mempraktikkan materi pelajaran kepada setiap siswa didik baik
58 laki-laki maupun perempuan. Pembelajaran melalui penerapan model simulasi yang
59 didukung media gambar dapat diselesaikan dengan baik setelah melewati proses
60 pembelajaran, karena memudahkan siswa untuk mengikutinya.
61 Kata kunci : pengetahuan kesiapsiagaan, simulasi gempa bumi berpotensi tsunami. Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
62
63
64 PENDAHULUAN Formatted: Line spacing: 1.5 lines

65 Pelatihan simulasi gempa bumi berpotensi tsunami pada usia sekolah dasar sangat Formatted: Line spacing: Multiple 1.15 li

66 tepat dipraktekkan, karena pada usia 9 – 12 tahun menurut (Makmun, 2005) bahwa pada
67 usia tersebut memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6
68 - 9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Gempa bumi adalah getaran atau
69 pergeseran tiba-tiba yang terjadi di bawah permukaan bumi (Florensia, 2006). Akibat
70 langsung yang bisa dirasakan ketika terjadi gempa bumi adalah kerusakan pada bangunan.
71 Kerusakan itu bisa berupa kerusakan rumah, gedung-gedung, perkantoran, jalan raya, rel
72 kereta api dan lain sebagainya. Seringkali kerusakan ini disertai timbulnya korban jiwa
73 akibat banyaknya orang-orang yang terperangkap di dalamnya. Simulasi tanggap bencana
74 merupakan alat atau instrumen untuk menguji tingkat pengetahuan, pemahaman, respon
75 dan tindakan warga ketika akan, saat dan pasca terjadi bencana. Pada dasarnya kegiatan
76 simulasi adalah kegiatan yang diciptakan seolah sebagai suatu kegiatan yang nyata dengan
77 maksud untuk menguji sesuatu. Simulasi tanggap bencana merupakan alat atau instrumen
78 untuk menguji tingkat pengetahuan, pemahaman, respon dan tindakan warga ketika akan,
79 saat dan pasca terjadi bencana. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat
80 usia 9-12 tahun yaitu kemampuan motorik. Pada anak-anak, dengan latihan selalu dapat
81 membantu memperbaiki kemampuan motoriknya.Perkembangan motorik terbagi atas dua
82 yaitu motorik kasar dan motorik halus.Motorik kasar memerlukan koordinasi kelompok
83 otot-otot anak tertentu yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki
84 sepeda.Sedangkan motorik halus memerlukan koordinasi tangan dan mata seperti
85 mewarnai, menggambar, menulis dan menggunting (Santrock, 2011).
86 Untuk menyelamatkann anak-anak dari ancaman bencana gempa bumi berpotensi
87 tsunami maka perlu dilakukan pelatihan sesering mungkin dengan mengajak anak-anak
88 dalam melaksanakan pelatihan simulasi. Dengan simulasi gempa bumi berpotensi tsunami,
89 anak-anak akan teringat hal-hal yang dapat membahayakan dirinya, secara cepat
90 menyelamatkan diri dari runtuhan bangunan dan segera mungkin melakukan evakuasi ke

2
91 tempat yang lebih aman dari tsunami. Simulasi yang juga dikenal dengan uji lapangan
92 dapat dilakukan pula dengan berbagai tingkat atau skala uji, baik nasional hingga di
93 sekolah/masyarakat. Hasil pelatihan simulasi dapat digunakan untuk melihat pemahaman
94 peserta uji mengenai tugas pokok, fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawabnya pada
95 tahap sebelum, saat dan sesudah bencana terjadi. Pada dasarnya latihan simulasi
96 dimaksudkan agar siswa mengetahui tindakan yang cepat dan tepat yang harus dilakukan
97 saat terjadi gempa bumi dan diikuti bencana tsunami sesungguhnya, serta tindakan evakuasi
98 setelah guncangan gempa bumi berhenti.
99 Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-
100 akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman
101 belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
102 keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
103 tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
104 sebenarnya (Maryani, 2006). Tujuan dari simulasi adalah untuk melatih komunitas sekolah
105 yang berkaitan dengan siswa dalam hal evakuasi. Proses evakuasi adalah proses yang
106 sangat membutuhkan ketepatan dalam pengalokasian waktu, terutama didalam penanganan
107 kejadian bencana yang bersifat kompleks seperti evakuasi tsunami. Seperti diketahui
108 bersama tsunami adalah terjkadinya gelombang besar yang disebabkan oleh gempa bumi
109 yang berpusat di bawah laut. Biasanya gelombang besar tsunami akan menghantam daerah
110 pesisir pantai dengan kekuatan yang cukup dahsyat yang bisa mengakibatkan korban jiwa
111 dan harta benda. Evakuasi tsunami memerlukan perencanaan yang matang. Dengan
112 perencanaan yang matang diharapkan evakuasi akan berjalan lencar dan efektif.
113

114 METODELOGI PENELITIANMETODE PENELITIAN Formatted: Line spacing: 1.5 lines

115 Pendekatan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dimana pemberian
116 tindakan dapat terlaksana satu siklus atau lebih, tergantung indikator keberhasilan yang
117 ditetapkan dalam penelitian ini telah terpenuhi. Lokasi penelitian ini adalah di laksanakan
118 pada siswa kelas V SD Negeri 15 Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
119 Agustus 2017. Peneliti mengambil subjek penelitian adalah siswa kelas V. Semester I tahun
120 ajaran 2016/2017 pada SD Negeri 15 Kota Banda Aceh dengan jumlah siswa 26 orang
121 yang terdiri dari 13 perempuan dan 13 laki-laki. Penelitian ini merupakan Penelitian
122 Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus yang meliputi tahap
123 perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Setiap
124 siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.
125 Perencanaan dilakukan sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan agar dapat
126 berjalan baik sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Arikunto (2010:17) Ddalam Commented [ASF2]: CEK KEMBALI PENULISAN KUTIPAN
DALAM PEDOMAN PENULISAN. LIHAT JUGA YANG LAIN.
127 tahap perencanaan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat
128 perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
129 membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto,
130 2010:17).Tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan yang merupakan penerapan isi

3
131 rancangan mengenai tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Dalam pelaksanaan tindakan
132 peneliti berperan sebagai guru dan pengumpul data. Arikunto (2010:19) menyatakan bahwa
133 Oobservasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.Pengumpulan data
134 pada penelitian tindakan kelas ini melalui observasi langsung (Arikunto, 2010:19).
135 Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan guru dalam
136 mengelola pembelajaran dan aktivitas anak dalam pembelajaran kesiapsiagaan gempa bumi
137 berpotensi tsunami melalui penerapan simulasi.Refleksi merupakan kegiatan untuk
138 mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2010:19). Peneliti
139 melakukan refleksi yaitu mencoba merenungkan atau mengingat serta menghubungkan
140 kejadian interaksi di luar kelas.
141 Mulyasa (2009:25) menjelaskan bahwa “instrument adalah alat bantu yang Formatted: Line spacing: Multiple 1.15 li

142 digunakan dalam mengumpulkan data. Untuk kepentingan dalam melihat kejadian yang
143 sejujurnya dalam penelitian kualitatif ada tahapan yang disebut tahapan chek-lis dari apa
144 yang dilihat atau dengan kata lain pengecekan terhadap sumber yang dilihat di lembar
145 observasi”. Berdasarkan kutipan tersebut, dalam penelitian ini menggunakan instrument
146 chek-lis yaitu menchek-lis data dari lembaran observasi yang digunakan dalam
147 penelitian.Penilaian ketuntasan pembelajaran dinilai oleh observer yang terdiri darikepala 3
148 tiga orang guru. Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data yaitu dapat diambil dari
149 lembaran observasi yang diamati.Analisis pembelajaran pada proses penelitian ini adalah
150 dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan kriteria tuntas dan tidak tuntas sesuai
151 dengan persentase yang telah dijelaskan pada teknik pengumpulan data.
152
153 HASIL DAN PEMBAHASAN
154 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan Formatted: Line spacing: Multiple 1.15 li

155 Berdasarkan siklus yang telah direncanakan sebelumnya. Namun demikian, jumlah tidak
156 dapat ditentukan apabila ketuntasan belajar siswa mencapai standar minimal yang telah
157 ditetapkan.Setiap pelaksanaan siklus pembelajaran yang telah diakukan, maka guru
158 bersama observer melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan serta hasil pengamatan
159 observer untuk merencanakan siklus selanjutnya. siklus yang dilaksanakan dalam penelitian
160 ini terdiri dari dua siklus.
161 Pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama menunjukkan beberapa perubahan
162 pada diri siswa, ini ditandai dengan adanya suasana baru yang dialami siswa ketika dalam
163 pembelajaran dengan didukung media gambar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
164 dengan metode simulasi yang didukung media gambar masih baru bagi siswa.Namun
165 demikian tujuan tercapainya ketuntasan belajar pada siklus pertama ini belum selesai.Dari
166 hasil rekapitulasi para observer terdapat beberapa kelemahan yang belum dikuasai oleh
167 siswa.Tinjauan terdiri dari beberapa aspek yang menjadi penilaian inti observer.Adapun
168 hasil rekapitulasi ketuntasan belajar siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut ini.
169
170

4
171 Formatted: Indent: First line: 0.16", Line spacing: Multiple
1.15 li
172
Formatted: Indent: First line: 0", Line spacing: Multiple
173 1.15 li
174 Formatted: Centered, Indent: First line: 0", Line spacing:
Multiple 1.15 li
175
176 Formatted: Indent: First line: 0"
Formatted: Font: Not Bold
177
Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
178 Tabel 1.1 Penilaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Formatted Table
179
Formatted: Font: Not Bold
SIKLUS 1
Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
ASPEKPENILAIAN
NO Formatted: Font: Not Bold
Pengetahuan Sikap Tindakan Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
Obeserver T TT T TT T TT Formatted: Font: Not Bold
I Observer 1 17 9 17 9 15 11 Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
2 Observer 2 23 3 23 3 12 14 Formatted: Font: Not Bold
3 Observer 3 19 8 18 8 14 12 Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
Jumlah 61 20 58 20 41 37 Formatted: Font: Not Bold

Persentase Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto


74 26 74 26 53 62 Formatted: Font: Not Bold
Ketuntasan
180 Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
181 Dari Ttabel diatas 1.1 di atas.... persentasenya adalah pengetahuan yaitu 74%, sikap Formatted: Font: Not Bold
182 74 % dan tindakan dengan persentase yaitu 53%. Secara keseluruhan ketiga aspek yang Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
183 diamati semuanya belum tuntas. Ketidaktuntasan pembelajaran pada pelaksanaan Formatted: Font: Not Bold
184 pembelajaran siklus pertama ini ditinjau dari kekurangan yang dapat dilihat dari aspek Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
185 pengetahuan, sikap dan tindakan siswa. Siswa masih belum mengerti dan memahami Formatted: Font: Not Bold
186 pembelajaran dengan metode simulasi, yang didukung media gambar. sSiswa masih
Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
187 bingung bagaimana cara melaksanakan pembelajaran dengan metode simulasi. yang
Formatted: Font: Not Bold
188 didukung media gambar masih baru bagi siswa tersebut. Belum muncul pengetahuan siswa
189 tersebut dalam pembelajaran dengan metode simulasi dikarenakan siswa kurang berminat Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto

190 yang didukung media gambar. Setelah memberikan pemahaman pembelajaran dengan Formatted: Font: Not Bold

191 metode simulasi, yang didukung media gambar.,maka berdasarkan pengamatan observer Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
192 dan guru para siswa masih merasa asing dengan pembelajaran tersebutyang dilakukan. Formatted: Font: Not Bold
193 Ditambah pembelajaran yang belum sepenuhnya dikuasai siswa tersebut. Mengatasi hal Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
194 tersebut, guru memberikan pengarahan tambahan serta penjelasan untuk membuat siswa Formatted: Font: Not Bold
195 lebih mudah dan menyenangkan dalam melakukan pembelajaran metode simulasi pada Formatted: Font: Not Bold, Font color: Auto
196 materi gempa bumi berpotensi tsunami. yang didukung media gambar. Formatted: Font: Not Bold, Font color: Auto
197 Penelitian sebelumnya yaitu tentang “Peran Simulasi Bencana terhadap
Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
198 Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Dalam Menghadapi Bencana Banjir di SMP Negeri 1
Formatted: Font: Not Bold
199 Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo adalah Hasil tabulasi data kesiapsiagaan siswa
200 kelas VII menghadapi banjir sebelum dan setelah dilakukan simulasi bencana mengalami peningkatan. Formatted: Font: Not Bold, No underline, Font color: Auto
201 Sebelum dilaksanakan simulasi rata-rata indeks kesiapsiagaan siswa kelas VII adalah 77,5 (siap), dengan Commented [ASF3]: nomor tabel dan judul
202 persentase nilai indeks 65-79% (siap). Rata-rata nilai indeks kesiapsiagaan siswa kelas VII setelah buat tabel yang simpel.
203 dilaksanakan simulasi adalah 85 (sangat siap) dengan persentase nilai indeks 80-100% atau sangat siap, Formatted: Font: Not Bold
204 (Susanti, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanti tidak jauh berbeda dengan penelitian
Commented [ASF4]: berbahasalah yang benar. susun kembali
205 yang peneliti lakukan yaitu sama-sama tidak tuntas dalam pembelajaran pada siklus 1 dan sama hasilnya pada kalimatnya.

5
206 siklus 2 yaitu sama-sama tuntas dan hasilnya dapat di lihat pada tabel 1.2.
207 Berdasarkan hasil pengamatan 3 (tiga) orang observer serta tingkat ketuntasan yang
208 belum dapat diketahui dan diukur sepenuhnya, maka dari hasil diskusi dengan observer
209 siklus pertama harus dilanjutkan pada siklus ke dua.Perbaikan yang dilakukan adalah RPPH
210 siklus kedua dengan penekanan pada materi yang diberikan dalam bentuk metode simulasi
211 yang didukung media gambar secara berkelompok dan diarahkan kepada siswa melalui
212 pendekatan individu dan kelompok yang belum mencapai ketuntasan. Guru bersama para
213 observer lebih menekankan perbaikan kepada strategi simulasi dan media pembelajaran, di
214 mana pembentukan strategi simulasi dan media pembelajaran lebih fleksibel. Penekanan
215 kepada strategi simulasi dan media ini disesuaikan lagi dengan pembelajaran yang telah
216 direncanakan dalam RPPH.
217 Adapun refleksi secara terperinci adalah
218 a. Perlu adanya tindak lanjut pada siklus II dikarenakan masih ada siswa yang salah
219 dalammenjawab melalui soal tes.
220 b. Masih ada siswa yang kurang dapat menguasi pembelajaran melalui metode simulasi
221 dan media gambar.
222 c. Masih ada siswa yang kurang paham terhadap proses pembelajaran yangdilaksanakan
223 peneliti.
224 d. Masih ada siswa yang kurang kreatif, hal ini dapat terjadi karena siswa merasabelum
225 memahami terhadap isi pembelajaran.
226 e. Penjelasan dan demonstrasi dari guru belum luas sehingga tahapan pembelajaraninti
227 belum semua dipahami oleh seluruh siswa.
228 f. Guru perlu lebih banyak memotivasi siswa sehingga siswa tidak terlalu tegangdalam
229 mempelajari pembelajaran baru yaitu pembelajaran dengan metode simulasi yang
230 didukung media gambar.
231 Berdasarkan beberapa kajian dari refleksi yang dilakukan oleh guru dan 3 (tiga)
232 orang observer yang terdiri dari rekan guru, maka diperlukan tindak lanjut untuk
233 melakukan siklus II.
234 Pelaksanaan pembelajaran siklus ke dua menunjukkan hasil yang berbeda dari siklus
235 pertama.Setelah melakukan perencanaan dan diskusi yang mendalam dengan observer
236 untuk meningkatkan persentase ketuntasan belajar siswa, maka pembelajaran pada siklus
237 kedua menunjukkan hasil yang maksimal. Hasil tersebut sebagaimana direkapitulasi pada
238 tabel di bawah ini.pada Tabel 1.2 di bawah ini. .......
239
240 Tabel 1.2 Penilaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Formatted: Centered
241
SIKLUS II
ASPEK PENILAIAN
NO Observer
Pengetahuan Sikap Tindakan
T TT T TT T TT
1 Observer 1 26 0 26 0 26 0
2 Observer 2 26 0 26 0 26 0
3 Observer 3 26 0 26 0 26 0
Jumlah 78 0 78 0 78 0

6
Persentase
100 0 100 0 100 0
Ketuntasan
242 Commented [ASF5]: lihat komentar sebelumnya untuk tabel.
243 Dari tabel di atasTabel 1.2 di atas...... dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang
244 baik dari pelaksanaan pembelajaran siklus pertama. Semua aspek mengalami peningkatan
245 yang cukup tinggi, aspek ini dimulai dari aspek pengetahuan (kognitif) yaitu 100%, aspek
246 sikap mengalami peningkatan ketuntasan sampai dengan 100%, dan aspek tindakan juga
247 sampai 100%. Tentang Subtema kesiapsiagaan gempa bumiberpotensi tsunami melalui
248 pendekatanmetode simulasi dan media gambar yang menyenangkan, suasana sudah mulai
249 hidup dan tertib karena siswa sudah aktif mengupayakan tugas masing-masing
250 kelompok.Siswa dapat menyelesaikan tugas kelompoknya sesuai dengan perintah guru dan
251 waktu yang ditentukan dapat mempresentasikan hasil kerjanya ke depan. Siswa sudah
252 mulai mengajukan ide atau pendapat kepada kelompok lain dan menanggapi hasil kerja
253 kelompok dengan tertib. Pada siklus kedua ini nampak perubahan yang signifikan tentang
254 kreativitas siswa dan terbukti bahwa metode Pembeiajaran dengan simulasi berhasil dan
255 nampak perubahan yang berarti pada siswa Kelas VNegeri 15 Kota Banda Aceh.
256 Dari hasil diskusi dengan observer ditambah dengan hasil pengamatan guru sendiri
257 pada siklus kedua ini, maka siklus kedua sudah dapat dihentikan dengan pertimbangan
258 bahwa indikator perencanaan pembelajaran telah tercapai melalui pengamatan.Lembar
259 observasi yang menjadi pedoman observer telah menunjukkan nilai yang dianggap cukup
260 tinggi maka siklus pembeiajaran sebagai tmdakan tidak lagi dilanjutkan pada siklus ketiga.
261 Tujuan akhir dari penelitian ini adalah ketuntasan belajar subtema kesiapsiagaan
262 gempa bumi berpotensi tsunami kelas V SD Negeri 15 Kota Banda Aceh.Beberapa aspek
263 yang diamati berdasarkan pedoman lembaran observasi yang dipegang oleh observer
264 direkapitulasi untuk mengetahui kecenderungan ketuntasan pembelajaran.Rekapitulasi data
265 pada siklus pertama dan kedua diolah melalui perhitungan dan dikelompokkan.Setelah
266 pengolahan tersebut jumlah keseluruhan dijadikan dalam bentuk persentase serta rata-
267 ratanya.Dengan demikian kecenderungan data yang peroleh dari hasil penelitian ini dapat
268 diketahui hasilnya.Berdasarkan pembelajaran siklus pertama belum menunjukkan adanya
269 indikator ketuntasan belajar yang merujuk kepada tujuan pembelajaran metode simulasi
270 yang didukung media gambar yang sebenarnya.Dengan demikian perencanaan pada siklus
271 kedua lebih dimatangkan dengan memberikan pengarahan serta motivasi belajar kepada
272 siswa.Dengan melakukan pengarahan sederhana untuk tingkat Sekolah Dasarmaka materi
273 pembelajaran ini dapat dengan mudah dipahami siswa.
274 Hasil penelitian ini, rata-rata persentase belajar tuntas pada siklus kedua adalah
275 33%.Dan persentase ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran subtema kesiapsiagaan
276 gempa bumi berpotensi tsunami ini telah tuntas, dikarenakan terdapat peningkatan dari
277 siklus sebelumnya sudah mencapai kriteria ketuntasan 100%. Dari penjelasan tersebut,
278 bahwa pembelajaran metode simulasi yang didukung media gambar telah memenuhi
279 kriteria belajar tuntas, dimana siswa telah menguasai materi pembelajaran yang ditinjau
280 dari tiga aspek, yaitupengetahuan, sikap, dan tindakan (motorik) dan media gambar dapat
281 meningkatkan ketuntasan pembelajaran subtema kesiapsiagaan gempa bumiberpotensi
282 tsunami pada siswakelas V SD Negeri 15 Kota Banda Aceh. Commented [ASF6]: KEMUKAKAN HASIL DAN
BAHASLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEORI2 DAN HASIL
283 Setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar, (Susanto, 2013). Berdasarkan PENELITIAN TERDAHULU
284 teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebelum dilakukan proses belajar mengajar
285 dengan metode simulasi maka hasilnya belum memuaskan, akan tetapi setelah dilakukan

7
286 proses belajar mengajar maka hasilnyapun sangat memuaskan. Artinya proses pembelajaran
287 dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada siswa. Salah satu metode untuk ketuntasan hasil
288 belajar siswa kelas V SD Negeri 15 Kota Banda Aceh yaitu dengan penerapan metode simulasi. Hal ini
289 didukung oleh hasil penelitian Yusuf, 2011 yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar menunjukkan bahwa
290 melalui metode simulasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
291 Formatted: English (United States)
292 KESIMPULAN
293 Simulasi dalam proses pembelajaran dengan sub tema kesiapsiagaan gempa bumi
294 berpotensi tsunami merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan sehubungan dengan
295 ketidaktuntasan pembelajaran dengan tidak menggunakan simulasi dan media
296 pembelajaran. Hasil dari pembelajaran ini dapat mencapai kriteria ketuntasan dengan
297 penerapan metode simulasi yang didukung media gambar pada siswa kelas V SD Negeri
298 15 Kota Banda Aceh. Hasil penelitan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil dari
299 siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II terdapat indikator
300 peningkatan pemahaman berdasarkan pengalaman belajar yang dinilai dari aspek
301 pengetahuan, sikap, tindakan.
302
303 UCAPAN TERIMA KASIH
304 Bapak Dr. Alamsyah Taher, M.Si sebagai pembimbing utama
305 Bapak Dr. Didik Sugiyanto sebagai pembimbing pembantu
306
307 ..............
308
309 DAFTAR PUSTAKA Formatted: English (United States)
310 Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta : PT.
311 Rineka Cipta
312 Florensia. 2013. Gempa Bumi. Kreasi Wacana. Yogyakarta
313 Makmun. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya
314 Maryani E.2010. Model Pembelajaran Mitigasi Bencana Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
315 Di Sekolah Menengah Pertama.jurnal gea.10.no 1.2-17
316 Mulyasa, E.2009. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
317 Offset.
318 Santrock, J.W. 201107. Child Development. Erlangga. Jakarta Commented [ASF7]: KEPUSTAKAAN TIDAK MEMADAI.
319 Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta. Kencana
320 Prenada Media Group.
321 Yusuf. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
322 Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta : PT.
323 Rineka Cipta
324 Florensia. 2013. Gempa Bumi. Kreasi Wacana. Yogyakarta
325 Makmun. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya
326 Maryani E.2010. Model Pembelajaran Mitigasi Bencana Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
327 Di Sekolah Menengah Pertama.jurnal gea.10.no 1.2-17
328 Mulyasa, E.2009. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
329 Offset.
330 Santrock, J.W. 2007. Child Development. Erlangga. Jakarta Commented [ASF8]: KEPUSTAKAAN TIDAK MEMADAI.
331
332

8
333

Anda mungkin juga menyukai