Anda di halaman 1dari 17

STATUS UJIAN

Demam Tifoid

Disusun untuk memenuhi syarat kepaniteraan klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Bethesda
pada Program Pendidikan Dokter Tahap Profesi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

Disusun oleh:
Monica Elysabeth Sunata (42180290)
Jesikha Herlin Dhaneswara (42180294)

Penguji:
dr. Devie Kristiani, Sp.A, MSc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT BETHESDA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PEMAPARAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. DA
 Tanggal Lahir : 31 Oktober 2008
 Usia : 11 tahun, 1 bulan
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Mayong, Jepara
 Tanggal masuk RS : 23 Desember 2019
 Ruangan : Galilea III – Anak
 No. RM : 01-19-72-XX

2. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesis (dilakukan dengan kakek dan ayah pasien)
pada Selasa, 24 Desember 2019 pukul 09.00 WIB, dan pukul 17.00 WIB di
ruang Galilea III–Anak Kamar 3A.
a. Keluhan Utama
Demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
 6 hari sebelum masuk RS
Pasien mulai demam sejak pagi hari. Demam semakin meningkat saat
menjelang sore hari. Pasien tidak mengeluhkan pusing, nyeri perut, mual, dan
tidak muntah. Pasien masih mau makan dan minum seperti biasa. Tidak ada
keluhan terkait BAB dan BAK, pasien juga tidak batuk dan tidak pilek. Pasien
belum diberi obat.
 5 hari sebelum masuk RS
Pasien masih demam. Demam naik turun dengan suhu 37-38˚C. Demam
semakin naik saat menjelang sore hari. Pasien tidak menggigil, ataupun
mengalami mual dan muntah. Tidak terdapat keluhan BAB dan BAK. Karena
masih demam, sore hari pasien dibawa periksa ke dokter di dekat rumah di
Jepara. Pasien dikatakan mengalami gejala demam tifoid dan mendapatkan
obat diantaranya paracetamol serta antibiotik cefixime.
 3 hari sebelum masuk RS
Pagi hari demam pasien mereda dan pasien diantarkan berlibur ke rumah
kakek nenek di Jogja oleh orang tuannya. Menjelang sore, pasien kembali
demam. Pasien muntah 1x setelah makan siang (berisi sisa makanan dan air).
Pasien juga mengalami batuk tak berdahak. Oleh kakek dan nenek, pasien
diperiksakan ke RS. Bethesda, dan pasien sempat menjalani pemeriksaan
darah. Hasil pemeriksaan darah pasien dikatakan masih normal, pasien
mendapat obat tambahan yakni puyer obat batuk.
 Hari H masuk RS
Pasien masih demam. Pasien tidak mengeluhkan mual dan tidak muntah,
namun pasien hanya mau makan sedikit-sedikit, dan badannya terasa lemas.
Tidak ada keluhan terkait BAB dan BAK. Keluhan batuk sudah berkurang
(hanya muncul kadang-kadang). Pasien kembali diperiksakan ke RS Bethesda
oleh kakek dan neneknya.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat keluhan serupa : (-)
 Riwayat kejang demam : (-)
 Riwayat asma : (-)
 Riwayat alergi : (+) pasien alergi pada obat antalgin
 Riwayat trauma : (-)
 Riwayat TBC anak : (-)
 Riwayat operasi : (+) tonsilektomi (Juli 2019)
 Riwayat mondok : (+) pada bulan Juli 2019, ketika menjalani
Tonsilektomi.

d. Riwayat Penggunaan Obat


Pasien sempat mengkonsumsi obat paracetamol, antibiotik cefixime, dan
puyer obat batuk.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat penyakit serupa di keluarga : (-)
 Riwayat kejang demam : (-)
 Riwayat Asma : (-)
 Riwayat Alergi : (+) Ibu pasien alergi pada obat
golongan sulfa, dan ciprofloxacin
 Riwayat TB : (-)
 Riwayat hipertensi : (+) Kakek dan nenek dari pihak
ayah pasien
 Riwayat DM : (+) Kakek dan nenek dari pihak
ayah dan ibu pasien, serta ayah
pasien
 Riwayat Kolestrol : (-)
 Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
 Riwayat Penyakit Jantung : (-)
 Riwayat Asam Urat : (-)
 Genogram

Keluarga Ayah
Keluarga Ibu

68 68 66

49 46 41 45
44 46

11

Keterangan:
: Jenis kelamin laki-laki
: Jenis kelamin perempuan
: Sudah meninggal
: Mengalami demam tifoid
: Alergi sulfa
: Alergi antalgin
: Alergi ciprofloxacin
: Memiliki riwayat diabetes mellitus (DM)
: Memiliki riwayat hipertensi
: Tinggal serumah
: Pasien

Kesan: Pada keluarga pasien didapatkan adanya riwayat DM, hipertensi, dan
alergi obat.

f. Riwayat Makan
• 0 bulan - 6 bulan  ASI eksklusif
• 6 bulan - 12 bulan  ASI, susu formula, MPASI (makanan lunak)
• 12 bulan - 24 bulan  ASI, susu formula, makanan keluarga
• 24 bulan - sekarang  Makanan keluarga, susu formula
Kesan: Pemberian ASI eksklusif dan pemberian MPASI sesuai dengan usia.

g. Lifestyle
 Aktivitas sehari-hari
Pasien merupakan anak yang aktif. Sehari-hari bersekolah kelas 5 SD. Setelah
pulang sekolah, pasien beristirahat kemudian bermain bersama teman-
temannya, dan mengerjakan PR. Pasien juga mengikuti ekstra sepak bola 1
kali seminggu, dan les mata pelajaran (matematika) 1 kali seminggu. Menurut
pasien, tidak terdapat teman di sekolah, di lingkungan rumah, atau teman
lesnya yang sedang dalam kondisi sakit.
 Pola makan dan minum
Pasien makan 3x sehari dengan menu makanan keluarga, terdiri dari nasi lauk
pauk dan sayuran. Pasien menyukai makanan pedas. Pasien jarang
mengkonsumsi buah. Sehari-hari pasien tidak membawa bekal ke sekolah,
sehingga saat istirahat pasien terbiasa jajan di lingkungan sekolah. Pasien
cukup banyak mengonsumsi air putih (4-5 gelas/hari). Pasien mengonsumsi
susu 1-2 gelas/hari.
 Pola BAB dan BAK
Pasien BAB 1x sehari dan BAK 3-4x sehari. Pasien tidak mengalami
perubahan pola BAB dan BAK selama sakit.
 Kebersihan dan lingkungan
Rumah pasien termasuk bersih karena bebas polusi, ventilasi dan pencahayaan
cukup. Pasien menggunakan air PDAM untuk keperluan sehari-hari. Pasien
dibiasakan oleh orantua untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah
bermain, namun terkadang pasien lupa melakukannya. Di lingkungan tempat
tinggal tidak ada yang memiliki keluhan serupa.

Kesan: Aktivitas pasien sesuai dengan usia, pola makan cukup baik.
Kebersihan pasien cukup baik.

h. Riwayat Persalinan
• Antenatal Care
- Usia ibu saat hamil 35 tahun
- Kunjungan ANC selama kehamilan dilakukan rutin setiap bulan di dokter
spesialis kandungan.
- Ibu pasien tidak mengalami muntah berlebih (-), bintik-bintik merah (-),
kejang (-), hipertensi (-), diabetes (-), infeksi TORCH (-), ataupun
mengalami cedera saat hamil.
- Ibu pasien sudah mendapat vaksin TT (+) sebelum menikah.
• Natal Care
- Penolong : Dokter spesialis kandungan
- Cara Persalinan : Operasi sesar dengan indikasi ketuban pecah dini,
pada usia kehamilan 38 minggu
- Keadaan bayi : Sehat, kulit kemerahan, menangis kuat, gerak aktif
- BBL : 2.800 gram
- PB : 48 cm
• Post-Natal Care
Ibu rutin membawa anak kontrol ke dokter untuk pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan. Pasien rutin mengikuti program
imunisasi. Imunisasi dilakukan di bidan.

Kesan: Riwayat ANC baik, tidak ada penyakit atau infeksi selama kehamilan.
Persalinan cukup bulan, bayi lahir melalui operasi sesar atas indikasi ketuban
pecah dini, berat bayi lahir cukup, tidak asfiksia. Riwayat post natal care baik.

i. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


1) Pertumbuhan
- Berat lahir : 2.800 gram
- Berat sekarang : 25 kg
- Panjang Badan lahir : 48 cm
- Tinggi Badan : 127 cm
- IMT saat ini : 15,5 kg/m2

Kesan: Sesuai masa kehamilan (SMK), Cukup bulan (CB)


Kesan : TB/U-titik berada di bawah garis Persentile 5, menunjukan tinggi
badan terhadap usia anak adalah pendek (shortness). BB/U-titik berada di
bawah garis Persentile 5, menunjukan berat badan terhadap usia anak adalah
kurang.
Kesan : BMI/U-titik berada di antara garis Persentile 10-25 menunjukan BMI
terhadap usia anak adalah cukup (normal).
2) Perkembangan

Usia Motorik kasar Motorik halus Bahasa Sosial

1 – 3 bulan Tangan dan kaki bergerak Memegang mainan Bereaksi terhadap Menatap wajah ibu
aktif bunyi lonceng
Bisa tersenyum spontan
Mengangkat kepala Bersuara ooo..aaa..
Memandang tangannya
Tertawa/berteriak

4 – 5 bulan Tengkurap-terlentang Mengamati Menoleh ke arah suara Meraih mainan


sendiri

6 – 8 bulan Duduk tanpa berpegangan Mengambil dengan Menirukan kata- Memasukkan makanan ke
tangan kata/mengoceh mulut
Berdiri berpegangan

9-10 bulan Bangkit untuk berdiri Mengambil kubus Berbicara satu kata Melambaikan dan
bertepuk tangan

12 bulan Berjalan berpegangan Menaruh kubus di Berbicara dua kata Menirukan kegiatan
cangkir

14 bulan Berjalan sendiri Mencorat-coret Berbicara 3 kata Menggunakan sendok


garpu

20 bulan Berjalan naik tangga Menyusun menara Kombinasi kata Membuka pakaian
dari kubus

2 tahun Melempar bola Menyusun menara Bicara sebagian Gosok gigi dengan
dari kubus dimengerti bantuan

3 tahun Berdiri 1 kaki 2 detik Menggoyangkan ibu Menyebut 1 warna Mencuci dan
jari mengeringkan tangan,
makan sendiri, minum
dengan cangkir

4 Mampu melompat dan Menggambar benda Bercerita singkat Memakai pakaian


menari dan manusia
Tahun
Naik sepeda roda tiga

5 tahun Menghitung mainan Mengambil makanan


sendiri
Saat ini pasien duduk di kelas 5 SD. Pasien merupakan siswa yang aktif, dapat
mengikuti pelajaran yang diajarkan. dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien juga
dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kesan: Riwayat perkembangan motorik, sosial dan bahasa pasien sesuai dengan
usia.

j. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien menyatakan bahwa anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
• Hepatitis B : 4 kali, umur 0, 2, 3, 4 bulan.
• BCG : 1 kali, umur 2 bulan.
• Polio : 4 kali, umur 0, 2, 3, 4 bulan.
• DPT : 3 kali, umur 2, 3, 4 bulan.
• Campak : 1 kali, umur 9 bulan
Kesan: Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.

k. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayah pasien bekerja sebagai
karyawan swasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Biaya pengobatan
dibayarkan secara mandiri.
Kesan: Keadaan sosial ekonomi cukup baik.

l. Data Perumahan
Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu, dan adik pasien. Pasien dan adik
pasien diasuh oleh kedua orangtua. Rumah pasien tidak berada di lingkungan
yang terlalu padat penduduk. Di lingkungan rumah tidak terdapat pabrik,
pembangunan, atau warga yang berternak.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan di Bangsal G3 anak (24 Desember 2019)
1. Keadaan umum : Sedang, nampak agak lemas
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda vital
- Denyut nadi : 100x/menit, kuat, teratur
- Frekuensi napas : 20x/menit, teratur
- Suhu : 37,8oC
4. Data Antropometri dan Status Gizi
- Berat Badan : 25 kg
- Panjang Badan : 127 cm
- BMI : BB/TB2 = 15,5 kg/m2
5. Status Lokalis
 Kepala
- Ukuran kepala : normocephali
- Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), mata cowong (-)
- Hidung : napas cuping hidung (-), discharge (-), deformitas (-)
- Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (+), tonsil
T0/T0, faring hiperemis (-)
- Telinga : edema (-/-), discharge telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-),
kelainan anatomis (-)
 Leher
Nampak simetris, pembesaran KGB (-), nyeri tekan KGB (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)

 Paru
- Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, ketertinggalan gerak (-),
retraksi dinding dada (-), penggunaan otot bantu napas (-),
jejas (-), ruam rose spot pada dinding dada (-)
- Palpasi : pengembangan dada simetris kanan & kiri, nyeri tekan (-)
- Perkusi : sonor kedua lapang paru
- Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing(-/-)
 Jantung
- Inspeksi : iktus cordis tidak nampak
- Palpasi : iktus cordis teraba di SIC 4 linea midclavicula sinistra
- Perkusi : batas jantung normal, tidak ada pelebaran
- Auskultasi : suara jantung S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
 Abdomen
- Inspeksi : distensi (-), dinding perut setinggi dinding dada, jejas (-),
rose spot (-)
- Auskultasi : bising usus (+), tidak meningkat
- Perkusi : timpani di seluruh regio abdomen, nyeri ketok ginjal (-/-)
- Palpasi : abdomen teraba supel, turgor kulit <2 detik, hepar dan lien
tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), turgor kulit normal
 Ekstremitas
- Atas : Akral teraba hangat, nadi teraba kuat dan reguler, CRT <2
detik, sianosis (-/-), petechiae (-/-), udem (-/-).
- Bawah : Akral teraba hangat, nadi teraba kuat dan reguler, CRT <2
detik, sianosis (-/-), petechiae (-/-), udem (-/-).

IV. RESUME
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun, 1 bulan, diperiksakan ke RS
Bethesda dengan keluhan utama demam. Demam dirasakan sejak kurang lebih
6 hari SMRS. Demam naik turun, dengan suhu yang meningkat terutama
menjelang sore hari. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan, dan
lemas. Pasien sempat mengalami batuk tak berdahak sejak sekitar 3 hari
SMRS. Pada hari masuk rumah sakit, keluhan batuk sudah dirasakan
berkurang, pasien tidak merasa pusing, tidak nyeri perut, mual, dan muntah,
serta tidak memiliki keluhan terkait BAB dan BAK. Untuk keluhan
demamnya pasien sudah berobat ke dokter sebelumnya, dan mendapat obat
diantaranya paracetamol serta antibiotik cefixim, namun belum sembuh.
Diketahui bahwa pasien belum pernah mengalami keluhan serupa, dan pasien
memiliki alergi terhadap obat antalgin. Dari riwayat life style, diketahui
bahwa pasien terbiasa jajan saat di sekolah dan terkadang lupa mencuci tangan
sebelum makan. Dari riwayat keluarga, diketahui bahwa ibu pasien juga
memiliki riwayat alergi obat (golongan sulfa dan ciprofloxacin). Tidak
terdapat anggota keluarga, maupun teman-teman pasien yang sedang sakit
atau memiliki keluhan serupa dengan pasien.
Pada pemeriksaan fisik generalis didapatkan keadaan umum pasien
sedang dan tampak agak lemas, kesadaran compos mentis, suhu tubuh 37,8˚C,
napas 20x/menit, dan nadi 100x/menit. Pada pemeriksaan status lokalis,
didapatkan lidah kotor (+). Hasil pemeriksaan fisik paru, jantung, dan
abdomen dalam batas normal. Tidak terdapat ruam pada kulit, dan tidak
terdapat tanda dehidrasi.

V. DIAGNOSIS BANDING
 Demam Tifoid
 Infeksi Saluran Kemih
 Dengue Fever
 Malaria

VI. PLANNING
 Monitoring KU dan status hidrasi
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan serologi IgM/IgG Salmonella typhii
 Pemeriksaan serologi IgM/IgG Anti Dengue
 Pemeriksaan urinalisa

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan darah lengkap dan serologi Salmonella typhii, tanggal 23
Desember 2019 di RS Bethesda
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 13.4 g/dL 12.0 – 15.0
Leukosit 6.29 Ribu/mmk 4.5 – 13.5
Hitung Jenis
Eosinofil 0.6 (L) % 1-5
Basofil 0.5 % 0-1
Segmen 48.8 % 32-52
neutrofil
Limfosit 40.4 % 18-42
Monosit 9.7 % 2-11
Hematokrit 38.7 (L) % 40.0-54.0
Eritrosit 4.97 Juta/mmk 4.0-5.30
RDW 11.7 % 11.5-14.5
MCV 77.9 (L) fL 80.0-94.0
MCH 27.0 pg 26.0-32.0
MCHC 34.6 g/dL 32.0-36.0
Trombosit 345 Ribu/mmk 150-450
MPV 9.3 fL 7.2-11.1
PDW 9.4 fL 9.0-13.0
Salmonella 10.0 <=2 : Negatif
Typhii IgM
Positif 3 – 5 : Borderline
>=6 : Positif

VIII. DIAGNOSIS KERJA

Demam Tifoid

IX. TATALAKSANA
1. Terapi Cairan
Maintainance : Infus RL, dengan BB = 25 kg
Kebutuhan cairan (Holiday Segar)
Untuk 10 kg pertama = 100 ml/kgBB = 100 x 10 = 1000 ml
Untuk 10 kg kedua = 50 ml/kgBB = 50 x 10 = 500 ml
Untuk 5 kg ketiga = 25ml/kgBB = 25 x 5 = 125 ml
Kebutuhan total cairan anak dengan BB= 25 kg, adalah 1.625 ml/hari
 Hidrasi Peroral: 2/3 kebutuhan cairan= 2/3 x 1.625 = 1083.33 cc
 Hidrasi Per-infus: 1/3 kebutuhan cairan= 1/3 x 1.625 = 541.66 cc
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠
Pemberian Infus : 24 (𝑗𝑎𝑚)𝑥 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
541.6 𝑥 20
Makro  = 7.5 tpm makro (8 tpm)
24 𝑥 60
541.6 𝑥 60
Mikro = 22,5 tpm mikro (23 tpm)
24 𝑥 60

2. Antipiretik
Terapi untuk menangani demam dapat diberikan Paracetamol oral dosis 10-
15 mg / kgBB / sekali pemberian.
Paracetamol untuk BB 25kg= (10-15) mg x 25 kg = 250 – 375 mg / kali
pemberian, setiap 3 – 4 kali/hari.
R/ Paracetamol Syr 120 mg/5 ml lag No.I
S.p.r.n. 4.d.d. cth. 2 ½ (demam)

3. Antibiotik
Dapat diberikan antibiotik ciprofloxacin dengan dosis 15 mg/kgBB/hari
Ciprofloxacin untuk BB 25kg= 15 mg x 25 kg = 375 mg selama 5-7 hari.
Dibagi dalam 2 dosis = 375 : 2 = 187.5 mg/kali
Diberikan ciprofloxacin i.v dengan sediaan 200mg/100ml, 2x/hari
R/ Ciprofloxacin injeksi 200 mg/100 ml vial No. X
S.i.m.m.
ATAU
Ceftriaxon 80 mg/kgBB/hari. Untuk BB 25kg= 80 x 25 = 2000 mg/hari
Pemberian infus IV dalam 60 menit. Sediaan vial 1 gram = 2x1000 mg/hari
R/ Ceftriaxon injeksi 1 g vial No. VI
S.i.m.m.
X. EDUKASI
 Istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berat selama fase
pemulihan.
 Makan makanan bergizi, untuk sementara agar menghindari makanan
berserat tinggi, dan pedas. Makan sebaiknya lebih sering, dapat dimulai
dengan porsi kecil.
 Minum air putih dengan cukup. Cukup minum dapat ditandai dengan BAK
tiap 4-6 jam sekali.
 Memastikan kebersihan dan kematangan makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
 Selalu menerapkan cuci tangan dengan sabun setiap sesudah beraktifitas,
sebelum dan sesudah makan.
 Mencuci bersih peralatan makan yang digunakan
 Apabila kembali mengalami demam yang tidak kunjung turun, muncul
perdarahan, nyeri perut terus menerus, mual muntah tiap makan dan
minum, dan ada penurunan kesadaran segera dibawa ke RS.

XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai