Anda di halaman 1dari 10

TUGAS_PENGENDALIAN PROSES

Rachmahwati NP Rahayu (1141725019)


Syaiful Amin (1141725033)

1. Procces Flow Diagram (PFD) Perancangan Pabrik Hidrogen dari Syngas Batu bara
kapasitas 20.000 ton/tahun

2. Deskripsi Proses
Proses pembuatan gas hidrogen dengan menggunakan bahan baku berupa syngas dari hasil
gasifikasi batu bara yang komposisinya terdiri dari 81% CO, 8,38% CH4, 3,79% H2, 1,05% N2,
5,05% O2. Dari data tersebut didapatkan presentase hidrogen yang sangat kecil yaitu sebesar
3,79%, tetapi menghasilkan presentase Karbon monoksida yang sangat besar yaitu 81% dari
komponen syngas.
Sebelum syngas masuk ke dalam reaktor, terlebih dahulu syngas dipisahkan dari pengotor
seperti CH4 dan O2 Sedangkan gas N2 (gas inert) dan hidrogen (H2) dari syngas akan
diakumulasikan dengan H2 dari water gas shift reaction sebagai produk. Syngas dialirkan
menggunakan Blower ke dalam Refrigerator untuk mendinginkan suhu.
Selanjutnya senyawa yang berada pada fasa gas (CO, H2, N2) diumpankan ke dalam
Separator Drum (SD-01) dan akan terpisah berdasarkan perbedaan fasa. Fasa cair yang terdiri dari
metana CH4 cair dan oksigen O2 cair kemudian dimasukan kedalam tangki penyimpanan (T 01),
dan fasa gas yang terdiri gas (CO, H2, N2) akan berada pada hasil atas karena suhu karbon
monoksida dan gas lainya didalam syngas berada pada suhu rendah -184 ºC, senyawa tersebut
dinaikkan suhunya dengan dilewatkan ke kompresor (C- 01), dari kondisi atmosferis (1 atm)
menjadi 6 atm sehingga suhu keluar kompresor menjadi 261℃. H2, N2 dan CO dilewatkan ke Heat
Exchanger (HE-01) yang berfungsi memanaskan gas tersebut menggunakan steam, yang kemudian
akan diumpankan ke dalam kedalam WGSMR bersama steam (H2O), gas yang tidak ikut bereaksi
seperti N2 yang bersifat inert akan diakumulasikan sebagai produk samping dan gas hidrogen (H2)
dari komponen syngas akan diakumulasikan bersama hasil reaksi didalam reaktor sebagai produk
utama.
Didalam WGSMR terjadi pemisahan gas hidrogen dari gas lainnya karena penggunaan
membran paladium (Pd). Kemudian gas hidrogen akan ditampung didalam tangki penyimpan gas
hidrogen (H2) (T-02) dan hasil seperti karbon dioksida (CO2) dipisahkan dengan gas-gas lainnya
(H2O, CO, N2). Ketiga gas tersebut dialirkan ke Separator Drum (SD-02) untuk pemisahanan dan
selanjutnya menggunakan Pressure Swing Adsorption (PSA) (AD-01) dengan menggunakan
media penyerap BPL Carbon (H2O, CO, N2 harus dalam suhu rendah) sesuai keadaan operasi PSA
. Tekanan diturunkan menggunakan Expander (E-01) dan gas campuran dilewatkan ke dalam Heat
Exchanger (HE-02) untuk menaikan suhu gas campuran menggunakan hot fluid berupa steam yang
diproleh dari unit utilitas. Kemudian gas campuran diumpankan ke kompresor (C-02). Gas
campuran yang terbentuk diumpankan kedalam (AD-01) untuk terjadinya proses penyerapan gas
CO2 dan sebagian kecil CO serta N2, lalu yang tidak terserap didalam BPL Carbon akan terpisah
dari CO2 sebagai hasil atas dari (AD-01) berupa gas campuran CO dan N2 yang akan disimpan
kedalam tangki penyimpanan (T-03).
3. Penguraian kontrol proses

1. Blower (BL-01)
Bahan baku Syngas diperoleh dari pabrik Syngas yang langsung dialirkan melalui pipa
dengan menggunakan Blower 01 (BL-01) ke dalam Refrigerator (RF) untuk menurunkan
temperatur dari suhu 30 ºC menjadi -184 ºC, Sehingga gas oksigen dan gas metana
mencair. Kontrol yang digunakan ialah flow kontrol (FC) dimana massa gas yang
memasuki refrigerator di set untuk menjaga kondisi operasi refrigerator dan juga menjaga
blower agar terkontrol jumlah massa gas yang ditolak.
2. Refrigerator (RF)
Aliran syngas pada refrigerator pada Kondisi operasinya digunakan Temperatur Kontrol
(TC) yang terkoneksikan terhadap valve aliran nitrogen cair yang tersuplai sebagai media
pendingin refrigerator, sehingga temperature refrigator lebih stabil.
3. Blower (BL-02)
Aliran keluaran refrigerator dialirkan kembali dengan blower (BL-02) melalui pipa
menuju Separator Drum (SD-01) aliran di kontrol oleh flow kontrol yang terkoneksi
terhadap valve untuk menjaga kestabilan flow.
4. Separator Drum (SD-01)
Prinsip penggunaan Refrigerator yaitu memisahkan suatu gas didalam campuran pada
kondisi atmosferis berdasarkan perbedaan titik didih. Gas Metana (CH4) yang memiliki
titik didih 160ºC dan oksigen (O2) yang memiliki tidik didih -183ºC akan berada pada fasa
cair apabila suhu didalam refrigerator di setting dibawah titik didih gas tersebut. Sedangkan
gas Karbon monoksida (CO), hidrogen (H2), nitrogen (N2) masing masing memiliki titik
didih -192 ºC,”-252,87 ºC, -212 ºC akan tetap berada pada kondisi gas, kemudian fluida-
fluida tersebut diumpankan ke dalam Separator Drum (SD-01). Kontrol yang digunakan
yaitu Level Kontrol (LC) untuk mengatur tinggi nya fluida cair dalam Separator Drum
yang memisahkan berdasarkan perbedaan fasa. Level kontrol terkoneksi valve yang
menghubungkan sebagai feed untuk pompa (P-01) agar dapat menjaga level separator dan
menjaga pompa dari kavitasi. Fasa cair yang terdiri metana (CH4) cair dan oksigen (O2)
cair akan berada pada hasil bawah yang kemudian dimasukan kedalam tangki penyimpanan
(T 01).
5. Pompa (P-01)
Aliran fluida cair tolak pompa (P-01) diatur kontrol oleh flow kontrol (FC) untuk aliran
menuju tangka penyimpanan (T-01).
6. Kompresor (C-01)
Fasa gas yang terdiri gas karbon monoksida (CO), hidrogen (H2) dan nitrogen (N2) berada
pada hasil atas separator Karena suhu karbon monoksida dan gas lainya didalam syngas
berada pada suhu -184 ºC. Untuk menaikan suhu dari syngas dapat dinaikan tekanannya.
Syngas dilewatkan ke kompresor (C-01), dari kondisi atmosferis (1 atm) menjadi 6 atm
sehingga suhu keluar kompresor menjadi 261 ºC, kontrol yang digunakan yaitu Flow
Kontrol (FC) untuk menjaga tekanan dari banyaknya jumlah fluida yang masuk dan
menjaga agar Heat Exchanger (HE-01) tidak over pressure. Pemilihan tekanan

6 atm ini disesuaikan dengan kondisi operasi reaktor. Kondisi gas yang dilewatkan
kompresor (C-01) tersebut harus dikondisikan isoskhorik (volume tetap) agar pada saat
terjadi kenaikan tekanan volume gas tidak berkurang termasuk fungsi dari flow kontrol.
7. Heat Exchanger (HE-01)
Sebelum gas karbon monoksida masuk kedalam reaktor membran untuk bereaksi dengan
steam, gas karbon monoksida terlebih dahulu harus dinaikkan suhunya terlebih dahulu
untuk menghasilkan konversi reaksi yang diinginkan. Menaikan temperature gas dengan
Heat Exchanger (HE-01) dengan kontrol temperature pada steam masuk , Temperature
kontrol (TC) terkoneksi pada valve steam masuk sebagai penentu jumlah massa steam yang
melewati HE-01. Gas karbon monoksida dilewatkan Heat Exchanger (HE-01) berupa
heater yang berfungsi memanaskan gas-gas tersebut dari suhu 261ºC sampai 450ºC
menggunakan steam yang kemudian akan diumpankan ke dalam kedalam water gas shift
membrane reaktor (WGSMR) yaitu R-01 bersama steam (H2O).

8. Reaktor (R-01)
Didalam water gas shift membrane reaktor (WGSMR) ini terjadi pemisahan gas hidrogen
dari gas lainnya karena penggunaan membran paladium (Pd) sangat selektif untuk
memisahkan gas hidrogen hingga mencapai kemurnian 99,99% (Basile et al., Criscuoliet
al. dan Uemiya et al.,2007). Kemudian gas hidrogen akan ditampung didalam tangki
penyimpan gas hidrogen (H2) (T-02). . Gas karbon dioksida harus dipisahkan dengan gas-
gas lainnya (H2O, CO, N2) karena karbon dioksida (CO2) dapat dijadikan produk samping
yang bernilai ekonomis. Maka produk samping tersebut harus saling dipisahkan, gas-gas
tersebut keluar WGSMR pada suhu 450,46 ºC untuk itu temperatur reaktor dikontrol
dengan Temperature Kontrol (TC) yang dihubungkan dengan valve keluaran menuju
kompresor (C-02).
9. Tangki Penyimpanan (T-02)
Penyimpanan hydrogen dilakukan dengan mengkompresi hydrogen pada tangki (T-02).
Untuk menaikkan tekanan gas dari 6 atm menjadi 450 atm digunakan compressor (C-02),
kontrol yang digunakan ialah pressure kontrol (PC) sebab pada tangki penyimpanan harus
memiliki tekanan yang cukup dan disesuaikan sifat senyawa tersebut agar tetap menjadi
hydrogen cair.
10. Tangki Penyimpanan (T-01)
Pada tangki penyimpanan (T-01) terdapat indikasi dari level tangka digunakan Indicator
Level (LI) untuk mengetahui jumlah atau ketinggian liquid agar dapat melakukan
preventive treatment jika tangka mau penuh.

11. Cooler (CL-01)


Didalam reaktor terjadi kenaikan suhu dikarenakan reaksi yang terjadi bersifat eksotermis
yang berarti reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan
(terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Diketahui
bahwa senyawa harus dalam keadaan cair pada saat memasuki utilitas selanjutnya yakni
Separator Drum (SD-02) sehingga gas tersebut terlebih dahulu dilewatkan menuju Heat
Exchanger untuk menurunkan suhunya dari 450,46 ºC menjadi 148ºC menggunakan cold
fluid berupa dowtherm A, kemudian gas tersebut dilewatkan Heat Exchanger yang disusun
bertingkat berupa Cooler (CL-01) dan Condensor (CD-01) dan kontrol yang digunakan
adalah (TC) sehingga suhu dapat dikendalikan agar senyawa yang dialirkan mendapatkan
suhu yang diinginkan.
12. Condensor (CD-01)

Pada Condensor (CD-01) alat kontrol yang digunakan adalah (TC) sehingga suhu keluaran
dapat diatur dan dijaga sesuai dengan yang diinginkan yakni berada pada fasa cair

13. Tangki Penyimpanan (T 01)


Pada utilitas refrigerator diketahui bahwa Fasa cair yang terdiri metana (CH4) cair dan
oksigen (O2) cair akan berada pada hasil bawah yang kemudian dimasukan kedalam tangki
penyimpanan (T 01). Penyimpanan CH4 dan O2 didalam tangki dikontrol oleh pressure
kontrol (PC) sebab pada tangki penyimpanan harus memiliki tekanan yang cukup dan
disesuaikan sifat senyawa tersebut agar tetap pada fasa cair.

14. Separator Drum (SD-02)

Gas keluaran dari kondensor yakni H2O, CO2 , CO dan N2 yang mana steam atau H2O
harus dipisahkan dari senyawa lainnya menggunakan Separator Drum (SD-02). Pemisahan
ini didasarkan pada perbedaan fasa. Kontrol yang digunakan yaitu Level Kontrol (LC)
untuk mengatur tinggi nya fluida cair dalam Separator Drum yang memisahkan
berdasarkan perbedaan fasa. Level kontrol terkoneksi valve yang menghubungkan sebagai
feed untuk pompa (P-01) agar dapat menjaga level separator dan menjaga pompa dari
kavitasi.
15. Pompa (P-01)

Fasa cair sebagai hasil bawah berupa air (H2O) untuk itu digunakan pompa untuk
Mengalirkan hasil bawah untuk menuju unit Utilitas selanjutnya. Pada pompa dilengkapi
dengan (PC) yang bertujuan untuk mengatur tekanan pada pompa sehingga tekanan aliran
yang dikeluarkan sesuai tidak terlalu tinggi maupun rendah agar menjaga komponen yang
berada dibagian bawah (H2O). jika tekanan terlalu tinggi dikhawatirkan senyawa lain akan
ikut terpisah.

16. Expander (E-01)


Sebelum gas campuran CO2 ,CO , N2 diumpankan kedalam Pressure Swing Adsorption
(AD-01) terlebih dahulu diturunkan suhunnya, untuk menyesuaikan dengan keadaaan
operasi (AD-01) yang beroperasi pada pada tekanan 30 atm dan suhu 30 ºC untuk
menurunkan suhu dari gas dapat diturunkan tekanananya dari 6 atm gas campuran keluar
dari (SD-02) diturunkan menjadi 1 atm menggunakan Expander (E-01) sehingga suhu
keluar Expander berada pada 24,6 ºC dan harus dikondisikan isoskhorik (volume tetap).
kontrol yang digunakan adalah (PC) sehingga gas yang dialirkan berada pada tekanan 6
atm
17. Heat Exchanger (HE-02)
Kemudian gas campuran tersebut dilewatkan ke dalam Heat Exchanger (HE-02) untuk
menaikan suhu gas campuran dari suhu 24,6 ºC menjadi 30 ºC menggunakan hot fluid
berupa steam yang diproleh dari unit utilitas. Kontrol yang digunakan adalah (TC) sehingga
suhu dapat dikendalikan agar senyawa yang dialirkan mendapatkan suhu yang diinginkan
18. Kompresor (C-02)
Kemudian gas campuran diumpankan ke kompresor (C-02) untuk menaikan tekananya dari
1 atm menjadi 30 atm dan harus dikondisikan isothermal (temperatur konstan) agar volume
gas menyusut sehingga volume Pressure Swing Adsorption (AD-01) tidak terlalu besar.
Kontrol yang digunakan adalah (PC) sehingga suhu dapat dikendalikan agar senyawa yang
dialirkan mendapatkan tekanan yang diinginkan.

19. Pressure Swing Adsorption (AD-01)


Pemisahan CO2 dengan gas N2 dan CO, menggunakan (AD-01) dengan menggunakan
media penyerap BPL Carbon yang berbentuk granular yang mampu menyerap semua CO2
dan sebagian kecil CO serta N2, (AD-01) akan dibuat dua karena Pressure Swing
Adsorption yang lainya digunakan ketika BPL Carbon diregerenasi lagi melalui penurunan
tekanan sehingga gas yang terjerap didalam BPL carbon terlepas dari BPL carbon,
sehingga BPL carbon akan dapat digunakan kembali. Gas campuran tersebut diumpankan
kedalam (AD-01) untuk terjadinya proses penyerapan gas CO2 dan sebagian kecil CO serta
N2, lalu yang tidak terserap didalam BPL Carbon akan terpisah dari CO2 sebagai hasil atas
dari (AD-01) berupa gas campuran CO dan N2. Pada bagian atas (AD-01) digunakan
kontrol (PC) untuk mengatur tekanan yang dikeluarkan oleh AD-01 untuk selanjutnya
masuk ke dalam unit ke-2 AD-01, apabila tidak ada (PC) maka dikhawatirkan tekanan
senyawa tidak seragam dan akan memengaruhi proses selanjutnya.
20. Pressure Swing Adsorption (AD-01)
Kemudian digunakan juga (PC) dibagian bawah AD-01 untuk menjaga keluaran senyawa
CO dan N2
21. Pressure Swing Adsorption (AD-01)
Pada unit ke-2 AD-01 digunakan kontrol (PC) untuk mengatur tekanan yang dikeluarkan
oleh AD-01 untuk selanjutnya masuk ke dalam kedalam tangki penyimpanan (T-03)
Kemudian digunakan juga (PC) dibagian bawah AD-01 untuk menjaga keluaran senyawa
CO dan N2.
22. Tangki Penyimpanan (T-03)
Pada tangki (T-03) digunakan pressure kontrol (PC) sebab pada tangki penyimpanan harus
memiliki tekanan yang cukup dan disesuaikan sifat senyawa tersebut agar tetap pada fasa
cair.
23. Compressor (C-04) dan Tangki Penyimpanan (T-04)
Kemudian, CO2 yang terpisah dibagian bawah (AD-01) dialirkan ke compressor (C-04)
Untuk menaikkan tekanan gas dari 30 atm menjadi 400 atm (dikompresi) sehingga menjadi
fasa gas dan dialirkan kedalam tangki penyimpanan (T-04). Control yang digunakan adalah
(PC) sebab pada tangki penyimpanan harus memiliki tekanan yang cukup dan disesuaikan
sifat senyawa tersebut agar tetap pada fasa gas.

Anda mungkin juga menyukai