Jawab : iskemia koronaria, hipoksia jaringan, hipertiroidisme, gangguan elektrolit, stimulasi berlebihan sistem saraf simpatis, anestasi umum, obat-obatan seperti obat antiaritmia yang mengganggu potensial transmembran jantung. 2. Bagaimana mekanisme terjadinya aritmia? Jawab : Aritmia dapat terjadi karena gangguan pembentukan impuls, konduksi atau keduanya. Pembetukan impuls abnormal dapat menimbulkan impuls yang terjadi diluar nodus SA yang menimbulkan impuls ekstrasistol, automacity ini menimbulkan aritmia. Delayed after depolarization muncul setelah suatu potensial aksi yang normal akibat overload Ca2+ ( misal : iskemia miokard) yang menyebabkan pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasmik dan produksi inward current karena pertukaran Na+/Ca2+ Gangguan konduksi impuls dapat disebabkan oleh blok jantung (heart block) dan recentry. Heart block berupa block AV derajat 1, dengan gambaran perpanjangan interval PR, karena perlambatan pada nodus AV. Derajat 2 terjadi karena beberapa impuls tidak dihantarkan ke ventrikel sedangkan derajat 3 terjadi blok konduksi total melalui nodus AV sehingga curah jantung berkurang. Pada aritmia yang diinduksi obat, terjadi pemanjangan QTc yang mendahului terjadinya polimorphic ventricular tachcycardia atau torsade de pointes (TdP) yang dapat bersifat fatal. (misal : quionidin) 3. Sebut dan jelaskan klasifikasi aritmia! Jawab : Kelas Tipe obat Kerja Contoh elektrofisiologi Ia Na+ channel blocker yang Memblok konduksi, Quinidine, juga memblok K+ channel meningkatkan ERP Disopyramide Ib Na+ channel blocker, lebih Memblok konduksi, Lidokain, efektif pada denyutan cepat menurunkan ERP Mexiletine Ic Na+ channel blocker tidak Memblok konduksi, Flecainide, tergantung denyutan tidak berefek atau Encainide meningkatkan ERP II β-adrenoreceptor antagonist Menurunkan Propanolol, Sotalol otomatisasi SA node dan aktivitas simpatik III Obat yang memperpanjang Tidak ada terhadap Bretylium, durasi potensial aksi konduksi Amiodarone, memperlambat Sotalol repolarisasi IV Ca2+ antagonist Memperlambat Verapamil, kecepatan konduksi DIltiazem pada nodus AV
4. Apa tujuan terapi aritmia?
Jawab : Mengembalikan irama jantung ke arah normal Mencegah rekurensi aritmia Menghilangkan konsekuensi hemodinamik akibat aritmia Mengurangi resiko aritmia yang lebih berat seperti fibrilasi ventrikel 5. Uraikan klasifikasi obat antiaritmia beserta perbedaan mekanisme kerja dan contoh obatnya! Jawab : a) Kelas IA Memblok fast sodium channel dan juga pottasium channel sehingga memperlambat fase 1 depolarisasi dan fase 3 depolarisasi pada jaringan ventrikel. Dengan kerja ini dapat menurunkan kecepatan konduksi dan memperpanjang durasi potensial aksi dan periode refraktori ventrikel. Contoh obat : disopiramid b) Kelas IB Memblok Na+ channel dengan afinitas lebih tinggi pada keadaan tidak teraktivasi fan pada pemulihan yang cepat. Contoh obat : lidokain c) Kelas IC Bekerja menghmbat Na+ channel, dengan afinitas lebih besar terhadap keadaan kanal terbuka dan pemulihan yang sangat lambat. Contoh obat : flekainid d) Kelas II Menghambat aktivasi simpatis dari otomisasi dan konduksi jantung, juga memperlambat denyut jantung , kecepatan konduksi nodus AV dan meningkatkan periode refraktori nodus AV Contoh obat : Timolol e) Kelas III Memperpanjang durasi potensial aksi dan periode refraktori ventrikel. Umunya, menghambat pottasium recifier current yang menimbulkan repolarisasi fase 3 potensial aksi. Contoh obat : Satolol f) Kelas IV Mengurangi kecepatan konduksi nodus AV dan meningkatkan periode refraktori nodus AV. Efek terhadap nodus SA dan denyut jantung lebih kecil. Contoh obat : Diltiazem 6. Sebutkan efek samping dari obat antiaritmia berikut ini: a. Kuinidin Jawab : diare. Yang dapat menyebabkan hipokalemia b. Lidokain Jawab : Pada SSP, seperti tremor, parestesia, dan konvulsi. c. Flecainid Jawab : Pening, mata kabur dan nausea d. Beta bloker Jawab : Dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan konduksi AV dan asma bronkiale e. Amiodaron Jawab : Hipotensi, bradikardi dan gangguan tiroid f. Diltiazem Jawab : Konstipasi
7. Jelaskan apa pilihan terapi berbasis EBM untuk:
a. Takikardi Supraventrikular Jawab : Diberikan Adenosin namun memerlukan monitoring. Alternatif lain diberikan verapamil atau metoprolol. b. Aritmia Ventrikel Jawab : Amiodaron dikombinasikan β-Blocker