BERANDA
Desi Kurnia
BERSAMA KITA SUKSES !!!!!! AMIIN
SEARCH
HOME>
MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013
MAKALAH PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KONSEP PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013
POSTED BY : UNKNOWN SELASA, 07 JUNI 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan
inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa’at kelak di
hari kiamat.Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Dasuki,
M.Pd.Iselaku dosen pengampu Mata Kuliah Matematika yang telah membimbing kami.
Kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan didalamnya. Saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis umumnya dan khususnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Definisi Pendekatan Saintifik............................................................
B. Proses Pembelajaran Pendekatan Saintifik.........................................
C. Penerapkan Pendekatan Saintifik Matematikan MI...........................
Bab III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan pergantian kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau scientific
aproach pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian
para pendidik akhir-akhir ini. Yang menjadi latar belakang pentingnya materi ini karena produk
pendidikan dasar dan menengah belum menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis setara
dengan kemampuan anak-anak bangsa lain.
Disadari bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi siswa
agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini memerlukan peningkatan
keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan strategi ini di Indonesia telah melalui
sejarah yang panjang, namun hingga saat ini harapan baik ini belum terwujudkan juga. Balitbang
Depdiknas sejak tahun 1979 telah merintis pengembangan program prestisius ini dalam Proyek
Supervisi dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) di Cianjur, Jawa Barat. Hasil-hasil proyek ini
kemudian direplikasi di sejumlah daerah dan dikembangkan melalui penataran guru ke seluruh
Indonesia. Upaya yang dimulai pada tingkat sekolah dasar ini kemudian mendorong penerapan
pendekatan belajar aktif di tingkat sekolah menengah. Hasil-hasil upaya ini secara bertahap
kemudian diintegrasikan ke dalam Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi tahun 2004, yang dilanjutkan dengan Standar Isi yang lebih dikenal dengan istilah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang
membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,
pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain
sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah
lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah. Dalam proses
pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya banyak peserta didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat di buat rumusan masalah antara lain :
1. Apa definisi pendekatan saintifik?
2. Bagaimana proses pembalajaran pendekatan saintifik?
3. Bagaimana menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran Matematika di MI?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat di buat tujuan antara lain :
1. Mengetahui definisi pendekatan saintifik
2. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran pendekatan saintifik
3. Mengetahui bagaimana menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran Matematika
di MI
BAB II
PEMBAHASAN
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada
saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyara, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam
bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal.
Fungsi Bertanya:
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik
pembelajaran;
b. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri;
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya;
d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan;
e. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar;
f. Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan;
g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok;
h. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul; dan
i. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Kriteria Pertanyaan yang Baik:
a. Singkat dan jelas;
b. Menginspirasi jawaban;
c. Memiliki fokus;
d. Bersifat probing atau divergen;
e. Bersifat validatif atau penguatan;
f. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang;
g. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif;
h. Merangsang proses interaksi.
3. Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang
dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan
pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak
selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.
Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah
asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan
memori.
Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam
referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak
berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau menalar. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara
entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam
ruang dan waktu.
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran Matematika, misalnya, peserta didik harus memahami konsep pecahan dan dapat
menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajarnya: menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu
kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru. Kegiatan
menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama
dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan
hasil kegiatan mengolah informasi.
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan
dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio
kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada
tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan
dilakukan oleh masing-masing individu. Sehingga portofolio yang di basukkan ke dalam file atau
Map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan
yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil
kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan
klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban
yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada
kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.
1. Mengamati
Dalam mata pelajaran Matematika, siswa diminta untuk mengamati dua jenis gambar
bangun datar yang telah disediakan dengan memberi tanggapan terhadap masalah yang diajukan.
2. Menanya
Dalam mata pelajaran Matematika, siswa mengajukan pertanyaan tentang mengapa
gambar tersebut dinamakan bangun datar ?
3. Mengumpulkan Data
Dalam hal ini, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang jenis –
jenis serta sifat – sifat bangun datar. Selain itu siswa menganalis data yang diberikan oleh guru.
Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta
data yang terkumpul
4. Menalar/Mengolah Informasi
Siswa menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai contoh
siswa menyimpulkan bahwa bangun datar terdiri atas beberapa jenis dan tidak sama dengan
bangun ruang meskipun keduanya sama – sama memiliki sisi.
5. Mengomunikasikan
Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun
tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://zoetrianiphysics.blogspot.co.id/2015/06/makalah-model-pembelajaran-pendekatan.html
Related Posts :
0 0 34
Leave a Reply
Subscribe to Posts | Subscribe to Comments
NEXTPREV
Popular Posts
MAKALAH MATEMATIKA TENTANG BILANGAN REAL
MAKALAH Parts of Speech (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah "Bahasa Inggris") Dosen
Pengampu: Dian Nasrul ...
GENERAL REVIEW HADIST Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:”Hadist” Dosen Pengampu : Meril
Qurniawan,S.Pd.I, M.Pd.I ...
Artikel Tentang Peran Kecerdasan Intelektual (IQ) Dan Kecerdasan Emosional (EQ) Pada Anak SD/MI
PERAN KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) DAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) PADA ANAK SD/MI
UNTUK MEMENUHI TUGAS B.INDONESIA SEMESTER 1 ...
Blogger Templates
Blog Archive
▼ 2016
o ▼ Juni
Penelitian Minat Belajar Mengaji Ibu - Ibu
Parts Of Speech
► 2015
Blog Archive
▼ 2016
o ▼ Juni
Parts Of Speech
► 2015
Blogger Templates
Pages
Beranda
Beranda
Blogroll
About
Weekly Post
MAKALAH MATEMATIKA TENTANG BILANGAN REAL
Parts Of Speech
MAKALAH Parts of Speech (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah "Bahasa Inggris") Dosen
Pengampu: Dian Nasrul ...
GENERAL REVIEW HADIST Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:”Hadist” Dosen Pengampu : Meril
Qurniawan,S.Pd.I, M.Pd.I ...
Artikel Tentang Peran Kecerdasan Intelektual (IQ) Dan Kecerdasan Emosional (EQ) Pada Anak
SD/MI
PERAN KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) DAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) PADA ANAK SD/MI
UNTUK MEMENUHI TUGAS B.INDONESIA SEMESTER 1 ...
COPYRIGHT © 2019 - DESI KURNIA
DESI KURNIA - POWERED BY BLOGGER - DESIGNED BY JOHANES DJOGAN