Ending

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Cerpen "Kehendak waktu"

~Ending~

Waktu demi waktu aku lalui, masa demi masa silih berganti, masalah demi masalah telah berhasil aku hadapi. Kisah
persahabatanku berakhir dengan indah bersama ARQADAS SQUAD, lantas bagaimana dengan kisah kasihku? Yaaah
untuk saat ini masih tetap indah dalam rahasia waktu. Kebohongan besarku tetap tertutupi. Hubunganku dan Rafa
berjalan selayaknya sepasang kekasih. Namun satu yang aku akui, waktu tidak pernah memberiku ruang untuk
berhenti berkutat dengan tugas - tugas tuntutan SKS.

Kini hari ulang tahunku, tepat enam hari setelah tahun baru. Harapanku Rafa mama papa dan ARQADAS tidak lupa
akan hari spesialku. Namun harapanku tak dikabulkan sang waktu. Dari pagi tadi hingga kini sudah siang hari, tidak
ada satu pun dari mereka yang mengucapkan selamat ulang tahun untukku.

~~~~~~~~~~ARQADAS Pov~~~~~~~~~~

"Kita masuknya lewat pintu belakang aja!" perintah Liona.

"Kalau Safa ternyata ada di dapurnya gimana?" sahut Rini.

"Yaudah gapapa kita lanjutin aja" Liona kembali berucap.

"Sini majuan dikit, aku yang nyalain lilinnya, biar Fani yang bikin videonya" ujar Rita pada Dina.

"Iya iya, tapi jangan terlalu maju nanti ketahuan sama Safa" sahut Dina yang tengah memegang kue.

"Satu...dua...tiga" hitung Fani.

"Selamat ulang tahun Safa" teriak kami bersamaan.

~~~~~~~~~ARQADAS Pov end~~~~~~~~~


Kini aku tengah berada di dapur, tanpa sengaja aku menoleh kearah pintu. Aku melihat seperti ada Rita diluar sana.
Tapi aku tidak mau terlalu berharap.

"Kayaknya itu Rita deh" pikirku

"Eeh tapi ngapain Rita kesini, udah deh Saf jangan berharap mereka bakal datang" batinku seakan beradu.

Tak lama setelah itu, aku dikejutkan dengan suara teriakan.

"Selamat ulang tahun Safa" teriak mereka bersamaan.

Lagu selamat ualng tahun mereka nyanyikan, aku yang sadar tengah direkam menunjukkan ekspresi terkejut agar
mereka menganggap aku tidak pernah curiga akan kejutan yang akan mereka berikan.

"Sekarang tiup lilinnya Saf!" perintah Rini.

"Iya Saf, tapi berdoa dulu" ujar Dina.

Aku pejamkan mataku dan melantunkan sebuah doa harapan, setelah itu aku tiup lilin yang tengah menyala
dihadapanku. Aku sangat bahagia mendapatkan kejutan dati mereka.

"Selamat ulang tahun ya Safa sayang" ujar Fani.

"Makasih banget ya" ucapku terharu.

"Uuunch selamat ulang tahun ya adeknya abang bola" ujar Liona.

"Makasih ya, calon doinya Revan" jawabku atas ucapan Liona.

"Barakallah Fii Umrik ya sahabatku" ucap Rini.


"Makasih banget ya Rin" sahutku.

"Happy birthday dedek gemez" ujar Fani.

"Thanks banget ya kakak cantik" ucapku penuh senyuman.

"Selamat hari brojol yah kawan baikku" ujar Dina.

"Kamu mah bahasanya kebiasaan, tapi makasih banget ya" sahutku terkekeh geli mendengar ucapan Dita.

Setelah itu kami memutuskan untuk memakan kue itu bersama - sama, selain itu mereka juga memberiku kado
yang isinya sepatu yang selama ini aku inginkan. Selepas itu semua, kami foto bersama untuk mengabadikan
momen yang paling indah itu.

Rafa? Apakah ia tidak merayakan hari ulang tahunku? Yaaah kalian salah jika menganggap begitu. Keesokan
harinya, Rafa mengajakku jalan bersama.

"Hey, selamat ulang tahun ya Saf, maaf aku baru ngucapin sekarang karena aku ingin jadi yang terakhir ngucapin itu
buat kamu, biar cuma aku yang selalu kamu ingat" ucapnya padaku.

"Makasih ya" sahutku dengan senyuman.

"Aku traktir es krim yuk" ajaknya.

"Beneran di traktir kan?" tanyaku memastikan.

"Iya sayang, hitung - hitung hadiah buat kamu" ucapnya yang berhasil membuat pipiku merona.

"Aah, kamu bisa aja. Yaudah ayuk" ajakku.


Kami menghabiskan waktu berdua, memakan es krim dan bercanda ria. Aku sangat bahagia, dihari kelahiranku
semua orang yang aku sayang ada didekatku. Bahkan ribuan bintang tak bisa menggambarkan betapa indahnya
perasaanku kala itu. Aku bersyukur waktu tengah berpihak padaku dan aku yakin ini semua akan menjadi bagian
akhir dari kisahku. Dimana semua indah pada waktunya sesuai dengan kehendak waktu.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai