Anda di halaman 1dari 10

Trauma pada mata

disebabkan benturan langsung atau terkena pinggiran logam

yang tajam,

kerikil atau kaca

Setiap cedera mata berbahaya luka parut/infeksi gangguan penglihata

Ciri-ciri:

1. Nyeri hebat + kejang kelopak mata


2. Luka yang jelas
3. Mata sangat merah meskipun luka tidak kelihatan
4. Gangguan penglihatan total/sebagian
5. Rembesan darah/cairan jernih dari luka
6. Bola mata mungkin menjadi datar

Tindakan
1. baringkan telentang
2. kepala ditopang agar selalu stabil
3. ke-2 bola mata tidak boleh digerakkan
4. mata yang cedera ditutup dg penutup mata atau perban steril lalu dibalut sehingga
kedua mata tidak bergerak
5. bawa korban ke RS dalam posisi telentang dengan kepala ditopang

Trauma Bahan kimia

 asam/basa bahaya
 basa lebih cepat merusak
 penderita sangat kesakitan
Penatalaksanaan

1. tetes mata anestetik


2. irigasi dengan air 15 menit
3. salep mata antibiotik

Benda asing di mata

Debu, pasir atau bulu mata yang terapung di bagian putih mata: keluarkan. Benda asing
melekat pd mata, menembus mata, atau pada bagian mata yg berwarna: jangan dikeluarkan

Gejala: Pandangan kabur, mata, merah nyeri, berair dan tidak

enak Penatalaksanaan

1. Korban dilarang menggosok mata


2. Korban duduk menghadap cahaya
3. Pisahkan kelopak mata atas dan bawah dengan ibu jari dan jari telunjuk
4. Jika benda asing terlihat, bilas dengan irigator atau gelas berisi air
5. Jk benda di bawah kelopak mata, pegang bulu mata & kelopak mata
dibalikkan. Mata dikejapkan dlm air agar benda terbawa keluar
6. Jk tdk berhasil & benda tdk menancap, keluarkan dg kapas basah/ujung
kain bersih yg basah
7. Jgn sentuh yg melekat/ terbenam di dlm bola mata
8. Kedua mata ditutup & dibalut dgn pembalut mata, kirim korban ke RS

Trauma pada mata


Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan
dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan
sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Alat
rumah tangga sering menimbulkan perlukaan atau trauma mata.

Macam-macam bentuk trauma:

1. Fisik atau Mekanik


 Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup
botol tidak dengan alat, ketapel.
 Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan.
 Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang
peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya peluru senapan angin, dan peluru
karet.

2. Khemis
Trauma Khemis basa misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih
lantai, kapur, lem (perekat). trauma khemis asam, misalnya cuka, bahan
asam-asam dilaboratorium, gas airmata.

3. Fisis

 Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari.
 Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi.

Gejala

Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya
trauma.

 Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai


tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang
tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun
contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya
potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak
beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.
 Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan
penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola
mata, terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf
penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan menetap.
 Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat
daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar
airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi
trauma basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan
jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan.

Penanganan

Penderita secepatnya harus dikirim ke RS yang ada dokter spesialis mata.


Sebaiknya jangan lebih dari 6 jam setelah terjadi trauma untuk menghindari
terjadinya infeksi.
 Trauma tumpul cukup dibebat dengan plester, jika ada beri salep
mata antibiotik
 Trauma tajam dengan perlukaan dimata jangan memberi
pengobatan dalam bentuk apapun. Sebaiknya mata dibebat dengan
plester. Pada umumnya perlu dilakukan operasi segera dengan
pembiusan umum maka penderita langsung dipuasakan.
 Trauma Khemis baik asam maupun basa sebaiknya secepatnya
diguyur dengan air mengalir sebanyak-banyaknya kemudian diberi
salep mata dan dibebat dengan plester secepatnya dikirm ke RS
yang ada dokter spesialis mata.

1. MAKALAH KMB I TRAUMA PADA MATA Disusun Oleh: 1. Risky Agustina 2. M.


Risky Hidayat 3. Fanny Violita 4. Haris Munandar 5. Susi 6. Jaiz Fauzirahman 7.
Rahmadani DINAS KESEHATAN PEMKAB KOTAWARINGIN TIMURAKADEMI
KEPERAWATAN PEMKAB KOTAWARINGIN TIMUR Jalan batu berlian no. 11
Sampit kode pos: 74322

 2. Bab IPendahuluan A. Latar belakang masalah Trauma mekanik pada mata sering
menyebabkan kebutaan unilateral pada anak-anak dan orang Dewasa muda. Pada
kelompok inilah trauma pada mata sering terjadi(50%) yaitu umur kurang dari 18 tahun
(di USA). Meskipun mata telah mendapatperlindungan dari rongga orbita, rima orbita,
alis, tulang pipi dan Hidung, lemak orbita,reflex mengedip, bulu mata, sekresi kelenjar
kelopak mata dan konjungtiva, Juga dengantelah dibuatnya macam-macam alat untuk
melindungi mata, tetapi frekwensi Kecelakaanmasih tinggi. Terlebih - lebih dengan
bertambah banyaknya kawasan industri, Kecelakaanakibat pekerjaan bertambah banyak
pula, juga dengan bertambah ramainya lalu Lintas,kecelakaan di jalan raya bertambah
pula, belum terhitung kecelakaan akibat perkelahian,Yang juga mengenai mata. Pada
anak-anak kecelakaan mata biasanya terjadi akibat mainPanahan, ketepel, senapan angin
atau akibat lemparan, tusukan dari gagang mainan.Sebaiknya bila ada trauma mekanik
mata segera dilakukan pemeriksaan dan pertolongankarena Kemungkinan fungsi
penglihatan masih dapat dipertahankan. B. Rumusan masalah Seperti yang disinggung di
latar belakang, kita dapat rumuskan: 1. Apa penyebab trauma mata? 2. Bagaimana trauma
pada mata dapat terjadi? 3. Penanganan pada pasien dengan trauma pada mata? C. Tujuan
penulisan Dapat diketahui tujuan penulisan makalah ini. 1. Menjelaskan definisi, etiologi,
serta patofisiologi trauma mata 2. Memberikan pengetahuan tentang trauma pada mata 3.
Memberikan diagnose keperawatan yang biasa pada pasien dengan trauma pada mata D.
Manfaat penulisan Manfaat yang akan didapat dengan makalah ini. 1. Menambah
wawasan baru tentang trauma mata 2. Mengedukasi cara penangan-penanganan pasien
dengan trauma mata. 3. Asuhan keperawatan yang diberikan khusus untuk perawat
maupun mahasiswa keperawatan.
 3. BAB IIPEMBAHASANA. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATASecara garis besar
anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untukringkasnya fisiologi
mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari:1) PalpebraDari
luar ke dalam terdiri dari: kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia
dankonjungtiva.Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai
jendela memberijalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan
melicinkan permukaan bolamata.2) Rongga mataMerupakan suatu rongga yang dibatasi
oleh dinding dan berbentuk sebagai piramidakwadrilateral dengan puncaknya kearah
foramen optikum. Sebagian besar dari rongga inidiisi oleh lemak, yang merupakan
bantalan dari bola mata dan alat tubuh yang berada didalamnya seperti: urat saraf, otot-
otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluhdarah Gambar Anatomi Mata3)
Bola mataMenurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
Otot-otot penggerak bola mata
 4. Dinding bola mata yang teriri dari: sclera dan kornea. Kornea kecuali sebagai dinding
juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar. Isi bola mata, yang terdiri atas
macam-macam bagian dengan fungsinya masing- masing4) Sistem kelenjar bola
mataTerbagi menjadi dua bagian: Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air
mata Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke dalam
rongga hidungB. DEFINISITrauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang
menimbulkan perlukaan mata.Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan
dapat juga sebagai kasus polisi.Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat
atau menimbulkan kebutaanbahkan kehilangan mata. Alat rumah tangga sering
menimbulkan perlukaan atau traumamata.Macam-macam bentuk trauma: Fisik atau
Mekanik 1. Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock,
membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel. 2. Trauma Tajam, misalnya pisau dapur,
gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan. 3. Trauma Peluru, merupakan kombinasi
antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola
mata. Misalnya peluru senapan angin, dan peluru karet. Khemis 1. Trauma Khemis basa,
misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem (perekat). 2. cuka, bahan
asam-asam dilaboratorium, gas airmata. Fisis 1. Trauma termal, misalnya panas api,
listrik, sinar las, sinar matahari. 2. Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi
pekerja radiologi
 5. C. ETIOLOGIGejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan
ringannya trauma. Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai
tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak
beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari
tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak
beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman. Trauma tumpul dapat
menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan sementara sampai berat,
yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai
terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan menetap. Trauma Khemis
asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma khemis basa. Mata
nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita nampak sangat
kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan
mata/ kornea secara perlahan-lahan. Trauma Mekanik 1. Gangguan molekuler. Dengan
adanya perubahan patologi akan menyebabkan kromatolisis sel. 2. Reaksi Pembuluh
darah. Reaksi pembuluh darah ini berupa vasoparalisa sehingga aliran darah menjadi
lambat, sel endotel rusak, cairan keluar dari pembuluh darah maka terjadi edema. 3.
Reaksi Jaringan. Reaksi Jaringan ini biasanya berupa robekan pada cornea, sclera dan
sebagainya.D. TANDA DAN GEJALA1. Tajam penglihatan yang menurun2. Tekanan
bola mata rndah3. Bilikmata dangkal4. Bentuk dan letak pupil berubah5. Terlihat adanya
ruptur pada corneaatau sclera6. Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata
iris,lensa,badan kaca atau retina7. Kunjungtiva kemotis
 6. E. PHATOFISIOLOGITrauma pada mata dapat mengenai organ mata dari yang
terdepan sampai yang terdalam.Trauma tembus bola mata bisa mengenai :1)
PalpebraMengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis
dapatmenyebabkan suatu ptosis yang permanen2) Saluran LakrimalisDapat merusak
sistem pengaliran air mata dai pungtum lakrimalis sampai ke ronggahidung. Hal ini dapat
menyeabkan kekurangan air mata.3) CongjungtivaDapat merusak dan ruptur pembuluh
darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva4) SkleraBila ada luka tembus pada
sklera dapat menyebabkan penurunan tekana bola mata dankamera okuli jadi dangkal
(obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringanbola mata, bola mata
menjadi injury.5) KorneaBila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan
karena fungsi korneasebagai media refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea
menyebabkan iris prolaps,korpusvitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal ini dapat
menurunkan visus6) LensaBila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada
retina sehingga menurunkan dayarefraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena
daya akomodasi tisak adekuat.7) IrisBila ada trauma akan robekan pada akar iris
(iridodialisis), sehingga pupil agak kepinggirletaknya, pada pemeriksaan biasa teerdapat
warna gelap selain pada pupil, tetapi juga padadasar iris tempat iridodialisis.8) PupilBila
ada trauma akan menyebabkan melemahnya otot-otot sfinter pupil sehingga
pupilmenjadi midriasis
 7. 9) RetinaDapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga
badan kaca,hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan kaca
bisa juga terioblaina retina.A. KOMPLIKASIa) Galukoma sekunder, di sebabkan oleh
adanya penyumbatan oleh darah pada sudutkamera okuli anterior.b) Imhibisi kornea,
yaitu masuknya darah yang terurai ke dalam lamel-lamel kornea,sehingga kornea
menjadi berwarna kuning tengguli dan visus sangat menurun.B. MANIFESTASI
KLINISHematoma palpebraAdanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang
ringan, tetapi bila terjadi padakedua mata , hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis
kranii. Penanganan: Kompresdingin 3 kali sehari.Ruptura korneaKornea pecah, bila
daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris, merupakan suatukeadaan yang
gawat dan memerlukan operasi segera.
 8. Ruptura membran descementDi tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-
kelok pada kornea, yangsebenarnya adalah lipatan membran descement, visus sangat
menurun dan kornea sulitmenjadi jernih kembali. Penanganan: Pemberian obat-obatan yang
membantumenghentikan perdarahan dan tetes mata kortisolHifemaPerdarahan dalam
kamera okuli anterior, yang berasal dari pembuluh darah iris ataukorpus siliaris, biasanya di
sertai odema kornea dan endapan di bawah kornea, hal inimerupakan suatu keadaan yang
serius. Pembagian hifema: a. Hifema primer, timbul segera oleh karena adanya trauma. b.
Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.Hifema ringan tidak
mengganggu visus, tetapi apabila sangat hebat akan mempengaruhivisus karena adanya
peningkatan tekanan intra okuler. Penanganan: Istirahat, dan apabilakarena peningkatan
tekanan intra okuli yang di sertai dengan glaukoma maka perlu adanyaoperasi segera
dengan di lakukannya parasintesis yaitu membuat insisi pada kornea dekatlimbus, kemudian
di beri salep mata antibiotik dan di
tutup dengan verband.Iridoparese-iridoplegiaAdalah adanya kelumpuhan pada otot pupil
sehingga terjadi midriasis. Penanganan:Berikan pilokarpin, apabila dengan pemberian yang
sampai berbulan-bulan tetap midriasismaka telah terjadi iridoplegia yang
iriversibel.IridodialisisIalah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya, pupil
menjadi tdak bula dan disebut dengan pseudopupil. Penanganan: Bila tidak ada keluhan
tidak perlu di lakukan apa-apa, tetapi jika ada maka perlu adanya operasi untuk memfixasi
iris yang lepas.IrideremiaIalah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan. Penanganan
secara konservatif adalahdengan memberikan kacamata untuk mengurangi
silau.Subluksasio lentis- luksasio lentisLuksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke
belakang. Jika ke depan akanmenimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan
menimbulkan afakia. Bila terjadigaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika
terjadi afakia pengobatan dilakukan secara konservatif.Hemoragia pada korpus
vitreumPerdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare, kare na bnayak terdapat eritrosit
padakorpus siliare, visus akan sangat menurun.GlaukomaDisebabkan oleh kare na robekan
trabekulum pada sudut kamera okuli anterior, yang disebut “traumatic angle” yang
menyebabkan gangguan aliran akquos humour.
 9. Penanganan di lakukan secara operatif.Ruptura skleraMenimbulkan penurunan teknan
intra okuler. Perlu adanya tindakan operatif segera.Ruptura retinaMenyebabkan
timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan, harus di lakukanoperasi.C.
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan RadiologiPemeriksaan radiology pada
trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa,terutama bila ada benda
asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk menentukan letaknya,dengan pemeriksaan
ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa,retina.Pemeriksaan
“Computed Tomography” (CT)Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan
dapat dibuat “scanning” dari organtersebut.Pengukuran tekanan IOL dengan tonography:
mengkaji nilai normal tekanan bola mata(normal 12-25 mmHg).Pengkajian dengan
menggunakan optalmoskop: mengkaji struktur internal dari okuler,papiledema, retina
hemoragi.Pemeriksaan Laboratorium, seperti :.SDP, leukosit , kemungkinan adanya
infeksi sekunder.Pemeriksaan kultur. Untuk mengetahui jenis kumannya.g. Kalau perlu
pemeriksaan tonometri Schiotz, perimetri, gonioskopi, dan tonografi,maupun funduskopi
(Ilyas, S., 2000)D. PENATALAKSANAANBila terlihat salah satu tanda diatas atau
dicurigai adanya perforasi bola mata, makasecepatnya dilakukan pemberian antibiotik
topical, mata ditutup, dan segera dikirimkepada dokter mata untuk dilakukan
pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada bendaasing yang masuk ke dalam mata
dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembusbola mata selamanya diberikan
antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakanuntuk kegiatan pembdahan.
Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlupenenang. Trauma tembus
dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata.Benda asing didalam bola
mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim kedokter mata. Benda asing
yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakanmagnet raksasa. Benda
yang tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yangdapat timbul karena
terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis,panoftalmitis, ablasi retina,
perdarahan intraokular dan ftisis bulbi.
 10. E. ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN Aktivitas dan istirahatPerubahan
dalam pola aktivitas sehari-hari/ hobi di karenakan adanya penurunan daya/kemampuan
penglihatan. Makan dan minumMungkin juga terjadi mual dan muntah kibat dari
peningkatan tekanan intraokuler. NeurosensoriAdanya distorsi penglihatan, silau bila terkena
cahaya, kesulitan dalam melakukan adaptasi(dari terang ke gelap/ memfokuskan
penglihatan).Pandangan kabur, halo, penggunaan kacamata tidak membantu
penglihatan.Peningkatan pengeluaran air mata. Nyeri dan kenyamananRasa tidak nyaman
pada mata, kelelahan mata.Tiba-toba dan nyeri yang menetap di sekitar mata, nyeri kepala.
KeamananPenyakit mata, trauma, diabetes, tumor, kesulitan/ penglihatan menurun.
Pemeriksaan penunjangKartu snellen: pemeriksaan penglihatan dan penglihatan sentral
mungkin mengalamipenurunan akibat dari kerusakan kornea, vitreous atau kerusakan pada
sistem suplaiuntuk retina.Luas lapang pandang: mengalami penurunan akibat dari tumor/
massa, trauma, artericerebral yang patologis atau karena adanya kerusakan jaringan
pembuluh darah akibattrauma.2. DIAGNOSA, INTERVENSI, RASIONALISASINo.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI1. Nyeri akut Nyeri berkurang atau
Lakukan Tindakan tindakan penghilangan
 11. berhubungan hilang. penghilangan nyeri yang nondengan nyeri yang non invasif
danimflamasi Kriteria hasil : Klien invasif dan non nonfarmakologi farmakologi,
memungkinkanpada kornea akan : seperti berikut klien untukatau memperoleh
Melaporkanpeningkatan penurunan nyeri 1. Posisi : rasa kontroltekanan progresif dan
Tinggikan terhadap nyeri.intraokular. penghilangan bagian kepala nyeri setelah tempat
tidur, Klien intervensi. berubah-ubah kebanyakan Klien tidak antara mempunyai
gelisah. berbaring pada pengetahuan punggung dan yang mendalam pada sisi yang
tentang tidak sakit. nyerinya dan 2. Distraksi tindakan 3. Latihan penghilangan relaksasi
nyeri yang efektif. Bantu klien dalam Untuk beberapa mengidentifikasi klien terapi
tindakan farmakologi penghilangan diperlukan nyeri yang untuk efektif. memberikan
penghilangan Berikan nyeri yang dukungan efektif. tindakan Tanda ini penghilangan
menunjukkan nyeri dengan peningkatan analgesik yang tekanan diresepkan. intraokular
atau komplikasi lain. Beritahu dokter jika nyeri tidak hilang setelah 1/2 jam pemberian
obat, jika nyeri bertambah.
 12. 2. Risiko tinggi Tidak terjadi infeksi. Tingkatkan Nutrisi dan infeksi penyembuhan
hidrasi yang berhubungan Kriteria hasil : Klien luka : optimal akan : meningkatkan
dengan 1. Berikan kesehatan peningkatan dorongan untuk secara Menunjukkan
kerentanan penyembuhan mengikuti diet keseluruhan, sekunder tanpa gejala yang
seimbang yang terhadap infeksi. dan asupan meningkatkan interupsi Nilai cairan yang
penyembuhan permukaan Labotratorium : adekuat. luka SDP normal, 2. Instruksikan
pembedahan. tubuh. kultur negatif. klien untuk Memakai tetap menutup pelindung
mata mata sampai meningkatkan diberitahukan penyembuhan untuk dilepas. dengan
menurunkan Gunakan tehnik kekuatan iritasi. aseptik untuk meneteskan Tehnik aseptik
tetes mata : meminimalkan masuknya Cuci tangan sebelum mikroorganisme memulai.
dan mengurangi risiko infeksi. 1. Pegang alat penetes agak Drainase jauh dari mata.
abnormal 2. Ketika memerlukan meneteskan, evaluasi medis hindari kontak dan antara
mata, kemungkinan tetesan dan alat memulai penetes. penanganan 3. Ajarkan tehnik
farmakologi. ini kepada klien Mengurangi dan anggota reaksi radang, keluarganya.
dengan steroid dan Beritahu dokter menghalangi tentang semua hidupnya drainase
yang bakteri, dengan terlihat antibiotika.
 13. mencurigakan. Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian antibiotika dan
steroid..3. Gangguan Tentukan Hasil yang diharapkan ketajaman Sensori / kriteria
evaluasi – penglihatan, Perseptual : pasien akan : catat apakah Penglihatan satu atau
kedua b/d mata terlibat. Meningkatkan gangguan ketajaman penglihatan Orientasikan
penerimaan dalam batas situasi pasien terhadap sensori / individu. lingkungan, staf, status
organ orang lain di indera. Mengenal gangguan areanya. sensori dan Observasi tanda
Lingkungan berkompensasi – tanda dan secara gejala-gejala terhadap perubahan.
terapetik disorientasi: dibatasi. Mengidentifikasi / pertahankan memperbaiki potensial
pagar tempat bahaya dalam tidur sampai lingkungan. benar-benar sembuh dari anestasia.
Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering, dorong orang
tedekat tinggal dengan pasien. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan
iritasi mata dimanan dapat terjadi
 14. bila menggunakan tetes mata.4. Kurangnya Tujuan: Jelaskan kembali pengetahuan
tentang keadaan (perawatan) Pasien dan keluarga pasien, rencana memiliki pengetahuan
perawatan dan berhubungan yang memadai tentang prosedur dengan tindakan yang
perawatan. keterbatasab akan di lakukan. informasi. Jelaskan pada pasien agar tidak
menggunakan obat tets mata secara senbarangan. Anjurkan pada pasien gara tidak
membaca terlebih dahulu, “mengedan”, “buang ingus”, bersin atau merokok. Anjurkan
pada pasien untuk tidur dengan meunggunakan punggung, mengtur cahaya lampu tidur.
Observasi kemampuan pasien dalam melakukan tindakan sesuai dengan anjuran petugas

Anda mungkin juga menyukai