Anda di halaman 1dari 3

Pendahulan

Seorang dokter pasti akan dihadapkan pada kasus kematian dalam melaksanakan
profesinya, baik kematian wajar maupun kematian tidak wajar. Pada kasus kematian tidak
wajar, dokter atas permintaan penyidik menentukan apakah korban masih hidup ataukah
sudah mati, pada korban yang masih hidup dapat secepatnya mendapakan perawatan
sedangakan pada orang mati perlu ditentukan perkiraan saat kematiannya.

Tanatologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada


tubuh seseorsang yang telah meninggal. Pengetahuan ini berguna untuk:

 Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.


 Menentukan berapa lama seseorang telah meninggal.
 Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainana-kelainan yang
terjadi pada waktu koban masih hidup.

Seseorang dikatakan meninggal, apabila faal pernapasan dan system peredaran darah
berhenti secara lengkap dan permanen. Dengan bertambahnya maju ilmu kedokteran, maka
penentuan seseorang telah meninggal menjadi sulit. Oleh karena itu pada tahun 1969 telah
dicetuskan Declaration Of Sidney yang isinya antara lain:

 Penentuan seseorang telah meninggal harus berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan
bila perlu dibantu dengan pemeriksaan laboratoris.
 Apabila hendak dilakukan transpalasi jaringan, maka penentuan bahwa seseorang
telah meninggal harus dilakukan dua dokter atau lebih, dan dokter ini bukanlah dokter
yang akan mengerjakan transplantasi nanti.

Mati mempunyai dua stadium:

a) Somatic death atau systemic death atau clinical death.


b) Cellular death atau molecular death.

Dalam stadium somatic death fungsi pernaasan dan peredaran darah telah berhenti,
sehingga terjadi anoksia yang lengkap dan menyeluruh dalam jairngna-jaring. Akibatnya
proses aerobic dalam sel-sel berhenti, sedangkan proses anaerobic masih berlangsung.
Beberapa jaringan masih dapat hidup terus selama beberapa waktu misalnya:

 Sel-sel saraf masih hidup selama 5 menit setelah orang meninggal.


 Jaringan otot dalam waktu 3 jam setelah orang meninggal masih dapat dirangsang
secara mekanik maupun elektrik.
 Pemberian atropine dalam waktu 4 jam setalh orang meninggal masih dapat
menimbulkan midriasis.

Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death ialah:

 Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.


 Berhentinya pernapasan.
 Berhentinya denyut nadi dan peredaran darah.

Dalam stadium cellular death baru timbul tanda-tanda kematian pasti, yaitu:

a) Menurunnya suhu mayat (Argor Mortis).


b) Timbulnya lebam mayat (Livor Mortis).
c) Terjadi kaku mayat (Rigor Mortis).
d) Perubahan pada kulit.
e) Perubahan pada mata.
f) Proses pembusukan dan kadang-kadang ada proses mummifikasi dan adipocere.

Somatic Death

Hilangnya sensibilitas dapat dipastikan dengan Electro Enchephalograpy. Berhentinya


pernapasan dapat diperiksa dengan cara:

 Auscultatior: dengan stetoskop didaerah larynx dan didengarkan terus menerus


selama 5 menit sampai 10 menit.
 Tes dari Winslow: gelas berisi air diletakan di daerah epigastrium, bila permukaan air
bergerak, berarti korban masih hidup.
 Dengan meletakan sebuah cermin didepan hidung dan mulut, bila cermin menjadi
buram, berarti korban masih bernapas (Mirror Test).

Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah diperiksa dengan cara:

 Auscultatoir dengan stetoskop pada daerah precordial dan didengarkan terus menerus
selama 5 menit sampai 10 menit.
 Test Magnus: jari tangan diikat dengan seutas tali sedemikian rupa sehingga aliran
darah venous tidak ada, tetapi aliran darah arterial masih ada, maka distal dari ikatan
akan mengalami bendungan dan tampak cyanotic, sedangkan pada daerah ikatan
tampak pucat. Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan warna, berarti peredaran darah
sudah tidak ada.
 Test dari ICARD, yaitu dengan menyuntikan sub cutan larutan icard, yang terdiri dari:
 Fluorescin 1 gram
 Na Bicarbonas 1 gram
 Aquadest ad 8 cc

Bila circulasi masih ada, maka daerah sekitar suntukan akan berwarna kuning kehijauan.

a) Arteri Radialis diincisi. Bila sirkulasi masih ada, maka darah akan keluar secara
pulsatif.

Mati Suri (Apparent death)

Dalam stadium somatic death perlu diketahui suatu keadaan yang dikenal dengan
istilah mati suri atau Apparent death. Mati suri ini terjadi karena proses vital dalam tubuh
menurun sampai taraf minimum untuk kehidupan, sehingga secara klinis sama dengan orang
mati.

Mati suri dapat ditemukan pad korban yang:

 Terkena aliran listrik atau petir


 Kedinginan.
 Tenggelam.
 Mengalami anestesi yang mendalam
 Mengalami acute heart failure.
 Mengalami neonatal anoksia
 Menderita catalepsy.

Apabila korban yang mengalami mati suri ini diberi pertolongan yang baik serta pada saat
yang tepat pula, maka dia akan hidup kembali.

Anda mungkin juga menyukai