Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan usaha-usaha pemerintah meningkatkan Tax ratio,
sejak tahun 2001 pemerintah telah melakukan berbagai kergiatan untuk
ekstentifikasi dibidang perpajakan. Selain melalui kegiatan Canvassing,
upaya ekstentifikasi juga dilakukan DJP dengan cara memaksa Wajib
Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP secara sistem, misalnya
kewajiban memiliki NPWP sebagai syarat dalam permohonan kredit
perbankan bagi wajib pajak orang pribadi.
Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan
perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa
diberlakukan progresif, proporsional atau regresif.
UU No. 7 tahun 1984 tentag Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1
Januari 1984. UU ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan
terakhir kali diubah dengan UU No. 36 tahun 2008.
UU Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan pajak atas
penghasilan yang diterima orang pribadi atau badan.
UU PPh mengatur subjek pajak, objek pajak, serta cara menghitung
dan cara melunasi pajak yang terutang. UU PPh juga memberikan fasilitas
kemudahan dan keringanan baji wajib pajak dalam melaksanakan
kewaiban perpajakan.
UU PPh menganut asas Materiil, artinya penentuan mengenai pajak
yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.

1
B. Rumusan Masalah
 Apa definisi pegawai tetap ?
 Bagaimana cara menghitung pajak penghasilan untuk pegawai
tetap ?
 Bagaimana cara menghitung PPh 21 yang kewajiban sejak awal
tahun dan dipertengahan tahun ?
 Bagaimana cara menghitung PPh 21 yang penghasilannya
digabung dengan bulan setiap perhitungan ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa/i mengenai
Pajak penghasilan beserta bagian-bagian didalamnya dan mampu
menghitung pajak sesuai tata cara perhitungan dengan benar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegawai Tetap

Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh


penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan
komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja
berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima
atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.

Dalam pengertian pegawai tetap termasuk juga antara lain :


 Karyawan dengan status Outsourching atau karyawan kontrak
 Guru Wiyata Bakti
 Pegawai honorer di Pemerintah (selain PNS)
Dengan syarat yang bersangkutan bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu
jangka waktu tertentu dan menerima atau memperoleh penghasilan dalam
jumlah tertentu secara teratur.

Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak


untuk setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi
dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena
Pajak.

B. Cara Menghitung Pajak Penghasilan PPh 21

Untuk menghitung pajak penghasilan Pph 21 langkah-langkahnya adalah


sebagai berikut:

1. Hitung penghasilan bruto Anda dalam setahun, seperti gaji pokok


ditambah dengan tunjangan-tunjangan lainnya.
2. Hitung Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), sesuai dengan status
Anda.

3
3. Hitung pengurang lainnya seperti : Tunjangan Biaya Jabatan 5% &
IuranPensiun 5% dari penghasilan bruto, catatan: Tunjangan Biaya
Jabatan Maksimal Rp. 6 juta per tahun, dan Tunjangan Iuran Pensiun
maksimal 2,4 juta per tahun.
4. Hitung Penghasilan netto Anda : Penghasilan Bruto – PTKP – Iuran
Jabatan & Pensiun.
5. Kalikan Penghasilan Netto dengan tarif Pajak Penghasilan yang
berlaku.

Contoh 1:

Tuan XYZ pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT ABC dengan
memperoleh gaji sebulan Rp6.000.000,00 dan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 100.000,00. Tuan XYZ menikah tetapi belum mempunyai
anak.Pada bulan Januari penghasilan XYZ dari PT ABC hanya dari gaji.

Gaji Rp6.000.000,00

Pengurangan :

1. Biaya jabatan:

5% x Rp 6.000.000,00 = Rp500.000,00

2. luran Pensiun Rp100.000,00

----------------------

Rp 600.000,00

--------------------

Penghasilan neto sebulan Rp5.400.000,00

4
Penghasilan neto setahun

12 x Rp 5.400.000,00 Rp64.800.000,00

PTKP

- untuk wajib pajak Rp54.000.000,00

- tambahan karena menikah Rp 4.500.000,00

--------------------

Rp58.500.000,00

--------------------

Penghasilan Kena Pajak Rp6.300.000,00

PPh Pasal 21 setahun

5% x Rp6.300.000,00 = Rp315.000,00

PPh Pasal 21 sebulan

Rp315.000,00: 12 = Rp26.250,00

PPH 21 yang dibayar perbulan adalah sebesar Rp.26.250,00.

Contoh di atas berlaku bagi pegawai yang telah memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP). Apabila pegawai yang bersangkutan belum
mempunyai NPWP, maka jumlah PPh 21 yang harus dipotong pada bulan
Juli adalah sebesar: 120% x Rp 26.250,00 = Rp 31.500,00

5
C. Perhitungan PPh 21 yang Kewajiban Sejak Awal dan Dipertengahan
Tahun

Contoh perhitungan pph 21 sejak awal tahun dan berhenti ditengah


tahun:
Tuan XYZ bekerja pada PT ABC sebagai pegawai tetap sejak 1 Januari
2016. Pada bulan Juli Tn XYZ berhenti bekerja.Tuan XYZ menikah tetapi
belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp 18.000.000,00 dan
iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp 150.000,00. Berapakah
pph 21 Tn XYZ yang dipotong PT ABC selama tahun 2016?

Penghitungan PPh Pasal 21 tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Gaji sebulan = Rp 18.000.000,00

Pengurangan :

1. Biaya Jabatan = 5% x Rp 18.000.000,00 (maks 500.000) = Rp


500.000,00
2. Iuran Pensiun = Rp 150.000,00
Total pengurangan = Rp 650.000,00

Penghasilan neto sebulan = Rp 18.000.000,00 - Rp 650.000,00 = Rp


17.350.000,00

Penghasilan neto setahun = 6 x Rp17.350.000,00 = Rp 104.100.000,00

6
PTKP :

1. Untuk WP sendiri = Rp 54.000.000,00


2. Tambahan WP kawin = Rp 4.500.000,00
Total PTKP = Rp 58.500.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun = Rp 104.100.000,00 - Rp 58.500.000,00


= Rp 45.600.000,00

PPh Pasal 21 terutang = 5% x Rp45.600.000,00 = Rp 2.280.000,00

PPh Pasal 21 sebulan = Rp 2.280.000 : 6 = Rp 380.000,00

PPh Pasal 21 yang dibayarkan oleh Tuan XYZ selama tahun 2016 adalah 6
bulan dikali Rp.380.000= Rp. 2.280.000

Contoh perhitungan pph 21 dipertengahan tahun:

Tuan XYZ bekerja pada PT ABC sebagai pegawai tetap sejak 1 September
2016.Tuan XYZ menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah
sebesar Rp 18.000.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan
sebesar Rp 150.000,00.

7
Penghitungan PPh Pasal 21 tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Gaji sebulan = Rp 18.000.000,00

Pengurangan :

1. Biaya Jabatan = 5% x Rp 18.000.000,00 (maks 500.000) = Rp


500.000,00
2. Iuran Pensiun = Rp 150.000,00
Total pengurangan = Rp 650.000,00

Penghasilan neto sebulan = Rp 18.000.000,00 - Rp 650.000,00 = Rp


17.350.000,00

Penghasilan neto setahun = 4 x Rp17.350.000,00 = Rp 69.400.000,00

PTKP :

1. Untuk WP sendiri = Rp 54.000.000,00


2. Tambahan WP kawin = Rp 4.500.000,00
Total PTKP = Rp 58.500.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun = Rp 69.400.000,00 - Rp 58.500.000,00 =


Rp 10.900.000,00

PPh Pasal 21 terutang = 5% x Rp10.900.000,00 = Rp 545.000,00

PPh Pasal 21 sebulan = Rp 545.000 : 4 = Rp 136.250,00

8
D. Perhitungan PPh 21 yang Penghasilannya digabung dengan bulan
setiap perhitungan

Tuan XYZ yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT. ABC.
Sejak 1 Nopember 2016 pindah kerja pada PT. DEF. Gaji XYZ pada
waktu bekerja pada PT ABC adalah sebesar Rp 7.500.000,00 dan naik
menjadi Rp 9.000.000,00 setelah bekerja pada PT. DEF. Pada kedua
perusahaan tersebut Tuan XYZ membayar iuran pensiun sebulan sejumlah
Rp 100.000,00.

PPh Pasal 21 yang dipotong oleh PT. ABC

Gaji (Januari s.d Oktober)=Rp.7.500.000,- X 10= Rp.75.000.000,-


Pengurangan :
Biaya Jabatan Rp.5000.000,-
(5% x Rp.75.000.000=Rp.3.750.000 yang diperkenankan
Rp.500.000/bulan)

(10 Bulan x Rp. 500.000,-)


Iuran Pensiun Rp. 1.000.000,-
(10 Bulan x Rp. 100.000)
Total Pengurang ( Rp. 6.000.000,-)
Penghasilan Neto selama 10 Bulan Rp. 69.000.000,-
PTKP (TK/0) ( Rp. 54.000.000,-)
Penghasilan Kena
Pajak Rp. 15.000.000
PPh Pasal 21 Terutang :
5% x Rp. 15.000.000 = Rp. 750.000
PPH Pasal 21 bulan Januari – Oktober :
(Rp. 750.000,- : 12)x 10 bulan Rp.625.000
PPh Yang telah dipotong Rp. 625.000,-
PPh Pasal 21 Yang Kurang dipotong Nihil

9
PPh Pasal 21yang dipotong oleh PT. DEF
Gaji (Nopember s.d Desember )= Rp.9.000.000,- X 2 = Rp.18.000.000,-
Pengurang :
Biaya Jabatan Rp. 1.000.000,-
(5% x Rp.18.000.000 = Rp.900.000 yang diperkenankan Rp.500.000/bulan)
(2 Bulan x Rp. 500.000,-)
Iuran Pensiun Rp. 200.000,-
(2 Bulan x Rp. 100.000)
Total Pengurang ( Rp.1.200.000,-)
Penghasilan Neto selama 2 Bulan Rp.16.900.000,-
Penghasilan Neto dari PT. ABC Rp. 69.000.000,-
Total Penghasilan setahun Rp.85.900.000,-
PTKP (TK/0) ( Rp.54.000.000,-)
Penghasilan Kena Pajak Rp.31.900.000,-
PPh Pasal 21 Terutang Rp.1.595.000,-
PPh Pasal 21 yang sudah dipotong (Rp.625.000,-)
PPh Pasal 21 yang kurang dipotong Rp.970.000

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan berakhirnya makalah ini dapat kita simpulkan bahwa mengenai
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam 1 tahun pajak. Subjek
pajak disini adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk
memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak
penghasilan. UU PPh di Indonesia mengatur pengenaan pajak penghasilan
terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Jika subjek pajak telah memnuhi
kewajiban pajak secara objektif maupun subjektif maka disebut wajib
pajak.

B. Saran
Makalah yang berjudul Pajak Penghasilan Secara Umum dan
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap ini merupakan karya tulis
berdasarkan himpunan material yang di ambil dari berbagai sumber. Oleh
karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan dalam penyajian bahan,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
terwujudnya kebenaran yang kita hendaki semua dan demi kesempurnaan
penyelesaian makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Siti Resmi. 2016. Buku 1: Edisi 9. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta:
Salemba Empat.

Waluyo.2013. Buku I: Edisi 11. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo.2013. Edisi Revisi.Perpajakan.Yogyakarta : penerbit andi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan


Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

Link and Sites:

Isroah.2016. Buku Perpajakan (On-


line)http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Isroah,%20Dra.%20M.Si./
BUKU%20PERPAJAKAN.pdf.

12

Anda mungkin juga menyukai