LP HIPERTIROID
LP HIPERTIROID
1.1 Definisi
lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-
40 tahun (Black,2009)
Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau
Wilson:337)
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar
1
jaringan memberikan hormon tiroid belebihan yang akan memburuk menjadi
krisis tiroid.
1.2 Etiologi
a) Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang operaktif dan merupakan
turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap
sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga
double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung
pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu
2
tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang
berlebihan.
c) Tiroiditis
tersembunyi.
a. Tiroiditis subakut
b. Tiroiditis postpartum
c. Tiroiditis tersembunyi
1.3 Patofisiologi
membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak
3
hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih
panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang
4
dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang. Peningkatan
aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan
menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, stroke volume, aliran darah
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme
ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15
Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan
Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada
5
normal. Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-
6
cepat, peningkatan cardiac output, stroke volume, aliran darah perifer serta
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali
yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-
7
1.4 WOC HIPERTIROID
Penyakit Graves
(antibody reseptor
Nodul Tiroid
Tiroiditis merangsang aktivitas
Toksik
tiroid
Sekresi hormone
tiroid yang
berlebihan
Hipertiroid
Perubahan
konduksi Infiltrasi limfosit,
Penurunan Ketidak listrik sel mast ke jar.
BB seimbangan jantung Orbital & otot-
energy otot
dengan
kebutuhan Beban kerja
tubuh jantung Eksoftalmus
meningkat
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan Resiko
Aritmia kekurangan
integritas
Takikardi
jaringan
Kurang
informasi
Resiko
kelelahan penurunan
curah jantung
Kurang
pengetuahan
8
1.5 Manifestasi Klinis
1. Sistem kardiovaskuler
2. Sistem pernafasan
3. Sistem perkemihan
4. Sistem gastrointestinal
5. Sistem muskuloskeletal
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran panas,
keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
8. Sistem saraf
9
Meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi tidak
stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.
9. Sistem reproduksi
10. Eksoftalmus
Yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata
kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada
keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna
sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 – 250 ng/dl atau 1,2 – 3,4 SI unit)
T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total, dalam
serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T4.
Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau menurun secara
bersama-sama, namun kadar T4 tampaknya merupakan tanda yang akurat
untuk menunjukan adanya hipertiroidisme, yang menyebabkan kenaikan kadar
T4 lebih besar daripada kadar T3.
2. Serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 – 12 mcg/dl atau 51 – 154 SI unit)
Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan teknik
radioimmunoassay atau peningkatan kompetitif. T4 terikat terutama dengan
TBG dan prealbumin : T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya terikat dengan
protein. Setiap factor yang mengubah protein pangikat ini juga akan
mengubah kadar T4.
10
3. Indeks T4 bebas, meningkat (N: 0,8 – 2,4 ng/dl atau 10 – 31 SI unit)
4. T3RU, meningkat (N: 24 – 34 %)
5. TRH Stimulating test, menurun atau tidak ada respon TSH
Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan TSH
di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3 dan T4 tidak dapat
dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh menit
sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel darah
diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada pasien
harus diingatkan bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat
menyebabkan kemerahan pasa wajah yang bersifat temporer, mual, atau
keinginan untuk buang air kecil
6. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi (N:
titer < 1 : 100)
7. Tirotropin reseptor antibodi (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
8. Ambilan Iodium Radioaktif
Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan
pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau
radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran pada tiroid
dilakukan dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan
mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil
penguraian dalam kelenjar tiroid.
Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang
terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya. Tes
ambilan iodium-radioaktif merupakan pemeriksaan sederhana dan
memberikan hasil yang dapat diandalkan. Penderita hipertiroidisme akan
mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada
sebagian pasien).
9. CT Scan tiroid
Mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
11
tiroid. Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5 – 35 % dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan meningkat.
10. USG
Untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa
atau nodule. Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan kistik
atau solid pada tiroid. Kelainan solid lebih sering disebabkan keganasan
dibanding dengan kelainan kistik. Tetapi kelainan kistikpun dapat disebabkan
keganasan meskipun kemungkinannya lebih kecil.
11. EKG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardi, atrial
fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T
1. Terapi Umum
a. Obat antitiroid
Biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio
urasil(PTU), karbimazol.- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien
berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroidnya kambuh setelah
operasi.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa
disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil
(trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium
radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam
waktu 1 tahun.
2. Farmakoterapi
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:
a. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya
bisa sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja
sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang
12
agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan
gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit
tenggorokan yangtidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi serta
demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual, muntah,
dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada bagian
putih mata, kuku, dan kulit.
b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat
anti peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan
di kelenjar tiroid (thyroiditis).
c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-
gejala parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan
sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk
mengobati tangan gemetar dan denyut jantung yang meningkat. Namun
penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-
hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung
yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih
dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu
propranolol, atenolol, ataupun verapamil.
3. Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul.
Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15,
yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh
kita. Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati
diabetes melitus, hipertensi, asma, kolesterol dan gangguan aliran pembuluh
darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin
B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah
sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
13
1.8 Komplikasi
a. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
b. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormon
14
tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi,
tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
15
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIPERTIROID
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
b. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar dengan
konsistensi cair.
b. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit hipertiroid.
c. Pengkajian fisik
1. Aktivitas/istirahatat
Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah gangguan
koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
2. Sirkulasi
16
3. Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam feses,
diare.
4. Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik,
emosi labil, (euphoria sedang sampai delirium), depresi.
8. Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada
krisis tirotoksikosis).
9. Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan
Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus, hangat dan
kemerahan, rambut tipis, mengkilap dan lurus, eksoftalmus retraksi, iritasi
pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada
pretibial) yang menjadi sangat parah.
10. Seksualitas
17
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat
hipotiroidisme, terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid, dilakukan
pembedahan tiroidektomi sebagian.
18
3. Pantau masukan makanan setiapa
hari dan timbang berat badan setiap
hari dan laporkan adanya
penurunan
Rasional : penurunan berat badan
terus menerus dalam keadaan
masukan kalori yang cukup
merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi anti tiroid
Kolaborasi :
1. Konsultasikan dengan ahli gizi
untuk memberikan diet tinggi
kalori, protein, karbohidrat dan
protein
Rasional : mungkin memerlukan
bantuan untuk menjamin
pemasukan zat zat makanan yang
adekuat dan mengidentifikasikan
makanan pengganti yang paling
sesuai
2. Berikan obat sesuai indikasi :
glukosa, vitamin B kompleks.
Insulin (dengan dosis yang kecil).
Rasional : diberikan untuk
memenuhi kalori yang diperlukan
dan mencegah atau mengobati
hipoglikemia. Dilakukan dalam
mengendalikan glukosa darah jika
kemungkinan ada peningkatan.
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan Evaluasi adanya nyeri dada (
19
teradap penurunan keperawatan, diharapkan intensitas,lokasi, durasi)
curah jantung resiko tinggi teradap v Catat adanya disritmia jantung
v Catat adanya tanda dan gejala
berhubungan penurunan curah jantung dapat
penurunan cardiac putput
dengan hipertiroid teratasi dengan criteria hasil: v Monitor status kardiovaskuler
tidak terkontrol, Pompa jantung efektif v Monitor status pernafasan yang
menandakan gagal jantung
keadaan Status sirkulasi dalam rentang
v Monitor abdomen sebagai indicator
hipermetabolisme, yang normal penurunan perfusi
peningkatan beban TTV normal v Monitor balance cairan
v Monitor adanya perubahan tekanan
kerja jantung
darah
v Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
v Atur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
v Monitor toleransi aktivitas pasien
v Monitor adanya dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
v Anjurkan untuk menurunkan stress
Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
· Pasang urin kateter jika
diperlukan
· Monitor status hidrasi (
kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
§ Catat adanya fluktuasi tekanan darah
§ Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
§ Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
§ Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor adanya pulsus paradoksus
§ Monitor adanya pulsus alterans
§ Monitor jumlah dan irama jantung
20
§ Monitor bunyi jantung
§ Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan abnormal
§ Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
21
ekstarokuler yang menyebabkan
kelelahan.
3. Anjurkan pasien menggunakan
kaca mata gelap ketika terbangun
dan tutup dengan penutup mata
selama tidur sesuai kebutuhan
Rasional :melindungi kerusakan
kornea jika pasien tidak dapat
mentup mata dengan sempurna
karena edema atau karena fibrosis
bantalan lemak.
Kolaborasi :
1. Berikan obat sesuai indikasi :
Obat tetes mata metilselulosa,
ACTH, prednison.
Rasional : sebagai lubrikasi mata ,
diberikan untuk menurunkan
radang yang berkembang dengan
capat
2. Berikan obat sesuai indikasi obat
antitiroid
Rasional : dapat menurunkan
tanda/gejala atau mencegah
keadaan yang semakin memburuk.
22
kebutuhan energi. kegelisahan meningkat dan bahkan saat
2. Dapat melakukan aktivitas istirahaat, takikardia ( diatas 160 x/
semampunya menit ) mungkin akan ditemukan
2. Catat berkembangnya takipnea,
dispnea , pucat , dan sianosis
Rasional : kebutuhan dan konsumsi
oksigen akan ditingkatkan pada
keadaan hipermetabolik , yang
merupakan potensial akan terjadi
hipoksia saat melakukan aktifitas
3. Berikan/ciptakan lingkungan
yang tenang, ruangan yang dingin ,
turunkan stimulas sensori ,warna –
warna yang sejuk dan musik santai
(t enang )
Rasional :menurunkan stimulasi
yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif dan
insomnia
Kolaborasi
1. Berikan obat sesuia indikasi :
sedatif misal : phenobarbital (
luminal ) , tranquilizer misal :
klordiazepoksida ( librium )
Rasional : untuk mengatasi keadaan
(gugup) , hiperaktif dan insomnia
5. Kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
pengetahuan keperawatan diharapkan
1. Tinjau ulang proses penyakit dan
berhubungan pengetahuan pasien mengenai harapan masa datang
dengan kurang penyakit bertambah dengan Rasional : memberikan
pemajanan, kriteria hasil : pengetahuan dasar dimana pasien
23
mengingat, 1. Dapat menjelaskan mengenai dapat menentukan pilihan
kesalahan penyakitnya berdasarkan informasi
interpretasi 2. Dapat melakukan pendidikan
2. Berikan informasi yang tepat
informasi, tidak kesehatan yang telah didapat dengan keadaan individu
mengenal sumber Rasional : faktor psikogenik sering
informasi kali sangat penting dalam
memunculkan atau eksosabasi dari
penyaakit ini
3. berikan informasi tandadan gejala
dari hipertiroid dan kebutuhan kan
evaluasi secarateratur
Rasional: pasein yang mendapatkan
pengobatan hipertiroid besar
kemungkinannya mengalami
hipertiroid yang dapat terjadi segera
setelah pengobatan atau selama 5
tahun kemudian
24
Daftar Pustaka
28 November 2014.
http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html. Diakses
November 2014
http://endocrinesurgery.ucla.edu/patient_education_adm_hypothyroidism.
25