Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA APLIKASI
SPRAYER

OLEH :
MUHAMMAD ILHAM
NIM. 1706122980

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di

sini adalah sangatluas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bacteria dan virus, kemudian

nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,

burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai

substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan

tanaman atau bagian-bagian tanaman.

Alat aplikasi pestisida yang di amati pada praktikum ini adalah jenis

spreyer. Aplikasi pada spreyer biasanya pestisida formulasi EC,WP dan S. Hal ini

biasanya di sesuaikan dengan fungsi dari spreyer tersebut, sebab pada jenis

formulasi tersebut dapat di encerkan.sprayer juga memiliki berbagai majam jenis

dengan bentuk serta ukuran yang berbeda beda, hal ini tergantung kebutuhan

dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta menyesuaikan

kebutuhan penggunaan pestisidanya sendiri.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum sprayer yaitu agar praktikan mengetahui

mekanisme kerja sprayer dengan menggunakan pestisida.


II METODOLOGI

2.1 Bahan dan Alat

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat

tulis karna praktikum di demokan secara langsung di ruang kelas.

2.2 Cara Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah

Diperhatikan penjelasan asisten dosen mengenai mekanisme kerja sprayer dan

macam-macam alat sprayer, Dicatat penjelasan dan di lakukan pengambilan

gambar alat-alat spreyer .


III PEMBAHASAN

Fungsi utama dari suatu sprayer adalah Memecah cairan menjadi tetes-

tetes dngan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas

permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur

banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang

terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan. Tujuan utama dari

penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk

melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batas-batas yang

menguntungkan petani. Adapun Jenis-jenis dari Sprayer di bawah ini sebagai

berikut :

Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack

sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.

1. Knapsack Sprayer

Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini

paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi,

sayuran, atau diperkebunan karena penggunaanya relative mudah dan lebih

banyak isi volume yang dapat di tamping..

Prinsip kerjanya adalah Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya

tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan

penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki

menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini

menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan

selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.


Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu

sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan

cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil,

pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali

naik-turun.

Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20

tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Bengawan Solo

425, Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.

2. Motor Sprayer

Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya

yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor

sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di

punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanah, dibawa pesawat

terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer,

dan boom sprayer.

 Keuntungan

Keuntungan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat

luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran

walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.

 Kelemahannya

a. Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya

yang juga mahal.

b. Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena

dikhawatirkan drift merusak tanaman.


c. Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian

suku cadang, dll.

3. CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak

menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang

semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.

Cara kerjanya adalah larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju

nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke

arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga

bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam

dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk

membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang

dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet Application).

Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa

berasal daritenaga manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran

dari PTO suatu traktor. Sprayer dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan

tenaga penggeraknya, yaitu:

a. Sprayer dengan penggerak tangan (hand operated sprayer), terdiri atas:

1. Hand sprayer, yaitu sprayer yang berukuran kecil dan khusus untuk

Keperluan di lapangan rumah, taman dan penyemprotan ringan lainnya.

2. Sprayer otomatis: yaitu sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan

diberikan atau dibentuk melalui pemompaan sebelum penyemprotan dilakukan.

Sprayer ini disebut juga comprassed air sprayer dengan tekanan dalam tangki

sekitar 140–200 psi atau 10–14 kg/cm2


3. Sprayer semi otomatis, yaitu prayer yang bentuk fisiknya menyerupai

Sprayer otomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan

tekanan melalui pemompaan yang diberikan sebelum dan selama

penyemprotanberlangsung.

4) Jenis jenislainnyaseperti bucket sprayer, barrel sprayer, cheel barrow sprayer,

slide pump sprayer. Pada tipe-tipe ini tangkidan pompa tidak tersusun dalam satu

unit, melainkan salingterpisah.

b. Sprayer bermotor (power sprayer)

Menggunakan sumber tenaga penggerak dari motor bakar atau motor

listrik atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari power sprayer yaitu hydraulic

sprayer, hydraulic-pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator. Menurut

Barus(2003)sprayerdibagi menjadi tiga jenis yaitu hand atau knapsack sprayer,

motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet Application (CDA) sprayer

merupakan sprayer yang tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan

larutan herbisida ke arah gulma sasaran, melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan

putaran piringan. Putaran piring digerakkan oleh dynamo. Dengan sumber tenaga

baterai 12 volt. Putaran piringan sekitar 2000rpm dan butiran yang keluar

berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron

merupakan ukuran butiran yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan

meresap ke dalam jaringan gulma.

Terdapat tiga komponen utama dalamsprayer, yaitu:.

a. Bagian tangki (reservoir)

Tangki pada sprayer merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan

cairan yang akan disemprotkan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk
membuat tangki adalah bahan plastik dan bahan logam. Bahan dari plastik

memiliki keunggulan terutama dari segi dimensi yang lebih ringan dibandingkan

bahan dari logam. Akan tetapi bahan dari logam memiliki keunggulan dalam

penggunaannya, contohnya adalah kemudahan pada saat membersihkan tangki

dari sisa-sisa bahan semprot. Ukuran tangki berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan, untuk hand sprayer kapasitas yang digunakan biasanya berkisar 10

sampai 17 liter. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan operator untuk

menggendongnya, selain itu hand sprayer hanya diperuntukkan bagi tugas

penyemprotan ringan dengan areal yang tidak terlalu luas. Sedangkan untuk

penyemprotan bahan yang lebih luas digunakan boom sprayer yang dipasang pada

traktor dengan tangki berkapasitas sampai 500 galon atau 1892 liter, ada 2 macam

bentuk tangki yang sangat popular, yaitu:

1. Bentuk bulat panjang atau silinder. Penyemprot otomatis menggunakan tangki

berbentuk silinder

2. Bentuk pipih (penampang melintang), berbentuk elips, dan bagian belakang

disesuaikan dengan lekuk punggung. Pelengkap tambahan lainnya adalah

manometer, komponen ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan.

b. Bagian Pompa (unit pompa)

Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot tipe

gendong karena dari konstruksinya dapat mengetahui mengenai perbedaan tipe

pompa, cara kerja dan perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhannya.

Pompa inilah yang dapat menghasilkan tekanan udara di dalam pipa komponen

pemompa. Selanjutnya tekanan udara tersebut mendorong cairan pada tangki yang

berisi larutan pestisida sehingga akan terdorong dengan cairan yang mengalir ke
dalam pipa pengeluaran dan selanjutnya akan tersemprot keluar melalui nosel.

Dekat atau jauhnya pancaran larutan nosel tersebut sangat tergantung pada

besarnya tekanan pompa. Semakin kuat tekanan pompa maka pancaran larutan

dari nosel akan jauh dan sebaliknya semakin lemah tekanan pompa maka

pancaran larutan dari nosel akan dekat. Ada dua tipe pompa penyemprot gendong

yang paling umum, yaitu tipe pompa angin atau pompa torakdan tipe pompa isap

(tekan).

c. Bagian Pengabut (Unit Selang dan Pelengkap nosel)

Komponen pengabut terdiri atas tiga bagian penting antara lain selang, laras

penyembur dan kepala penyemprot.

1. Selang

Panjang selang penyembur rata-rata 1 meter. Salah satu ujung diberi mur

penguat yang ditautkan pada pipa (keran utama) tangki, sedangkan ujung lainnya

terpaut pada pegangan (handle) engkap dengan keran semprot. Selang dibuat

sedemikian rupa sehingga tahan terhadap tekanan dan lekukannya tidak

mengakibatkan selang melipat. Untuk mengatasi masalah tersebut, bagian dalam

keran diberi lapis (kain) atau kawat spiral baja yang halus.

2. Laras Penyembur

Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras penyemprot terbuat

dari logam campuran.3) Kepala Penyemprot (nosel). Nosel penyemprot

merupakan komponen terpenting yang berfungsi untuk memecah cairan

semprotan menjadi tetes tetes dengan ukuran yang diinginkan dan

memancarkannya ke permukaan yang harus disemprot.


IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kegiatan praktikum pengenalan alat semprot dapat disimpulkan bahwa

Sprayer terdiri dari berbagai bagian yang saling melengkapi untuk menjalankan

fungsinya, sprayer memiliki berbagai majam jenis dan di gunakan berdasarkan

keperluan, sprayer membantu para petani dalam mengendalikan organisme

pengganggu tanaman.

4.2 Saran

Kegiatan praktikum ini disarankan Mahasiwa mampu memahami jenis dan

fungsi sprayer.

Anda mungkin juga menyukai