TINJAUAN PUSTAKA
makanan, atau proses pengolahan makanan pada satu jenis kegiatan tertentu
(Moehyi, 1992).
dalam jumlah besar dengan alasan tertentu yang dimulai dari perencanaan menu
pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan
status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Moehyi,
1992).
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan pagi,
sekolah, dapat dilakukan oleh sekolah itu sendiri atau sour-sourcing ke pihak jasa
yang telah diolah berdasarkan standar yang ada (menu, kecukupan zat gizi dan
sanitasi), dihidangkan secara menarik dan menyenangkan untuk siswa (dan aparat
sekolah) yang bertujuan untuk memperbaiki dan menjaga status gizi anak sekolah,
Kualitas sebagai keseluruhan ciri dari karakteristik produk atau jasa yang
(Aritonang, 2012).
telah berkembang sejak lama. Semua program makanan sekolah pada awalnya
semua golongan masyarakat. Hal itu dikarenakan banyak sekolah yang penuh
lebih panjang, ataupun anak tidak sempat sarapan terlebih dahulu di rumahnya.
dan sebagainya. Rangkaian kegiatan itu dimulai dari perencanaan menu makanan
yang akan disajikan sampai makanan yang dihasilkan dapat disajiakn (Moehyi,
1992).
diolah untuk memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi
kepada orang banyak adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena setiap
orang mempunyai kebiasaan dan kesukaan makan yang saling berbeda. Oleh
karena itu, susunan menu harus disesuaikan kebiasaan makan dan selera umum
(Ratna, 2009).
Suatu variasi di dalam menu institusi sekolah adalah hal penting dalam
banyak dan berbeda dari tiap kelompok umur. Oleh karena itu institusi
1996).
dengan standar porsi dengan memperhitungkan bagian yang tidak dapat dimakan
dan dikalikan dengan jumlah hari dalam kurun waktu yang ditetapkan. Hasil akhir
maka perhitungan ini perlu juga dinilai untuk dua sampai tiga kali putara menu,
agar pesanan bahan makanan selanjutnya lancer dan cukup (Oktrizanita, 2005).
Dalam pengadaan bahan makanan sangat diperlukan kualitas bahan makanan dan
harga makanan terlebih lagi jika bahan makanan tersebut akan di sajikan di
sebelum bahan makanan siap diolah. Persiapan yang sempurna terhadap bahan
makanan sangat penting dan tidak hanya ditinjau dari segi gizi, tetapi juga dari
segi biaya operasionalnya. Selain itu, bagian ini perlu diawasi untuk mencegah
(Moehyi, 1992).
Yang perlu diperhatikan dalam pembagian makanan, baik diatas insitusi rumah
sakit maupun bukan insitusi rumah sakit, adalah makanan yang diterima oleh
konsumen dalam keadaan temperature yang sesuai. Jadi makanan yang dimakan
daalam keadaan hangat. Kemudian untuk makanan dingin harus tetap dalam
menuruti citarasa dan mempunyai nilai sosial tinggi akan lebih banyak dipilih
umumnya akan terjadi kompromi antara kebutuhan psikhis dan dan kebutuhan
psikhis maupun kebutuhan fisiologis tubuh. Maka hidangan akan mempunyai sifat
seimbang atau susunan hidangan adekwat, dan dinyatakan dalam slogan “empat
rentan gizi, ditambahn dengan susu yang mencukupi menjadi lima sempurna
(Sediaoetama, 2010).
mencicipi makanan tersebut. Kedua aspek itu sama pentingnya untuk diperhatikan
fungsi yaitu menghilangkan rasa lapar, memberi rasa kenyang, dan memenuhi
kepuasan panca indra (rasa kecap, rasa cium, rasa penglihatan, dan rasa peraba di
rongga mulut). Selain itu hidangan juga harus memenuhi fungsi lain yaitu
memenuhi kebiasaan sosial, syarat agama, dan tingkat keuangan. Dan yang paling
Tingkat kepuasan sangat tergantung pada mutu. Mutu makanan dari sudut
cita rasa adalah makanan yang mempunyai rasa dan aroma yang enak, bentuk dan
warna yang menarik serta tekstur sesuai dengan yang diharapkan (Asrina, 2012).
Mutu hidangan mencakup dua hal yaitu penampilan dan cita rasa
makanan, bentuk makanan, porsi makanan, tekstur nasi, tekstur lauk hewani,
tekstur lauk nabati, dan tekstur sayuran. Adapun parameter penilaian citarasa
makanan diantaranya adalah aroma makanan, suhu nasi, suhu lauk hewani, suhu
lauk nabati, suhu sayuran, dan rasa makanan (Atmanegara, dkk, 2013).
Kepuasan konsumen merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh para
pencium, dan indera pengecap. Makanan yang memiliki cita rasa yang tinggi
adalah makanan yang disajikan dengan menarik, menyebarkan bau yang sedap
Menurut Moehyi (1992), ada dua aspek yang berkaitan dengan cita rasa
a. Penampilan makanan
1. Warna Makanan
2. Bentuk Makanan
Bentuk makanan yang serasi akan memberikan daya tarik tersendiri bagi setiap
3. Besar Porsi
Besar porsi adalah banyaknya makanan yang disajikan, porsi untuk setiap
individu berbeda sesuai kebutuhan makan. Porsi yang terlalu besar atau terlalu
4. Penyajian Makanan
b. Rasa Makanan
penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi cecapan utama yaitu asin, manis asam
dan pahit.
1. Aroma Makanan
mempunyai daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera
oleh makanan berbeda-beda. Demikian pula cara memasak makanan yang berbeda
2. Tekstur Makanan
Tekstur makanan adalah hal yang berkaitan dengan struktur makanan yang
dirasakan dalam mulut. Gambaran dari tekstur makanan meliputi krispi, empuk,
berserat, halus, keras dan kenyal. Keempukan dan kerenyahan (krispi) ditentukan
macam tekstur.
3. Suhu Makanan
rasa makanan. Namun makanan yang terlalu panas atau terlalu dingan sangat
Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh
maupun sosial. Hal ini terkait dengan fungsi makanan yaitu gastronomis, identitas
budaya, religi dan magis, komunikasi, lambang status ekonomi serta kekuatan dan
kekuasaan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan
berbeda satu dengan yang lain. Ekspresi tersebut akan membentuk pola perilaku
Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orang memilih dan
budaya dan sosial sebagai bagian yang memengaruhi pola makan meliputi
makan adalah sesuatu yang nyata, sedangkan kecukupan gizi adalah kandungan
zat gizi yang terkandung didalam bahan makanan. Tingkat konsumsi seseorang
sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari suatu makanan. Kualitas
makanan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh yang
Keadaan gizi seseorang banyak ditentukan oleh konsumsi pada masa lalu.
Ini berarti bahwa konsumsi gizi masa remaja memberi peran penting terhadap
status gizi masa dewasa. Prioritas nutrisi adalah energi dan protein, Lemak namun
tidak mengabaikan kebutuhan zat gizi lainnya masukan energi dan protein yang
kurang pada masa ini akan berdampak pada perkembangan otak dan susunan
makro, seperti energi, lemak, dan protein. Angka prevalensi gizi kurang yang
sangat tinggi di Asia adalah akibat kekurangan zat gizi makro yang kronis (World
Bank, 2003 ; UN-SCN, 2004). Zat gizi makro adalah zat yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah besar. Zat ini digunakan untuk membentuk dan memelihara
jaringan sel-sel tubuh, sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas dan sebagai
zat pengatur sistem di dalam tubuh. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok zat
dapat dilihat dari berat badan seseorang. Kekurangan konsumsi makanan secara
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas
2.6.1 Energi
proses kehidupannya dapat berjalan dengan lancar. Semua energi ini berasal dari
memproduksi karbon dioksida dan air. Stimulus utama yang merangsang asupan
dan selera ini memiliki pengaruh yang penting pada asupan semua nutrien yang
Kebutuhan energi pada remaja yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan
secara tepat. Faktor yang perlu di perhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi
remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak
2.6.2 Karbohidrat
mudah larut, dan setelah diserap usus, glukosa akan diangkut melalui darah ke
jaringan tempat karbohidrat doksidasi kembali menjadi air dan karbon dioksida,
yang melalui proses ini, hospes (host) akan memperoleh energi untuk proses
penting di dunia, dan bahan utama sereal atau biji-bijian seperti beras, gandum,
maizena, oatmeal (havermunt), millet, serta sorghum (Mann & Truswell, 2014).
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur. Karbohidrat yang terasa manis
disebut gula (sakarin). Gula menjadi bentuk karbohidrat yang semakin penting
gula sedemikian rupa sehingga sekarang gula memberikan energi dari makanan
yang lebih banyak pada banyak negara dibandingkan makanan seperti umbi-
Ada satu hal yang harus kita patuhi yaitu menjaga keseimbangan asupan
karbohidrat sederhana dan kompleks yang terdapat pada tubuh kita. Jadi, jangan
sampai salah satu berlebihan atau kekurangan. Jika kita merasa tubuh kita menjadi
sering diare atau mencret. Jadi mulai sekarang perhatikanlah asupan karbohidrat
dalam makanan kita. Cobalah untuk mengurangi gula tambahan dan banyak-
2014).
2.6.3 Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian dari
semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima
bagian tubuh protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain,
dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan
darah, matriks intra seluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam
kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat
gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
(Proverawati, 2011).
Dua golongan asam amino adalah asam amino esensial dan asam amino
energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu
berdiet ketat atau pada waktu latihan fisik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15%
dari total kalori yang dikonsumsi berasal dari protein. Protein berfungsi untuk
basa) tubuh, membentuk antibodi, dan mentranspor zat giz (Proverawati, 2011).
2.6.4 Lemak
Lemak adalah suatu zat yang kaya dengan energi, lemak berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang ada di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati
yang dapat disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai energi. Lemak disebut juga
dengan lipid, lipid terbagi dua kelas yaitu a) lipid yang terdapat di dalam tubuh, b)
lemak tergolong dalam lemak padat (mentega dan lemak hewan) dan lemak cair
dalam lemak kentara ( mentega dan lemak pada daging sapi) dan lemak tak
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi, bahan baku pada
hormon, sebagai transport bagi vitamin yang larut dalam lemak, sebagai insulin
terhadap perubahan suhu, serta sebagai pelindung organ yang ada di dalam tubuh.
Kekurangan lemak dalam makanan akan menyebabkan kulit menjadi kering dan
bersisik. Dalam saluran cerna, lemak akan lebih lama berada di dalam lambung
lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu, makanan yang mengandung
lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan
Menurut AKG, 2013 Kebutuhan lemak per orang hari dapat dilihat pada
kebutuhan (requirement) zat gizi. Untuk menilai status gizi seseorang atau
secara langsung yaitu dengan cara pemeriksaan fisik, klinis, antropometri dan
biokimia. Adapun penilaian secara tidak langsung bisa dilakukan dengan cara
melihat angka kematian, angka kelahiran dan data statistik vital lainnya (Safitri,
2011).
Menurut Hasdianah (2014) Salah satu contoh penilaian status gizi dengan
antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body
Massa Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau
status gizi remaja, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit
infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan risiko terhadap penyakit
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Untuk indeks
massa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi
badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat menghitung dengan rumus berikut :
( )
=
( ) ( )
berat (KEK) bila IMT <17,0. Keadaan seseorang dikatakan kurus dengan
bila IMT 25,0-29,9. Sedangkan obesitas dengan kelebihan berat badan tingkat
berat memiliki tiga tingkat yaitu obesitas tingkat ringan, obesitas tingkat sedang,
dan obesitas tingkat berat. Obesitas tingkat ringan bila IMT 30,0-34,9. Obesitas
tingkat sedang bila IMT 35,0-39,9. Sedangkan obesitas tingkat berat bila IMT
>40.
standar antropometri penilaian status gizi anak sesuai dengan Keputusan Menteri
seseorang dikatakan sangat kurus dengan ambang batas < -3 SD. Keadaan
seseorang dikatakan kurus dengan ambang batas -3 SD sampai dengan <-2 SD.
1 SD. Keadaan seseorang dikatakan sangat gemuk dengan ambang batas >1 SD
setelah masa kanak-kanak dan sebelum masa dewasa. Masa remaja merupakan
emosional, dan sosial. Batasan usia remaja menurut WHO adalah usia 12- 18
tahun. Kelompok umur remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat, yang
Masalah makan dan gizi yang sering timbul pada remaja menurut Irianto
(2014) adalah:
1. Obesitas
kesehatan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi
dan remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya
makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast
(dairy foods) serta diet yang salah pada remaja wanita. Hal tersebut dapat
Pada remaja badan kurus atau disebut kurang energi kronis tidak
selalu berupa akibat terlalu banyak olahraga atau aktivitas fisik. Pada
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis
Kebutuhan gizi pada masa remaja sangat erat kaitannya dengan besarnya
tubuh hingga kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang
cepat (grow spurt). Pada remaja putri grow spurt dimulai pada umur 10-12 tahun.
Pada remaja putra grow spurt terjadi pada usia 12-14 tahun. Kebutuhan gizi
remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan. Selain itu,
remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya,
sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Adriani & Wirjatmadi, 2014).
menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi
hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi
fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui. Kegunaan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi,
regional maupun nasional, untuk patokan label gizi makanan yang dikemas
pendidikan gizi. Menurut AKG 2013, Kebutuhan zat gizi makro dan serat per
Tabel 2.7 Kebutuhan Zat Gizimakro yang dianjurkan per Orang per Hari
untuk Kelompok Umur 13-18 Tahun
Kelompok BB TB Energi Karbohidrat Lemak Protein
Umur (kg) (cm) (kkal) (g) (g) (g)
Variabel independen dari penelitian ini adalah asupan zat gizi makro (asupan
energi, karbohidrat, lemak, dan protein) dan juga tingkat kepuasan siswa
terhadap mutu hidangan (warna, porsi, tekstur, dan rasa). Kemudian variabel
dependen dari penelitian ini adalah status gizi siswa atau remaja sekolah