Anda di halaman 1dari 3

Terapi Hipertensi Pada kehamilan

1. Labetolol

Jenis:
o Nonselektif B bloker
Farmakokinetik:

Obat ini mengalami FPE (First Pass Effect) sehingga dosis per oral lebih besar daripada
intra vena.
Farmakodinamik:

Manfaat:
o Mengurangi heart rate dan kontraktilitas miokard, menyebabkan cardiac output berkurang.
o Menghambat pelepasan norephinephrin melalui receptor beta2 pra sinaps.
o Menghambat sekresi renin melalui receptor beta1 di ginjal yang berakibat menurunkan resistensi
perifer total.
o Dapat dipergunakan untuk hypertensive emergencies (i.v.), (most) post-miokard infark therapeutic
regimen, mencegah migrain, menurunkan intraoccular pressure dengan jalan menghambat
produksi humor aquous.
o Obat ini tidak menimbulkan hipotensi orthostatik.
o Bila pengobatan dihentikan tiba-tiba, dapat terjadi rebound phenomenon
Kontra Indikasi:

- Pada orang asma dan COPD, diabetes, dislipidemi.


- AV block, decompensated congestive heart failure, pasien dengan profound sinus bradycardia dan
pasien dengan greater than first-degree heart block.
Efek Samping:

- Bradikardi, vasokonstriksi, bronchokonstriksi, gangguan GIT, TG meningkat, HDL menurun.


- Hipotensi, abnormalitas konduksi jantung (second- or third-degree AV block).
- Fatigue, malaise, sedasi, depresi, disfungsi seksual.
- Mempengaruhi kemampuan berolahraga.
Menghambat sympathetically stimulated lipolysis, hepatic glycogenolysis, simptom hipoglikemia,
simptom hipertiroid.
Sediaan
Tablet 100 mg. Dosis 200 – 2400 mg/hari
IV diberikan berulang 20-80 mg untuk pengobatan kedaruratan hipertensi

2. Nifedipine
Farmakodinamik:

- Merupakan golongan antihipertensi lini pertama.


- Efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang rendah, seperti pada usia lanjut.
- Tidak menimbulkan efek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah, maupun asam urat.
- Menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan myokard  relaksasi arteriole,
sedangkan vena kurang dipengaruhi.
Farmakokinetik:

- Bioavailabilitas per oral relatif rendah  mengalami FPE (First Pass Effect).
- Waktu paruh pendek.
- Semua antagonis kalsium dimetabolisme di hati  hati-hati pada pasien cirhosis hepatis.
Efek Samping:

- Hipotensi, iskhemi miokard atau cerebral, takikardi dan palpitasi.


- Sakit kepala, muka merah, edema perifer, gagal jantung, bradiaritmia, dan gangguan konduksi, efek
inotropik negatif, konstipasi dan retensi urine, hyperplasia gusi.
Kontra indikasi:

- PJK, cirhosis hepatis.


Sediaan
Tablet, dosis 20-40 mg/oral setiap 8 jam
IV
3. Hydralazin
Farmakodinamik:

- Melepaskan NO sehingga efeknya vasodilator.


- Menurunkan tekanan darah diastolik lebih banyak daripada tekanan darah sistolik.

Farmakokinetik:

- Bioavailabilitas per oral 25%.


- T ½ 2-4 jam.
Mengalami FPE (First Pass Effect).
Efek Samping:

- Retensi natrium dan air.


- Sakit kepala dan takikardi.
Kontra Indikasi:

- Karena meningkatkan ejeksi dari ventrikel kiri maka tidak boleh diberikan kepada penderita dengan
aneurysma aorta dissecting.

4. Methyldopa
Farmakokinetik:

- T ½ 8-12 jam.
- Bioavabilitas rendah, melewati first pass effect.
- Ekskresi ginjal 50%.
Efek samping
- Mimpi buruk
- Vertigo
- Depresi mental
- Tanda tanda ekstrapiramidal

Anda mungkin juga menyukai