Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan
dapat mengakibatkan kematian, terutama anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi,
2006: 57).
Manifestasi klinis dari infeksi virus dengeu dapat berupa demam dengue. Penyakit DHF
jika tidak mendapat perawatan yang memadai dapat mengalami perdarahan yang hebat, syok
dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, semua kasus DHF harus mendapat
perawatan di tempat pelayanan kesehatan / rumah sakit. Jumlah kasus DBD cenderung
meningkat dari tahun-ke tahun menurut WHO, jumlah kasus di Indonesia teutama di provinsi
Jawa Timur tersebut Tahun 2014, pada bulan Oktober-Desember jumlah kasus DBD adalah
23.882 kasus, serta mengalami kematian 197 jiwa . sementara tahun 2015 hanya mencapai
7.244 hingga tahun 2016. Indonesia tercatat penderita DBD di 34 provinsi di indonesia
sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah
dari pada tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511dengan jumlah kasus yang
meninggal 871 penderita. ( pengendalian penyakit, Depkes RI, 2007 )
Sampai sekarang penyakit demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat Indonesia. Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada
tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue pertama kali
ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF dengan 24 kematian (CFR:
41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. ( Soegijanto, 2006). Faktor
kepadatan penduduk memicu tingginya kasus dengue hemorrhagic fever, karena tempat
hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia mulai dari kaleng bekas ban bekas
hingga bak mandi. Karena itu, 10 kota dengan DBD paling tinggi seluruhnya merupakan
ibukota provinsi yang padat penduduknya. Data kementerian kesehatan (Kemenkes)
Republik Indonesia mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun
2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cenderung stabil pada tahun 2010, sehingga kasus
demam berdarah dengue di Indonesia belum bisa dikatakan berkurang. Demikian juga
dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89% pada tahun 2009 menjadi
0,87% pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat demam berdarah
dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010. ( Pramudiarja, 2011)
Kebanyakan orang yang menderita demam berdarah dengue pulih dalam waktu dua
minggu. Namun, untuk orang-orang tertentu dapat berlanjut selama beberapa minggu hingga
berbulan-bulan. Kasus kematian akibat DHF (dengue hemorrhagic fever) sering terjadi pada
anak-anak, hal ini disebabkan selain karena kondisi daya tahan anak-anak tidak sebagus
orang dewasa, juga karena sistem imun anak-anak belum sempurna. Penyakit DHF (dengue
hemorrhagic fever) jika tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan gejala klinis yang
semakin berat yang mengarahkan pada gangguan pembuluh darah dan gangguan hati dapat
mengalami perdarahan hebat, syok dan dapat menyebabkan kematian. (Hanifah, 2011).

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah Tetanus, DHF, Campak,
Difteri
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu Tetanus, DHF, Campak, Difteri
b. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian pada anak dengan diagnosa Tetanus,
DHF, Campak, Difteri dan dapat mengaplikasikannya
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah keperawatan yang sesuai dengan masalah
anak dengan diagnosa medis Tetanus, DHF, Campak, Difteri
d. Merencanakan dan menetapkan tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah
yang ada pada anak penderita Tetanus, DHF, Campak, Difteri
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF
sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).

DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang
menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick
manson,2001).

Penanganan kasus DHF/BDB yang yang terlambat akan menyebabkan Dengue Syok Sindrom
(DSS) yang menyebabkan kematian. Hal tersebut disebabkan karena penderita mengalami defisit
volume cairan akibat dari meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga
penderita mengalami syok hipovolemik dan akhirnya meninggal (Ngastiyah, 2010).

2.2. Etiologi

a. Virus dengue sejenis arbovirus.

b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan
2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4
ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat
termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70
oC.

Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan
serotif yang paling banyak.

2.3. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan
bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan
mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel
dinding itu.

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi


(protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh


darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis
hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

2.4. Tanda dan gejala

a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari

b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.

c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.

d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.

e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.

f. Sakit kepala.

g. Pembengkakan sekitar mata.

h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.


i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

2.5. Klasifikasi

a. Derajat I :

Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan
hemokonsentrasi.

b. Derajat II :

Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti
peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.

c. Derajat III :

Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system
sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan
penderita gelisah.

d. Derajat IV :

Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan
yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

2.6. Pemeriksaan penunjang

a. Darah

1) Trombosit menurun.

2) HB meningkat lebih 20 %

3) HT meningkat lebih 20 %

4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3


5) Protein darah rendah

6) Ureum PH bisa meningkat

7) NA dan CL rendah

b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

1) Rontgen thorax : Efusi pleura.

2) Uji test tourniket (+)

2..7. Penatalaksanaan

a. Tirah baring

b. Pemberian makanan lunak .

c. Pemberian cairan melalui infus.

d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,

e. Anti konvulsi jika terjadi kejang

f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).

g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan

h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

2.8. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun


Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan
masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat
badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex
sekundernya.

Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan
sosial dan emosi.

a. Motorik kasar

1) Loncat tali

2) Badminton

3) Memukul

4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan
irama dan kehalusan.

b. Motorik halus

1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan

2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.

c. Kognitif

1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi

2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah

3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal

4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang

d. Bahasa

1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak


2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung
dan kata depan

3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal

4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F Dengan DH

Di Ruang Perawatan Anak RS Panti Waluya Sawahan Malang

A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS

Nama : An. F

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 25 Februari 2010

Umur : 9 tahun
Nama ayah : Tn. M

Nama ibu : Ny.S

Pekerjaan ayah : Polisi Militer

Pekerjaan ibu : Karyawan Swasta

Alamat : Ngantang-Malang

Suku : Jawa-Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

II. KELUHAN UTAMA

Demam

III. RI WAYAT KES EHATA N S EKAR A N G

Pada hari rabu pagi hari diruang IGD datang klien Atas nama An. F umur 9 tahun dengan
keluhan demam selama 5 hari tidak kunjung turun, mual dan muntah, ruam pada kulit,
diare, dan nafsu makan menurun. Setelah dilakukan pemeriksaan An. F positif terkena DHF
kemudian anak tersebut dianjurkan untuk rawat inap untuk mendapatkan asuhan
keperawatan

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU

1. Riwayat kehamilan dan kelahiran

a. Prenatal : Ibu Mengatakan pada saat SMP dulu terkena penyakit DHF

b. Natal : Ibu Mengatakan pada saat melahirkan normal

c. Postnatal : Ibu mengatakan BB baru lahir 3 kg. TB : 49 cm, LK : 34 cm,


LLA : 12 cm, LD : 30 cm

2. Penyakit waktu kecil


Demam

3. Riwayat Hospitalisasi

Tidak pernah MRS sebelumnya

4. Obat- obat yang pernah digunakan

Paracetamol anak

5. Tindakan (operasi) yang pernah dilakukan

Tidak pernah Operasi

6. Alergi

Tidak ada Alergi

7. Kecelakaan

Tidak mengalami Kecelakaan

8. Imunisasi

No Imunisasi Waktu Frekuensi Efek


Pemberian Pemberian Pemberian

Imunisasi Dasar

1 BCG April 2016 1X Panas


berbekas

2 Polio April,Juli 4X mual


2016

3 DPT Juli 2016 3X Demam

4 Campak Oktober 1x Demam


2016

V. RIWAYAT KESEHATAN KESEHATAN KELUARGA

1. Pohon Keluarga (Genogram)

2. Penyakit Keluarga

Keluaga tidak ada riwayat penyakit dhf

3. Kebiasaan Keluarga

Hidup dan Tinggal di dekat Pasar Ngantang

Pola Asuh Keluarga


Diasuh oleh kedua orang tua, Anak lesu, Daerah sekitar terdapat selokan

VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Riwayat Pertumbuhan (jelaskan pertumbuhan bayi/ anak sejak usia 1 bulan hingga dilakukan
pengkajian)
Mengalami penurunan berat badan

Riwayat Perkembangan (jelaskan perkembangan bayi/ anak sejak usia 1 bulan hingga dilakukan
pengkajian)
Anak bergantung pada orangtuanya; Bisa menggambar dan memegang pensil (Motorik
Halus tidak ada kelainan) ; Bisa berlari,melompat, gangguan bicara(Motorik Kasar
tidak ada kelainan)

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum:
Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 4-5-6

Tanda-tanda vital:

TD : 90/50mmHg Nadi : 80x/menit

Suhu: 39,5°C Respirasi: 28x/menit

Pemeriksaan Kulit dan Kuku


Inspeksi

Warna Kulit : Sawo Matang

Keterangan : persebaran merata

Palpasi

Kondisi Kulit : tidak ada lesi, lembab, tidak ada pembengkakan

Turgor Kulit : kembali dalam <2 detik

CRT : kembali dalam <2 detik

Keterangan :

Pemeriksaan Kepala
Inspeksi

Bentuk Kepala: Simetris

Rambut : Persebaran rambut merata

Massa : tidak ada massa

Keterangan : ..........................................................................................................

Palpasi
Kepala : kulit kepala terasa panas dan lembab

Keterangan: ..............................................................................................................

Pemeriksaan Mata
Inspeksi

Alis : Simetris, persebaran rambut merata

Mata : Lengkap, Simetris

Bola Mata : Normal

Sklera : Ikterik

Pupil : Normal

Konjungtiva: Anemis

Keterangan : ............................................................................................................

Palpasi

Mata : Tidak ada Nyeri Tekan

Keterangan : ............................................................................................................

Pemeriksaan Hidung
Inspeksi

Lubang hidung : Berlendir ada sekret campur darah

Hidung : Simetris, Lengkap

Keterangan : .....................................................................................................

Palpasi

Sinus Hidung : ada sinus hidung

Keterangan : .....................................................................................................
Pemeriksaan Telinga
Inspeksi

Daun Telinga : Lengkap, Normal, Simetris

Kondisi lubang Telinga: Bersih, tidak ada luka

Keterangan : .....................................................................................................

Palpasi

Telinga : tidak ada nyeri tekan

Keterangan : .....................................................................................................

Pemeriksaan Mulut
Inspeksi

Gigi : Lengkap, tidak ada caries gigi

Gusi : Merah

Lidah : Putih

Uvula : Tepat berada ditengah

Tonsil : T1 (normal) tidak ada peradangan

Keterangan :

Palpasi

Keterangan : Tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan Leher
Inspeksi

Kondisi Kulit : Persebaran kulit merata, tidak ada lesi

Keterangan : .....................................................................................................
Palpasi

Kelenjar Tiroid : Tidak ada nyeri tekan

Vena jugularis : Tidak ada bendungan pada vena jugularis

Trakea : Berada tepat ditengah

Kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan

Keterangan : .....................................................................................................

Pemeriksaan Paru
Inspeksi Dada : Simetris

Kondisi kulit : Lembab

Keterangan : .....................................................................................................

Palpasi

Pada Dada : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Terdengar timpani di beberapa bagian

Auskultasi : terdengar vesikuler diseluruh lapang paru dan tidak ada suara tambahan

Suara Nafas :

Pemeriksaan Jantung
Inspeksi

Ictus Cordis : tidak terlihat

Kondisi kulit : persebaran kulit merata, tidak ada lesi


Keterangan : .....................................................................................................

Palpasi

Ictus Cordis : teraba <4cm

Perkusi : timpani, irama derap

Auskultasi : Melemah

BJ I : .....................................................................................................

BJ II : .....................................................................................................

BJ III : .....................................................................................................

BJ tambahan : .....................................................................................................

Keterangan : .....................................................................................................

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : perut simetris, persebaran kulit merata, tidak ada lesi

Auskultasi : bising usus terdengar 16x/menit

Palpasi : nyeri ulu hati

Perkusi : bunyi timpani

Keterangan : .....................................................................................................

Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : lemas, tidak ada lesi, jari2 normal, simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Kekuatan Otot 5-5-5-5


Keterangan : .....................................................................................................

Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : .....................................................................................................

Palpasi : .....................................................................................................

Keterangan : normal, bersih

VIII. KEBUTUHAN DASAR

Pola Nutrisi dan Metabolik


Di Rumah

Makan berapa kali dalam sehari: 2x/hari

Jumlah cairan masuk dalam sehari: 800cc/hari

Jenis makanan : gorengan, nasi, sayur, lauk

Jenis minuman : es, air putih, susu, teh

Makanan kesukaan : semua makanan suka

Masalah yang mempengaruhi masukan makanan:mual muntah

Diet khusus, makanan pantang: tidak ada diet khusus

Keterangan : ...........................................................................

....................................................................................................................................

Di RS

Makan berapa kali dalam sehari: 3x/hari


Jumlah cairan masuk dalam sehari: 1500cc/hari

Jenis makanan : sop, buah, ayam, daging, nasi

Jenis minuman : air putih, susu, jus

Makanan kesukaan : tidak ada

Masalah yang mempengaruhi masukan makanan:mual muntah................................

Diet khusus, makanan pantang: tidak ada pantangan makanan

Status Gizi : BB=23kg, TB=130cm

Interpretasi status gizi : kurus

Keterangan lain : ...........................................................................

....................................................................................................................................

Pola Eliminasi
Di Rumah

No Hal BAB BAK

1. Frekuensi 1x 3x

2. Konsistensi Padat cair

3. Jumlah 400 cc

4. Bau Khas feses Khas urine

5. Warna Kuning kecoklatan kuning


Di RS

No Hal BAB BAK

1. Frekuensi

BELUM BAB 4-5X

2. Konsistensi

cair

3. Jumlah 600cc

4. Bau

Khas urine

5. Warna

bening

Pola Kebersihan Diri


Di Rumah

Mandi : 2x sehari

Gosok Gigi : 2x sehari

Keramas : 2x dalam seminggu

Gunting Kuku : 2 minggu sekali

Keterangan : ...................................................................................................

....................................................................................................................................
Di RS

Mandi : ...................................................................................................

Gosok Gigi : 1x sehari

Keramas : ...................................................................................................

Gunting Kuku : ...................................................................................................

Keterangan : klien belum mandi hanya seka, keramas, dan gunting kuku

Pola Aktivitas dan Latihan


Di Rumah:

Nonton tv dan berbaring

Di RS

berbaring

Pola Istirahat/Tidur
Di Rumah

Tidur Siang : berapa jam : 1 jam; jam berapa biasa tidur 13.30-14.30

Tidur Malam : berapa jam: 7; jam berapa biasa tidur 22.00-05.00

Masalah Tidur : tidak ada

Keterangan : .....................................................................................................

Di RS

Tidur Siang : berapa jam 3; jam berapa biasa tidur.12.00-15.00

Tidur Malam : berapa jam 9 ; jam berapa biasa tidur20.00-05.00

Masalah Tidur : .....................................................................................................


Keterangan :....................................................................................................

Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan


Klien mau di seka setiap pagi dan sore hari

Kognitif dan Perseptual


Klien menggambar di buku gambar
Konsep Diri
Klien mengerti bahwa dirinya sakit

Hubungan-Peran
Klien mengerti dia adalah anak dari ibu dan ayahnya

Seksualitas
Klien mengerti kalau dia perempuan
Koping-Stress-Adaptasi
Klien tenang saat menjalani perawatan

Nilai-Keyakinan

IX. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Pertumbuhan
Indikator Hasil
Interpretasi
Antropometri Pengukuran

Berat Badan 23 kg WAZ

Tinggi/Panjang 130 cm
Badan

LILA HAZ

LK

LD WHZ

LP

Perkembangan (lampirkan lembar hasil pemeriksaan DDST II untuk bayi/ anak usia 0-72
bulan)

Indikator
Hasil Pemeriksaan
Perkembangan

Personal Bergantung
Sosial pada Ibu

Motorik Kasar Tidak ada


kelainan

Motorik Halus Tidak ada


Kelainan
Bahasa Tidak ada
Kelainan

Kesimpulan Klien tidak


mengalami
gangguan

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(LABORATOTIUM, RADIOLOGI,DLL)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

XI. TERAPI MEDIS

Nama & Dosis Rute Pemberian Fungsi Obat


Obat

B. ANALISA DATA

Nama/ Umur : An. A

No Reg :
DS : Ibu Pasien mengatakan anak demam selama 5, mual muntah, diare, nafsu makan menurun

DO : TTV : TD : 90/50 mmHg; Suhu : 39,50C; Respirasi : 28x/menit; Nadi : 80x/menit


Ruam pada kulit, lemas, pucat

Masalah keperawatan : Hipertermi

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak
ada nafsu makan.

3. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

4. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan informasi

INTERVENSI

Diagnosa 1. :

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

Tujuan : Hipertermi dapat teratasi

Kriteria hasil :

- Suhu tubuh kembali normal

Intervensi :

1) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh

2) Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak

3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat


4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat
dari katun.

5) Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

Diagnosa 2. :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada
nafsu makan.

Tujuan :

Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :

- Intake nutrisi klien meningkat

Intervensi :

1) Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi

2) Timbang berat badan klien tiap hari

3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering

4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual

5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.

7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

Diagnosa 3 :
Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :

- Volume cairan tubuh kembali normal

Intervensi :

1) Kaji KU dan kondisi pasien

2) Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )

3) Observasi tanda-tanda dehidrasi

4) Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus

5) Balance cairan (input dan out put cairan)

6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak

7) Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat.

Diagnosa 4 :
Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan informasi
Tujuan : kecemasan keluarga teratasi
Kriteria hasil : orang tua tidak bertanya lagi tentang penyakit anaknya

Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan orang tua
2) Jelaskan prosedur pengobatan perawatan anaknya
3) Beri kesempatan pada orang tua utuk bertanya tentang kondisi anaknya
4) Beri penjelasan tiap prosedur/tindakan yang dilakukan terhadap pasien dan manfaatnya
bagi pasien
5) Beri dorongan spiritual

DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.

M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika. Jakarta.

Ngastiyah (1995), Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, EGC ;
Jakarta.

Astuti, Oktri. 2008. Demam berdarah dengue ; penyakit dan cara pencegahannya. Yogyakarta :
Kanisius.

Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, dan penyakit
dalam. Jogjakarta : Nuha medika.

Prasetyono, Dwi Sunar.2012. daftar tanda dan gejala ragam penyakit.Jogjakarta : FlashBooks.

Sudoyo, W. Aru, dkk. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Jakarta : FKUI.

WHO.Demam berdarah dengue. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai