Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan refarat mengenai “Asma Bronkhial” guna memenuhi persyaratan program
dokter internsip di Bagian Penyakit Dalam di RSUD Cahaya Batin.
Dalam proses penyelesaian makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan
mengucapkan terima kasih kepada dr. Harris Wibisono Sp. PD.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Asma adalah suatu penyakit peradangan kronik saluran napas yang berhubungan
dengan hiperesponsif dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan gejala gangguan
pernapasan secara episodic yang membaik secara spontan atau setelah pemberian obat.
Asma dapat dikontrol secara efektif hingga jarang terjadi eksaserbasi dengan pengobatan
dan penderita dapat menjalani kualitas hidup yang baik.
1
BAB 2
KAJIAN TEORI
2
2.3. Epidemiologi Asma
Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa
baik di negara maju maupun di negara berkembang. Sekitar 300 juta manusia di
dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400
juta pada tahun 2025. Meskipun dengan pengobatan efektif, angka morbiditas dan
mortalitas asma masih tetap tinggi. Satu dari 250 orang yang meninggal adalah
penderita asma. Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat, asma
masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat. Asma menyebabkan
kehilangan hari sekolah anak di Asia (16%), Eropa (34 %) serta Amerika Serikat
(40%).
Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodic, gejala berupa
batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variability yang berkaitan dengan
cuaca. Anamnesis yang baik cukup untuk menegakkan diagnosis, ditambah dengan
pemeriksaan fisik dan pengukuran faal paru terutama reversibility kelainan faal paru,
akan lebih meningkatkan nilai diagnostic.
4
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit, yaitu:
a. Riwayat keluarga (atopi).
b. Riwayat alergi/ atopi.
c. Penyakit lain yang memberatkan.
d. Perkembangan penyakit dan pengobatan.
5
2.6.2. Pemeriksaan Penunjang
Banyaj parameter dan metode untuk menilai faal paru, tetapi yang telah
diterima secara luas (standar) dan mungkin dilakukan adalah pemeriksaan
spirometri dan arus puncak ekspirasi (APE).
2.6.2.2. Spirometri
6
Nilai APE dapat diperoleh melalui pemeriksaan spirometri
atau pemeriksaan yang lebih sederhana yaitu dengan alat peak
expiratory flow meter (PEF meter) yang relative sangat murah,
mudah dibawa, terbuat dari plastic dan mungkin tersedia di
berbagai tingkat layanan kesehatan termasuk puskesmas ataupun
instalasi gawat darurat.
7
2.8. Penatalaksanaan Asma
8
Tabel 2.2. Penatalaksanaan Asma Berdasarkan GINA 2017
9
2.9. Pencegahan Asma
10
2.10. Konseling dan Edukasi Asma
a. Pneumotoraks.
b. Pneumomediastinum.
c. Gagal napas.
d. Asma resisten terhadap steroid.
11
BAB 3
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13