Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi
berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000
kematian per tahunnya.
Dengan demikian, Case Notification Rate untuk TB BTA+ adalah 73 per 100.000 5. Sosialisasi kepada masy,kader,linsek
(Case Detection Rate 73%). Rerata pencapaian angka keberhasilan pengobatan 6. Survellans TB
selama 4 tahun terakhir adalah sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008
mencapai 91%. Pencapaian target global tersebut merupakan tonggak
pencapaian program pengendalian TB nasional yang utama.
1
12/10/2018
Komitmen politis
1
5
Diagnosa dengan 1. Memutuskan rantai penularan
mikroskop
2. Meningkatkan cakupan penemuan kasus
Monitoring dan 2
evaluasi
WHA 1991
3. Mencegah MDR (Multi Drug resisten)
Jaminan
Ketersediaan OAT 4 3
Yg bermutu Directly Observed
Treatment Short-course
Pengobatan dengan
pengawasan langsung
Vaksinasi BCG
Resisten terhadap obat TBC Perhatikan ventilasi rumah
Ledakan penyebaran kasus baru TBC
Kepadatan hunian
Ledakan penyebaran diduga 3 kali lebih
besar di wilayah dengan penularan HIV/AIDS Faktor perilaku (PHBS perlu diterapkan)
2
12/10/2018
Kecenderungan prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15-49 meningkat. Pada
awal tahun 2009, prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15 - 49 tahun hanya
0,16% dan meningkat menjadi 0,30% pada tahun 2011, meningkat lagi menjadi 0,32%
pada 2012, dan terus meningkat manjadi 0,43% pada 2013. Angka CFR (Case
Fatality Rate) AIDS juga menurun dari 13,65% pada tahun 2004 menjadi 0,85 %
pada tahun 2013.
3
12/10/2018
Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia 1. Pengendalian Pneumonia Balita
terutama pada Balita.
Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia merupakan pembunuh nomor dua pada 2. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza
Balita (13,2%) setelah diare (17,2%). serta penyakit saluran pernapasan lain yang berpotensi
Angka cakupan penemuan pneumonia Balita berkisar antara 20%-36%. Angka wabah
cakupan tersebut masih jauh dari target nasional yaitu periode 2000-2004
adalah 86%, sedangkan periode 2005-2009 adalah 46%-86%. 3. Pengendalian ISPA umur ≥5 tahun
4. Faktor risiko ISPA
4
12/10/2018
Kelompok Umur Klasifikasi Tanda Penyerta Selain Batuk & atau Sukar
Bernafas
1. Membangun komitmen dengan pengambil kebijakan di semua
tingkat dengan melaksanakan advokasi dan sosialisasi pengendalian Pneumonia Berat Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
ISPA dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan global. (chest indrawing)
2. Penguatan jejaring internal dan eksternal (LP/LS, profesi, Pneumonia Napas cepat sesuai golongan umur
perguruan tinggi, LSM, ormas, swasta, lembaga internasional, dll). 2 Bulan – <5 tahun - 2 bulan-<1 tahun : 50 kali atau lebih/menit
- 1-< 5 tahun : 40 kali atau lebih/meni
3. Penemuan kasus pneumonia dilakukan secara aktif dan pasif.
4. Peningkatan mutu pelayanan melalui ketersediaan tenaga terlatih Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan
dan logistik. dinding dada bagian bawah ke dalam
5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka deteksi dini Pneumonia Berat Napas cepat > 60 kali atau lebih per menit atau
Tarikan kuat dinding dada bagian bawah ke dalam
pneumonia Balita dan pencarian pengobatan ke fasilitas pelayanan < 2 Bulan
kesehatan. Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam
5
12/10/2018
Persentase rumah tangga dengan akses air minum yang layak meningkat dari 47,7% pada tahun
2009 menjadi 55,04% pada tahun 2011. Angka ini mengalami penurunan menjadi 41,66% pada
Berdasarkan data riset (Riskesdas dan Susenas) persentase penduduk yang memiliki
tahun 2012, akan tetapi kemudian meningkat lagi menjadi 66,8% pada tahun 2013. Kondisi akses terhadap air minum berkualitas meningkat dari 47,7 % pada tahun 2009
menjadi 55,04% pada tahun 2010. Angka ini mengalami penurunan menjadi
membaik ini mendekati angka target 68% pada tahun 2014. 43.10 % pada tahun 2011 dan 41,66% pada tahun 2012, akan tetapi kemudian
meningkat lagi menjadi 66,8% pada tahun 2013. Kondisi membaik ini mendekati
Pada tahun 2013 proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak angka target 67% pada tahun 2014.
adalah 59,8% yang berarti telah meningkat bila dibandingkan tahun 2010 mencapai 45,1%, Sedangkan persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar yang layak
mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai pada tahun 2010 sebesar 55.50
sedangkan akses sanitasi dasar yang layak pada tahun 2013 adalah 66,8% juga meningkat dari % sampai dengan tahun 2014 sebesar 60.91 %. Demikian juga dengan pengembangan
desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya
55,5% dari tahun 2010. Demikian juga dengan pengembangan desa yang melaksanakan Sanitasi peningkatan penyehatan lingkungan, capaiannya terus mengalami peningkatan
Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya peningkatan penyehatan lingkungan, sebesar 2.510 desa pada tahun 2010 hingga 20.497 desa pada tahun 2014
Persentase tempat pengelolaan makanan 20% 15,79% 3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha sanitasi.
(TPM) yang dilakukan pengawasan 4. Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melalui pertemuan jejaring
AMPL, Pembagian peran SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum dan sanitasi.
Jumlah kabupaten/kota sehat (kumulatif) 366 355
5. Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian kecamatan/kabupaten Stop Buang Air
Jumlah pasar yang memenuhi syarat 1.000 256 Besar Sembarangan (SBS) minimal satu Puskesmas memiliki satu Desa SBS.
kesehatan yang dilakukan pengawasan
6. Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim.