Tugas Makalah Metodologi Pengembangan Sistem

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM

(STRUCTURE DESIGN, RAPID APPLICATION DEVELOPMENT,

AGILE DEVELOPMENT)

Disusun Oleh :

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya lah karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul dari karya tulis
ini adalah “Metodologi Pengembangan Sistem (Structure Design, Rapid Application
Development, Agile Development)”
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini, yaitu:
1. Allah SWT berkat rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun material kepada
penulis,
3. Aryanto, S.E., M.Ti., Ak. Selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen,
Jika ada yang kurang tepat pada karya tulis ini, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Tak lupa, penulis mengharapkan dan mengucapkan terima kasih terhadap kritikan dan
saran yang membangun terhadap karya tulis ini. Namun, jika karya tulis ini sangat bermanfaat
bagi anda segera beritahukan kepada ribuan sejawat anda yang juga sangat membutuhkan karya
tulis ini.

Palembang, Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

Setelah materi ini diharapkan Mahasiswa / Peserta Didik Mampu menjawab pertanyaan:
1. Mengenal Pendekatan Sistem Sebagai kerangka kerja dasar pemecahan segala jenis
masalah.
2. Cara Pendekatan Sistem.
3. SDLC.
4. DFD dan Use Case.
5. Pengelolaan Proyek pengembangan Sistem.
6. Mengenal proses dasar pengestimasian biaya proyek

1.4 Manfaat Penulisan

1. Menjamin adanya konsistensi proses.


2. Dapat Diterapkan dalam berbagai jenis proyek.
3. Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas.
4. Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten dan bermanfaat bagi personal baru dalam
tim proyek.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari


pengembangansistem, diantaranya :Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang
harus melalui suatu proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan
sistemyang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada (kami,
2008).

Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan


untukmengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakanselama pengembangan sistem (algorithm).

Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untukmengerjakan sesuatu (dinu, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem adalah proses membuat sistem yang baru,
memodifikasi atau menggantikan sebagian atau seluruh sistem informasi.

2.2 Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahap:

 Tahap I : Upaya Persiapan


1. Melihat Perusahaan Sebagai Suatu Sistem (SDO-IPO).
2. Mengenal Sistem Lingkungan (hub org – Lingkungan) – pemerintah, komunitas
global, pelanggan, pesaing, pemilik, serikat kerja, pemasok, komunitas keuangan.
3. Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan.

 Tahap II : Upaya Definisi

4. Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistem


Analisis pada Sistem yang menjadi tanggung jawab manajer – kemudian
menghubungkannya dengan lingkungan / subsistem yang terkait / dibawahnya (top-
down) – menemukan penyebab terjadinya masalah.

 Tahap III : Upaya Solusi

6. Mengidentifikasi solusi-solusi alternatif


7. Mengevaluasi solusi-solusi alternatif
8. Memilih Solusi yang Terbaik
9. Mengimplementasikan Solusi
10. Menindaklanjuti untuk memastikan keefektifan Solusi

2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas


yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem informasi ini terdiri atas empat fase utama, yaitu:
A. Perencanaan (Planning)
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem
harus dibuat.
Kegiatan dalam fase ini :
 Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi
baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
 Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan
prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.

B. Analisis (Analysis)
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih
menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
Kegiatan dalam fase ini :
 Dilakukan proses penilaian, identifikasi, dan evaluasi komponen serta hubungan
timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan,
kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya,
keuntungan, dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
 Laporan yang dihasilkan dari kegiatan analisis ini akan menyediakan suatu landasan
untuk membentuk suatu tim proyek sistem danmemulai fase analisis sistem.
 Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
 Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mengkin tidak diketahui secara
penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya
siklus hidup pengembangan sistem.

C. Perencanaan (Design)
Sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana sistem akan berjalan
Kegiatan dalam fase ini :
 Dibentuk alternatif – alternative perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik
yang cocok untuk kebutuhan mereka.
 Pada fase ini analisis sitem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan – laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan
 Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.

D. Implementasi (Implementation)
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery-nya kepada
pengguna.
Kegiatan dalam fase ini :
 Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
 Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
 Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua yaitu rencana implementasi
dalam bentuk Gantt Chart atau PERT chart dan penjadwalan proyek dan teknik
manajemen.

Tabel Proses dan Hasil Produk


2.4 Kategori Pengembangan Metodologi (Development Methodology Category)

1. Structured Design
Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana antara satu fase ke fase
yang lain dilakukan secara berurutan. Biasanya sebuah langkah akan diselesaikan terlebih
dahulu sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Keuntungan menggunakan metodologi
ini requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan.
Disamping itu metodologi ini memungkinkan sesedikit mungkin perubahan dilakukan
pada saat proyek berlangsung. Namun, metodologi ini juga mempunyai beberapa
kelemahan, diantaranya desain harus komplit sebelum programming dimulai, serta jika
terjadi fase yang terlewati, maka biaya yang akan ditimbulkan akan lumayan besar.
Bagian dari metodologi ini antara lain Waterfall Modeling dan Parallel Development.

Waterfall Development Method (SD)

Dengan Waterfall Development Method, penganalis dan pengguna melanjutkan secara


berurutan dari satu fase ke fase berikutnya.
Parallel Development (SD)

Berbeda dengan Waterfall Modeling, Parallel Development memungkinkan beberapa


fase dilakukan secara bersama-sama untuk mempersingkat waktu.

2. Rapid Application Development (RAD)


Metodologi ini melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada beberapa
bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna. metodologi ini biasanya
mensyaratkan beberapa teknik dan alat2 khusus agar proses bisa cepat, misalnya
melakukan sesi joint application development (JAD), penggunaan alat-alat computer
aided software engineering (CASE Tools), kode generator dan lain-lain.
Kategori dalam RAD adalah Phased Development, Prototyping, dan Throw-away
Prototyping
Cara Prototyping Bekerja
Phased Development

Phased Development membagi sistem secara keseluruhan menjadi beberapa versi sistem.
Setelah desain untuk versi pertama selesai maka akan dilanjutkan ke implementasi.
Setelah versi pertama terselesaikan, maka pengembang akan memulai lagi ke versi
selanjutnya.

Prototyping Methodologies

Metodologi prototyping melakukan analisis, desain dan implementasi secara bersamaan,


kemudian dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapat review dari pengguna.
Sebuah prototyping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat minimal.
Throwaway Prototyping Methodologies

Sedangkan metodologi Throwaway Prototyping hampir sama dengan metodologi


Prototyping. Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih
mendalam lagi.

3. Agile Development
Konsep Agile Software Development dicetuskan oleh Kent Beck dan 16 rekannya
dengan menyatakan bahwa Agile Software Development adalah cara membangun
software dengan melakukannya dan membantu orang lain membangunnya sekaligus.
Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih penting daripada
proses dan alat, softeare yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang
lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting daripada negosiasi kontrak, dan sikap
tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana. Namun demikian,
sama seperti model proses yang lain, tidak semua jenis proyek, produk, orang, dan situasi
cocok dengan AD. Pengembangan metodologi ini adalah eXtreme Programming.

Extreme Programming (XP)


Memilih Metodologi

2.5 Business Process Redesign (BPR)


Business Process Redesign merupakan design ulang terhadap proses-proses dalam
perusahaan untuk meningkatkan kinerja proses dengan terlebih dahulu melakukan analisis
terhadap proses yang sedang atau telah berlangsung di dalam perusahaan.
Disain ulang proses bisnis (BPR) dapat mempengaruhi TI perusahaan dalam dua hal :
1) TI dapat menerapkan BPR untuk mendisain ulang lecacy system (sistem warisan), terlalu
berharga untuk dihapuskan.
2) BPR yang diterapkan pada operasi-operasi utama, akan menimbulkan efek gelombang
yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.

Anda mungkin juga menyukai