Anda di halaman 1dari 3

Menerka kedewasaan perpolitikan Indonesia

Oleh Muhammad Mirza Farsyah

Tentu kita sadari bahwa tahun 2019 kemarin adalah tahun terbesar dalam perpolitikan
Indonesia. Dimana sejarah mencatat pertamakalinya rakyat Indonesia memilih secara langsung
serta bersamaan yaitu memilih presiden dan wakil presiden,DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota. Awalnya mengenai pemberitaan ini tentu masyarakat mengganggap
adanya kemajuan dalam berpolitik Indonesia yang mengedepankan asas keefisien dalam
memilih. Bukan hanya itu saja karena kita disuguhkan oleh banyak pendapat yang menyatakan
bahwa digadang gadang ini lebih baik dibanding pemilu sebelumnya. Karenanya,

1. Efisien dalam segi anggaran dana

2. Efisien dalam segi waktu

3. Menekan konflik atau gesekan horizontal di masyarakat pada masa-masa pemilu.

4. Masyarakat akan lebih cerdas dalam memilih lembaga eksekutif dan legislatif

Aktualnya,

1. Anggaran dana pemilu 2014 tercatat mencapai Rp 24,1 Triliun, pemilu 2019 tercatat mencapai
Rp 24,8 Triliun dikutip dari tirto.id 22/04/2019.

2. Dalam hal ini kita setuju dalam konteks pencoblos karena hanya satu kali beramaan, tetapi
dalam hal petugas KPPS yang seharian penuh lebih serta memakan banyak korban jiwa tentu ini
suatu sejarah kelam bagi bangsa ini. Data per tanggal 16/5/2019 11.239 orang sakit dan korban
meninggal 527 jiwa dikutip dari kompas.com.

3. Pada tahun inilah sengitnya dua kubu paslon presiden dan wakil presiden sangat terasa bukan
hanya masa kampanye dan pencoblosan melainkan setelah pencoblosan pun masih terasa
karenanya dua kubu sama sama mengklaim kemenangan mereka. Bahkan sampai adanya
kekacauan besar besaran antara masayarakat dan polisi akibat dari klaim dua pasangan tersebut.
4. Dalam poin ini justru masyarakat hanya terkonsen pada lembaga eksekutif saja untuk lembaga
legislatif sangat minim.pengetahuan masyarakat.

Bagaimana bersikap?

Salah satu buta yang paling menyedihkan adalah buta politik, karenanya politik adalah
seni dalam pemerintahan, politik bisa menentukan arah dan tujuan bangsa kedepanya dari segi
manapun. Kita telah belajar banyak dari tahun 2019 ini bahwa justru banyak kemerosotan dalam
perpolitikan di Indonesia, kita rakyat Indonesia tidak bisa dikelabui lagi dengan elit elit politik
yang mementingkan diri sendiri dibanding bangsanya. Tentunya dengan era digitalisasi yang
semakin canggih ini wajib kita memanfaatkan lebih untuk mengawasi permasalahan
permasalahan politik ini supaya apa yang dicita citakan Indonesia emas 2045 dapat terwujud
dimulai dari pendidikan politik masyarakatnya. Ada hal menarik dalam lembaga eksekutif yang
dimana terdapat istilah ‘pilih satu dapat dua’ karena bergabungnya Bapak H. Prabowo
Subianto dalam kabinet menteri Bapak Presiden Ir. Joko Widodo, tentu satu hal yang kita
khawatirkan yaitu dari sisi check & balanced yang dimana tidak didengarnya lagi aspirasi
aspirasi kecil melainkan hanya kata setuju beriringan di ruang rapat DPR.

1. Dalam pemilu 2024 yang akan datang rakyat wajib ikut serta menyuarakan perbaikan. Dalam
hal ini jika tetap diadakan pemilu serentak ,masalah masalah yang terjadi di 2019, pemerintah
wajib memberikan solusi tindak nyata supaya tidak jatuh di lubang yang sama.

2. Petugas KPPS seharusnya dilakukan tes kesehatan terlebih dahulu supaya mengetahui kondisi
terakhir layak atau tidaknya menjadi petugas.

3. Elit elit politik seharusnya tidak berkomentar yang dapat memicu perpecahan dalam rakyat.

4. Rakyat wajib belajar banyak dari pemilu pemilu sebelumnya karenanya itu hanya terjadi pada
saat kampanye, pencoblosan, dan pengumuman hasil pemilu setelah itu rakyat seperti tidak
digubris lagi pendapatnya dapat dikatakan hanya dimanfaatkan suaranya dan ini ditakutkan di
pemilu 2024 memciu banyaknya golongan putih.
Jangan lagi kita sebagai rakyat terus digerus dengan membanding bandingkan para
pemimpin terdahulu dengan pemimpin yamg sedang menjabat, seperti masalah yang baru baru
ini yaitu musibah banjir. Seharusnya rakyat wajib mendewasakan diri untuk melihat dulu yang
paling dekat dengan diri sendiri apakah kita sudah memabantu menanggulangi banjir tersebut,
karenanya membanding bandingkan adalah sebuah perpecahan yang kembali timbul ditengah
tengah masyarakat. Lebih baik mendewasakan dengan kritik solusi atau hanya sekedar
instropeksi diri.

Tentu besar dari harapan kita semua selanjutnya jika seni nya dalam pemerintah masih
belum bisa memgukir sebuah karya yang terbaik mau sampai kapan gaungan cita cita Indonesia
emas 2045 akan tercapai karena dalam sistem demokrasi ini, lembaga pemerintah semua harus
mengingat bahwa anda digaji oleh rakyat, jangan terus menggaungkan pancasila kepada rakyat
jika rakyatlah yang sebenarnya lebih mendalami pancasila karena pancasila bukan sekedar dasar
negara melainkan cita cita yang selaras dan konkrit dengan bangsa indonesia.

Anda mungkin juga menyukai