PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tangganya sendiri termasuk dalam hal penerimaan daerah. Pajak daerah merupakan
penerimaan asli daerah yang paling besar komposisinya dalam Pendapatan Asli
daerah yang akan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan dengan
publik sangat penting untuk dilakukan, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan
penilaian kinerja pada organisasi publik digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
kinerja pada periode yang lalu, untuk digunakan sebagai dasar penyusunan strategi
organisasi selanjutnya.
Pembayaran pajak yang diterima mendorong organisasi publik untuk dapat
memberikan kontribusi pemasukan kepada kas daerah, yang nantinya akan menjadi
sumber pendapatan asli daerah (PAD). Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan
(Mardiasmo, 2004).
Value for money akan dapat terwujud jika didukung adanya komitmen semua
individu dalam organisasi atau yang sering disebut komitmen organisasi (Robbins,
hak dan kewajiban mereka sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing
dalam organisasi, karena pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil kerja semua
Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada kinerja organisasi selain
tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan publik. Hal ini sesuai dengan
pelayanan sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh banyak aspek, salah satunya adalah
orang yang baik dan berkualitas pula (Tjiptono dalam Andiza, 2014).
timbul akibat adaptasi eksternal dan integritas internal yang sudah berjalan dengan
cukup baik sehingga perlu diajarkan dan diterapkan kepada anggota-anggota baru
sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berteman
dan dievaluasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti masyarakat luas, hal
tersebut untuk perbaikan program dan strategi pemerintah kearah yang lebih baik.
dan berkelanjutan merupakan kebutuhan yang mutlak terutama untuk masa depan
pada organisasi. Masalah sumber daya manusia yang kelihatannya hanya masalah
intern dari suatu organisasi sesungguhnya mempunyai hubungan yang erat dengan
masyarakat luas sebagai pelayanan publik yang diukur dari kinerja (Riska, 2012).
penelitian yang dilakukan oleh Abdulah dan Herlin (2010) yang berjudul Pengaruh
organisasi dengan pengaruh yang positif dan signifikan dan memediasi pengaruh
Selain itu penelitian sejenis juga dilakukan oleh Rizki (2011) tentang
intervening.
Dan penelitian yang dilakukan oleh Andiza (2014) yang berjudul Pengaruh
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi publik. 3. Hasil uji F
organisasi publik.
secara simultan terhadap kinerja organisasi publik. Hasil penelitian terlihat bahwa
beralamat di Jalan Ngurah Rai No. 2 Singaraja, Telp (0362) 3437105 yang
merupakan salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang
kepercayaan masyarakat.
bertugas memberikan pelayanan yang baik dan layak kepada masyarakat, tentunya
yang telah dijalankan selama ini. Kinerja dapat dilihat juga dari komitemen
internal, maka penelitian ini menunjukkan adanya originalitas karya peneliti sendiri
penambahan variabel, penelitian ini membedakan sampel yang akan diteliti yaitu
pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng karena merupakan SKPD yang
kinerjanya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis
Buleleng)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas, maka yang menjadi
penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan, penjelasan, atau eksplanatif yang
1. Manfaat Teroritis
Secara umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan baru
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Buleleng, dengan cara membandingkan teori dan kondisi yang ada sesungguhnya
b. Bagi Akademis
c. Bagi Pemerintah
Buleleng.
D. Metode Penelitian
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta investigasi pada data
1. Objek penelitian
Dalam penelitian kali ini yang menjadi sasaran atau objek dari suatu penelitian
Akuntabilitas.
2. Tempat penelitian
3. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder
a. Observasi
berbagai factor dalam pelaksanaannya. Dalam penelitian kali ini digunakan metode
observasi atau lebih spesifik non participant observation karena teknik / metode ini
cocok untuk penelitian yang bertujuan mempelajari perilaku, proses kerja, dan
kegiatan-kegiatan lainnya.
b. Wawancara
tentang apa yang hendak digali dari narasumber untuk bahan penelitian.
E. Teknik Analisis
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah
data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka
serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja
dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen,
pita rekaman) dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan
kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang
diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat
bantu analisis. Menurut miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan
sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum
transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi.
Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan, berikut ini adalah
1. Reduksi Data
Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data
data. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat
ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif
seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian sigkat, menggolongkan dalam suatu pola
2. Triangulasi
memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk
menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat
reflektif.
Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi
Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
Sementara itu, dalam catatan Tedi Cahyono dilengkapi bahwa dalam riset
kualitatif triangulasi merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti
disamping proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas informasi
yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu penelitian. teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain.
Model triangulasi diajukan untuk menghilangkan dikotomi antara pendekatan
kualitatif dan kuantitatif sehingga benar-benar ditemukan teori yang tepat. Murti B.,
riset kualitatif dan kuantitatif, sedangkan menurut Yin R.K, 2003 menyatakan
Penyajian data yang sering digunakan untuk data kualitatif pada masa yang lalu
adalah dalam bentuk teks naratif dalam puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan
halaman. Akan tetapi, teks naratif dalam jumlah yang besar melebihi beban
disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami. Penyajian data
dalam kualitatif sekarang ini juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks,
yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu padan dan mudah diraih. Jadi,
3. Menarik Kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verivikasi. Ketika
konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-
digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi sering kali
A. Landasan Teori
1. Komitmen Organisasi
kinerja yang akan dicapai organisasi. Dalam dunia kerja komitmen karyawan
memiliki pengaruh yang sangat penting, bahkan ada beberapa organisasi yang
berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang
tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen
organisasi agar tercipta kondisi kerja yang kondusif, sehingga organisasi dapat
Setiap pegawai memiliki dasar dan perilaku yang berbeda tergantung pada
akan melakukan usaha yang maksimal dan keinginan yang kuat untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
Ciliana dan Wilman, 2008). Pendekatan ini berfokus pada proses berfikir individu
dengan keyakinan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai-nilai serta tujuan
Mowday yang dikutip Sopiah (2008) menyatakan ada tiga aspek komitmen
orgnisasi, yaitu:
kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung
rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada
suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan
(need to).
3) Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang
komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to). Pada
organisasi.
2. Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya
merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi
norma-norma perilaku organisasi. Hal ini di dukung oleh pendapat Robbins (2007)
yang menyatakan bahwa organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang
dengan organisasi lain. Menurut Sentot Imam Wahjono (2010) budaya organisasi
yang baik adalah kebiasaan yang memungkinkan setiap anggota organisasi mampu
menjadi manusia yang produktif, kreatif, bekerja dengan antusias sesuai dengan
permintaan dan mampu mengubah produk asing menjadi produk yang mempunyai
lain,
perilaku karyawan,
5. Sebagai integrator,
apabila dicampur dan dicocokkan maka akan menjadi budaya internal yaitu:
1. Inisiatif individu
Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu
organisasi.
Tindakan yang beresiko yang dimaksudkan adalah segala akibat yang timbul
sasaran dan harapan yang diinginkan, sehingga para pegawai dapat memahaminya
dan segala kegiatan yang dilakukan para pegawai mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi dan misi.
4. Integrasi
5. Dukungan manajemen
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap
6. Kontrol
7. Sistem imbalan
Sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya)
didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas,
Sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik
9. Pola komunikasi
organisasi. Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan
dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang
andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku. Dilihat dari
tujuan tersebut, maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
contoh, adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
b. Pengendalian administratif
b. pemisahan tugas
akuntansi yang efektif antara lain (Wahana Komputer, 2003): Adanya perlindungan
fisik terhadap harta, pemisahan fungsi organisasi yaitu pemisahan fungsi organisasi
yang saling berkaitan, adanya jejak audit yang baik dan sumber daya manusia yang
optimal.
2.4 Akuntabilitas
2.4.1 Akuntabilitas
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi
pertanggungjawaban tersebut.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (KK, SAP, 2005) dalam
(Tanjung, 2013).
aspek akuntabilitas publik merupakan salah satu dari tiga aspek yang tercakup
lebih tinggi.
atau dapat diaudit oleh baik aparat internal dan eksternal pengawasan
telah digunakan, dan apa yang telah dicapai dengan sumber daya tersebut.
mengemukakan pendapatan.
1. Akuntabilitas keuangan
terdiri atas:
a) Integritas keuangan
Agar laporan keuangan dapat diandalkan informasi yang
b) Pengungkapan
2. Akuntabilitas manfaat
3. Akuntabilitas prosedural
akuntabilitas, yaitu:
kepada menteri.
masyarakat.
3. Akuntabilitas kebawah (downward accountability),
b. Pengukuran kinerja
c. Pelaporan kinerja
berkesinambungan
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu
adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
(Mangkunegara, 2005:15).
2.5.2 Organisasi
untuk melayani masyarakat, mulai dari lapisan masyarakat yang paling bawah
sampai dengan lapisdan yang paling atas. Dalam era pembangunan sekarang
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
terkait dengan pencapaian target kinerja kegiatan dari suatu program, akurasi
organisasi yang baik, akan dapat tercapai apabila didukung oleh faktor-faktor
kinerja maka sebaiknya dibuat suatu tahapan kinerja mulai dari perencanaan,
penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam
kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategik. Target
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Target kinerja tersebut
tahunan. Informasi yang termuat dalam rencana kinerja antara lain: sasaran
yang ingin dicapai pada periode yang bersangkutan indikator kinerja sasaran
dan targetnya, program kegiatan serta kelompok indikator kinerja dan targetnya,
tekad dan janji dalam bentuk kinerja yang akan dicapai, antara pimpinan
demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan
diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu
pemberi amanah.
sanksi.
memilih ukuran kinerja instansi yang sesuai dengan prinsip skema indikator
kinerja, yaitu:
Ukuran yang ada dievaluasi secara rutin. Apabila sudah tidak berguna,
dikemukakan.
tujuan.
publik.
1. Aspek finansial
Aspek finansial meliputi anggaran atau cash flow. Aspek finansial ini
2. Kepuasan pelanggan
pelanggan.
operasi organisasi.
4. Kepuasan pegawai
6. Waktu
yang terjadi.
tersebut.
memperbaiki kinerja.
organisasi.