Sap Perinn
Sap Perinn
disusun guna memenuhi tugas praktik profesi Ners Stase Keperawatan Anak
oleh:
Yulda Rachmi Shabrina, S.Kep NIM 192311101019
Novia Dwi Roessanti NIM 192311101112
Norma Mey Intan P., S.Kep NIM 192311101117
Lidya Amal Huda, S.Kep NIM 192311101137
Fitri Al Vianita NIM 192311101122
Nur Afif Abdullah NIM 192311101154
A. LATAR BELAKANG
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan permasalahan yang sering
dihadapi pada perawatan yang bayi baru lahir. BBLR memerlukan perawatan
yang intensif sampai berhasil mencapai kondisi stabil. Salah satu penyebab BBLR
adalah kelahiran kurang bulan (premature). Bayi dengan BBLR secara umum
belum memiliki kematangan dalam sistem pertahanan tubuh untuk beradaptasi
dengan lingkungan (Pratiwi, 2015). Menurut Departemen Kesehatan RI (2018)
hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi bayi
dengan berat badan lahir <2500 gram (BBLR) di Indonesia yaitu sebesar 6,2%.
Perawatan pada bayi BBLR atau bayi prematur umumnya dirawat dalam
incubator dengan membutuhkan tenaga kesehatan yang berpengalaman. Adapun
jumlah inkubator di rumah sakit terbatas dibandingkan dengan jumlah BBLR
yang dirawat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa metode kanguru memberikan
banyak manfaat yang tidak dapat diberikan oleh perawatan incubator (Syamsu,
2013 dalam Pratiwi, 2015).
Berdasarkan hal tersebut, maka mahasiswa profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember mengadakan kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care) pada ibu-ibu yang
memiliki bayi BBLR di Ruang Edelweiss (Perinatologi) RSD Balung Jember.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat memahami
tentang perawatan metode kanguru (kangaroo mother care).
METODE
Ceramah
Tanya Jawab
Simulasi/Demonstrasi
MEDIA
Leaflet
Flipchart
G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Lidya Amal Huda., S.Kep.
2. Penyaji : Norma Mey Intan P., S.Kep.
3. Moderator : Yulda Rachmi Shabrina, S.Kep.
H. PROSES KEGIATAN
Adapun proses kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
No Sesi Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan a. Memberi salam dan a. Menjawab salam
(5 menit) perkenalan diri. dan
memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan b. Memperhatikan
penyuluhan.
c. Menggali pengetahuan c. Memperhatikan
peserta mengenai informasi dan menjawab
gambaran yang akan pertanyaan
disampaikan
2. Pelaksanaan Menjelaskan tentang materi Menyimak dan
(20 menit) penyuluhan: memperhatikan.
a. Pengertian perawatan
metode kanguru.
b. Tujuan perawatan metode
kanguru.
c. Syarat perawatan metode
kanguru.
d. Cara perawatan metode
kanguru.
e. Demonstrasi metode
perawatan metode kanguru.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2018. Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018.
Online. Diakses dari https://www.depkes.go.id/.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Meningkatkan Pemberian ASI. Online. Diakses dari http://www.idai.or.id.
Nurjanah, S. 2016. Perawatan Metode Kanguru. Tangerang.
Pratiwi, A. 2015. Pemberian Metode Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap
Kestabilan Suhu Tubuh BBLR Pada Asuhan Keperawatan Bayi Ny. Y Di
Ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Berita Acara Kegiatan
BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat tanggal 12 bulan November 2019 pukul 09.00 – 09.30 WIB di
Ruang Edelweiss (Perinatologi) RSD Balung Jember telah dilaksanakan Kegiatan
Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care).
DAFTAR HADIR
1. PENGERTIAN
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru
(PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran
prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
untuk menghangatkan bayi (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013).
Perawatan metode kanguru adalah perawatan dimana bayi
diposisikan seperti bayi kanguru berada dalam kantung kanguru selama
diperlukan. Bayi berada di dalam dekapan ibu dalam posisi tegak, kepala
miring ke kiri atau kanan, sehingga bayi mendapatkan sumber panas secara
alami terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit bayi serta
mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu yang berada
dalam lingkungan bayi dengan ibu serta memudahkan untuk memberi ASI
(Nurjanah, 2016). Perawatan metode kanguru dapat dilakukan dengan 2
cara. Pertama, secara terus-menerus 24 jam atau yang disebut dengan
secara kontinue dan kedua secara intermiten atau dengan cara selang-
seling.
3. PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan PMK perlu diperhatikan 4 komponen PMK, yaitu :
a. Posisi bayi
Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi
menempel ke dada ibu. Posisi bayi dijaga dengan kain panjang atau pengikat
lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit
tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada dibawah kuping bayi.
Tungkai bayi haruslah dalam posisi “kodok”, tangan harus dalam posisi
fleksi. Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak
tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain tersebut menutupi
dada si bayi. Perut bayi jangan sampai tertekan dan sebaiknya berada di
sekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernafasan
perut. Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju
Kanguru, misalnya saat akan disusui :
Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher sampai
punggung bayi.
Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya
agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak menutupi saluran nafas ketika bayi
berada pada posisi tegak.
Tempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi.
b. Nutrisi dengan pemberian ASI
Dengan melakukan PMK, proses menyusui menjadi lebih berhasil dan
sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI. Bayi pada kehamilan
kurang dari 30-32 minggu biasanya perlu diberi minum melalui pipa
nasogastrik, untuk ASI yang diperas (expressed breast milk). Bayi dengan
masa kehamilan 32-34 minggu dapat diberi minum melalui gelas kecil.
Sedangkan bayi-bayi dengan usia kehamilan sekitar 32 minggu atau lebih,
sudah dapat mulai menyusu pada ibu.
c. Dukungan (support)
Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
diantaranya berupa :
Dukungan emosional
Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan PMK. Banyak ibu-ibu
muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi
kebutuhan bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari
keluarga, teman serta petugas kesehatan.
Dukungan fisik
Selama beberapa minggu pertama PMK, merawat bayi akan sangat
menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting pada
peranannya pada PMK. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan
untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah.
Dukungan edukasi
Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat
memahami seluruh proses PMK dan mengetahui manfaat PMK. Hal ini
membuat PMK menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan
kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan PMK baik di rumah
sakit ataupun saat di rumah.
Dukungan bisa diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota
keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi
ibu untuk dapat melakukan PMK dengan berhasil.
d. Pemulangan (discharge)
Pemulangan bayi dilakukan atas persetujuan dokter berdasarkan laporan
perawat. Bayi PMK dapat dipulangkan dari rumah sakit setelah memenuhi
kriteria dibawah ini :
Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada
henti nafas (apnea) atau infeksi
Bayi minum dengan baik
Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk
sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut
Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk
melakukan follow-up
4. CARA PERAWATAN
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2013) adapun cara dalam
melakukan perawatan metode kanguru (PMK) yaitu:
a) Sebelum melakukan PMK, ibu perlu membersihkan diri dan cuci
tangan terlebih dahulu.
b) Buka pakaian atas ibu. Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan
popok, kaus kaki atau topi sehingga kontak kulit ke kulit terjadi secara
luas,
c) Letakkan bayi dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, kepala dan
dada terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak dan
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri.
d) Posisi bayi diamankan dengan kain panjang. Pertahankan posisi
gendongan bayi.
e) Setelah selesai melakukan PMK, pakaikan kembali baju bayi dan baju
atas ibu.
f) PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara terus-menerus
per hari.
Selendang
Topi bayi
Termometer
Stetoskop