Pembimbing:
Ns Siti Kholifah.,M.Kep
Ikawati Wulandari, S.ST
Disusun Oleh:
Defi Hamdalah Al Muntasirin
1901031030
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal
dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi
ibu dan keluarga. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik,
dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dalam tahapan persalinan terjadi
sejumlah perubahan yang bersifat fisiologis maupun patologis. Menghadapi hal
tersebut, ibu hamil dan keluarga tentunya harus mampu mengatasi atau
memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat fisik maupun psikis. Perawat
dalam hal ini dituntut mampu mengidentifikasi kemampuan pemenuhan
kebutuhan ibu melahirkan maupun keluarga. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah alur yang sistematis dalam menjalankan asuhan keperawatan pada ibu
melahirkan. (Sumarah, 2009)
Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana
hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya
memiliki tekanan darah normal dan diartikan juga sebagai penyakit
vasospastik yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh
hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria (Bobak, Lowdermilk, & Jensen,
2005).
Pada tanggal 24 Oktober 2019 pukul 09.00 WIB di Ruang Bersalin
RSD dr. Soebandi Jember terdapat pasien bernama Ny. E, G7P5A1 dengan UK
40 minggu. Kondisi Ny. E saat ini sedang mengalami pre eklamsi berat Selain
itu Ny. E kemungkinan akan mengalami beberapa resiko akibat dari kasus
tersebut karna usia.
Kasus Ny. E merupakan kasus yang menarik untuk dipelajari, proses
persalinan yang dialami Ny. E ini tentu akan membuat beberapa perubahan
yang dapat mempengaruhi respon fisik dan psikologis dari klien. Berdasarkan
kasus yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan
pada Ny. E G7P5A1 dengan UK 40 minggu atas pre eklamsi berat
B. Perumusan Masalah
Kehamilan merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh seorang
perempuan yang sudah memiliki pasangan. Kehamilan yang normal dan tidak
ada masalah tentunya yang diinginkan oleh setiap pasangan yang
menginginkan kehadiran seorang anak. Tetapi karena suatu hal, ibu dapat
mengalami gangguan pada kehamilannya. Misalnya dengan pre eklamsi berat.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.E G1P0000 usia kehamilan 32-33
minggu dengan ketuban pecah dini (KPD) di Ruang Bersalin RSD
dr.Soebandi Jember
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.E
b. Membuat analisa data dalam kasus Ny.E
c. Menentukan diagnosa keperawatan apa saja yang mungkin terjadi
pada Ny.E
d. Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada Ny. E
e. Melakukan intervensi keperawatan pada Ny.E
f. Mengevaluasi kondisi Ny.E setelah dilakukan asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3 Penyebab
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui
secara jelas/pasti. Terdapat beberapa teori antara lain:
1. Penurunan kadar progesterone
2. Teori oxytosin
3. Keregangan otot-otot
4. Pengaruh janin
5. Teori prostaglandin
4. Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia
perlukan.
5. Posisi ibu
Posisi ibu mempngaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan, mengubah posisi
membuat rasa letih hilang, member rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan
jongkok.
5. Rujukan
Rujukan dalam kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas
kesehatan yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir.
3. Peralatan steril atau DTT parus set (Dalam wadah steril yang
berpenutup) :
a. 2 klem Kelly/ klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat / klem plastik
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomi
f. Klem 1⁄2 kocher
g. 2 pasang sarung tangan
h. Kasa atau kain kecil 5 bh
i. Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom alat DTT)
j. Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
k. Penghisap lendir De Lee
4. Heacting set (penjahitan episiotomi)
a. Tabung suntik 10 ml beserta jarum suntik
b. 1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi
c. Pegangan jarum / nald pooder
d. 2-3 jarum jahit tajam/ nald (kulit dan otot)
e. Benang chromic ukuran 2.0 atau 3.0
f. 1 pasang sarung tangan DTT atau steril
Kala I
Nyeri akut
Risiko kekurangan vol. cairan
Kala IV
Kelahiran bayi
Plasenta lahir
Pertambahan
Kontraksi uterus Pemulihan system tubuh
anggota keluarga
Tanda dan gejala yang selalu ada ketika terjadi ketuban pecah dini
adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, cairan vagina
berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, disertai dengan demam atau menggigil, bercak
vagina yang banyak, denyut jantung janin bertambah cepat, juga nyeri pada
perut, keadaan seperti ini dicurigai mengalami infeksi. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila
ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara (Nugroho,
2011).
Ada pula tanda dan gejala yang tidak selalu timbul pada ketuban pecah
dini seperti ketuban pecah secara tiba-tiba, kemudian cairan tampak
diintroitus dan tidak adanya his dalam satu jam. Keadaan lain seperti nyeri
uterus, denyut jantung janin yang semakin cepat serta perdarahan
pervaginam sedikit tidak selalu dialami ibu dengan kasus ketuban pecah
dini. Namun, harus tetap diwaspadai untuk mengurangi terjadinya
komplikasi pada ibu maupun janin (Varney, 2007).
Gambar 2.1 WOC KPD
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa
warna, konsentrasi, bau dan PHnya.
a. Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi
biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). Karena pH air
ketuban 7 – 7,5 sedangkan sekret vagina ibu hamil pH nya 4-5,
dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap berwarna kuning.
Darah dan infeksi vagina dapat mengahsilakan tes yang positif palsu.
b. Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas
objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan
gambaran daun pakis.
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus KPD
terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit (Manuaba, 2009)
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kala I
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
b. Risiko tinggi cidera pada janin berhubungan dengan hipoksia
jaringan
c. Risiko kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
hipoksia jaringan janin
d. Risiko penurunan cuarah jantung berhubungan dengan penurunan
aliran balik vena
2. Kala II
a. Nyeri akaut berhubungan dengan peregangan jaringan
b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
masukan, perdarahan
3. Kala III
a. Risiko kekurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan
darah berlebih
b. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
4. Kala IV
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis/edema jaringan,
kelelahan fisik dan psikologis
b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga
c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kelelahan/kegagalan miometri dari mekanisme homeostastik
Intervensi
A. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian yang telah penulis lakukan pada tanggal 25 januari
2017 didapatkan: Data subyektif ibu mengatakan sudah tidak keluar
cairan lagi lewat vagina akan tetapi ibu masih mengatakan takut
dengan keadaanya saat ini, ibu mengatakan sangat senang dengan
kehamilan anak peertamanya ini dan sangat menginginkan bayinya
untuk segera dilahirkan. Data obyektif ibu sering bertanya tentang
keadaan bayinya dan bertanya tentang proses kelahiran yang akan
direncanakan saat ini. Hasil pemeriksaan USG yang dilakukan pada
Ny.E dengan UK 32-33 minggu didapatkan cairan ketuban masih ada
(oligohidramnion) dengan DJJ 139 x/menit.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. E antara lain:
Ansietas ybd perubahan besar (status kesehatan), Kesiapan
meningkatkan menjadi orang tua ybd kelahiran anak pertama, Risiko
infeksi ybd pecah ketuban dini
3. Intervensi keperawatan yang dibuat untuk masing-masing diagnosis
keperawatan terdiri dari nursing treatment, observasi, health
education, dan kolaborasi.
4. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 25 januari 2017 yaitu
berdasarkan perencanaan asuhan keperawatan yang telah dibuat dari
masing-masing diagnosa keperawatan.
5. Pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi Ny. E setelah dilakukan
tindakan keperawatan, hasil evaluasi dengan metode SOAP
didapatkan catatan perkembangan pada tanggal 25 januari 2017 pukul
14.00 untuk diagnosa 1,2, dan 3, masalah keperawatan sudah teratasi
dan intervensi sudah dihentikan, akan tetapi penulis terus melakukan
observasi untuk mengetahui perubahan status kesehatan pasien.
B. Saran
Dalam upaya memecahkan masalah tersebut, tenaga kesehatan harus
mengerahkan segala sumber daya, baik peralatan maupun sumber
daya keilmuan, seni, dan filosofi keperawatan. Selanjutnya dari
sumber daya yang telah dikumpulkan tersebut, perawat
mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang ada untuk memberikan
pertolongan. Pengaturan mengenai tindakan apa yang diperlukan,
kapan diberikan, bagaimana tindakan dilaksanakan, serta siapa yang
melakukan perlu dilakukan untuk menjamin pertolongan diberikan
seefektif mungkin.
DAFTAR PUSTAKA